36
BAB II GAMBARAN UMUM PERKERETAAPIAN
SUMATERA UTARA
2.1 Kondisi Umum Perkeretaapian Sumatera Utara
Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut
barang maupun penumpang secara massal. Moda transportasi ini juga dinilai lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi darat lain terutama untuk angkutan
jarak jauh dan daerah yang padat lalu lintas. Kereta api sendiri merupakan alat transportasi yang umumnya terdiri dari
lokomotif kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri dan rangkaian kereta atau gerbong dirangkaikan antara satu dengan lainnya
19
. Rangkaian kereta api memiliki ruang yang luas ditiap gerbongnya sehingga mampu menampum
penumpang dan barang dalam jumlah yang cukup besar dan menurut UU Republik Indonesia nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang terdapat
pada Bab 1 pasal 2, Kereta api merupakan: sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri,
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan
perjalanan kereta api”
Kereta api juga memiliki cakupan yang sangat luas, ketika berbicara
mengenai kereta api maka kita juga akan berbicara komponen-komponen yang
19
Moda transportasi kereta api terdapat pada http:id.m.wikibooks.orgwikimoda_transportasiModa_transportasi_kereta_api diakses pada 29
oktober 2013
Universitas Sumatera Utara
37
terkait dengannya, baik itu stasiun, rel, peron, lokomotif, gerbong, palang pintu, pegawai kereta api, penumpang bahkan pedagang menjadi satu cakupan bahasan.
2.2 Sejarah Berdirinya Kereta Api Sumatera Utara
Dalam tulisan Luckman 2007: 61 Keberadaan kereta api di Sumatera tidak terlepas dari adanya pengaruh pemerintah kolonial Belanda yang
memprakarsai pembangunan sarana transportasi kereta api Deli Spoorweg Maatscappij DSM untuk mengangkut hasil perkebunan. Perkembangan yang
pesat dari tanaman tembakau sejak abad ke-19 menyebabkan dibangunnya perusahaan kereta api Deli ini. Tujuannya adalah agar transportasi lebih cepat dan
tidak terganggu lumpur-lumpur di jalanan ketika musim hujan datang.
Gambar 1: 1890-1905 Kereta Api Dengan Jarak Rel Sempit Untuk Pengangkutan Tembakau Deli Serdang, Sumatera Utara
20
20
sumber gambar: http:luk.staff.ugm.ac.iditdtembakau05.html
Universitas Sumatera Utara
38
Inisiatif pertama pembuatan jalan kereta api ini datang dari tuan Cremer yang merupakan manager “Deli Maatscappij ”. Kemudian pada tanggal 23 Januari
1883 “Deli Maatscappij” memperoleh konsensi dari pemerintah Belanda untuk membangun jalan kereta api dari Belawan-Medan –Deli Tua-Timbang Langkat
Binjai. Pada bulan juni 1883 konsensi ini dialihkan kepada perusahaan “ Deli Spoorweg Maatscappij” yang baru didirikan oleh “Deli Maatscappij”.
Lima tahun kemudian diperoleh konsensi-konsensi untuk membuka cabang-cabang jaringan lintasan ke Serdang – Perbaungan – Serdang – Hulu.
Jaringan lintasan pertama dibuka pada bulan juni 1886 dan seluruh jaringan lintasan 63 mil selesai dalam tahun 1889. Apabila perkebunan-perkebunan baru
mulai dibuka arah ke Selatan maka jalan kereta api juga turut menyusul dibuka ke arah selatan tersebut.
Dengan dibukanya tambang-tambang minyak di Pangkalan Brandan dan pangkalan Susu maka dalam tahun 1900 jaringan lintasan baru dibuka pula ke
sana. Kesemuanya telah dibuka 162 mil jaringan lintasan dengan 54 stasiun. Perkembangan jaringan lintasan kereta api cukup signifikan sejalan dengan
ekspansi pengusaha perkebunan ke beberapa kawasan di Sumatera Timur. Pada tahun 1888 kawasan-kawasan seperti Belawan, Deli dan Binjai telah
dapat dilalui oleh kereta api. Kemudian di tahun 1904 pembangunan kereta api dilanjutkan dengan menghubungkan antara Lubuk Pakam – Bangun Purba.
Perkembangan jaringan lintasan kereta api terus bertambah di tahun- tahun berikutnya, terbukti melalui tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 2.1 Lintasan dan Panjang Rel Kereta Api Deli tahun 1883-1940 Lintas rel
Panjang Km SK
Peresmian
Medan – Labuhan 16.743
No. 17, tgl 23 Jan1883 25 Juli 1886
Medan – Binjai 20.888
No. 17, tgl 23 Jan 1883 01 Mei 1887
Medan – Deli Tua 11.249
No. 17, tgl 23 Jan 1883 04 Sep 1887
Labuhan – Belawan 6.162
No. 17, tgl 23 Jan 1883 16 Feb 1888
Medan – Serdang 20.122
No. 09, tgl 28 Apr 1988 01 Jul 1889
Serdang – Perbaungan 17.668
No. 09, tgl 28 Apr 1988 07 Feb 1890
Binjai – Selesai 10.576
No. 01, tgl 20 Jun1889 19 Des 1890
Kp. Baru – Arnhemia 14.872
No. 62, tgl 26 Jun 1906 01 Okt 1907
Pakam – Bangun Purba 27.936
No. 25, tgl 13 Jul 1901 10 Apr 1904
Selesai – Kuala 9.943
No. 33, tgl 11 Aug1901 05 Nov 1902
Bamban – Perbaungan 30.350
No. 02, tgl 12 Feb 1900 11 Apr 1902
Bamban – Rantau Laban 10.680
No. 24, tgl 20 Sep 1901 02 Mar 1903
Stabat – Rantau Laban 22.428
No. 01, tgl 13 Jul 1900 20 Juni 1903
Stabat – Binjai 24.036
No. 01, tgl 13 Jul 1900 01 Aug 1904
Tanjung Pura – Brandan 19.505
No. 01, tgl 13 Jul 1900 15 Des 1904
Deli Tua – P. Batu 3.035
No. 28, tgl 10 Jun 1915 01 Des 1915
Brandan – Besitang 14.990
No. 56, tgl 26 Okt 1917 29 Des 1919
Besitang – P. Susu 9.510
No. 56, tgl 26 Okt 1917 01 Des 1921
Tebing – Siantar 48.464
No. 02, tgl 25 Aug1914 05 Mei 1916
Rt. Laban – Tj. Balai 95.602
No. 14, tgl 19 Sep 1912 06 Aug 1915
Tj. Balai – Tlk. Nibung 4.592
No. 14, tgl 19 Sep 1912 01 Feb 1918
Kisaran – Membang Muda 57.111
No. 06, tgl 13 Des 1926 19 Aug 1937
Membang Muda – Milano 44.199
No. 07, tgl 24 Okt 1928 19 Aug 1837
Milano – Rt. Prapat 12.562
No. 07, tgl 24 Okt 1928 19 Aug 1937
Total Panjang Rel 553.223
Sumber: Deli Spoorweg Maatschappij
21
2.2.1 Peralian Sumatra Timur Menjadi Sumatera Utara
Pada awalnya Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement Van Sumatera dan dipimpin oleh seorang Gubernur yang
berkedudukan di Medan. Sumatera Utara terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan keresidenan
22
. pada Sidang 1 Komite Nasional daerah KND Provinsi Sumatera diputuskan untuk dibagi menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub
Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur dan Keresidenan tapanuli, sub Provinsi Sumatera Tengah dan sub Provinsi
21
Deli Spoorweg Maatschappij: Kontribusi Perkebunan Deli Dalam Pengembangan Transportasi di Sumatera Utara oleh Erond L.Damanik, M.Si yang terdapat pada
http:Pussisunimed.wordpress.com20100128deli-spoorweg-maatschapappij-kontribusi- perkebunan-deli-dalam-pengembangan-transportasi-di-sumatra-utara diakses 20 November 2013
22
Keresidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah Provinsi pada masa Hindia Belanda di Indonesia waktu itu, keresidenan biasanya terdiri dari beberapa kabupaten.
Universitas Sumatera Utara
40
Sumatera Selatan. Melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948, pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-
masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Pada tanggal 15 tersebut juga
ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara. Pada Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintah di Sumatera.
Dengan keputusan pemerintah Darurat RI tanggal 17 Mei 1949 Nomor 22PemPDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya, dengan
ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli Sumatera Timur yang kemudian dengan Peratutan
Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara.
Tanggal 7 Desember 1956 diundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan peraturan
pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang intinya Provinsi Sumatera Utara wilayahnya dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah
Otonomi Provinsi Aceh
23
.
23
Sejarah Provinsi Sumatera Utara terdapat pada www.kemendagri.go.idpagesprofil- daerahprovinsidetail12sumatera-utarasejarah diakses 10 desember 2013
Universitas Sumatera Utara
41
2.2.2 Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Perkebunan di Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak diantara 1
o
– 4 Lintang Utara dan 98
o
– 100
o
Bujur Timur yang pada tahun 2004 memiliki 18 kabupaten dan 7 kota serta terdiri dari 328 kecamatan. Secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara
mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan serta memiliki luas daratan sebesar 72.981,23 km
2
.
