Responden lainnya mempertimbangkan atribut rasa sebesar 17 persen dan atribut kesegaran sebesar 13 persen. Pertimbangan atribut-atribut tersebut
didorong oleh faktor selera responden dan situasi yang mendukung. Rasa menjadi atribut yang dijadikan pertimbangan karena ada sebagian orang yang sangat
memperhatikan kualitas rasa. Rasa juga mengandung makna banyaknya atau kentalnya rasa kandungan kedelai dalam susu. Kesegaran dijadikan pertimbangan
karena sebagian responden menginginkan rasa segar fresh serta ketersediaan produk dalam keadaan dingin. Hal ini didukung oleh perubahan cuaca yang tidak
menentu dan cenderung panas sehingga 13 persen responden mempertimbangkan atribut kesegaran pada susu kedelai cair dalam keadaan dingin untuk dibeli.
Warna susu juga dijadikan pertimbangan oleh dua persen responden lainnya. Hal ini dikhawatirkan karena adanya campuran tambahan bahan makanan yang tidak
diizinkan didalam susu kedelai cair.
6.4 Proses Pembelian
Tujuan akhir dari tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif adalah untuk melakukan pembelian. Pada tahap evaluasi
alternatif konsumen menyusun daftar pilihan yang diikuti adanya kemungkinan konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang disukai. Pada proses
pembelian, konsumen mengambil keputusan mengenai waktu dan tempat pembelian susu kedelai cair. Proses pembelian dapat dilakukan melalui berbagai
media. Berikut ini adalah beberapa tempat yang dijadikan media pembelian susu kedelai cair oleh responden Tabel 24.
Tabel 24. Tempat Pembelian Susu Kedelai Cair
Tempat membeli Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Pasar 4
4 Terminal atau Stasiun
2 2
Toko Stan 47
47 Agen khusus
21 21
Pedagang Eceran 26
26
Total 100
100
Berdasarkan hasil Tabel 24, sebanyak 47 persen responden membeli susu kedelai di toko atau stan yang menyediakan susu kedelai cair. Alasan responden
memilih membeli di toko atau stan karena lebih praktis, siap minum dan terjamin kebersihannya. Hal ini juga dapat dihubungkan dengan lokasi penelitian yaitu di
pusat perbelanjaan di Jakarta yang umumnya menyediakan stan untuk minuman segar. Selain itu 26 persen responden membeli susu kedelai di pedagang eceran
atau pedagang keliling dan sebanyak 21 persen responden membeli susu kedelai cair melalui agen khusus. Alasan responden tersebut oleh karena responden
menginginkan kemudahan dalam mendapatkan susu kedelai cair tanpa harus mencari keluar rumah. Dengan menggunakan jasa pedagang eceran dan agen
khusus, responden mendapatkan kemudahan serta kualitas susu yang lebih terjamin karena sudah menjadi langganan.
Sebanyak empat persen dan dua persen responden lainnya yang memilih pasar dan terminal atau stasiun sebagai tempat pembelian susu kedelai cair.
Responden yang membeli di pasar semuanya adalah wanita karena responden tersebut berbelanja semua keperluan sehari-hari secara bersamaan, sehingga
pembelian susu kedelai cair dilakukan di pasar agar lebih efisien. Responden yang membeli di terminal atau stasiun adalah responden yang bekerja dengan
menggunakan kendaraan umum. Responden tersebut menyempatkan untuk
membeli susu kedelai cair di tempat pemberhentian angkutan umum atau kereta ketika berangkat atau pulang dari kantor. Hal tersebut menggambarkan bahwa
susu kedelai dapat diperoleh di mana saja sehingga dapat memudahkan konsumennya.
