tinggi volume lalu lintasnya, hambatan samping tertinggi dan dengan nilai NVK yang juga paling besar dibandingkan dengan jalan-jalan arteri yang lain.
4.2.1.2 Kecepatan Kendaraan Pasca Jalan Arteri Alternatif
Pada kondisi pasca jalan arteri alternatif disimulasikan terdapat tiga rute atau jalur jalan arteri yang bisa digunakan terutama oleh arus lalu lintas regional
untuk melewati Kota Kandangan seperti pada Gambar 4.4 yaitu: rute pertama adalah rute A-B sepanjang 6,65 kilometer Jalan Sudirman-Ahmad Yani, rute kedua adalah
rute A-C sepanjang 6,29 kilometer Jalan Sudirman-M. Johansyah-HM. Yusie dan terakhir adalah rute baru sepanjang 8,50 kilometer yakni jalur jalan arteri alternatif
yang berawal di ruas Jalan Bundaran Tugu Hari Jadi dan berakhir di ruas Jalan HM. Yusie rute A-D.
Dengan adanya jalan arteri alternatif tentunya akan membagi volume lalu lintas lintas di dalam kota sehingga akan membawa perubahan terhadap volume lalu
lintas, kapasitas jalan dan nilai VC atau NVK sebagai tolak ukur tingkat pelayanan jalan. Besarnya perubahan ini dapat diketahui jika direncanakan jalan arteri
alternatif sudah bisa dipergunakan mulai tahun 2012. Rencana tersebut didasarkan kepada hasil analisis proyeksi lalu lintas sebelumnya lihat sub bab 4.1.3.1 tentang
proyeksi lalu lintas yang menunjukkan bahwa pada tahun 2012 di salah satu ruas jalan arteri eksisting di dalam Kota Kandangan yaitu Jalan M. Johansyah telah
mengalami kepadatan lalu lintas yang tinggi yang cenderung menjadi macet. Prinsip dasar analisa kapasitas pada suatu segmen jalan adalah kecepatan
berkurang jika arus bertambah MKJI 1997. Adanya perubahan pada volume dan kapasitas jalan pada tahun 2012 nanti membuat analisis kecepatan tempuh tidak bisa
dipakai lagi karena pada tahun 2012 sesuai dengan proyeksi traffic yang telah diperhitungkan sebelumnya telah terjadi perubahan pada volume lalu lintas pada
semua segmen jalan arteri yang ada di Kota Kandangan. Dalam menentukan kecepatan kendaraan pada tahun 2012 maka dari tiga
rute yang ada akan dibagi lagi menjadi 5 lima segmen jalan yang setiap jalan tersebut memiliki kecepatan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi lalu lintas,
hambatan samping dan kondisi geometri sesungguhnya. Selanjutnya kecepatan kendaraan rute A-B, A-C dan A-D ditentukan dengan menggunakan formula dan
grafik hubungan VC atau NVK dengan kecepatan kendaraan dari MKJI 1997 yaitu:
FV = FV + FV
W
x FFV
SF
x FFV
CS
Untuk jenis kendaraan lain perlu disesuaikan dulu dengan:
FFV = FV
- FV FV
HV.MC
= FV
HV.MC.0
– FFV x FV
HV.MC.0
FV
Dimana: FV
= kecepatan arus bebas kendaraan ringan kmjam FV
= kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan kmjam FV
W
= penyesuaian kecepatan lebar jalan FFV
SF
= penyesuaian hambatan samping, lebar bahu jalanjarak kereb penghalang FFV
CS
= faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
FFV = penyesuaian kecepatan arus bebas LV kmjam FV
HV.MC
= kecepatan arus bebas HVatau MC FV
HV.MC.0
= kecepatan arus bebas dasar HV atau MC kmjam
Sumber: MKJI 1997
GAMBAR 4.5 GRAFIK HUBUNGAN VC DENGAN KECEPATAN
KENDARAAN PADA JALAN 22 UD
Sebagai langkah awal dicari dahulu kecepatan arus bebas untuk masing- masing kendaraan LV, HV dan MC. Pada tahap ini kondisi geometri seperti lebar
badan jalan, lebar bahu, hambatan samping serta faktor ukuran kota yang mempengaruhi. Setelah didapat kecepatan arus bebas, karena nilai kecepatan ini
adalah kecepatan kendaraan saat kondisi arus lalu lintas sama dengan 0 nol maka pada langkah berikutnya kecepatan akan dipengaruhi oleh kondisi sebenarnya
dimana terdapat nilai arus lalu lintas dan kapasitas yang bervariasi pada masing- masing jalan yang dalam kasus ini adalah nilai derajat kejenuhan perbandingan
volume dengan kapasitas pada tahun 2012. Untuk mendapatkan kecepatan tempuh
rencana yang lebih realistis perlu disesuaikan dengan memasukkan nilai-nilai kecepatan arus bebas tersebut ke dalam grafik hubungan antar kecepatan dengan
derajat kejenuhan VC. Hasil-hasil yang di dapat adalah sebagai berikut:
TABEL IV.25 KECEPATAN KENDARAAN PASCA JALAN ARTERI ALTERNATIF
Kecepatan Arus Bebas kmjam
Kecepatan Rencana kmjam
N o
Nama Jalan FV
LV
FV
Hv
FV
MC
LV HV
MC Rata-
rata 1 Jl.
