5.4.3 Sistem Pengelolaan Limbah Padat Non Medis RSUD Dokter Tengku Mansyur
Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Tengku Mansyur belum sepenuhnya mengikuti Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 dan masih
terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaan pengelolaan limbah padat non medis. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Tengku Mansyur melakukan kegiatan
penampungan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Seperti yang dibahas di buku Pedoman Sanitasi Rumah sakit di Indonesia bahwa kegiatan
pengelolaan biasanya meliputi penampungan limbah, pengumpulan limbah, pengangkutan dan pembuangan akhir Depkes RI, 2002.
1. Penampungan dan Pengumpulan
Berdasarkan hasil observasi menunjukan kegiatan penampungan dan pewadahan limbah padat non medis di ruang administrasi dan instalasi gizi RSUD
Dokter Tengku Mansyur belum memenuhi persyaratan penampungan dan pewadahan limbah padat non medis berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1204 tahun 2004. Hal ini dikarenakan jenis tempat sampah yang digunakan tidak memenuhi syarat yaitu tidak dilapisi plastik berwarna hitam, tempat sampah
diberi keterangan untuk limbah organik dan anorganik, kondisi fisik tempat sampah tidak kedap air dan tidak memiliki tutup. Jumlah tempat sampah non
medis rumah sakit berjumlah 1-2 buah tiap ruangan. Tempat sampah non medis yang tidak memenuhi syarat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 perlu diganti untuk menghindari serangan dari vektor dan binatang lainnya dan memberikan nilai estetika atau
keindahan. Penempatan tempat penampungan tersebut tidak tesebar secara merata
Universitas Sumatera Utara
dan kurang sesuai dengan kebutuhan di setiap ruangan. Hendaknya posisi tempat penampungan sampah disesuaikan dengan kebutuhan di setiap unit ruangan
Depkes RI, 2002. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pewadahan atau penampungan sampah harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan jenis
wadah sesuai kategori sampah yang dihasilkan yaitu untuk limbah domestik menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna hitam dan diberi keterangan
tulisan “Domestik” berwarna putih.
2. Pengangkutan
Tahap pengumpulan limbah padat non medis dilakukan oleh petugas kebersihan rumah sakit. Limbah padat non medis yang berasal dari ruangan
administrasi dan instalasi gizi dikumpulkan dan diikat menggunakan tali lalu dikumpulkan pada troli pengangkut limbah padat non medis yang terletak di
belakang gedung rumah sakit. Pada ruangan ini, tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik, sehingga sampah basah dan kering bercampur.
Seharusnya dilakukan pemisahan agar dapat memanfaatkan atau mendaur ulang sampah yang dihasilkan.
Pengangkutan limbah padat non medis dilakukan oleh petugas kebersihan rumah sakit. Limbah padat medis dan non medis yang telah dikumpulkan dan
dipilah kemudian diangkut beserta kantong plastik dan diikat terlebih dahulu lalu di angkut ke TPS Tempat Penampungan Sementara menggunakan troli
pengangkut limbah yang tertutup. Troli yang digunakan untuk mengangkut
Universitas Sumatera Utara
limbah tidak diberi tandalogo. Frekuensi pengangkutan limbah padat non medis adalah lebih dari 2 kali sehari yaitu 3 kali sehari yaitu pagi hari jam 10.00 WIB,
siang hari jam 13.00 WIB, sore hari jam 15.00 WIB. Pengangkutan limbah padat non medis dimulai dengan pengosongan bak
sampah di setiap unit dan diangkut ke TPS. Jalur yang digunakan untuk mengangkut sampah menuju TPS merupakan jalur yang sama yang digunakan
oleh pengunjung rumah sakit, Untuk itu perlu diperhatikan dalam kemungkinan sampah tercecer. Harus diusahakan agar bahan yang berbahaya tidak mencemari
jalan yang ditempuh ke pembuangan. Djojodibroto, 1997.
3. Tempat Pembuangan Sementara dan Pembuangan Akhir