ruang manfaat jalan. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan dan pelebaran jalan maupun
penambahan jalur lalu lintas serta kebutuhan ruang untuk pengaman jalan 3.
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Merupakan ruang
sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, yang ditetapkan oleh Pembina Jalan, dan diperuntukkan bagi pandangan
bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan.
GAMBAR 2.3 BAGIAN-BAGIAN JALAN
2.4 Kondisi Geometrik Jalan
Geometrik jalan merupakan kondisi keadaan jalan secara fisik atau kondisi jalan secara nyata untuk digunakan dalam melakukan aktivitas lalu lintas dimana
Sumber: UU No.38 Tahun 2004
RUANG MANFAAT RUANG MILIK JALAN
RUANG PENGAWASAN
kondisi geometrik ini berupa ukuran-ukuran yang menegaskan kondisi jalan. Ukuran geometrik ini meliputi Hendarsin, 2000:
a. Jarak pandang, merupakan suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengendarai kendaraan, sehingga dapat melihat kemungkinan yang terjadi di depan berupa halangan yang dapat membahayakan keselamatan,
kemudian pengemudi dapat mengantisipasi keadaan yang demikian. b.
Alinyemen Horisontal, merupakan bagian jalan yang lurus dan melengkung. Bagian jalan yang lurus ini berfungsi untuk melayani arus lalu lintas menerus
yang identik dengan kecepatan rata-rata tinggi dan stabil. Sedangkan bagian yang melengkung sering disebut dengan istilah tikungan dimana pada bagian ini
memiliki aktivitas lalu lintas dengan kecepatan rendah karena digunakan untuk membelok sehingga terjadi pengurangan kecepatan dari kondisi kecepatan awal
kendaraan. c.
Alinyemen Vertikal, merupakan sumbu jalan dimana kondisi ini digambarkan sebagai profil yang memanjang sesuai dengan keadaan jalan atau menurut
kelandaian daripada jalan tersebut. Dalam hal ini akan ditemui adanya kelandaian positif tanjakan dan kelandaian negatif turunan, selain itu juga
ditemui adanya kelandaian = 0 atau datar. Kondisi yang demikian banyak dipengaruhi oleh kedaan topografi yang dilalui oleh rute jalan yang
bersangkutan. Besarnya pengaruh kelandaian terhadap kinerja jalan dapat dilihat
berdasarkan:
1. Karakteristik Kendaraan pada Kelandaian. Berdasarkan kondisi di lapangan
hampir seluruh kendaraan penumpang dapat berjalan pada kondisi jalan dengan kelandaian antara 7-8 persen ada perbedaan dibandingkan pada bagian datar,
dengan kata lain bahwa kendaraan dapat bergerak dengan lancar tanpa pengaruh adanya pengurangan kecepatan. Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa
pada kelandaian 3 persen, mobil penumpang hanya sedikit pengaruhnya dibandingkan dengan kondisi jalan datar, sedangkan untuk truk sangat besar
sekali pengaruh kelandaian suatu jalan terhadap pergerakannya. 2.
Kelandaian Maksimum. Kelandaian maksimum merupakan kelandaian batas tercuram yang dapat dilalui suatu kendaraan tanpa adanya pengurangan
kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum ini didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan kecepatan tidak
kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi yang
terendah. TABEL II.3
KELANDAIAN MAKSIMUM JALAN YANG DIIJINKAN
Kecepatan Awal kmjam
120 110 100 80 60 50 40 40
Kelandaian Maksimum
3 3 4 5 8 9 10 10
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan; Dirjen Bina Marga Dept. PU, 1998
3. Kelandaian Minimum. Kelandaian minimum jalan sebesar 0,5 dimana hal ini
hanya diterapkan pada jalan yang pinggirnya diberi pembatas atau kereb untuk mengalirkan air ke samping jalan.
2.5 Kapasitas Jalan