81
3.3.2 Hukum di Gudang Milik Kereta Api
Gudang kereta api merupakan tempat menyimpan barang yang akan dikirim melalui jasa kereta api. Gudang juga salah satu aset yang dapat
dimanfaatkan dengan cara disewa. Pemanfaatan gudang oleh pihak swasta dapat dilihat dibeberapa daerah, contohnya seperti yang terdapat di stasiun Medan dan
Kisaran. Pihak swasta menyewa gudang milik kereta api tersebut sebagai lahan usaha berbasis pengiriman barang, yang tentu saja bekerja sama dengan pihak
kereta api karena pengiriman tersebut akan menggunakan jasa transportasi kereta api.
Penyewaan gudang dan kerja sama ini tentunya menguntungkan bagi pihak kereta api sebab menambah kas milik kereta api. Menurut informan saya
bernama pak Tukirno seorang pensiunan pegawai kereta api, sebelumnya telah terjadi kesepakatan antara pihak swasta tersebut dengan pihak kereta api. Yang
mana selain membayar uang sewa gudang pihak swasta tersebut juga membayar biaya transportasi pengiriman barang yang ada kepada kereta api.
Kereta api menyetujui hal ini karena melihat bahwa pihaknya tersebut tidak lagi dipusingkan dengan dokumen administrasi pengiriman. Tugas kereta api
hanyalah mengantarkan barang kiriman ke stasiun yang dituju dan kereta api tidak bertanggung jawab atas rusaknya suatu barang yang dikirimkan.
Dalam hal melakukan pengiriman barang, kereta api memiliki jenis kereta sendiri yang biasa disebut sebagai “kereta api barang”. Biasanya kereta api barang
akan diberangkatkan sore hari sekitar pukul 17.00 Wib. Barang yang dapat dikirim terdiri dari beragam bentuk yakni mulai dari kendaraan beroda dua,
Universitas Sumatera Utara
82
dokumen, barang pecah belah, kunci, barang tekstil dan lainnya yang tentu saja masih bisa diangkut oleh buruh angkut. Karena pihak pemilik jasa pengiriman
masih menggunakan jasa kuli angkut untuk memindahkan barang dari gudang kereta ke dalam gerbong kereta api barang tersebut.
3.3.3 Hukum di Rumah Persewaan
Aset milik kereta api selanjutnya berupa persewaan rumah perusahaan. Rumah persewaan ini biasanya ada di sekitar wilayah stasiun. Rumah-Rumah
tersebut juga disewakan kepada masyarakat umum. Akan tetapi kebanyakan dari rumah milik kereta api tersebut ditempati oleh pegawai kereta api dan pensiunan
kereta api. Rumah Persewaan tersebut tidak selamanya dikenakan biaya sewa terlebih
lagi jika yang tinggal di sana adalah pegawai. Walaupun pegawai tersebut telah pensiun tetapi tetap saja masih diizinkan untuk menempati rumah persewaan
milik kereta api. Mereka tidak akan digusur dari rumah persewaan itu, pasalnya mereka telah menempati rumah tersebut sudah sejak lama sekali.
Hal ini jelas sekali telah melencenga dari aturan yang sebenarnya, yang mana disatu sisi pihak kereta api mengatas namakan rumah-rumah tersebut
sebagai rumah persewaan yang seyogiannya untuk menempati rumah yang ada terlebih dahulu harus menyewanya tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Kebanyakan penghuni rumah persewaan tersebut tidak melakukan pembayaran sewa. Tidak terlepas dari pada itu, apakah ia seorang pegawai kereta api atau tidak
Universitas Sumatera Utara
83
maka ia harus menaati aturan yang telah ada yang terwujud dalam pembayaran sewa rumah yang ditempatinya.
Pihak kereta api juga tidak mengindahkan aturan yang telah ditetapkan tersebut karena dinilai tidak melakukan apa-apa ketika melihat kondisi seperti ini.
pihaknya juga tidak memberikan sanksi apapun terkait penempatan rumah persewaa yang tidak dikenai biaya sewa tersebut. Pelegalan aturan ini dirasa wajar
karena melihat bahwa yang menempati rumah persewaan tersebut adalah bagian dari pihak kereta api yakni pegawai kereta api itu sendiri.
3.4 Kondisi Kemajemukan Hukum di Aset Kereta Api