26
1.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data akan dikumpulkan melalui observasi, wawancara serta sumber data lainnya yang mendukung terkait permasalah yang sedang
diteliti. observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan Bungin,
2007:115. Disini saya menggunakan observasi partisipasi. Saya terjun langsung ke kantor Kereta Api dan ke stasiun-stasiun yang ada di daerah oprasional
Sumatera Utara guna memperoleh data yang akurat. Saya juga terlibat langsung sebagai penumpang kereta api. Observasi dilakuakan guna melihat, mendengarkan
dan mencatat kejadian-kejadian serta aktivitas yang ada di lingkup perkeretaapian Sumatera Utara. Saya mencoba mengamati merasakan dan memahami secara emic
view yakni melalui kacamata orang lain yang sedang diteliti. Observasi juga saya jadikan sebagai loncatan awal untuk memahami
kondisi yang ada di lingkungan kereta api. Saya mengamati gerak setiap pelaku, mulai dari penumpang hingga pegawai kereta api. Melihat bagaimana kerja tiap-
tiap pegawai kereta api, pedagang maupun penumpang. Observasi ini saya anggap penting karena dinilai sangat membantu dalam belajar beradaptasi dengan kondisi
yang ada dilingkungan kereta api. Selain observasi saya juga menggunakan tekhnik wawancara interview.
Metode wawancara digunakan guna mendapatkan informasi dari para informan. Informan-informan yang terkait dalam penelitian ini adalah pegawai
kereta api, pedagang, penumpang serta informan lainnya yang terkait dengan pembentukan hukum di perkeretaapian Sumatera Utara. Metode wawancara
Universitas Sumatera Utara
27
dianggap lebih efisien untuk memperoleh informasi yang akurat dari apa yang terjadi di lapangan terkait dengan kemajemukan hukum. Metode wawancara juga
memberi keleluasaan pada saya untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami terkait panelitian yang sedang dilakukan. Metode ini membantu untuk
mendekatkan diri secara emosional dengan informan. Wawancara yang digunakan disini adalah wawancara mendalam depth
interview, wawancara bebas dan wawancara sambil lalu. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan interview guide yaitu pedoman wawancara yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Wawancara sambil lalu dan wawancara bebas dapat dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara dilakukan guna mendapatkan data mengenai situasi kemajemukan hukum yang terjadi di perkereta apian Sumatera Utara. Dalam hal wawancara saya
tidak membagi-bagi informan berdasarkan informan kunci, pangkal atau biasa. Hal ini karena saya melihat semua informan dapat berlaku sebagai informan
kunci berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka selama bekerja di kereta api Sumatera Utara, pedagang ataupun menjadi penumpang kereta api. Informan
kunci dilihat berdasarkan tingkat keakuratan informasi yang diberikan. Selain itu juga, saya merasa penting menjalin Rapport dengan para informan.
Karena menjalin hubungan baik dengan informan menjadi satu hal pokok yang sangat penting ketika melakukan penelitian. Bagaimana seorang peneliti bisa
masuk dalam suatu lingkungan dan diterima agar dapat lebih mudah untuk memperoleh informasi dan data yang akurat. Pada penelitian ini, saya
Universitas Sumatera Utara
28
memposisikan diri sebagai seseorang yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang hukum-hukum yang terdapat di kereta api.
Sehingga ingin belajar dari kondisi lapangan dan para informan untuk mengetahui hukum-hukum yang terdapat di perkeretaapian tersebut. Hubungan
baik diciptakan melalui pendekatan dengan para informan, bersikap ramah dan terbuka merupakan cara yang efektif dalam mendekatkan diri dengan informan,
membangun rasa percaya informan bahwa peneliti benar-benar ingin belajar dari informan.
Sehingga dengan hal tersebut informan lebih terbuka untuk memberikan informasi dan menjelaskan mengenai situasi hukum yang terjadi di kereta api.
Untuk mengadakan kontak dan membangun hubungan dengan pegawai-pegawai kereta api di sini saya berlaku sebagai penumpang yang berstatus sebagai
mahasiswi yang sedang melakukan tugas kuliah dan bukan sedang melakukan penelitian. Rapport yang terjalin dengan baik dihasilkan melalui tahap perkenalan
dan selanjutnya bertatap muka dengan intens. Sehingga informan tidak menimbulkan keraguan sama sekali dengan saya sebagai peneliti.
1.6.2 Tekhnik Analisa Data