Rangkuman Kajian Pustaka MUHAMMAD ARIS APRIANOOR

pergerakan di ruas jalan yaitu faktor koreksi akibat kelandaian, koreksi akibat kondisi arus lalu lintas dan faktor koreksi akibat kekasaran jalan. Kecepatan rendah menunjukkan biaya operasi tinggi karena bertambahnya pengereman, percepatan, dan keausan kendaraan. Jika arus lancar maka kecepatan dapat meningkat dan mengakibatkan biaya operasi meningkat di satu sisi, tetapi di sisi lain menghindari biaya operasi tambahan yang diakibatkan oleh faktor lain seperti kemacetan lalu lintas. Jadi konsumsi komponen biaya operasi kendaraan sejalan dengan bergeraknya kendaraan.

2.15 Rangkuman Kajian Pustaka

Dari kajian pustaka di atas, dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Sistem transportasi dapat dipahami melalui dua pendekatan yaitu: sistem transportasi menyeluruh makro serta sistem transportasi mikro yang merupakan hasil pemecahan dari sistem transportasi makro menjadi sistem yang lebih kecil yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem tersebut terdiri dari: sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan dan sistem kelembagaan. 2. Aspek fisik kota dan manusia yang tidak dapat lepas satu dengan lainnya senantiasa memberi warna dan nafas bagi kelangsungan kota. Kota yang hidup merupakan kota yang selalu bergerak dan beraktivitas. Hal ini menjadikan bangkitan perjalanan beserta sirkulasi dan sistem pergerakan manusia dan barang yang mayoritas menggunakan prasarana dan sarana jalan menjadi salah satu bagian yang penting dalam perkembangan kota. 3. Jalan merupakan prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagiannya termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. 4. Kapasitas jalan merupakan arus maksimum yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu, atau dengan kata lain kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat ditampung pada suatu ruas jalan selama kondisi tertentu yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang smpjam. Kapasitas jalan tergantung dari karakteristik jalan yang terdiri dari: kondisi geometri, komposisi arus dan pemisahan jalan, pengaturan lalu-lintas, hambatan samping, serta ukuran kota. 5. Volume lalu lintas merupakan ukuran lalu lintas yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang perjam smpjam. Volume pada jalan didapatkan dengan melakukan pengalian jumlah kendaraan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang EMP dimana yang disesuaikan adalah untuk sepeda motor MC dan kendaraan berat HV, sedangkan untuk kendaraan ringan LV nilai EMP sama dengan satu. 6. Kecepatan kendaraan dipengaruhi oleh kapasitas jalan, dimana kecepatan akan berkurang jika arus bertambah sedangkan kapasitas jalan tetap. Berdasarkan kinerja jalan kecepatan kendaraan dibedakan menjadi dua yaitu: kecepatan arus bebas dan kecepatan tempuh. Yang sering digunakan dalam kajian kinerja jalan adalah kecepatan tempuh. 7. Tingkat pelayanan level of service, LOS adalah suatu ukuran kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan. Tingkat pelayanan terbaik biasa disebut dengan tingkat pelayanan A berturut-turut sampai dengan tingkat pelayanan F. Tingkat pelayanan digunakan sebagai alat mengukur tingkat kinerja jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah: kapasitas jalan, kecepatan kendaraan dan volume arus lalu lintas. Nilai tingkat pelayanan yang berasal dari rasio volume dibagi kapasitas adalah parameter utama dalam menentukan bentuk penanganan masalah lalu lintas dan jaringan jalan di daerah perkotaan. 8. Proyeksi lalu lintas adalah peramalan volume lalu lintas sampai jangka waktu tertentu yang salah satunya digunakan untuk mengukur dan menilai kelayakan pembangunan dan perbaikan suatu jalan. Dalam peramalan pertumbuhan lalu lintas biasanya digunakan tiga formula proyeksi yaitu straight line formula jangka pendek, compound interest formula jangka menengah dan general growth formula jangka panjang. 9. Kelayakan ekonomi suatu proyek salah satunya dinilai dari manfaat langsung dari proyek tersebut, dimana hal ini diperoleh dari penghematan biaya pemakai jalan atau road user cost RUC, yang komponen utamanya adalah biaya operasional kendaraan BOK atau vehicle operating cost VOC dan nilai waktu perjalanan atau value of travel time saving. Nilai efisiensi atau penghematan yang diperoleh berdasarkan hasil yang didapat dari dua fenomena. Hasil yang diperoleh dapat dikatakan efisien apabila memberikan keuntungan daripada kejadian yang terjadi sebelumnya. 10. Nilai waktu perjalanan adalah penambahan atau pengurangan bersih dalam waktu perjalanan dikalikan nilai mata uang yang berlaku dari waktu perjalanan komersil. Dalam skala kecil personal penghematan waktu ini dihitung secara terpisah artinya penghematan tersebut harus dinyatakan dalam jam dan bukan dalam uang. 11. Biaya operasional kendaraan didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomi terjadi dengan adanya pengoperasian satu jenis kendaraan pada kondisi normal untuk satu tujuan tertentu, dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap standing cost. Komponen biaya tetap adalah penyusutan kendaraan, perijinan dan administrasi, gaji operator dan asuransi kendaraan. Sedangkan komponen biaya tidak tetap adalah pemakaian BBM, penggunaan oli mesin, ongkos pemakaian ban dan biaya pemeliharaan kendaraan. Biaya tidak tetap inilah yang dirasakan langsung oleh pengguna jalan saat pengoperasian kendaraannya sehingga dalam studi ini untuk menghitung biaya operasional kendaraan yang akan dicari adalah komponen dan variabel dari biaya tidak tetap. Dari rangkuman kajian teori di atas, dapat ditentukan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terlihat dalam tabel berikut: TABEL II.5 VARIABEL PENELITIAN No Variabel Keterangan 1 Sistem Lalu-Lintas ƒ Sistem Transportasi Merupakan keterkaitan antara sistem kegiatan tata guna lahan, sistem pergerakan dan sistem jaringan. ƒ Sistem Sirkulasi Menyangkut pemisahan arus dan arah arus di setiap ruas jalan Karakteristik Pengguna Jalan ƒ Pengguna Jalan Penduduk, pengendara mobil, pengendara sepeda motor, pengguna sepeda, becak, pejalan kaki, pedagang kaki lima ƒ Sebab Terjadinya Pergerakan Aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, rekreasi dan hiburan, kebudayaan ƒ Waktu Terjadinya Pergerakan Pagi, siang, sore, malam dan jam-jam sibuk peak hour 2 ƒ Moda yang Digunakan Kendaraan pribadi, kendaraan umum, kendaraan tradisional, No Variabel Keterangan kendaraan tak bermotor, jalan kaki. 3 Jalan ƒ Sistem jaringan jalan Sistem jaringan jalan primer arteri primer, kolektor primer, lokal primer. Sistem jaringan jalan sekunder arteri sekunder, kolektor sekender, lokal sekunder. ƒ Jalan umum menurut fungsinya Jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan ƒ Jalan umum menurut statusnya Jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa ƒ Jalan umum menurut kondisi fisik Jalan kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV dan kelas V 4 Tingkat Pelayanan Jalan ƒ Kapasitas Jalan Merupakan arus maksimum yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu ƒ Volume lalu lintas Merupakan ukuran lalu-lintas yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang per jam smpjam ƒ Kecepatan kendaraan Merupakan kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan LV sepanjang segmen jalan. ƒ Parameter penanganan masalah jalan Besaran nilai VCR atau NVK menunjukkan jenis rekomendasi bagi penanganan masalah jalan dan lalu lintas di wilayah perkotaan 5 Proyeksi Lalu Lintas ƒ Peramalan jangka pendek Straight line formula; Vn = Vo + an ƒ Peramalan jangka menengah Compound interest formula; Vn = Vo 1 + r n 6 Kelayakan Ekonomi Jalan ƒ Kinerja jalan Indikatornya adalah peningkatan kapasitas jalan, penurunan volume lalu lintas, peningkatan tingkat pelayanan dan penghematan waktu tempuh atau peningkatan kecepatan kendaraan ƒ Nilai waktu perjalanan Teridentifikasi dari penghematan waktu perjalanan menit kendaraan sebelum dan sesudah ada jalan alternatif ƒ Biaya Operasional Kendaraan Teridentifikasi dari penghematan biaya operasional kendaraan rupiahkm sebelum dan sesudah ada jalan alternatif Sumber: Peneliti, 2008 BAB III GAMBARAN KOTA KANDANGAN DAN KEBERADAAN JALAN ARTERI DI PUSAT KOTA

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan