Untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan, penggunaan kantong plastik pelapis dalam bak sampah sangat disarankan. Kantong plastik tersebut
membantu membungkus sampah saat mengangkut sehingga mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia, mengurangi bau dan tidak terlihat sehingga
lebih elastis dan memudahkan pencucian bak sampah. Dimana pencucian bak dilakukan untuk menjaga peralatan dan kondisi setempat yang dilakukan setelah
pengosongan dan kemudian disarankan untuk dilakukan desinfeksi. Pengelolaan limbah rumah sakit sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan
Sementara pemisahan limbah padat yang dihasilkan di setiap kamar limbah medis dengan kantong plastik kuning dan non medis dengan kantong plastik
hitam yang dilakukan oleh petugs kebersihan, kemudian diangkut dengan limbah medis yang telah dipisahkan.
2. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di setiap unit dan diangkut ke pengumpulan lokal atau ke tempat pemusnahan.
Pengangkutan biasanya dengan kereta, sedang untuk bangunan bertingkat dapat dibantu dengan menyediakan cerobong sampah. Untuk merencanakan
pengangkutan sampah rumah sakit perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Penyebaran tempat penampungan sampah b. Jalur jalan dalam rumah sakit
c. Jenis dan kapasitas sampah d. Jumlah tenaga dan sarana yang tersedia
Universitas Sumatera Utara
Alat pengangkut sampah di rumah sakit dapat gerobak atau troli dan kereta yang harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
sebagai berikut: a. Memiliki wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya serta dilengkapi
dengan penutup. b. Harus kedap air dan mudah untuk diisi untuk dikosongkan.
c. Setiap keluar dari pembuangan akhir selalu dalam kondisi bersih. Peralatan-peralatan tersebut harus jelas dan diberi label, dibersihkan secara
teratur dan hanya digunakan untuk mengangkut limbah padat dalam tas medis dan non medis secara bersamaan. Troli dilengkapi dengan drum. Semua kegiatan
transportasi yang dilakukan oleh petugas di layanan pembersihan kamar, sebanyak 1 orang setiap waktu transportasi.
3. Pembuangan
Pembuangan sampah berdasarkan Departemen Kesehatan RI tahun 2002 dapat ditempuh melalui dua alternatif :
1. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara terpisah.
Pemisahan ini dimungkinkan bila dinas kesehatan dapat diandalkan sehingga beban rumah sakit tinggal memusnahkan sampah medis.
2. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu.
Dengan demikian rumah sakit harus menyediakan sarana yang memadai. Untuk sampah non medis atau biasa disebut sampah domestik diperlukan
suatu konstruksi tempat pengumpulan sampah sementara yang terbuat dari dinding semen atau dengan kontainer logam yang sesuai dengan persyaratan
Universitas Sumatera Utara
umum yaitu kedap air, mudah dibersihkan, dan bertutupkan rapat. Ukuran hendaknya tidak terlalu besar sehingga mudah di kosongkan. Apabila jumlah
sampah yang ditampungan cukup banyak, maka perlu, maka perlu penambahan jumlah kontainer. Kontainer terbuat dari bahan besi ataupun plastik.
Untuk limbah non medis pembuangan limbah dalam lingkup rumah sakit dilakukan di tempat penampungan sementara dalam bentuk sebuah wadah terbuka
dengan kapasitas 6m
3
. Kemudian sampah dalam wadah untuk selanjutnya ditangani oleh Dinas Kebersihan. Pengiriman limbah dilakukan setiap dua atau
tiga hari, namun berdasarkan keputusan menteri seyogyanya dibuang setap hari.
2.8 Persyaratan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Sesuai KEPMENKES No.1204MenkesSKX2004