6. Pemusnahan Limbah Medis
Menurut Chandra 2005, Kegiatan pemusnahan merupakan tahap akhir dari proses pengolahan limbah rumah sakit. Limbah dari lokasi penampungan
akhir rumah sakit diangkut ke luar rumah sakit dengan menggunakan sarana angkutan dinas kebersihan kota atau pun swasta, khususnya untuk limbah non
medis. Untuk limbah medis yang mudah terbakar dimusnahkan dengan menggunakan insenerator. Dalam hal ini diperhatikan lokasi penempatan
insenerator yang berkaitan dengan jalur pengangkutan limbah, jalur pembuangan abu, dan sarana gedung untuk melindungi insenerator dari bahaya kebakaran.
Untuk limbah medis yang tidak mudah terbakar, limbah tersebut disterilkan dahulu dengan autoclave baru kemudian dibuang.
Tahap akhir pengelolaan limbah medis di RSPAD adalah dengan menggunakan incenerator. Limbah medis yang telah terkumpul dalam ruang
penyimpanan kemudian dibakar dan pembakaran dilakukan dua hari sekali dengan kapasitas maksimal incenerator. Limbah medis yang telah terkumpul
dalam ruang penyimpanan kemudian dibakar dan pembakaran dilakukan dua hari sekali dengan kapasitas maksimal incenerator 5m
3
Paramita, 2007.
7. Pembuangan Akhir Limbah Medis
Menurut Chandra 2005, Hasil dari pengolahan limbah medis berupa abu merupakan tahap akhir dari pengelolaan limbah medis, biasanya dengan cara
penimbunan landfill. Tujuan dari penimbunan limbah medis di tempat penimbunan adalah untuk menampung dan mengisolasi limbah medis yang sudah
tidak dimanfaatkan lagi dan menjamin perlindumgan terhadap kesehatan menusia
Universitas Sumatera Utara
dan lingkungan dalam jangka panjang. Tempat atau lokasi yang diperuntukkan khusus sebagai tempat penimbunan secure landfill limbah medis didesain sesuai
dengan persyaratan penimbunan limbah B3.
2.7.2 Pengelolaan Limbah Padat Non Medis Rumah Sakit
Menurut Atik 2011, Banyak limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit. Tidak semua limbah berbahaya yang dihasilkan, tetapi prosedur penanganan yang
paling berbahaya dan membutuhkan spesifik yang tidak menimbulkan ancaman saat menangani. Secara umum, tahap mengelola limbah padat baik medis maupun
non medis, terdiri dai pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan atau pembakaran.
1. Pemilahan dan Penyimpanan
Sampah biasanya ditampung di tempat produksi sampah untuk beberapa lama. Untuk itu, setiap unit hendaknya disediakan tempat penampungan dengan
bentuk, ukuran dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampahserta kondis setempat. Hendaknya sampah tidak dibiarkan di tempat penampungan
terlalu lama atau dapat pula langsung diangkut ke tempat penapungan blok atau pemusnahan. Adapun persyaratan penampungan sampah antara lain Depkes,
2002. a. Bahan tidak mudah berkarat.
b. Kedap air terutama untuk menampung sampah basah. c. Bertutup rapat.
d. Mudah dibersihkan. e. Mudah dikosongkan atau diangkut.
f. Tidak menimbulkan bising. g. Tahan terhadap benda tajam atau runcing.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan, penggunaan kantong plastik pelapis dalam bak sampah sangat disarankan. Kantong plastik tersebut
membantu membungkus sampah saat mengangkut sehingga mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia, mengurangi bau dan tidak terlihat sehingga
lebih elastis dan memudahkan pencucian bak sampah. Dimana pencucian bak dilakukan untuk menjaga peralatan dan kondisi setempat yang dilakukan setelah
pengosongan dan kemudian disarankan untuk dilakukan desinfeksi. Pengelolaan limbah rumah sakit sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan
Sementara pemisahan limbah padat yang dihasilkan di setiap kamar limbah medis dengan kantong plastik kuning dan non medis dengan kantong plastik
hitam yang dilakukan oleh petugs kebersihan, kemudian diangkut dengan limbah medis yang telah dipisahkan.
2. Pengangkutan