BAB VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
SUSU KEDELAI CAIR MURNI TANPA MEREK
Karakteristik dan latar belakang yang beragam akan mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk maupun jasa. Proses
pengambilan keputusan pembelian susu kedelai cair diawali ketika konsumen merasakan, dan mengenali adanya kebutuhan akan produk tersebut. Kesadaran
akan kebutuhan yang harus dipenuhi membuat responden mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Secara rinci responden
menentukan keputusan pembelian melalui tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan pasca pembelian.
6.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses keputusan pembelian susu kedelai cair oleh responden dimulai ketika responden merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan produk susu
kedelai cair. Tahapan pengenalan kebutuhan dapat dimulai dari mendeteksi motivasi atau alasan responden melakukan pembelian produk susu kedelai cair.
Motivasi setiap orang untuk mengkonsumsi suatu produk tentunya berbeda-beda. Dalam penelitian ini motivasi responden dalam membeli susu kedelai cair
disajikan dalam Tabel 17.
Tabel 17. Motivasi Responden Terhadap Konsumsi Susu Kedelai Cair
Motivasi Konsumsi Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Sadar akan pentingnya dan manfaat protein
nabati 71
71
Melakukan program diet 9
9 Harga yang terjangkau
8 8
Terpengaruh iklan atau info
3 3
Lainnya: ingin mencoba 9
9
Total 100
100
Pada Tabel 17 ditunjukkan bahwa motivasi atau alasan utama responden mengkonsumsi susu kedelai cair adalah sadar akan pentingnya dan manfaat
protein nabati yaitu sebesar 71 persen. Pada jaman sekarang ini, kesehatan menjadi hal yang paling utama sehingga konsumen berusaha mencari manfaat
sebanyak-banyaknya dari produk susu sebagai pelengkap empat sehat lima sempurna. Susu kedelai cair dirasakan dapat memenuhi sebagian besar responden
sebagai media untuk mendapatkan kesehatan secara alami dan kaya akan manfaat. Selain itu susu kedelai cair lebih praktis dan aman karena tanpa bahan
pengawet. Susu kedelai cair pun dapat dibuat sendiri dengan mudah oleh responden sehingga mereka dapat mengontrol dengan takaran yang tepat. Susu
kedelai juga mampu mencegah osteoporosis sehingga dapat dikonsumsi segala kalangan usia.
Motivasi lainnya yang mendorong responden untuk mengkonsumsi susu kedelai cair adalah melakukan program diet sebesar sembilan persen. Susu kedelai
cair mengandung lemak tak jenuh dan kaya akan protein nabati sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Responden yang melakukan program diet mayoritas
berjenis kelamin wanita karena wanita sangat memperhatikan bentuk tubuhnya.
Bagi responden yang melakukan program diet, susu kedelai tetap dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan zat kalsium, protein, vitamin dan lemak tanpa
menyebabkan efek samping yaitu kegemukan. Rasa ingin mencoba juga dirasakan oleh sembilan persen responden.
Keinginan tersebut bisa didorong karena adanya rasa bosan terhadap produk susu lainnya. Harga yang lebih terjangkau dari produk susu sapi cair juga bisa menjadi
alasan delapan persen responden ingin mencoba susu kedelai cair. Tiga persen responden lainnya mengkonsumsi susu kedelai cair dimotivasi karena iklan atau
informasi mengenai manfaat produk susu kedelai cair. Setelah mengenali kebutuhannya, responden akan memiliki tingkat
kepentingan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tingkat kepentingan responden terhadap suatu produk tentunya akan berbeda-beda. Untuk
mengetahui seberapa penting susu kedelai cair untuk dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Tingkat Kepentingan Responden Dalam Mengkonsumsi Susu Kedelai Cair
Tingkat Kepentingan Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Sangat Penting 25
25 Penting
52 52
Biasa Saja 22
22 Tidak Penting
1 1
Sangat Tidak Penting
Total 100
100
Jumlah responden yang menyatakan penting dalam mengkonsumsi susu kedelai cair penting adalah sebesar 52 persen. Responden yang menyatakan
sangat penting dalam mengkonsumsi susu kedelai cair adalah sebesar 25 persen. Responden tersebut dimotivasi oleh kesadaran akan pentingnya perolehan protein
dalam tubuh. Dapat dilihat bahwa pengaruh susu kedelai cair pada konsumen sangat tinggi. Responden lainnya yang menyatakan biasa saja dalam
mengkonsumsi susu kedelai adalah sebesar 22 persen, dan yang menyatakan tidak penting sebesar satu persen. Responden tersebut mungkin tidak memiliki
kebutuhan yang sangat mendasar dalam mengkonsumsi susu kedelai cair atau responden hanya ingin mencoba dan menyukai rasa produk susu kedelai cair.
Dalam mengenali kebutuhannya responden mencoba untuk mencari manfaat yang diperoleh dari suatu produk. Adapun beberapa manfaat yang dicari
oleh responden dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Manfaat yang Dicari Responden dari Susu Kedelai Cair
Manfaat Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Pemenuhan gizi 50
50 Pencegahan penyakit
8 8
Penyembuhan penyakit 2
2 Menjaga kesehatan
38 38
Lainnya: antioksidan, rendah lemak
2 2
Total 100
100
Pada Tabel 19 dapat dilihat beberapa manfaat yang dicari oleh responden dari susu kedelai cair. Manfaat utama yang dicari responden dalam
mengkonsumsi susu kedelai cair adalah untuk pemenuhan gizi. Pemenuhan gizi pada sebagian besar responden adalah sebagai asupan protein nabati, kalsium,
serta tambahan lemak dan energi bagi responden yang kurang menyukai atau alergi terhadap susu sapi intoleransi terhadap susu sapi. Sebagai masyarakat
yang dinamis, responden DKI Jakarta sangat mementingkan asupan gizi yang cukup untuk menunjang aktivitas mereka. Dengan mengkonsumsi susu kedelai
cair maka kebutuhan akan gizi tetap dapat terpenuhi.
Manfaat lainnya yang dicari dari mengkonsumsi susu kedelai cair adalah untuk menjaga kesehatan, pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit. Susu
kedelai cair memiliki kandungan zat istimewa yaitu isoflavon. Zat isoflavon bertindak sebagai komponen penurun kolesterol dalam tubuh serta sebagai
pencegah berbagai penyakit degeneratif yang saat ini menyerang sebagian besar masyarakat Indonesia.
Susu kedelai merupakan salah satu minuman suplemen atau tambahan yang dianjurkan diminum secara berkala sesuai dengan kebutuhan tubuh. Susu
kedelai juga bukan obat, tetapi dapat menjaga tubuh agar tetap segar sehingga tidak mudah terserang penyakit. Pola hidup tentunya akan memberikan pengaruh
terhadap pola konsumsi mereka. Responden DKI Jakarta sudah mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan, agar tidak mudah terkena penyakit serta
meminimalisir penyakit yang ada maka mereka memilih untuk mengkonsumsi susu kedelai cair.
Susu dikenal sebagai minuman pelengkap gizi manusia. Susu yang umumnya dikonsumsi masyarakat banyak adalah susu sapi. Sebagian orang ada
yang mengidap alergi tertentu apabila mengkonsumsi susu sapi. Keberadaan susu kedelai bisa menjadi pilihan alternatif pengganti bagi mereka yang alergi susu
sapi. Untuk lebih rinci mengenai anggapan responden apakah susu kedelai dapat menjadi alternatif susu sapi dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Anggapan Responden Mengenai Susu Kedelai Alternatif Pengganti Susu Sapi
Anggapan Responden Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Bisa 86
86 Tidak bisa
7 7
Tidak tahu 7
7
Total 100
100
Responden yang menyatakan susu kedelai bisa menjadi alternatif pengganti susu sapi sebanyak 86 persen. Susu kedelai memiliki komposisi yang
hampir sama dengan komposisi susu sapi. Selain komposisinya yang hampir sama, susu kedelai memiliki protein yang lebih tinggi dan tidak mengandung
lemak jenuh dan kolesterol yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif. Susu sapi mengandung laktosa, namun ada sebagian orang yang tidak punya atau
kurang enzim lactase dalam saluran pencernaannya sehingga tidak mampu mercerna laktosa dalam susu sapi. Susu kedelai dapat dikonsumsi bagi responden
yang alergi terhadap susu sapi agar tetap mendapatkan nutrisi yang cukup dari susu. Susu kedelai juga lebih murah dibandingkan harga jual susu sapi, sehingga
susu kedelai bisa menjadi pilihan alternatif pengganti susu sapi. Bagi tujuh persen responden lainnya menyatakan tidak tahu dan tidak bisa
menjadi alternatif pengganti susu sapi. Responden tersebut mengkonsumsi karena alasan hanya mencoba-coba dan menyukai rasa dari produk susu kedelai,
sehingga responden tersebut tidak terlalu mementingkan perbandingan komposisi antara susu kedelai dan susu sapi. Pengetahuan yang kurang mengenai kandungan
gizi susu kedelai juga dimungkinkan menyebabkan responden tersebut tidak mengetahui bahwa susu kedelai dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi.
6.2 Pencarian Informasi