24
Wilayah Sumatera Utara sendiri terdiri dari daerah pantai, daratan rendah dan daratan tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur di tengah-
tengah dari Utara ke Selatan. Berdasarkan topografi daerah, Sumatera Utara di bagi atas 3 bagian yakni bagian timur dengan keadaan yang relatif datar, bagian
tengah bergelombang sampai berbukit dan bagian barat merupakan daratan bergelombang. Wilayah pantai timur yang merupakan daratan rendah seluas
24.921,99 km
2
atau 34,77 dari luas wilayah. Sumatera Utara sendiri memiliki iklim yang termasuk tropis dan dipengaruhi oleh angin passat dan angin Muson.
Provinsi ini juga memiliki kelembaban udara rata-rata78 - 91 dengan curah hujan 800-4000mm tahun dan mendapat penyinaran matahari sebesar 43
25
.
Keadaan tanah dan iklim tersebut menjadikan daerah Sumatera Utara menjadi daerah yang subur. Kondisi alam yang menguntungkan ini sangat cocok
24
Geografis Sumatera Utara terdapat pada www.disdik.sumutprov.go.idprovilsumut.php diakses 10 desember 2013
25
Topografi dan iklim terdapat pada www.kanwilsumut.djpbn.depkeu.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=3Item
id=3 diakses 10 desember 2013
Universitas Sumatera Utara
42
untuk ditanami tanaman- tanaman bernilai ekonomis. Tanaman-tanaman tersebut seperti tembakau, karet,coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, dan kayu
manis. Tanaman- tanaman ini dikelolah oleh perkebunan milik Belanda. Sebelum kedatangan Kolonial Belanda dan tumbuhnya perkebunan-perkebunan besar
wilayah sumatera Utara merupakan hutan belantara yang memiliki keuntungan ekonomis yang kecil.
26
2.2.3 Sekilas Tentang Kehadiran Deli Maatschappij
Pada tahun 1858, Holandia berhasil membuat pemimpin kesultanan Siak tunduk dan menjadi bagian dari Hindia-Belanda. Ini diatandai dengan
ditandatanganinya Perjanjian Siak antara Sultan Siak dengan Hollandia pada tahun tersebut. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa Kesultanan Siak dan
daerah-daerah takhlukannya merupakan bagian dari kekuasaan Hollandia di Hindia Belanda.
Sebuah kesultanan kecil di pantai timur Sumatera yang tanahnya subur serta menghasilkan lada, pinang, pala, gambir, dan tembakau yang diekspor ke
Semenajung Malaya juga ikut tunduk. Kesultanan kecil ini berpusat pada sebuah kota yang bernama Labuhan. Kota Labuhan ini memiliki Sultan bernama Mahmud
Perkasa Alam. Sultan inilah yang menandatangani Acte van Verband yakni suatu perjanjian antara kesultanan Deli dengan kerajaan Hollandia pada tahun 1862.
Pada perjanjian itu Sultan Deli mengakui kekuasaan Sultan Siak yang telah
26
Dona Sofia: Keberadaan Angkutan Kereta Api di Sumatera Timur Skripsi 2004 jurusan sejarah fakultas sastra USU, hal: 18
Universitas Sumatera Utara
43
tunduk pada Hollandia yang dengan demikian Sultan Deli juga tunduk pada Hollandia.
Deli kemudian mulai didatangi pengusaha Hollandia Jacobus Nienhuys pada tahun 1863. Nienhyus dan Sultan Mahmud Perkasa Alam membuat suatu
persetujuan dimana orang Hollandia mulai diberi kesempatan untuk membuka perkebunan tembakau di Deli.
Gambar 2: Kebun Tembakau Deli
27
Nienhuys pun mendapat konsesi dari sultan tersebut. Jika pada awalnya tanaman tembakau di Deli ditanam dan dikelola secara tradisional oleh para
penduduk lokal, maka sejak kedatangan Nienhuys tanaman tembakau ditanam pada kebun yang lebih luas dan dikelola oleh orang asing.
27
Sumber gambar Alexander, 2012 dalam Parjis Van Soematra
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 3: Jacobus Nienhuys
28
Pada tahun 1869, Nienhuys memindahkan kantor perkebunannya Deli Maatschappij bergeser menjauhi kota sang sultan. Kantor tersebut didirikan pada
sebuah kampong bernama Medan Putri. Sekeliling Kampong yang masih hutan belukar merupakan potensi besar bagi perluasan kebun-kebun tembakau.
Kampong ini juga berada di jalur jalan antara kota Labuhan dan Deli Tua.
Gambar 4: Pembukaan Hutan Untuk Kebun Tembakau
29
Orang-orang dari labuhan dan Deli Tua menjadikan kampong ini sebagai tempat berkimpul untuk berdagang pada waktu-waktu tertentu. Posisi yang strategis ini
28
Sumber gambar Lucman, 2007 dalam Sejarah Medan Tempo Doeloe
29
Sumber gambar: Op.Cit Alrxander, hal 8
Universitas Sumatera Utara
45
yang membuat Nienhuys memilih kampong Medan putri sebagai pusat pengaturan kebun-kebun tembakaunya Alexander: 2012: 39-41.
Memasuki tahun 1870-an, komoditas perkebunan tidak hanya terfokus pada tembakau saja namun telah merambah ke komoditas lainnya seperti karet,
coklat, teh, dan kelapa sawit. Demikian juga halnya dengan perkebunan tidak lagi terkonsentrasi di Deli tetapi sudah memasuki daerah lain seperti Binjai, Langkat,
Serdang, Padang Tebing Tinggi, Siantar dan Simalungun.
Gambar 5: Stasiun Medan pada tahun 1884
30
Mengingat pesatnya perkembangan perusahaan perkebunan Deli maka dibangunlah jaringan kereta api di tanah Deli tersebut pada tahun 1883 yakni Deli
Spoorweg Matschappij yang mana transportasi kereta api ini digunakan sebagai
30
Sumber gambar:Op.Cit Luchman. Hal: 65
Universitas Sumatera Utara
46
sarana pengangkutan komoditas perkebunan dari pedalaman menuju pusat kota Medan di sekitar Esplanade Lapangan Merdeka.
Gambar 6: Lapangan Merdeka Sebelum 1890
31
Prospek yang menjanjikan dari sektor perkebunan Sumatera Timur ini telah mendorong penataan disejumlah bidang untuk mendukung pengembangan
kota Medan dan Sumatera Utara saat ini untuk menjadi kawasan yang maju dan Modern. Sehingga pada akhirnya Medan menjadi ibu kota Sumatera Utara pada
tahun 1907. Kemudian pasca Indonesia merdeka memasuki awal tahun 1950-an , kabinet pemerintahan Indonesia di bawah kendali Bung Karno melakukan
nasionalisasi aset pemerintah kolonial Belanda menjadi milik pemerintah Indonesia.
32
31
Sumber gambar: Ibid, hal 64
32
Op.Cit L.Damanik, M.Si
Universitas Sumatera Utara
47
2.2.4 Kaitan Perkembangan Kereta Api Sumatera Utara Dengan Kereta Api Indonesia
Kehadiran kereta api di Sumatera Utara tidak terlepas dari sejarah kemunculan kereta api pertama di Indonesia yang pembangunannya pertama kali
dilakukan di Jawa tepatnya di desa Kemijen Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan lebar sepur
33
1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari sabtu, 10 agustus 1867.
Akibat keberhasilan NV. NISM membangun jalan Kereta api antara Kemijen – Tanggung tersebut kemudian berkembang dan dilakukan pembangunan
lagi pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta 110 Km, keberhasilan pembangunan tersebut mendorong minat
investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Sehingga pada tahun 1864 – 1900 pembangunan jalan kereta api semakin panjang dan tumbuh
dengan pesat. Pada tahun 1867 panjang jalan kereta api baru mencapai 25 km, di tahun 1870 menjadi 110 km dan tahun-tahun berikutnya terus bertambah yakni
pada tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km serta pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
33
Sepur merupakan lebar antara sisi dalam kepala rel pada trak jalur kereta api kereta api
Universitas Sumatera Utara
48
Tidak hanya di Jawa saja, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh 1874, Sumatera Utara 1886, Sumatera Barat 1891, Sumatera Selatan
1914, bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 Km antara Makasar – Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan
tanggal 1 Juli 1923. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang
menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km hilang dan diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan
kereta api di sana.
Jalan kereta api sering disebut dengan rel dan di Indonesia semula rel dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm di Aceh dan 600 mm
dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang 1942 – 1943 sepanjang 473 km, sedangkan jalan kereta api
yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah – Cikara dan 220 km antara Muaro – Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang
seadanya, jalan kereta api Muaro – Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000
diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya
bertebaran sepanjang Muaro – Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api”
Universitas Sumatera Utara
49
AMKA mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan
sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan
bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia.
Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai hari kereta api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia DKARI. Pada tahun 1971 menjadi PJKA Perusahaan Jawatan Kereta Api, di tahun 1991 menjadi PERUMKA Perusahaan Umum Kereta Api,
kemudian pada tahun 1998 berganti menjadi PT. Kerteta Api Persero dan terakhir pada tahun 2010 sampai dengan sekarang ini berganti menjadi PT. Kereta
Api Indonesia Persero
34
. PT. KAI ini merangkul seluruh perusahaan kereta api yang ada di Indonesia termasuk salah satunya adalah PT.KA Sumatera Utara.
2.3 Kereta Api Sumatera Utara Masa Kini
Kereta api saat ini tidak hanya digunakan sebagai transportasi pengangkut hasil komoditi perkebunan. Transportasi ini telah berkembang menjadi angkutan
penumpang dan barang serta berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara BUMN. Kereta api saat ini tidak lagi menggunakan batu bara sebagai sumber
34
“sejarah Perkeretaapian” terdapat pada http:www.bumn.go.idkeretaapiidtentang- kamitentang-perusahaan diakses 29 oktober 2013
Universitas Sumatera Utara
50
tenaganya tetapi sudah mengandalkan mesin. Keberadaan kereta api sendiri kini lebih mudah dijumpai disetiap kota, pasalnya hampir disemua kota yang ada di
Sumatera Utara memiliki tempat pemberhentian kereta yang biasaya disebut dengan Stasiun. Melalui Fasilitas yang ada distasiun dapat dilihat perkembangan
yang terjadi pada perkeretaapian. Tidak hanya bentuk dan jenis kereta yang berbeda tetapi juga bangunan stasiun dan fasilitas yang diberikan juga berbeda.
Saat ini ada 5 jenis kereta penumpang yekni kereta Srilelawangsa, Sribilah, Putri Deli, Sirex dan kereta Kuala Namu.
A B
Gambar 7: A Kereta Sri Lelawangsa dan B Putri Deli
C D
Gambar 8: C Kereta Kuala Namu dan D Sribilah
Universitas Sumatera Utara
51
Kereta api juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta guna memajukan pelayanan dibidang transportasi dan juga menambah pemasukan bagi
pihak kereta api dengan cara menyewakan aset kereta api.
2.3.1 Stasiun Kereta Api
Ketika berbicara mengenai kereta api maka kita juga akan berbicara mengenai sarana dan prasarana lain yang melingkupinya salah satunya adalah stasiun.
Stasiun sendiri merupakan tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang kereta api. Ada 2 kategori stasiun yakni stasiun besar dan kecil.
Perbedaan antara kedua stasiun tersebut dapat dilihat memalui luas dan fasilitas yang ada di stasiun tersebut. Melalui stasiun inilah beragam lapisan
masyarakat saling berbaur dan menjalin komunikasi. Tidak hanya penumpang banyak pegawai kereta api yang bertugas dan pedagang juga berada di stasiun.
Di beberapa stasiun tertentu terkadang dilengkapi dengan dipo lokomotif yang fungsinya sama seperti bengkel bagi kereta api yakni sebuah tempat untuk
melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap mesin kereta api. Di Sumatera Utara sendiri ada banyak stasiun yang tersebar dalam beberapa wilayah yakni:
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 2.2 Daftar Stasiun Kereta api No
Nama Stasiun Kabupaten Kota
1 Rantau Prapat
Kab. Labuhan Batu 2
ST. Merbau Kab. Labuhan Batu
3 ST. Pamingke
Kab. Labuhan Batu 4
ST. Situngkir Kab. Labuhan Batu
5 ST.PadangHalaban
Kab. Labuhan Batu 6
Aek Loba Kab. Asahan
7 Henglo Kab.
Asahan 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
39 40
41 42
Kisaran Pulo Raja
Sentang ST. Teluk Dalam
Bahlias Bandar Tinggi
ST. Perlanaan Araskabu
Batang Kuis Lubuk Pakam
ST. Kuala Namu Besitang
Stabat Tanjung Pura
Bamban Perbaungan
Sei Rampah ST. Bajalingge
ST Bamban Teluk Mengkudu
Lima Puluh Payapinang
Sei Bejangkar ST. Dusun
ST. Mambang Muda
Tanjung Balai Pematang siantar
Siantar Tebing Tinggi
Bandar Khalipah Besar Belawan
Besar Medan Rambutan
Binjai Kab.
Asahan Kab. Asahan
Kab.Asahan Kab.Asahan
Kab. Simalungun Kab. Simalungun
Kab. Simalungun Kab. Deli Serdang
Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang
Kab. Deli Serdang Kab. Langkat
Kab. Langkat Kab. Langkat
Kab. Serdang Bedagai Kab. Serdang Bedagai
Kab. Serdang Bedagai Kab. Serdang Bedagai
Kab. Serdang Bedagai Kab. Serdang Bedagai
Kab. Bau Bara Kab. Batu Bara
Kab. Batu Bara Kab. Batu Bara
Kab. Labuhan Batu Kota Tanjung Balai
Kota Pematang Siantar Kota Pematang Siantar
Kota Tebing Tinggi Kota Medan
Kota Medan Kota Medan
Kota Medan Kota Medan
Kota Binjai
Sumber: Kementrian Perhubungan
35
35
Terdapat pada http:gis.dephub.go.idmappingPrasaranaBandaraList.aspx diakses 10 desember 2013
Universitas Sumatera Utara
53
2.3.2 Struktur Organisasi Pengelolah Stasiun
Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang Transportasi , PT. Kereta Api memiliki sebuah struktur organisasi pengelolah
stasiun yang tergambar pada diagram berikut ini:
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Pengelolah Stasiun Kereta Api
Dari diagam diatas dapat terlihat bahwa jabatan tertinggi dipegang oleh kepala stasiun, oleh karena itulah kepala stasiun merupakan orang yang paling
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada di stasiun kereta api. Walaupun tanggung jawab tertinggi dipegang oleh kepala stasiun namun disamping itu setiap
pegawai kereta api juga ikut andil dalam mempertanggung jawabkan setiap tugas mereka masing-masing, seperti berikut:
Kepala Stasiun Besar
Wakil Kepala Stasiun Besar
Tata Usaha Administrasi
Bendaharawa dan staff
Pimpinan Perjalanan Kereta Api
Kepala Kiriman Barang Hantaran
Kepala Kiriman Barang Hantaran
Juru Rumah
Sinyal Penjaga
Lintasan Kantor
Kawat Pengawas
Peron
MandorBongkar Muatan dan Kebersihan
Loket Loket
Juru Langsir
Pembuat Laporan Kereta
Api Penjaga Pintu
Depan Pekerja
Stasiun Pekerja
Stasiun Pekerja
Stasiun
Universitas Sumatera Utara
54
1. Kepala stasiun merupakan orang yang paling berkuasa dan bertanggung
jawab penuh dalam stasiun kereta api. 2.
Wakil kepala stasiun merupakan orang yang membantu tugas-tugas kepala stasiun, jika kepala stasiun tidak berada di tempat maka tanggung jawab
kepala stasiun secara otomatis dibebankan kepada wakilnya. Jabatan wakil kepala stasiun ini hanya ada pada stasiun besar.
3. Bendahara bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta
api. 4.
Wakil bendahara merupakan orang yang membantu tugas-tugas bendahara. 5.
Pimpinan Perjalanan Kereta Api PPKA bertugas mengatur operasional perjalanan kereta api.
6. Kondektur merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam
perjalanan kereta api dan bertanggung jawab penuh dalam perjalanan tersebut.
7. Staff kondektur TU kondektur bertugas mengatur jadwal dinas kondektur
8. Pengawas peron bertugas membantu PPKA, mengawasi segala kegiatan
peron dan mengawasi emplasement
36
. 9.
Staff langsir bertugas sebagai juru langsir yang menyusun dan melepaskan satu gerbong kereta api atau mengeluarkan materil dari sato spur ke spur
lainnya. 10.
Kepala kantor kawat bertugas sebagai kepala urusan telegram berita. 11.
Petugas administrasi mengurus surat menyurat kepala stasiun.
36
Emplasement merupakan ruangan lapangan halaman tempat lintas keluar-masuknya kereta apiuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Universitas Sumatera Utara
55
12. Petugas statistik merupakan staff kepala stasiun besar dalam urusan
pendataan berbagai hal secara statistik. 13.
Petugas bagasi merupakan staff kepala stasiun besar urusan kiriman barang bagasi dan keatas kereta api.
37
Dari semua staff pegawai kereta api tersebut tidak semuanya terdapat di semua stasiun. beberapa diantaranya hanya terdapat di stasiun besar. Di Sumatera Utara
ada 4 stasiun kereta api yang tergolong ke dalam stasiun besar yakni Medan, Tebing Tinggi, Tanjung Balai dan Rantau Prapat.
2.3.3 Pengaruh Stasiun Besar Medan
Keberadaan stasiun besar Medan dinilai penting mengingat bahwa semua kereta api dengan tujuan mana saja bergerak dari stasiun ini. Sehingga stasiun
lainnya menyesuaikan jadwal oprasional kereta api dengan jadwal kedatangan kereta dari stasiun Medan. Berikut merupakan jadwal oprasional kereta api di
stasiun Medan:
37
Bambang Herawan Tugas akhir “Proyek pengembangan stasiun Kereta api Medan”, 2011 pada http:repository.usu.ac.idbitstream123456789270153Chapter20II.pdf diakses pada 29
oktober 2013
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 2.3 Jadwal Operasional KA SRIBILAH
NAMA KA NO.KA
RELASI KEBERANGKATAN KEDATANGAN
LAMA BARU LAMA BARU
SRIBILAH U27 R.PARAPAT-MEDAN
8:45 14:00
U28 MEDAN-R.PARAPAT 8:17
13:57 U29 R.PARAPAT-MEDAN
15:20 20:43
U30 MEDAN-R.PARAPAT 10:47
16:00 U31 R.PARAPAT-MEDAN
17:10 22:11
U32 MEDAN-R.PARAPAT 15:46
21:16 U33 R.PARAPAT-MEDAN
23:55 5:09
U34 MEDAN-R.PARAPAT 22:50
3:50
Sumber: Stasiun KA Medan
Tabel 2.4 Jadwal Operasional KA PUTRI DELI
NAMA KA NO.KA
RELASI KEBERANGKATAN KEDATANGAN
LAMA BARU LAMA
BARU PUTRI DELI
U39 T.BALAI-MEDAN 7:55
12:52 U40 MEDAN-T.BALAI
6:57 11:28
U41 T.BALAI-MEDAN 13:20
17:55 U42 MEDAN-T.BALAI
13:12 17:36
U43 T.BALAI-MEDAN 19:00
23:20 U44 MEDAN-T.BALAI
16:57 21:35
Sumber: Stasiun KA Medan
Tabel 2.5 Jadwal Operasional KA SIREX
Sumber: Stasiun KA Medan
Tabel 2.6 Jadwal Operasional KA SRILELAWANGSA
Sumber: Stasiun KA Medan
NAMA KA NO.KA
RELASI KEBERANGKATAN KEDATANGAN
LAMA BARU LAMA BARU
SIREX U37 SIANTAR-MEDAN 7:15 6.25
10:57 10:22
U38 MEDAN-SIANTAR 14:10
14.27 17:33 18:15
NAMA KA NO.KA
RELASI KEBERANGKATAN KEDATANGAN
LAMA BARU LAMA BARU
S R
I L
E L
A W
A N
G S
A U35 T.TINGGI-MEDAN
5:36 7:22 7:53 U36 MEDAN-T.TINGGI
18:57 21:51 20:37
U45 BINJAI-MEDAN 5:45 -
6:14 U46 MEDAN-BINJAI
5:00 5:37 5:29 U47 BINJAI-MEDAN
7:15 7:22 7:44 U48 MEDAN-BINJAI
6:30 - 6:59
U49 BINJAI-MEDAN 9:15 9:52 9:44
U50 MEDAN-BINJAI 8:30 9:07 8:59
U51 BINJAI-MEDAN 12:07
12:12 12:36 U52 MEDAN-BINJAI
10:00 10:37 10:29
U53 BINJAI-MEDAN 13:55
15:07 14:24 U54 MEDAN-BINJAI
13:10 13:07 13:39
U55 BINJAI-MEDAN 16:55
16:52 16:44 U56 MEDAN-BINJAI
14:40 15:57 15:09
U57 BINJAI-MEDAN 18:55
- 19:24
U58 MEDAN-BINJAI 18:10
17:37 18:39 U59 BINJAI-MEDAN
21:45 21:37 22:14
U60 MEDAN-BINJAI 21:00
- 21:29
Universitas Sumatera Utara
57
Jadwal operasional kereta api Medan saat ini samakin bertambah mengingat saat ini kereta api telah melayani perjalanan menuju bandara Kuala
Namu. Kehadiran bandara Kuala Namu sendiri merupakan sebagai pengganti bandara Polonia yang tidak mungkin lagi beroprasi sebagai bandara untuk semua
jenis pesawat. Hal ini karena wilayah sekitar bandara Polonia saat ini sudah dipadati oleh pemukiman penduduk sehingga ditakutkan akan membahayakan
keselamatan bagi penduduk yang ada di sekitar wilayah tersebut dan juga keselamatan penumpang pesawat. Saat ini bandara Polonia telah diambil alih oleh
pihak angkatan udara dan aktivitas penerbangan resmi dipindahkan ke bandara Kuala Namu. Berikut merupakan jadwal operasional kereta api menuju Kuala
Namu:
Tabel 2.7 Jadwal Keberangkatan dari Medan Menuju KNIA
NO. Kereta yg diberangkatkan
Keberangkatan dari Stasiun Medan
Tiba di Bandara KNIA
Durasi Perjalanan
U62 04.00 WIB
04.37 WIB 37 Menit
37 Menit U4A
06.15 WIB 06.52 WIB
U8A 08.20 WIB
08.57 WIB 37 Menit
U14A 11.10 WIB
11.47 WIB 37 Menit
U18A 13.45 WIB
14.22 WIB 37 Menit
U22A 15.15 WIB
15.52 WIB 37 Menit
U26A 17.15 WIB
17.52 WIB 37 Menit
U26 19.10 WIB
19.47 WIB 37 Menit
U70 20.00 WIB
20.37 WIB 37 Menit
U72 22.00 WIB
22.37 WIB 37 Menit
Sumber: ARS
Tabel 2.8 Jadwal Keberangkatan dari KNIA Menuju Medan
NO. Kereta yang di Berangkatkan
Keberangkatan Dari Bandara KNIA
Tiba di Stasiun Medan
Durasi Perjalanan
U63 U71
05.00 WIB 08.35 WIB
06.42 WIB
09.19 WIB 47 Menit
44 Menit U5A
09.25 WIB 10.02 WIB
37 Menit U11A
12.25 WIB 13.02 WIB
37 Menit U15A
14.55 WIB 15.42 WIB
47 Menit U19A
16.25 WIB 17.02 WIB
37 Menit U23A
18.30 WIB 19.07 WIB
37 Menit U37
20.15WIB 20.59 WIB
44 Menit U75
U69 22.15 WIB
00.15 WIB 22.59
WIB 00.52 WIB
44 Menit 37 Menit
Sumber: ARS
Universitas Sumatera Utara
58
Tidak hanya jadwal operasional saja bertambah, namun kini stasiun kereta api Medan juga dipadati dengan para penumpang yang bertujuan ke bandara
Kuala Namu. Pasalnya kini dalam wilayah regional yang sama juga telah dibangun stasiun khusus penumpang Bandara.
