Pengangkutan Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis di RSUD

penampungan sampah harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan jenis wadah sesuai kategori limbah padat yang dihasilkan yaitu untuk limbah radioaktif menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna merah, untuk limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna kuning, untuk limbah sitotoksik menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna ungu dan untuk limbah kimia dan farmasi menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna coklat. Tahap penampungan limbah di ruangan penghasil limbah padat medis rumah sakit merupakan tanggung jawab perawat yang berada di ruangan tersebut. Tahap pengumpulan limbah padat ini adalah yang paling sulit dan rumit dari segi pengelolaan limbah karena berhubungan langsung dengan sumber daya manusia yaitu tenaga pegawai perawat rumah sakit baik di sektor pengobatan, perawatan, penunjang diagnostik dan pelayanan seperti dokter umum dan spesialis, perawat dan tenaga apoteker. Tetapi bila pada tahap ini dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan sanitasi rumah sakit maka pada tahap selanjutnya akan dapat dilakukan dengan mudah Chandra, 2007.

2. Pengangkutan

Pengangkutan limbah padat medis dilakukan oleh lima orang petugas kebersihan rumah sakit yang masing-masing bertanggungjawab mengangkut limbah padat medis yang berasal dari masing-masing ruangan. Limbah padat medis dan non medis yang telah dikumpulkan dan dipilah kemudian diangkut beserta kantong plastik dan diikat terlebih dahulu lalu dii angkut ke TPS Tempat Penampungan Sementara menggunakan troli pengangkut limbah yang tertutup. Universitas Sumatera Utara Troli yang digunakan untuk mengangkut limbah tidak diberi tandalogo. Frekuensi pengangkutan limbah padat medis adalah 4 kali sehari yaitu pagi hari jam 06.00 WIB, siang hari jam 11.00 WIB, sore hari jam 16.00 WIB dan malam hari pukul 19.00 WIB yang hanya mengangkut limbah dari ruangan perawat saja. Pada saat pengangkutan sampah menuju TPS, kantong plastik dalam kondisi terikat dengan baik sehingga tidak menimbulkan ceceran sampah dan troli yang digunakan dalam mengangkut limbah juga dalam keadaan tertutup sehingga tidak menimbulkan ceceran limbah. Hal ini sejalan dengan penelitian Paramita 2007, yaitu seperti halnya Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto pengangkutan rata–rata dilakukan 1 kali dalam sehari pada pagi, atau sore hari dari tiap unit. Alat pengangkutan limbah padat medis seperti halnya limbah medis, yaitu dengan troli, kereta maupun manual. Pada ruang bedah dan ruang laboratorium pengangkutannya tidak menunggu limbah padat medis sampai penuh karena darah dan sisa jaringan tubuh akan menimbulkan bau yang menyengat dan busuk apabila tidak dibuang cepat. Jalur yang digunakan untuk mengangkut limbah padat medis di RSUD Dokter Tengku Mansyur sama dengan jalur umum atau jalur biasa yang digunakan untuk pasien, pengunjung dan lain-lain. Untuk itu perlu diperhatikan dalam kemungkinan sampah tercecer. Pengangkutan limbah padat medis diusahakan agar bahan yang berbahaya tidak mencemari jalan yang ditempuh ke pembuangan. Djojodibroto, 1997. Pengangkutan limbah padat medis perlu dipertimbangkan distribusi tempat penampungan sampah, jalur yang dilalui agar berbeda dengan jalur jalan yang Universitas Sumatera Utara dilalui pengunjung dalam rumah sakit, jenis dan jumlah sampah serta jumlah tenaga dan sarana yang tersedia. Depkes RI, 2004

3. Pemusnahan dan Pembuangan Akhir