Responden memiliki keputusan yang berbeda dalam hal cara memutuskan pembelian susu kedelai cair. Keputusan tersebut bisa dilakukan dengan cara yang
mendadak, terencana maupun tergantung situasi saat itu. Karena adanya perbedaan tersebut akan menggambarkan kebiasaan yang dilakukan oleh masing-
masing responden maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Cara Memutuskan Pembelian Susu Kedelai Cair
Keputusan Pembelian Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Terencana 48
48 Mendadak
15 15
Tergantung Situasi 37
37
Total 100
100
Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa 48 persen responden melakukan pembelian susu kedelai cair dengan cara yang terencana sebelumnya. Responden
tersebut terbiasa untuk mengkonsumsi susu kedelai cair pada setiap harinya sehingga persediaan di rumah harus terjaga. Responden lainnya sebanyak 15
persen dan 37 persen melakukan pembelian dengan cara yang mendadak atau tergantung situasi. Responden tersebut melakukan pembelian saat itu juga apabila
memiliki keinginan untuk meminum susu kedelai cair . Responden memiliki keputusan dan kebiasaan tersendiri mengenai waktu
pembelian atau konsumsi produk susu kedelai cair. Keputusan mengenai waktu tersebut tentunya memiliki perbedaan pada tiap responden. Pemilihan waktu
untuk mengkonsumsi susu kedelai cair oleh 100 orang responden secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Waktu Konsumsi Susu Kedelai Cair
Waktu Konsumsi Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Pagi 29
29 Siang
17 17
Sore 3
3 Malam
8 8
Tidak tentu 43
43
Total 100
100
Berdasarkan hasil tabel 26 menunjukkan bahwa 43 persen menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi susu kedelai pada waktu yang tidak tentu. Hal ini
dikarenakan adanya responden yang mengkonsumsi susu kedelai lebih dari satu kali dalam satu hari. Selain itu alasan lainnya susu kedelai juga cocok diminum
kapan saja. Sebanyak 29 persen responden mengkonsumsi susu kedelai pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Alasan tersebut didorong oleh
adanya rasa kurang semangat kalau tidak minum susu di pagi hari dan juga diperuntukan tambahan energi untuk vitalitas tubuh.
Responden yang mengkonsumsi di siang dan sore hari sebanyak 17 persen dan tiga persen. Alasan responden tersebut dimotivasi kebutuhan akan minuman
segar yang dapat menghilangkan dahaga namun tetap menyehatkan tubuh. Susu kedelai dalam keadaan dingin cocok diminum pada saat itu. Adapun motivasi dari
delapan persen responden lainnya yang mengkonsumsi pada malam harinya adalah karena responden merasa dengan minum susu sebelum tidur akan membuat
tidur mereka lebih nyenyak. Susu kedelai memang berkhasiat untuk segala jenis penyakit termasuk sulit tidur atau insomnia.
Keberadaan keluarga dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk. Seperti yang telah dibahas pada tahap pencarian informasi
sebelumnya, keluarga juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan sebagian responden dalam mengkonsumsi susu kedelai cair. Seberapa
jauh peran keluarga dalam mempengaruhi keputusan responden secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Pengaruh Keluarga dalam Pembelian Susu Kedelai Cair
Tingkat Pengaruh Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Sangat tidak mempengaruhi 3
3 Tidak mempengaruhi
25 25
Cukup mempengaruhi 38
38 Mempengaruhi
25 25
Sangat mempengaruhi 9
9
Total 100
100
Pengaruh keluarga menjadi motivasi pembelian susu kedelai cair. seperti
yang ditunjukkan oleh 38 responden yang menyatakan peran keluarga cukup mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini juga dirasakan 25 persen dan
sembilan persen responden yang menyatakan bahwa peran keluarga mempengaruhi dan bahkan sangat mempengaruhi keputusan pembelian responden
terhadap susu kedelai cair. Responden tersebut menyatakan alasannya keluarga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian akan susu kedelai cair karena
orang tua terbiasa menyediakan sebelumnya sehingga menjadi kebiasaan tersendiri bagi responden.
Adapun 25 persen responden dan tiga persen responden lainnya yang menyatakan bahwa keluarga tidak mempengaruhi dan bahkan sangat tidak
mempengaruhi keputusan terhadap pembelian susu kedelai cair. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pembelian yang dibuat oleh responden
merupakan keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh keluarga. Keputusan tersebut dibuat atas dasar pemenuhan kebutuhan gizi, kesukaan terhadap produk dan
sedang dalam program diet. Selain melalui peran keluarga, pola hidup seseorang bisa saja dipengaruhi
oleh gaya hidup yang sedang merebak atau tren. Mengingat kota Jakarta merupakan kota yang menjadi trendsetter dalam segala hal termasuk gaya hidup.
Saat ini pola hidup sehat yang banyak dilakukan masyarakat Jakarta adalah program ‘back to nature’ atau mengkonsumsi sesuatu yang bersifat alami
termasuk konsumsi susu kedelai. Sejauh mana pola hidup sehat tersebut mempengaruhi responden dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Pengaruh Gaya Hidup dalam Keputusan Pembelian Susu Kedelai Cair
Tingkat Pengaruh Jumlah Responden
orang n=100 Persentase
Sangat tidak mempengaruhi 3
3 Tidak mempengaruhi
11 11
Cukup mempengaruhi 32
32 Mempengaruhi
37 37
Sangat mempengaruhi 17
17
Total 100
100
Sebagian besar responden menyatakan bahwa pola hidup sehat atau tren ‘back to nature’ mempengaruhi keputusan mereka terhadap pembelian susu
kedelai cair. Responden yang menyatakan mempengaruhi sebesar 37 persen, menyatakan cukup mempengaruhi sebesar 32 persen, dan menyatakan sangat
mempengaruhi sebesar 17 persen. Sebagian besar responden memiliki motivasi untuk melakukan pembelian susu kedelai cair dari gaya hidup ‘back to nature’
yang saat ini banyak dilakukan masyarakat. Mereka juga menyadari bahwa menjalankan hidup dengan produk-produk alami akan memberikan manfaat lebih
tanpa bahan pengawet yang akan menimbulkan efek samping.
Sebagian kecil responden lainnya tidak dipengaruhi oleh gaya hidup yang sedang tren. Responden yang menyatakan tidak terpengaruh sebesar 11 persen
dan yang menyatakan sangat tidak terpengaruh sebanyak tiga persen. Alasan sebagian responden tersebut adalah responden membuat sendiri keputusan
pembelian susu kedelai cair tanpa dipengaruhi tren apapun melainkan kesadaran sendiri. Responden tersebut juga tidak menginginkankan apabila ada perubahan
gaya hidup lainnya maka pola konsumsi juga mudah untuk berubah sehingga dapat dikatakan responden loyal terhadap produk. Namun responden tetap
mendukung gaya hidup ‘back to nature’ untuk memperoleh kesehatan alami. Dalam melakukan keputusan pembelian susu kedelai cair tentunya
responden memiliki pengeluaran dana tertentu. Responden akan mengeluarkan dana tergantung pada kebutuhan dan tingkat pendapatan setiap bulannya. Tabel 29
berikut ini akan menggambarkan biaya rata-rata yang dikeluarkan responden untuk pembelian susu kedelai cair dalam sebulan.
Tabel 29. Rata-rata Pengeluaran Responden Untuk Pembelian Susu Kedelai Cair Setiap Bulannya
Rata-rata Pengeluaran Rp
Jumlah Responden orang n=100
Persentase
10.000 32
32 10.001
– 30.000 43
43 30.001
– 50.000 17
17 50.000
8 8
Total 100
100
Rata-rata pengeluaran per bulan dalam pembelian susu kedelai cair terbesar adalah Rp 10.001 hingga Rp 30.000. Banyaknya responden yang
mengeluarkan biaya tersebut adalah sebesar 43 persen dan 32 persen mengeluarkan biaya kurang dari Rp 10.000. Responden terbanyak yaitu sebesar
43 persen menyatakan bahwa responden membeli susu kedelai di toko dengan
frekuensi dua hari satu kali. Selain itu juga pula responden yang membeli di pedagang eceran dengan harga yang lebih murah. Responden yang mengeluarkan
biaya kurang dari Rp 10.000 menyatakan bahwa responden tersebut tidak setiap hari mengkonsumsi susu kedelai atau hanya tergantung keinginan. Bagi sebagian
kecil respoden tersebut juga ada yang membeli di pasar sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
Responden yang mengeluarkan biaya untuk membeli susu kedelai cair sebesar Rp 30.001 hingga Rp 50.000 dan lebih dari Rp 50.000 adalah sebanyak 17
persen dan delapan persen. Responden dalam kelompok ini berada dalam keadaan ekonomi menengah keatas. Responden tersebut biasa membeli susu
kedelai cair pada agen khusus dan stan yang tersedia di pusat perbelanjaan. Menurut responden tersebut susu kedelai dapat lebih terjamin kesegaran serta
kualitasnya jika membeli pada agen khusus dan stan minuman segar. Harga yang ditawarkan tentu saja lebih mahal dibandingkan harga susu kedelai yang dijual di
pedagang eceran dan pasar. Responden juga menyatakan bahwa harga bukan menjadi masalah asalkan kualitas dari susu kedelai cair lebih terjamin. Hal ini
dikarenakan meskipun harga-harga meningkat, harga susu kedelai cair akan tetap lebih murah dari harga susu sapi cair namun memiliki khasiat yang lebih unggul.
6.5 Pasca Pembelian