Calo Tiket Hukum Mengenai Tiket

92 Disini dapat dilihat bahwa ada perbedaan pada loket-loket yang terdapat dimasing-masing stasiun yang ada di DivRe 1 Sumatera Utara. Yang mana pelayanan loket di stasiun kecil tidak begitu diprioritaskan sehingga hanya terdapat 1 loket untuk melayani semua jenis tiket kereta.

4.1.2 Calo Tiket

Tiket kereta api dahulu dikenal dengan sebutan karcis yang mana pada karcis tersebut hanya tertera harga, tujuan dan tanggal keberangkatan. Dalam karcis tidak dituliskan identitas yang lebih lengkap seperti nama penumpang pemilik karcis. Sehingga sangat mudah bagi calo untuk melancarkan aksinya yakni dengan cara membeli karcis dari loket lalu menjualnya kembal kepada penumpang. Pergerakan calo ini sangat lihai, dimana para calo akan datang lebih awal dan mengantri di depan loket karcis layaknya calon penumpang lainnya. Pada saat itu pihak kereta api menbatasi pembelian karcis yakni maksimal 5 karcis pada setiap pengantri yang berada di loket. Sehingga calo juga membeli karcis sebanyak 5 untuk dijual kembali kepada penumpang dengan harga yang berbeda. Jika pada saat itu harga karcis kereta ekonomi hanya bekisar Rp.14.000,- maka calo akan menjual kembali karcis tersebut dengan harga Rp.20.000,- kepada penumpang. Meskipun penumpang tahu bahwa harga karcis yang dibeli pada calo lebih mahal, para penumpang tersebut tidak merasa keberatan pasalnya mereka tidak perlu lagi mengantri berdesak-desakan di depan loket untuk membeli karcis. Terlebih lagi jika pegawai loket telah memberitahukan bahwa karcis telah habis Universitas Sumatera Utara 93 maka penumpang akan membeli karcis melalui calo. Para penumpang tak ingin keberangkatannya tertunda dikarenakan karcis yang telah habis. Calo-calo karcis yang ada biasanya berdiri di depan stasiun dan melihat-lihat para penumpang yang sedang kebingungan memperoleh karcis. Jika penumpang tersebut sudah biasa menggunakan transportasi kereta api maka ia tidak lagi sulit membedakan mana calo dan mana penumpang. Terkadang juga jika para penumpang telah mengenal baik calo yang ada dan sering membeli karcis melalui calo, maka tak jarang pula para penumpang tersebut akan memesan karcis kepada calo untuk keberangkatannya selanjutnya. Untuk memberitahukan keberangkatan selanjutnya. Antara calo dengan penumpang terjalin melalui via telepon dan Para calo juga mengenali mana pelanggan tetapnya mana yang tidak. Seiring dengan perkembangan teknologi kini para penumpang lebih mengenal sebutan tiket dari pada karcis. Pasalnya dokumen perjalanan terebut telah berganti menjadi lembar kertas yang di dalamnya memiliki keterangan yang lebih lengkap dibanding dengan karcis. Lembar kertas tersebut bertuliskan identitas penumpang berupa nama, nomer tempat duduk, harga, tanggal,waktu, tujuan keberangktan, jenis kereta yang di tumpangi, barkot dan nama dari pegawai yang melayani penjualan tiket. Sehingga sistem ini mempersempit ruang gerak para calo yang ada. Mereka kesulitan untuk memperoleh tiket pasalnya saat ini setiap penumpang yang akan membeli tiket harus memperlihatkan kartu identitasnya berupa Universitas Sumatera Utara 94 KTPSIMPasspor atau kartu identitas lainnya. Yang pada akhirnya menjadikan usaha percaloan tiket hilang. A B Gambar 15: A dan B Himbauan untuk menghindari calo tiket Pihak kereta api menghimbau agar para penumpang tidak membeli tiket kepada calo dan berusaha mengikis percaloan yang ada dengan kebijakan- kebijakan yang tertera pada gambar di atas. Akan tetapi tanpa sadar pihak kereta api telah menumbuhkan percaloan baru dengan wujud yang berbeda dengan wujud gerai pemesanan tiket seperti Rail Agent, Mobile Ticketing Online, Stasiun Online, PadiTrain, PT.Pos Indonesia, Drive Thru, Indomaret, Cotos, Fastpay, Alfamart, Tiket.com, Aeroticket, ppob BRI-Delaprasta, FinChannel. 43 Ini merupakan bentuk percaloan baru namun memiliki perbedaan karena percaloan yang satu ini bersifat legal dan sudah mendapat izin dari pihak kereta api. Namun pihak kereta api pasti tidak akan menerima jika ini dikatakan sebagai perwujudan calo tiket yang baru dan lebih modren. Saya memberi istilah percaloan lama sebagai calo individu dan percaloan baru sebagai calo gerai. 43 Gerai pemesanan tiket, http:www.kereta-api.co.idlayanan-produkreservasi-tiket.html diakses pada 28 februari 2013 Universitas Sumatera Utara 95 Gambar 16: Gerai pemesanan tiket PT. Anugrah Fajar Jika dilihat dan dianalisis dari percaloan yang ada diawal hingga percaloan yang ada saat ini maka tidak akan ada bedanya yakni: 1. Calo individu membeli karcis diloket menggunakan uangnya dan menjualnya kembali kepada penumpang dengan mengambil keuntungan. 2. Calo gerai juga demikian, ia bekerjasama dengan pihak kereta api serta menanamkan modal untuk penjualan tiket kereta api dan menjual tiket kereta api kepada penumpang dengan mengambil keuntungan. Bedanya adalah calo gerai mendapat izin dari pihak kereta api dan bersifat legal sedangkan calo individu adalah sebaliknya. Maka yang terjadi sebenarnya adalah percaloan tidak hilang melainkan tetap ada hanya saja dengan wujud yang berbeda.

4.1.3 Ketentuan Pembatalan Tiket