2. Pemilahan Limbah
Pemilahan limbah berdasarkan warna atau kontainer plastik yang digunakan merupakan cara yang paling tepat dalam pengelolaan limbah medis.
Proses pemilahan dan pengurangan jumlah limbah merupakan persyaratan keamanan yang penting untuk petugas yang mengelola limbah. Menyediakan
minimal tiga wadah terpisah pada sumbernya yang diberi label yang tepat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan terjangkau sehingga limbah
dapat dengan mudah dipisahkan. Untuk limbah berbahaya dan sangat berbahaya, sebaiknya menggunakan kemasan ganda yaitu kantong plastik di dalam kontainer
untuk memudahkan pembersihan Pruss, 2005.
3. Pengumpulan Limbah Medis
Menurut Depkes RI 2006, pada tahap pengumpulan limbah, maksimal 23 bak sampah terisi sudah harus diambil, sedangkan menurut Pruss 2005,
kontainer harus diangkat jika sudah 34 penuh. Rumah sakit harus mempunyai program rutin untuk pengumpulan limbah karena limbah jangan sampai
menumpuk di satu titik pengumpulan. Limbah harus dikumpulkan setiap hari dan diangkat ke tempat penampungan yang telah ditentukan.
Proses pengumpulan limbah medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto RSPAD menggunakan tempat sampah yang dilapisi dengan
kantong kuning berukuran 50x75 cm di dalamnya. Penyebaran tempat limbah medis dapat ditemui di ruang perawatan, ruang bedah, ruang poliklinik, ruang
kebidanan dan laboratorium Paramita, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Setelah diangkut, limbah medis dikumpulkan dalam ruang khusus, penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan
maksimal 48 jam dan musim kemarau maksimal 24 jam. Kemudian dibakar di incenerator Depkes RI, 2002.
4. Pengangkutan Limbah Medis
Setelah proses pengumpulan, tahap selanjutnya adalah pengangkutan limbah. Pengangkutan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan dari sumber
penghasil limbah. Pengangkutan limbah medis harus menggunakan alat angkut berupa kereta, gerobak atau troli. Limbah harus diangkut dengan alat angkut yang
sesuai untuk mengurangi resiko yang dihadapi pekerja yang terpajan limbah. Pengangkutan limbah dari ruang unit yang ada di rumah sakit ke tempat
penampungan limbah sementara melalui rute yang paling cepat yang harus direncanakan sebelum perjalanan dimulai atau yang sudah ditetapkan
Pruss, 2005.
Menurut Chandra 2005, proses dimulai dari pengangkutan limbah dari wadah penampungan yang diletakkan pada lokasi tertentu sampai ke tempat
pembuangan. Secara mekanis, limbah dapat diangkut dengan sejenis sistem conveyor yang akan membawa limbah tersebut ke lokasi pembuangan akhir. Pada
bangunan bertingkat, pengangkutan limbah biasanya dibantu dengan penggunaan cerobong limbah atau lift pada sudut bangunan. Kendala yang ada pada sistem lift
atau cerobong tersebut adalah pada upaya pembersihannya, resikonya menjadi tempat perkembangbiakan kuman, resiko bahaya kebakaran, dan pencemaran
udara. Bangunan yang menggunakan sistem tersebut juga harus dilengkapi dengan
Universitas Sumatera Utara
sarana pemadam kebakaran. Pengangkutan limbah klinis memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan disiplin dari pihak petugasnya. Apabila diangkut
dengan kontainer khusus, kontainer yang digunakan harus kuat dan tidak bocor, serta mudah dibersihkan. Kendaraan yang dipakai harus memenuhi syarat dalam
hal kemudaha pemakaian dan pembersihannya, selain dilengkapi juga dengan alat pengumpul kebocoran. Dalam kendaraan pengangkut limbah, ruang supir secar
fisik harus terpisah dari ruang limbah, selain dilengkapi dengan kode atau tanda peringatan.
5. Penampungan Sementara Limbah Medis