Ruang Lingkup Spasial Ruang Lingkup Penelitian

investasi pembangunan jalan di kabupaten sehingga tahapan-tahapan perencanaan pembangunan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas ruang lingkup spasial dan ruang lingkup substansial. Ruang lingkup spasial berusaha membatasi wilayah studi atau kajian agar didapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan ruang lingkup substansial bertujuan membatasi materi pembahasan yang berkaitan dengan identifikasi dan kajian penelitian.

1.4.1. Ruang Lingkup Spasial

Wilayah untuk penelitian ini adalah Kota Kandangan dengan jalan arteri primer dan arteri sekunder eksisting yang melintasi pusat kota. Sedangkan untuk rencana jalan arteri alternatif adalah trace rencana jalan yang telah dibebaskan lahannya oleh pemerintah daerah yaitu ruas: Jalan Bundaran Tugu Hari Jadi-Teluk Pinang-Padang Rasau-Ganda-Jambu Hilir-Simpang Empat Karang Jawa-Simpang Tiga Tinggiran-Sungai Kudung dengan total panjang jalan 8,50 kilometer. 1.4.2. Ruang Lingkup Substansial Untuk mencapai sasaran-sasaran di atas dan membatasi pembahasan dan analisa yang akan dilakukan, maka perlu diuraikan ruang lingkup substansial yang akan membatasi dan mengarahkan studi agar tujuan penelitian dapat tercapai yaitu sebagai berikut : 1. Pembatasan identifikasi kondisi eksisting Kota Kandangan dan kondisi sistem transportasi jalan yang berada di pusat Kota Kandangan. Identifikasi yang akan dilakukan dibatasi pada aspek fisik kota, peranan kota dalam lingkup lokal dan regional, tata guna lahan, dan infrastruktur penunjang. Sedangkan identifikasi sistem transportasi jalan yang akan dilakukan dibatasi pada prasarana dan sarana jalan, kondisi geometrik jalan, aktivitas samping jalan, sistem hirarki jalan, fungsi jalan, dan sistem lalu lintas dan sirkulasi pada jalan arteri eksisting di kota ini. 2. Pembatasan pada analisis kebutuhan jalan arteri alternatif. Kebutuhan akan jalan arteri alternatif akan diketahui dari nilai tingkat pelayanan jalan arteri serta proyeksi lalu lintas pada dua kondisi pra dan pasca jalan arteri alternatif. Tingkat pelayanan jalan merupakan perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan. Ada batas-batas tertentu dari nilai tersebut yang dijadikan dasar bagi bentuk penanganan masalah jalan. Tingkat pelayanan diketahui dengan menganalisis berturut-turut kondisi geometrik jalan, volume lalu lintas, hambatan samping dan kapasitas jalan sesuai dengan petunjuk dari MKJI 1997 Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jika ditemui bahwa tingkat pelayanan jalan eksisting masih dalam kondisi baik maka dilakukan analisis peramalan arus lalu lintas dengan menggunakan compound interest formula untuk peramalan jangka menengah panjang 0-15 tahun. Peramalan lalu lintas ini akan diperhitungkan pada ruas jalan arteri eksisting dan rencana jalan arteri alternartif dengan data volume lalu lintas terbaru yang akan di dapat dari survei primer dan sekunder. 3. Pembatasan dalam analisa kelayakan ekonomi jalan. Kelayakan ekonomi yang dimaksud disini bukan kelayakan secara finansial yang menghasilkan estimasi rugi laba pengadaan proyek melainkan kelayakan ekonomi yang ditinjau dari manfaat ekonomi yang langsung diterima oleh calon pengguna jalan arteri alternatif. Kelayakan ekonomi suatu jalan akan diketahui dari besarnya biaya operasional kendaraan BOK dan penghematan nilai waktu perjalanan. Analisis BOK akan dibagi dalam dua kondisi pra dan pasca jalan arteri alternatif. Untuk menganalis nilai BOK, akan digunakan metode perhitungan biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan oleh LAPI-ITB 1997 yang menyatakan bahwa biaya operasional kendaraan adalah fungsi dari perubahan kecepatan kendaraan, sehingga terlebih dahulu akan dianalisis kecepatan kendaraan baik pada kondisi pra ataupun pasca jalan arteri alternatif. Sementara itu variabel yang dipakai adalah hanya variabel biaya tidak tetap, sedangkan harga dari variabel biaya tidak tetap yang akan digunakan adalah harga satuan variabel terkini up to date sehingga bisa dikuantifikasi dalam bentuk nominal mata uang yang berlaku per kilometer jalan. Sedangkan analisis nilai waktu perjalanan value of time travel saving akan diperoleh dari perhitungan waktu perjalanan yang dinyatakan dalam satuan jam atau menit karena dalam skala kecil yaitu terhadap individu pengguna jalan penghematan waktu ini dihitung secara terpisah artinya penghematan tersebut harus dinyatakan dalam jam dan bukan dalam nilai nominal uang Oglesby dan Hicks, 1993. Analisis nilai waktu perjalanan dilakukan dengan menggunakan rumusan dari MKJI 1997 pada kondisi pra dan pasca jalan arteri alternatif. 4. Pembatasan pada pengambilan kesimpulan dan rekomendasi. Maksudnya adalah dalam menarik kesimpulan diusahakan tidak keluar dari analisa sebelumnya mengenai kebutuhan jalan dan kelayakan ekonomi jalan baik arteri eksisting maupun arteri alternatif yang nantinya dikomparasi langsung pada dua kondisi: pra dan pasca jalan arteri alternatif sehingga akan diketahui seberapa besar kebutuhan dan manfaat langsung dari pembangunan jalan arteri alternatif di Kota Kandangan. Pada tahap berikutnya diharapkan bisa ditentukan solusi apakah realisasi pembangunan jalan arteri alternatif di Kota Kandangan menjadi prioritas dibanding kegiatan peningkatan jalan kabupaten yang lain, estimasi waktu yang tepat dan bagaimana strategi pembangunan yang dilakukan sesuai dengan hasil-hasil penelitian dengan tetap mempertimbangkan kemampuan pemerintah daerah. GAMBAR 1.1 PETA WILAYAH STUDI

1.5. Kerangka Pemikiran