Kesimpulan Saran PENGELOLAAN LIMBAH A. Pengertian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai merupakan rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur sebanyak 115 tempat tidur. Jumlah kunjungan pasien rawat inap 80 orang perhari dengan lama hari rawat inap yaitu 3-4 hari. Rata-rata pemanfaatan tempat tidur BOR RSUD Dokter Tengku Mansyur untuk tahun 2015 adalah 76. Pada tahun 2010 RSUD Dokter Tengku Mansyur telah terakreditasi 5 jenis pelayanan dari Kemenkes RI. 2. RSUD Dokter Tengku Mansyur tidak memiliki prosedur tersendiri dalam pengelolaan limbah padat medis dan non medis serta belum mengacu pada peraturan khusus perundang-undangan kesehatan lingkungan rumah sakit yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204MENKESSKX2004. 3. Sumber limbah padat medis berasal ruang ruang IGD Instalasi Gawat Darurat, Ruang Perawatan, Ruang Farmasi, Ruang laboratorium, Ruang Poli, Ruang Bedah, Ruang Perawatan Bersalin, ICU Intensive Care Unit dengan volume rata-rata limbah padat medis setiap hari sebanyak + 19,66 kg. 4. Sistem pengelolaan limbah padat RSUD Dokter Tengku Mansyur meliputi penampungan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. 88 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penilaian tabel checklist, RSUD Dokter Tengku Mansyur memperoleh skor sebesar 25 dari total penilaian 100 dan tidak memenuhi persyaratan karena skor minimum untuk pengelolaan limbah padat rumah sakit tipe C adalah 65. 5. Tingkat kepadatan lalat di tempat sampah ruangan rumah sakit yang tergolong tinggi 6-20 adalah ruang instalasi gizi dan yang tingkat kepadatan lalatnya rendah 0-2 adalah tempat sampah ruang farmasi.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian dapat diberikan saran pada RSUD Dokter Tengku Mansyur sebagai berikut: 1. Kepada pihak rumah sakit agar membuat kebijakanprosedur tersendiri dalam mengelola limbah padat medis dan non medis serta membuat SOP Standart Operational Procedure untuk mengelola limbah padat medis. 2. Kepada pihak rumah sakit agar memenuhi secara utuh pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis dan non medis yang meliputi tahap penampungan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. 3. Sarana yang perlu ditambahkan di ruangan rawat inap kelas III, ruang kebidanan dan penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang bedah yaitu penyediaan kantong plastik berwarna kuning dan dilengkapi dengan simbol sesuai dengan jenis dan kategorinya. Universitas Sumatera Utara 4. Disarankan agar ruang instalasi gizi melakukan pengangkutan limbah padat non medis lebih sering dan tidak menunggu limbah padat sampai penuh karena kondisi limbah padat yang tidak dipisah tersebut maka akan mengundang vektor lalat hinggap di tempat sampah ruangan instalasi gizi. 5. Ruangan administrasi sudah baik dalam pengangkutan dan pembuangan akhir hanya saja perlu dilakukan penambahan plastik berwarna hitam dan logo pada tempat sampah. 6. Hendaknya dilakukan perbaikan dan pemanfaatkan kembali incinerator untuk mengurangi jumlah limbah padat medis berbahaya yang dibuang ke lingkungan atau hendaknya pihak rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin pengelolaan limbah padat medis rumah sakit dengan insenerator. 7. Meskipun kepadatan lalat di RSUD Dokter Tengku Mansyur tergolong rendah, tetap perlu adanya pengawasan terhadap tempat sampah non medis agar tidak dibiarkan menumpuk dan berserakan. 8. Khusus ruang instalasi gizi yang tingkat kepadatan lalatnya tinggi maka sebaiknya dilakukan pencegahan terhadap kepadatan lalat dengan cara melakukan pengangkutan limbah padat non medis secara rutin tidak sampai menunggu tempat sampah penuh, membersihkan lantai dan tempat sampah yang kotor sisa dari makanan yang berserak, serta pengendalian berupa pemasangan kawat kasa pada pintu dan ventilasi instalasi gizi. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sakit