Ahmad Yani
38,81 35,28 35,28 34,00 31,40 31,40 32,27 2 Jl.
Sudirman 35,64 35,28 35,28 29,80 27,90 27,90 28,53
3 Jl. M. Johansyah
32,47 29,52
29,52 21,90 20,15 20,15 20,73 4 Jl.
HM. Yusie
40,00 36,36 36,36 37,20 33,80 33,80 34,93 5
Jl. Arteri Alternatif Rencana
40,00 36,36 36,36 38,00 34,10 34,10 35,40
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Kecepatan tempuh rencana semua jenis kendaraan rata-rata pada ruas jalan arteri alternatif berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah sebesar
35,40 kmjam, merupakan nilai yang tertinggi dari semua kecepatan rata-rata di jalan arteri lainnya. Besaran tersebut berasal dari kecepatan kendaraan ringan LV sebesar
38,0 kmjam, kecepatan kendaraan berat HV sebesar 34,1 kmjam dan kecepatan sepeda motor MC sebesar 34,1 kmjam. Tingginya kecepatan pada pada ruas jalan
ini disebabkan oleh arus lalu lintas pada tahun 2012 yang diperkirakan masih rendah sementara kapasitas jalan besar yang ditunjang oleh kondisi geometri badan dan bahu
jalan yang baik dan paling lebar ditambah pengaruh faktor hambatan samping yang diramalkan juga masih berada dalam kisaran angka sangat rendah .
Kecepatan tempuh rencana semua jenis kendaraan pada tahun 2012 diperhitungkan paling rendah jika kendaraan melaju pada segmen Jalan M.
Johansyah. Di jalan propinsi ini kecepatan rata-rata semua jenis kendaraan adalah 20,73 kmjam. Nilai ini diperoleh dari kecepatan kendaraan ringan LV sebesar 21,9
kmjam, sedangkan kendaraan berat HV dan sepeda motor MC diperkirakan hanya dapat melaju pada kecepatan 20,15 kmjam. Rendahnya kecepatan pada ruas
jalan arteri sekunder berada di pusat Kota Kandangan ini disebabkan oleh arus lalu lintas yang diramalkan tertinggi sedangkan kapasitas jalannya paling kecil
dibandingkan jalan-jalan arteri yang lain. Pada tahun 2012 kecepatan arus bebas di jalan ini juga paling kecil karena kondisi geometri lebar badan dan bahu jalan yang
sempit ditambah faktor hambatan samping yang diperkirakan sudah mencapai kategori tinggi.
Meskipun tidak dipergunakan pada analisis biaya operasional kendaraan pasca jalan arteri alternatif, berdasar tabel IV.25 jika diambil kecepatan rata-rata per
rute dengan berdasar hasil yang ditunjukkan tabel di atas akan diperoleh kecepatan kendaraan tertinggi untuk melewati Kota Kandangan adalah ketika kendaraan ringan
melewati jalur baru yaitu jalan arteri alternatif rencana sebesar 38,0 kmjam, sedangkan jika kendaraan ringan melaju menggunakan rute Jalan Sudirman-M.
Johansyah-HM. Yusie rute A-C maka akan didapati kecepatan terendah yaitu rata- rata sebesar 29,63 kmjam. Sementara itu apabila kendaraan ringan menggunakan
rute Jalan Sudirman-Ahmad Yani rute A-B diperkirakan dapat ditempuh dengan baik dengan kecepatan rata-rata sebesar 31,9 kmjam.
4.2.2 Analisa Biaya Operasional Kendaraan