Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Jumlah Limbah Rumah Sakit

administrasi kantor, halaman, ruang tunggu, ruang perawatan. Sampah basah Garbage seperti sampah dari dapur utama maupun instalasi gizi yang juga ditemui di ruang tunggu dan perawatan. Berdasarkan pengamatan limbah non medis ini dihasilkan sebanyak 706 kg hari atau sekitar 7 m3 Paramita, 2007.

2.3 Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit

Upaya pengelolaan limbah rumah sakit salah satunya dapat dilaksanakan dengan menyiapkan peraturan, pedoman, dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit. Hasil survey di Rumah Sakit Yordania Utara menunjukkan bahwa 29 dari rumah sakit memiliki kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah medis, namun hanya 10 dari rumah sakit memiliki pedoman resmi untuk pengelolaan sampah medis Adisasmito, 2007. Peraturan dari pemerintah dan kebijakan dari rumah sakit dapat meminimalkan resiko gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan. Rumah Sakit di Indonesia dapat menerapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204MENKESSKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dan Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia atau dapat disesuaikan dengan kebijakan yang dibuat oleh pimpinan rumah sakit. Universitas Sumatera Utara 2.4 Sumber dan Klasifikasi Limbah Rumah Sakit 2.4.1 Jenis Limbah Rumah Sakit Menurut Sumbernya Tabel 2.1 Jenis Limbah Menurut Sumbernya No SUMBERAREA JENIS SAMPAH 1. Kantoradministrasi Kertas

2. Unit obstetric dan

ruang perawatan obstetric Dressing Pembalutpakaian, sponge spon penggosok, placenta,ampul,termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe alat semprot,masker disposable masker yang dapat dibuang,disposable drapes tiraikain yang dapat dibuang,sanitary napkinserbet,blood lancer disposable pisau bedah,disposable chateter alat bedah,disposable diaper popok dan underpad alasbantalan,sarung tangan disposable

3. Unit

emergency dan bedah termasuk ruang perawatan Dressingpembalutpakaian,spongesponpenggosok jaringan tubuh,termasuk amputasi ampul bekas,masker disposable masker yang dibuang , jarum syringe alat semprot,drapes tiraikain, disposable blood lancet pisau bedah,disposable kantong emnesis, levin tubes pembuluh,chateter alat bedah,drainase set alat pengaliran,kantong colosiomy,underpads alasbantalan,sarung bedah.. 4. Unit laboratorium, ruang mayat,patho- logi dan otopsi Gelas terkontaminasi,termasuk pipet petri dish,wadah specimen contoh,slide specimen kacaalat sorong,jaringan tubuh,organ,tulang. 5. Unit isolasi Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal hidung dan sputum dahakair liur,dressing pembalutpakaian dan bandage perban,masker disposable masker yang dapat dibuang,sisa makanan,perlengkapan makanan.

6. Unit perawatan

Ampul, jarum disposable dan syringe alat semprot kertas dan lain-lain

7. Unit pelayanan

Karton, kertas bungkus,kaleng,botol, sampah dari ruang umum dan pasien ,sisa makanan buangan.

8. Unit gizidapur

Sisa pembungkus,sisa makanan bahan makanan sayuran dan lain-lain

9. Halaman

Sisa daun,ranting Sumber : Depkes RI, 2002 Universitas Sumatera Utara 2.4.2 Klasifikasi Limbah Padat Rumah Sakit Tabel 2.2 Klasifikasi Limbah Padat Medis Yang Berasal dari Rumah Sakit No Kategori Limbah Definisi Contoh limbah yang dihasilkan 1. Infeksius Limbah yang terkontaminasi organismepatogenbakteri,virus,p arasit,atau jamur yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Kultur laboratorium limbah dari bangsal isolasi,kapas,materi, atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi eksreta 2. Patologis Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius,otopsi,organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi,terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Bagian tubuh manusia dan hewan limbah anatomis,darah dan cairan tubuh yang lain,janin. 3. Sitotoksis Terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup. Dari materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat,misalnyaspuit,ampul kemasan,obat kedaluarsa,larutan sisa,urine,tinja,muntahan pasien yang mengandung sitotoksis 4. Benda Tajam Merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,bahan mikrobiologi,bahan beracun atau radioaktif . Jarum,jarum suntik,skal- pel,pisau bedah,peralatan infus,gergaji bedah,dan pecahan kaca 5. Farmasi Limbah farmasi mencakup produksi farmasi.kategori ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk Obat-obatan,vaksin,dan serum yang sudah kedaluarsa,tumpah,dan terkontaminasi,yang Universitas Sumatera Utara menangani produk farmasi, mislanya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan,masker,selang penghubung darah atau cairan dan ampul obat. tidak diperlukan lagi. 6. Kimia Mengandung zat kimia yang berbentuk padat,cair,maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostik dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan rumah sakit dengan menggunakan desinfektan. Reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kedaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi 7. Radioaktif Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari : tindakan kedokteran nuklir,radio immunoassay dan bakteriologis,dapat berbentuk padat,cair,atau gas. Cairan yang tidak terpakai dari radio aktif atau riset di laboratorium, peralatan kaca,kertas absorben yangterkontaminasi,urin dan eksreta dari pasien yang diobati atau diuji dengan radio nuklida yang terbuka 8. Logam bertekanan tinggibera t Limbah yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya adalah limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak Termometer,alat pengukur tekanan darah,residu dari ruang pemeriksaan gigi,dan sebagainya 9. Kontainer bertekanan Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah sakit. Tabung gas,kaleng aerosol yang berisi residu,gas cartridge Sumber : Kepmenkes RI No.1204, 2004

2.5 Jumlah Limbah Rumah Sakit

Salah satu langkah pokok pengelolaan limbah adalah menentukan jumlah sampah yang dihasilkan. Jumlah ini menentukan jumlah dan volume sarana penampung lokal yang harus disediakan, pemilihan incinerator dan kapasitasnya. 1. Jumlah menurut berat Universitas Sumatera Utara Jumlah produksi sampah domestik diperkirakan 2 Kg per-orang hari.Untuk mendapatkan angka yang lebih tepat sebaiknya dilakukan survei sampah di rumah sakit yang bersangkutan. Jumlah sampah dengan 500 tempat tidur adalah 3,25 Kg per pasienhari Depkes RI, 2002. 2. Jumlah disposibel Meningkatkan jumlah sampah berkaitan erat dengan meningkatkan penggunaan barang disposibel. Daftar barang disposibel merupakan indikator jumlah dan kualitas sampah rumah sakit yang diproduksi. Berat, ukuran, dan sifat kimiawi barang-barang disposibel mungkin perlu dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah Depkes RI, 2002. 3. Jumlah menurut volume Volume juga harus diketahui untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan. Konversi dari berat ke volume dapat dilakukan dengan membagi berat total dengan kepadatan Depkes RI, 2002.

2.6 Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah