Kacang Kedelai Sejarah Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kedelai

Menurut Koswara 1992 orang Cina adalah pengguna awal kacang kedelai sebagai makanan. Pada sekitar tahun 1100 SM, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet orang Cina. Kacang kedelai telah diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 Masehi dan meluas ke seluruh negara-negara Asia Tenggara secara pesat setelah perang dunia ke II. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 Masehi. Pada awal abad ke 18 kacang kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat. Pada tahun 1970, tahu menjadi terkenal sebagai makanan alternatif dari daging yang ramah lingkungan. Orang-orang yang memperhatikan tentang kelaparan di seluruh dunia serta pemeliharaan sumber-sumber alam menganggap tahu sebagai pilihan makanan yang lebih murah dan sumber protein yang lebih efisien dibandingkan produk hewani. Saat ini banyak orang telah beralih ke produk yang berkaitan dengan olahan kedelai. Mengkonsumsi kedelai beserta olahannya ditujukan untuk kesehatan jasmani. Produk yang berkaitan dengan kacang kedelai merupakan makanan tambahan yang terjangkau. Salah satu produk olahan kedelai yang bermanfaat adalah susu kacang kedelai.

2.1.1 Kacang Kedelai

Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang tumbuh di Indonesia. Kedelai dikenal dengan nama soybean dan nama-nama ilmiah lainnya seperti Dolichos soja, Glycine soja, G. hispida, Soja max. Saat ini nama ilmiah kedelai yang paling dikenal adalah Glycine max Koswara, 1992. Biji kedelai berkeping dua yang dibungkus oleh kulit biji. Embrio terletak pada keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam, hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, namun ada yang bundar atau bulat agak pipih. Besar biji juga bervariasi tergantung pada varietasnya. Di Indonesia umumnya besar biji kedelai dapat mencapai sebesar enam gram hingga 30 gram. Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder atau serabut yang tumbuh dari akar tunggang. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul sekitar mesofil. Perkembangan batangnya sendiri dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Pertumbuhan batang indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun walaupun tanaman sudah mulai berbunga Adisarwanto, 2005. Tanaman kedelai memiliki dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanam masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga yang tumbuh selepas masa perkecambahan. Umumnya daun memiliki bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Lebat atau tipisnya bulu terkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu. Tangkai bunga kedelai umumnya tumbuh dari ketiak daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam tergantung pada kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai Adisarwanto, 2005. Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya dan merupakan salah satu makanan yang mengandung delapan asam amino yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat dicerna. Lemak jenuh terdapat pada sebagian besar makanan yang berasal dari hewan. Kacang kedelai tidak mengandung kolesterol dan mempunyai rasio kalori rendah dibandingkan protein hewani serta bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas. Kacang kedelai mengandung kalsium, besi, potassium dan phosphorus. Kacang kedelai juga kaya akan vitamin B kompleks. Kacang kedelai merupakan salah satu pangan yang mengandung protein tinggi, makanan yang berkalsium tinggi, kacang kedelai juga unik karena bebas dari racun kimia. Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian besar Negara Asia, konsumsi isoflavon yang terkandung dalam kedelai diperkirakan antara 25 hingga 45 miligram per hari. Jepang merupakan konsumen isoflavon terbesar dengan jumlah konsumsi 200 miligram per hari. Di Negara barat konsumsi isoflavon kurang dari lima miligram per hari Koswara, 2005.

2.1.2 Botani dan Ekologi Kedelai