102
Selain itu juga hal lain yang menyebabkan pelarangan pedagang ini sulit untuk diterapkan adalah karena ulah pegawai yang memiliki kuasa ini kondektur,
masinis. Seperti yang dikatakan oleh seorang pensiunan kondektur bernama Tukirno:
“…orang ininya yang salah dikira dia keluarganya aja yang mau jualan di kereta api itu, orang lainkan jugak mau jualan…aa jadi
itulah yang buat sulit tukang jualan ini dilarang, kalo dilarang yang satu, yang satu lagi bilang dia kok gak dilarang. Makanya sulit kalo
bicara tukang jualan ini”Tukirno, Oktober 2012
Berdasarkan informasi yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa permasalahan
pedagang ini tidak akan pernah selesai. Kemungkinan larangan untuk berjualan di dalam gerbong KA tidak pernah terlaksana dengan baik.
4.2.2 Kondisi di Dalam Gerbong Kereta
Berbicara mengenai kondisi gerbong maka akan berbicara mengenai fasilitas dan aturan-aturan yang ada di dalam gerbong tersebut. Antara gerbong
eksekutif dan bisnis berada pada satu rangkaian kereta yang dilengkapi dengan beragam fasilitas. Untuk gerbong eksekutif dilengkapi dengan AC, TV, kotak
P3K dan tempat duduk yang nyaman dan dapat ditukar posisinya sesuai keiingan penumpang serta bantal dan selimut bagi tiap penumpangnya serta toilet. