diperuntukkan pada investasi pembangunan jalan dengan lalu lintas menengah dan tinggi mediumhigh volume roads. Jika analisis kelayakan finansial dilakukan dengan
membandingkan biaya pembangunan cost dan keuntungan proyek benefit, maka analisis kelayakan ekonomi dihasilkan dari manfaat langsung pembangunan jalan berupa
penghematan biaya pengguna jalan road user cost. Komponen utama biaya pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya operasi kendaraan BOK atau vehicle operating cost
VOC, nilai waktu perjalanan value of travel time saving dan biaya kecelakaan accident cost
Dept. PU, 2005.
2.12 Efisiensi dari Biaya Operasional Kendaraan dan Nilai Waktu Perjalanan
Efisiensi adalah faktor utama yang diperhitungkan dalam menilai suatu kelayakan ekonomi. Efisiensi adalah suatu kriteria dalam memilih sejumlah alternatif untuk
dijadikan acuan atau rekomendasi dengan mempertimbangkan alternatif yang direkomendasikan tersebut dapat membuahkan hasil yang perbandingan efektivitas
biayanya lebih tinggi dari batas tertentu atau nilai sebelumnya disebut efisiensi marginal Dunn, 1999. Dimana nilai efisiensi dapat dilihat dari manfaat atau benefit yang diberikan
oleh alternatif yang terpilih. Lebih jauh Dunn menyebutkan bahwa efisiensi terkait dengan usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang paling efektif. Pencapaian hasil tujuan
maksimal dengan biaya yang rendah atau kecil dinamakan efisien. Nilai
efisiensi diperoleh berdasarkan hasil yang didapat dari dua fenomena. Hasil yang diperoleh dapat dikatakan efektif apabila memberikan keuntungan daripada kejadian yang terjadi
sebelumnya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melihat perbandingan biaya yang dikeluarkan.
Dalam penelitian ini efisiensi yang diperhitungkan adalah biaya operasional kendaraan dan nilai waktu perjalanan karena dua faktor inilah yang secara obyektif dapat
dirasakan dan diperkirakan oleh pengguna jalan. Sedangkan biaya kecelakaan jika diaplikasikan ke jalan raya memiliki karakter subyektif, kualitatif dan dengan variabel-
variabel yang sulit diperoleh dan mahal Oglesby, 1993. Salah satu justifikasinya adalah biaya kecelakaan begitu tergantung dari karakter berkendaraan pengguna jalan sendiri,
dimana karakter mengemudi memang sangat subyektif karena watak dan sifat manusia yang berbeda-beda. Lain halnya jika efisiensi biaya kecelakaan yang diperbandingkan antara dua
jenis moda tranportasi yang berbeda misalnya pengendara sepeda motor yang kurang aman dengan pengguna jalan rel seperti kereta api atau MRT yang jauh lebih aman.
2.13 Nilai Waktu Perjalanan Value of Time Travel Saving
Waktu perjalanan adalah salah satu biaya terbesar dari tranportasi, penghematan waktu perjalanan adalah alasan utama peningkatan prasarana
transportasi. Berbagai studi telah dilakukan untuk memperkirakan nilai waktu perjalanan dari bermacam tipe pengguna dan kondisi perjalanan.
