Karakteristik Limbah Padat Medis dan Non Medis Rumah Sakit

perundang-undangan pengelolaan sampah rumah sakit dan berupaya melakukan perbaikan kualitas lingkungan secara berkelanjutan Adisasmito, 2008 Upaya pengelolaan limbah padat medis dan non medis rumah sakit salah satunya dapat dilaksanakan dengan menyiapkan peraturan, pedoman, dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit. Hasil survey di Rumah Sakit Yordania Utara menunjukkan bahwa 29 dari rumah sakit memiliki kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah medis, namun hanya 10 dari rumah sakit memiliki pedoman resmi untuk pengelolaan sampah medis Adisasmito, 2007. Pelaksanaan peraturan pengelolaan sampah dipengaruhi oleh struktur organisasi didalamnya. Organisasi diperlukan untuk merencanakan pelaksanan pengelolaaan sampah dan menentukan kebijakan yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah sesuai dengan kondisi rumah sakit. Namun tidak adanya kebijakan untuk pembagian tugas yang jelas akibatnya pengawas tidak mengetahui bagaimana tugasnya yang seharusnya untuk mengamati langsung dan membuat laporan lisan maupun tulisan tentang pelaksanaan pengelolaan sampah. BSN, 2002.

5.2 Karakteristik Limbah Padat Medis dan Non Medis Rumah Sakit

5.2.1 Sumber Limbah Padat Medis dan Non Medis RSUD Dokter Tengku Mansyur

Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Tengku Mansyur membedakan limbahnya berdasarkan unit penghasil limbah. Limbah tersebut yaitu limbah padat medis dan limbah padat non medis, dengan demikian RSUD Dokter Tengku Mansyur telah mengikuti Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2002, Universitas Sumatera Utara yaitu limbah padat yang berasal dari rumah sakit perlu diketahui jenis dan sumbernya untuk dilakukannya pengelolaan sesuai dengan limbah yang dihasilkan. Besarnya timbunan limbah padat medis dan non medis berkaitan dengan jumlah pengunjung dan tingkat aktivitas rumah sakit. Setiap ruangan menghasilkan timbulan limbah baik limbah padat medis maupun limbah padat non medis. Limbah padat medis terutama dihasilkan dari ruang rawat inap, ruang farmasi, ruang kebidanan dan penyakit kandungan, ruang laboratorium, ruang bedah dan limbah padat non medis dihasilkan dari ruangan instalasi gizi, ruang rawat inap dan ruang perkantoranadministrasi Jenis limbah padat medis yang ditemukan saat penelitian antara lain perban bekas, plester, jarum suntik, masker, obat, kantong infuse, bekas muntahan, sarung disposable, pisau dan alat bedah, jaringan tubuh, obat-obatan dan ampul. Limbah padat non medis yang dihasilkan antara lain berupa kotak kemasan obat, karton, kertas, kaleng, botol, plastik, sisa makanan buangan, sisa pembungkus makanan dan juga sampah ranting dan rumput dari halaman rumah sakit. Semua jenis limbah tersebut disatukan dan langsung dibuang ke TPS. Seharusnya limbah padat medis dan non medis dipisah karena menurut Chandra 2005, apabila limbah Rumah Sakit dibuang langsung ke TPS Tempat Penampungan Sementara maka dapat menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika lingkungan selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit infeksi nosokomial. Oleh karena itu, pengelolaan limbah padat rumah sakit perlu mendapat perhatian yang Universitas Sumatera Utara serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi.

5.2.2 Volume Timbulan Limbah Padat Medis dan Non Medis RSUD Dokter Tengku Mansyur

Berdasarkan hasil observasi langsung diperoleh gambaran bahwa jumlah volume timbulan limbah padat medis yang diangkut adalah ±19,6 kghari. Dengan diketahuinya jumlah limbah padat medis setiap hari maka akan menentukan jumlah dan volume sarana penampungan lokal yang harus disediakan, pemilihan insenerator dan kapasitasnya serta bila rumah sakit memiliki tempat pengolahan sendiri jumlah produksi dapat diproyeksikan untuk memperkirakan pembiayaan, dan lain-lain. Penentuan jumlah sampah dapat menggunakan ukuran berat atau volume Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Jumlah sampah yang dihasilkan oleh RSUD Dokter Tengku Mansyur dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah tempat tidur, jumlah pegawai, jumlah kunjungan dan lama rawat inap pasien. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu jumlah sampah yang dihasilkan di rumah sakit tergantung pada berbagai faktor seperti jumlah tempat tidur, kapasitas rumah sakit, jumlah staff medis, jenis layanan kesehatan yang diberikan, status ekonomi, sosial budaya dari pasien, serta kondisi umum letak daerah rumah sakit Fauziah, 2005.

5.3 FasilitasPeralatan Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis