regional. Dengan kondisi ini, meski terjadi kenaikan volume lalu lintas dari 398,7 smpjam pada tahun 2008 menjadi 996,2 smpjam pada tahun 2023 tidak akan
berdampak signifikan karena hingga 15 tahun jalan kabupaten ini masih memiliki tingkat pelayanan dengan klasifikasi A. Selengkapnya dalam Tabel IV.19 berikut:
TABEL IV.19 PROYEKSI LALU LINTAS DI JALAN HM. YUSIE TITIK 5
KONDISI PRA JALAN ARTERI ALTERNATIF
No Vo
smpjam n tahun
Vn smpjam
C smpjam
VC LOS Tahun
1 398,7 1
423,8 2.320,92
0,18 A 2009 2 398,7
2 450,5
2.320,92 0,19 A 2010
3 398,7 3
478,8 2.320,92
0,21 A 2011 4 398,7
4 509,0
2.320,92 0,22 A 2012
5 398,7 5
541,0 2.320,92
0,23 A 2013 6 398,7
6 575,1
2.320,92 0,25 A 2014
7 398,7 7
611,3 2.320,92
0,26 A 2015 8 398,7
8 649,7
2.320,92 0,28 A 2016
9 398,7 9
690,6 2.320,92
0,30 A 2017 10 398,7
10 734,1
2.320,92 0,32 A 2018
11 398,7 11
780,3 2.320,92
0,34 A 2019 12 398,7
12 829,5
2.320,92 0,36 A 2020
13 398,7 13
881,7 2.320,92
0,38 A 2021 14 398,7
14 937,2
2.320,92 0,40 A 2022
15 398,7 15
996,2 2.320,92
0,43 A 2023
Sumber: Hasil Analisis, 2008
4.1.3.2 Proyeksi Lalu Lintas Pasca Jalan Arteri Alternatif
Kondisi pasca pembangunan jalan arteri alternatif tercapai jika disimulasikan rencana sistem sirkulasi dan pergerakan lalu lintas baru dimana hampir
seluruh arus lalu lintas regional yang akan melewati Kota Kandangan telah menggunakan secara optimal jalan arteri alternatif yang merupakan gabungan
ketujuh ruas jalan kabupaten yang berfungsi sebagai jalan arteri. Adanya pemisahan antara arus lalu lintas regional dengan lokal ini akan memberi efek positif bagi sistem
sirkulasi dan pergerakan kendaraan di dalam kota, pada akhirnya arus lalu lintas
lokal yang terkonsentrasi di pusat kota mendapatkan ruang gerak yang leluasa dengan pilihan penggunaan rute jalan yang lebih bebas.
Konsekuensi dari rencana sistem sirkulasi dan pergerakan di atas akan mengakibatkan terjadi perubahan volume lalu lintas dan kapasitas pada jalan-jalan
arteri yang ada, terutama pada titik-titik yang telah diobservasi oleh peneliti, perubahan tersebut adalah:
- Jalan Sudirman yang diobservasi pada titik 2 akan mengalami perubahan volume
lalu lintas dimana volume eksisting akan berkurang karena diasumsikan sedikit sekali atau hampir tidak ada lagi arus lalu lintas regional yang memakai jalan ini
untuk melewati Kota Kandangan kecuali arus regional non angkutan umum yang memiliki kepentingan sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan atau rekreasi di
Kota Kandangan. Perlakuan ini akan membuat volume lalu lintas mengalami penurunan dari 1006,2 smpjam menjadi 667,8 smpjam. Terdapat pengurangan
arus sebesar 338,4 smpjam yang merupakan angka rata-rata arus lalu lintas regional yang didapat dari tiga titik survei sebelumnya.
- Jalan M. Johansyah yang diamati pada titik 4 akan mengalami perubahan volume
dan kapasitas. Perubahan berupa penurunan volume lalu lintas diperoleh dari volume eksisting yang dikurangi volume arus regional rata-rata yaitu dari 1.069,1
smpjam menjadi 730,7 smpjam. Sedangkan perubahan kapasitas jalan didapat dari perubahan komposisi pembagian arah lalu lintas dari 3565 menjadi seimbang
pada kedua arah yaitu 5050, asumsi ini akan memberikan peningkatan kapasitas dari 1.698,07 smpjam menjadi 1.866,01 smpjam.
- Jalan arteri alternatif pada dasarnya adalah perpanjangan Jalan HM.Yusie yang
merupakan ruas terakhir dari rencana jalan alternatif. Namun dalam tahap ini diasumsikan hanya menerima arus lalu lintas regional rata-rata sebesar 338,4
smpjam yang didapat dari survei lalu lintas di Jalan Ahmad Yani dan Jalan HM.Yusie. Sementara itu dengan pengalokasian arus lalu lintas lokal dan regional
pada dua jalan arteri yang berbeda memberi efek peningkatan kapasitas terhadap rencana jalan arteri primer baru ini, peningkatan ini diperoleh dari komposisi
pembagian arah lalu lintas yang berubah dari 6040 menjadi seimbang pada kedua arah 5050 sehingga kapasitas jalan bertambah dari 2.320,92 smpjam dari
kapasitas Jalan HM. Yusie menjadi 2.469,06 smpjam. -
Jalan Ahmad Yani yang diobservasi pada titik 1 dan titik 3 terdapat pengecualian yaitu tidak akan mengalami perubahan volume dan kapasitas karena pada lokasi
ini terjadi pertemuan dua arus lalu lintas yaitu arus lokal dan regional baik ketika belum ada jalan arteri alternatif ataupun setelah rencana jalan arteri primer yang
baru itu telah selesai dibangun dan digunakan. Oleh sebab itu proyeksi lalu lintas tidak akan dilanjutkan karena hasilnya akan sama saja dengan proyeksi lalu lintas
Jalan Ahmad Yani kondisi pra pembangunan jalan arteri alternatif. Proyeksi yang diperhitungkan sebelumnya itu sendiri memperkirakan bahwa Jalan Ahmad Yani
yang berada di wilayah Kota Kandangan masih dapat memberikan pelayanan yang cukup baik hingga tahun 2023 atau 15 limabelas tahun ke depan dengan
nilai perbandingan volume terhadap kapasitasnya adalah 0,71 yang termasuk kategori tingkat pelayanan B.
Hasil proyeksi lalu lintas kondisi pasca jalan arteri alternatif yang berlaku di Jalan Sudirman, Jalan M. Johansyah dan jalan alteri alternatif, sebagai berikut:
TABEL IV.20 PROYEKSI LALU LINTAS DI JALAN SUDIRMAN TITIK 2
KONDISI PASCA JALAN ARTERI ALTERNATIF
No Vo
smpjam n tahun
Vn smpjam
C smpjam VC
LOS Tahun
1 667,8 1
713,0 2.681,05
0,27 A
2009 2 667,8
2 761,2
2.681,05 0,28
A 2010
3 667,8 3
812,7 2.681,05
0,30 A
2011 4 667,8
4 867,7
2.681,05 0,32
A 2012
5 667,8 5
926,3 2.681,05
0,35 A
2013 6 667,8
6 989,0
2.681,05 0,37
A 2014
7 667,8 7
1.055,9 2.681,05
0,39 A
2015 8 667,8
8 1.127,3
2.681,05 0,42
A 2016
9 667,8 9
1.203,6 2.681,05
0,45 A
2017 10 667,8
10 1.285,0
2.681,05 0,48
A 2018
11 667,8 11
1.371,9 2.681,05
0,51 A
2019 12 667,8
12 1.464,7
2.681,05 0,55
A 2020
13 667,8 13
1.563,8 2.681,05
0,58 A
2021 14 667,8
14 1.669,6
2.681,05 0,62
A 2022
15 667,8 15
1.782,5 2.681,05
0,66 AB
2023
Sumber: Hasil Analisis, 2008
TABEL IV.21 PROYEKSI LALU LINTAS DI JALAN M. JOHANSYAH TITIK 4
KONDISI PASCA JALAN ARTERI ALTERNATIF
No Vo
smpjam n tahun
Vn smpjam
C smpjam VC
LOS Tahun
1 730,7 1
780,1 1.866,01
0,42 A
2009 2 730,7
2 832,9
1.866,01 0,45
A 2010
3 730,7 3
889,2 1.866,01
0,48 A
2011 4 730,7
4 949,4
1.866,01 0,51
A 2012
5 730,7 5
1.013,6 1.866,01
0,54 A
2013 6 730,7
6 1.082,2
1.866,01 0,58
A 2014
7 730,7 7
1.155,4 1.866,01
0,62 A
2015 8 730,7
8 1.233,5
1.866,01 0,66
AB 2016
9 730,7 9
1.317,0 1.866,01
0,71 B
2017 10 730,7
10 1.406,1
1.866,01 0,75
BC 2018
11 730,7 11
1.501,2 1.866,01
0,80 C
2019
12 730,7 12
1.602,7 1.866,01
0,86 CD
2020
13 730,7 13
1.711,1 1.866,01
0,92 D
2021 14 730,7
14 1.826,9
1.866,01 0,98
DE 2022
15 730,7 15
1.950,4 1.866,01
1,05 E
2023
Sumber: Hasil Analisis, 2008
TABEL IV.22 PROYEKSI LALU LINTAS DI JALAN ARTERI ALTERNATIF
KONDISI PASCA JALAN ARTERI ALTERNATIF
No Vo
smpjam n tahun
Vn smpjam
C smpjam VC
LOS Tahun
1 338,4 1
359,7 2.469,06
0,15 A 2009
2 338,4 2
382,4 2.469,06
0,15 A 2010
3 338,4 3
406,4 2.469,06
0,16 A 2011
4 338,4 4
432,0 2.469,06
0,17 A 2012
5 338,4 5
459,2 2.469,06
0,19 A 2013
6 338,4 6
488,1 2.469,06
0,20 A 2014
7 338,4 7
518,8 2.469,06
0,21 A 2015
8 338,4 8
551,5 2.469,06
0,22 A 2016
9 338,4 9
586,2 2.469,06
0,24 A 2017
10 338,4 10
623,1 2.469,06
0,25 A 2018
11 338,4 11
662,3 2.469,06
0,27 A 2019
12 338,4 12
704,0 2.469,06
0,29 A 2020
13 338,4 13
748,4 2.469,06
0,30 A 2021
14 338,4 14
795,5 2.469,06
0,32 A 2022
15 338,4 15
845,5 2.469,06
0,34 A 2023
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Dari proyeksi arus lalu lintas pada Jalan Sudirman diperoleh estimasi bahwa sampai dengan 15 lima belas tahun ke depan tepatnya tahun 2023, ruas jalan
sepanjang 2,850 kilometer yang membentang dari pusat kota ke pinggiran kota Tugu Bundaran Hari Jadi Kota Kandangan ini masih dapat memberikan pelayanan
yang sangat baik dengan adanya jalan arteri alternatif yang membantu mereduksi beban arus lalu lintas regional yang sebelumnya harus ditanggungnya. Pasca jalan
arteri alternatif pada tahun 2008 jalan propinsi ini menerima beban volume lalu lintas sebesar 667,8 smpjam yang diperkirakan meningkat pada tahun 2023 menjadi
1.782,5 smpjam. Dengan kapasitas jalan yang diasumsikan tidak berubah yaitu 2.681,05 smpjam maka nilai NVK di tahun 2023 nanti hanya sekitar 0,66 yang
berarti bisa diklasifikasikan ke dalam tingkat pelayanan A dengan tipikal arus bebas, volume lalu lintas rendah dan pengendara dapat memilih kecepatan yang diinginkan.
Jalan M. Johansyah yang tanpa ada jalan arteri alternatif diramalkan akan mulai mengalami kemacetan pada tahun 2012 atau 4 empat tahun kemudian,
ternyata setelah berfungsinya jalan arteri alternatif sebagai pemecah kepadatan arus lalu lintas diperkirakan tidak akan mengalami kemacetan hingga tahun 2019 atau 11
sebelas tahun kemudian. Dengan adanya jalan arteri alternatif akan menyebabkan volume lalu lintas di jalan arteri sekunder ini menurun secara signifikan dari 1.069,5
smpjam menjadi 730,7 smpjam di tahun 2008. Sementara itu pengaruh jalan arteri alternatif yang direncanakan membuat sistem pergerakan dan sirkulasi di dalam kota
dalam kondisi ideal berdampak positif dalam meningkatkan kapasitas Jalan M. Johansyah menjadi 1.866,01 smpjam dari sebelumnya hanya 1.698,07 smpjam
kapasitas meningkat karena arus lalu lintas yang seimbang pada kedua arah, selanjutnya kapasitas jalan ini hingga 15 lima belas tahun ke depan dengan asumsi
yang telah ditentukan sebelumnya tidak akan berubah banyak. Perlu diperhatikan bahwa pada tahun 2023 volume lalu lintas diramalkan akan jauh meningkat menjadi
1.950,4 smpjam, sehingga terjadi perubahan tingkat pelayanan dari klasifikasi A menjadi E. Nilai perbandingan volume dengan kapasitas pada tahun 2023 yang
diperoleh dari hasil proyeksi adalah 1,05 sehingga tingkat pelayanannya sudah diklasifikasikan E dengan ciri-ciri arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-
beda, volume di bawah kapasitas banyak terhenti. Tetapi kondisi ini sedikit lebih baik karena jika tidak ada jalan arteri alternatif, Jalan M. Johansyah diperkirakan
akan mengalami kemacetan total dengan tingkat pelayanan F yang ditandai dengan nilai NVK yang jauh lebih besar dari 1,0. Logikanya, jika ada jalan arteri alternatif
akan memudahkan bagi pemerintah daerah untuk merubah sistem pergerakan dan
sirkulasi arus lalu lintas. Perhatian bisa lebih terfokus mengatur arus lalu lintas lokal di dalam kota untuk menggunakan jalan-jalan kabupaten yang lain dengan rute-rute
baru untuk mencapai pusat-pusat pelayanan. Jadi hasil proyeksi pasca jalan arteri alternatif di Jalan M. Johansyah untuk tahun 2023 atau 15 lima belas tahun
kemudian yang memperkirakan jalan itu akan mengalami penurunan tingkat pelayanan hingga terklasifikasi tingkat pelayanan E bukanlah sesuatu yang
mengkhawatirkan karena sangat dimungkinkan untuk dapat diatasi misalnya dengan suatu sistem manajemen lalu lintas yang lebih baik.
Peramalan traffic di ruas jalan arteri alternatif sebagai ruas jalan yang akan berfungsi sebagai jalan arteri primer baru menunjukkan bahwa volume lalu lintas
yang di tahun 2008 yang diperhitungkan sebesar 338,4 smpjam akan mengalami kenaikan lima belas tahun kemudian atau pada tahun 2023 menjadi sebesar 845,5
smpjam. Rencana jalan baru ini diperhitungkan akan memiliki kapasitas jalan terbesar dibandingkan jalan arteri lainnya yaitu sebesar 2.468,06 smpjam yang
diasumsikan tidak akan berubah hingga 15 tahun ke depan. Oleh karena itu, peningkatan volume lalu lintas di tahun 2023 yang sebesar 845,5 smpjam tidak akan
banyak mereduksi tingkat pelayanannya. Nilai perbandingan volume terhadap kapasitas NVK yang pada tahun 2008 adalah sebesar 0,14 hanya akan berubah
menjadi 0,34 pada tahun 2023. Dengan NVK sekecil itu rencana jalan arteri alternatif Kota Kandangan diperkirakan memberikan pelayanan yang sangat baik
sampai dengan 15 lima belas tahun kemudian dengan klasifikasi A dimana arus bebas, volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi yang bisa dicapai pengendara
kendaraan bermotor.
4.2 Analisa Kelayakan Ekonomi Jalan Arteri Alternatif Kelayakan ekonomi jalan arteri alternatif ditentukan oleh besarnya
penghematan biaya pengguna jalan road user cost yang dapat diketahui dengan melakukan analisis biaya operasional kendaraan dan nilai waktu perjalanan Dept.
PU 2005. Dalam penelitian ini biaya operasional kendaraan dan nilai waktu perjalanan dianalisis dengan metode kombinasi dari LAPI-ITB 1997 dan MKJI
1997. Dari kedua sumber tersebut kecepatan kendaraan berada pada posisi yang krusial sebagai salah satu tolak ukur kinerja jalan.
Oleh sebab itu, kecepatan kendaraan dalam penelitian ini juga memiliki arti yang penting sebagai fungsi yang akan digunakan untuk mengetahui kelayakan
ekonomi pembangunan jalan arteri alternatif di Kota Kandangan. Jadi sebelum dilakukan analisis terhadap biaya operasional kendaraan dan nilai waktu perjalanan,
maka perlu dianalisis terlebih dahulu kecepatan semua jenis kendaraan pada saat melewati Kota Kandangan.
4.2.1 Analisa Kecepatan Kendaraan