Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Karakter umum responden produk susu kedelai murni di kota Jakarta yang mewakili konsumen susu kedelai cair murni dapat digambarkan melalui kategori usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan status marital. Sebanyak 50 persen konsumen susu kedelai di kota Jakarta berada pada selang usia 18 hingga 24 tahun. Jumlah konsumen susu kedelai cair murni sebanyak 56 persen berjenis kelamin wanita. Konsumen produk susu kedelai cair 33 persen memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana dan 44 persen bekerja sebagai pegawai swasta. Tingkat pendapatan yang diperoleh 45 persen konsumen umumnya berkisar antara Rp 1.000.001 hingga Rp 3.000.000 per bulannya. Sebanyak 62 persen konsumen memiliki status marital belum menikah. Hal ini menggambarkan kondisi sosial, pendidikan, dan kondisi ekonomi konsumen susu kedelai cair murni DKI Jakarta. Tahapan keputusan pembelian yang dilalui oleh konsumen susu kedelai cair berawal dari pengenalan kebutuhan, motivasi utama konsumen membeli susu kedelai cair adalah sadar akan pentingnya dan manfaat protein nabati 71 untuk menjaga kesehatan tubuh. Konsumen menganggap bahwa mengkonsumsi susu kedelai cair merupakan hal yang penting 52 untuk pemenuhan gizi sehari-hari. Konsumen menyatakan bahwa susu kedelai cair dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi 86. Dalam pencarian informasi, 49 persen konsumen mendapatkan informasi dari majalah, koran, media cetak lainnya. Pada informasi tersebut 64 persen konsumen memfokuskan manfaat dari susu kedelai cair. Pada tahap evaluasi alternatif, 35 persen konsumen menyatakan atribut manfaat susu kedelai merupakan pertimbangan awal pada proses pembelian. Tempat pembelian susu kedelai cair adalah di toko terdekat atau stan 47 yang tersedia di pusat perbelanjaan. Pembelian susu kedelai umumnya dilakukan terencana 48 namun sebanyak 43 persen responden mengkonsumsi pada waktu yang tidak tentu. Keluarga cukup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap su su kedelai cair 38. Pola hidup sehat atau tren ‘back to nature ’ juga mempengaruhi 37 perilaku pembelian konsumen terhadap susu kedelai cair. Konsumen rata-rata mengeluarkan biaya pembelian susu kedelai antara Rp 10.001-Rp 30.000 43 setiap bulannya. Umumnya konsumen menyatakan puas setelah meminum susu kedelai cair 79 sehingga kepuasan tersebut mendorong 95 persen konsumen untuk melanjutkan pembelian susu kedelai cair. Sebanyak 85 persen konsumen akan tetap membeli meskipun harga susu kedelai cair murni naik sehingga mereka dapat dikatakan loyal. Konsumen juga berniat untuk tidak mengganti susu kedelai cair dengan susu lainnya 91. Dari hasil analisis sikap konsumen terhadap susu cair, dapat diketahui atribut yang paling diinginkan atau paling penting adalah kejelasan informasi kadaluarsa. Atribut berikutnya yang diinginkan adalah memiliki manfaat dan kandungan gizi yang lengkap, rasa yang enak, aroma tidak bau, menyegarkan, cukup kental, warna susu putih bersih, dan mudah diperoleh. Skor sikap Fishbein terhadap susu kedelai cair bernilai positif artinya konsumen memiliki sikap mendukung terhadap produk tersebut. Skor sikap Ao yang diperoleh susu kedelai cair lebih tinggi dibandingkan susu sapi cair yaitu 14,05 dan 8,18. Ini berarti secara keseluruhan susu kedelai cair lebih disukai oleh konsumen daripada susu sapi cair. Apabila ditinjau dari setiap skor kepercayaan bi atribut yang dimiliki masing-masing jenis susu cair maka susu kedelai memiliki manfaat dan kandungan gizi yang lebih banyak, aroma dan rasa lebih enak serta lebih mudah diperoleh. Produk susu sapi cair memiliki keunggulan pada atribut warna putih yang lebih bersih dan perbandingan kadar air yang lebih sedikit daripada susu kedelai cair.

7.2 Saran