Nilai waktu perjalanan didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam melakukan perjalanan, termasuk juga waktu yang digunakan selama menunggu
angkutan atau mengalami tundaan lalu lintas. Nilai waktu perjalanan ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari pengurangan waktu perjalanan dimana hal ini sangat
dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan dan jarak yang ditempuh Victoria Tranport Policy Institute
, 2007. Oglesby
dan Hicks 1993 mengajukan bahwa yang dimaksud nilai waktu perjalanan adalah penambahan atau pengurangan bersih dalam waktu perjalanan dikalikan nilai mata
uang yang berlaku dari waktu perjalanan komersil. Perbaikan-perbaikan transportasi adalah penyebab penghematan waktu bagi yang melakukan perjalanan kerja atau
bisnis maupun bukan kerja berbelanja, rekreasi. Dalam skala kecil personal penghematan waktu ini dianjurkan dihitung secara terpisah artinya penghematan
tersebut harus dinyatakan dalam jam dan bukan dalam uang. Sementa
ra itu Saxena 1989 mengemukakan mengenai nilai waktu perjalanan adalah ukuran rata-rata waktu perjalanan selama melintasi suatu bagian dari ruas jalan, dimana pada
saat yang sama informasi dari lokasi, penyebab dan lamanya tundaan perjalanan digabungkan. Waktu perjalanan ini merupakan indikator yang baik dalam
menentukan kinerja pelayanan jalan dan dapat digunakan sebagai ukuran relatif untuk mengetahui efisiensi dari arus lalu lintas. Selanjutnya Saxena 1989
memberikan enam metode dalam melakukan studi atau survei perhitungan waktu perjalanan yaitu:
1. Metode plat kendaraan. Dari metode ini hanya diperoleh informasi waktu
perjalanan saja. Pengamat berposisi pada titik masuk dan keluar dari bagian jalan yang disurvei. Waktu dan nomor kendaraan sampel terpilih dicatat pengamat
sehingga kemudian dapat dihitung waktu perjalanan dari tiap kendaraan. Metode
ini membutuhkan banyak tenaga manusia dan tidak bisa memperoleh detail data lain seperti penyebab lamanya durasi dan banyaknya tundaan lalu lintas selama
survei dilaksanakan. 2.
Metode wawancara. Metode ini adalah melakukan wawancara kepada seseorang yang dipilih mengenai waktu perjalanan dan tundaan yang dialaminya selama
dalam perjalanan. Hasil yang diperoleh dapat memuaskan dan mempersingkat waktu survei.
3. Metode fotografi. Metode fotografi cocok untuk ruas jalan yang pendek seperti di
persimpangan. Cara ini dapat mengumpulkan banyak sampel kendaraan dalam satu kali waktu dan rekaman yang permanen, namun membutuhkan biaya besar
dan terbatas di siang hari dan tergantung kondisi cuaca. 4.
Metode pengamat di ketinggian. Pada metode ini pengamat berada di posisi yang lebih tinggi dari objek dan ruas jalan yang diamati. Setelah memilih kendaraan,
maka dicatat setiap kejadian dan waktu yang dialami kendaraan tersebut selama berada pada ruas yang disurvei
5. Metode mobil survei. Dalam metode ini, sebuah mobil survei dapat juga sepeda
motor dikendarai selama melakukan pengamatan pada ruas jalan dengan teknik: -
Mobil survei dikendarai mengikuti pengendara lain yang berjalan dengan kecepatan rata-rata lalu lintas pada rute yang disurvei
- Mobil survei dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang diizinkan dari lalu
lintas di rute yang diamati -
Pengamat lalu mencatat dengan stopwatch waktu yang digunakan mobil survei
selama melewati ruas jalan yang dapat dibagi menjadi beberapa titik kontrol. Pencatatan dilakukan hingga 8 sampai 12 kali perjalanan.
6. Metode mobil berjalan. Metode ini kurang lebih sama dengan metode mobil
survei, dimana pengamat langsung berposisi pada mobil yang berjalan melewati kepadatan lalu lintas yang dilakukan minimal 12 kali perjalanan.
Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan ruas jalan yang akan diamati, kemudian belum didapatkannya besaran
nilai waktu yang berlaku di Indonesia Tamin, 2000 maka nilai waktu perjalanan yang akan diperhitungkan adalah dalam bentuk penghematan waktu perjalanan yang
satuannya adalah jam atau menit. Sedangkan metode survei yang digunakan adalah metode mobil survei test car method.
2.14 Biaya Operasional Kendaraan