Sehingga membuat stasiun kereta api Medan memiliki bangunan tambahan yang digunakan sebagai stasiun khusus bandara yang mana dapat diakses melalui
area drop off di lantai 2 atau dapat pula melalui pintu masuk stasiun di lantai 1 lalu naik ke lantai 2 dengan menggunakan eskalator ataupun lift yang ada. Stasiun
kereta api bandara Medan terdiri dari tiga bangunan baru yang terbentang dari Jl. Stasiun sampai dengan Jl. Jawa, yang saling terhubung dengan dengan adanya 2
buah bangunan jembatan kaca sky-bridge.
Gambar 9: Sky-Bridge Stasiun Bandara di Medan
Bangunan pertama City Railway Station CRS 1 merupakan bangunan inti yang berada di lantai 2, tempat pembelian tiket kereta. Bangunan kedua CRS
2 berada di tengah-tengah antara jalur kereta 8 dan 9, berfungsi sebagai peron
Universitas Sumatera Utara
59
untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api bandara, sedangkan bangunan CRS 3, berada di sisi jalan Jawa yang merupakan jalan keluar utama atau tempat
penjemputan bagi para penumpang kereta yang datang dari Stasiun kereta api bandara Kuala Namu. Ketiga bangunan tersebut merupakan bangunan baru yang
cukup modern, berpendingin udara AC, oleh karena itu seluruh area dalam gedung merupakan area bebas asap rokok
38
. Stasiun kereta api Bandara Medan juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti ruang kesehatan, mesin ATM,
musholah dan resto-café, ruang check-in, dan kabarnya akan ditambahkan fasilitas penginapan berupa hotel.
A B
Gambar 10: A Cafe-resto Resto Yang Terdapat di Stasiun Medan dan B City Check In Yang Berada di Stasiun Bandara Medan
38
“ Stasiun kereta api bandara” terdapat pada http:www.railink.co.idstasiun diakses 29 oktober 2013
Universitas Sumatera Utara
60
2.4 Cakupan Pembahasan Mengenai Kereta Api
Di awal telah dijelaskan bahwa kereta api memiliki cakupan yang sangat luas, ketika berbicara mengenai kereta api maka kita juga akan berbicara
komponen-komponen yang terkait dengannya yang salah satunya adalah stasiun. Di Stasiun kita dapat menemui berbagai macam kalangan masyarakat dan
berbagai kegiatan pun terjadi di sana. Berbagai interaksi juga terjadi di stasiun dengan kata lain stasiun dapat disebut sebagai sebuah arena sosial yang berbentuk
kecil yang mana berbagai kalangan dan lapisan masyarakat dapat saling berbaur.
Kalangan-kalangan tersebut yakni penumpang yang berasal dari profesi, status, pendidikan yang berbeda maka cara pandang dan pola pikir dari masing-
masing penumpang juga berbeda. Pedagang yang berasal dari daerah yang berbeda pula, pegawai kereta api yang berbeda spesifikasi, jabatan dan tugas yang
diembannya, tukang becak yang pada dasarnya adalah “orang pasaran” serta agen- agen lain yang terdapat dicakupan wilayah stasiun kereta api. Masing-masing dari
kalangan masyarakat tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda dengan kereta api. Ada yang sekedar menggunakan kereta api sebagai transportasi, ada
yang menggunakan kereta api sebagai lahan mencari rejeki, ada yang menggunakan kereta api sebagai tuntutan kerja, ada juga yang menggunakan
kereta api sebagai ajang rekreasi dan ada juga yang menggunakan kereta api sebagai lahan bisnis.
Universitas Sumatera Utara
61
Cakupan kereta api sangatlah luas, sebagai mana yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian pada Bab 1 pasal 1 mengatakan bahwa:
“Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api”.
Maka dari itu pembahasan mengenai kereta api disini tidak semata mata terkukung oleh transpotrasinya saja namun mencakup keseluruhan yang terkait
dengan kereta api, termasuk aset perkeretaapian berupa tanahbangunan dan individu-individu yang terlibat serta aturan-aturan yang ada di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB III HUKUM MENGENAI ASET TANAH DAN BANGUNAN
3.1 Ruang Lingkup Penyewaan Aset Tanah dan Bangunan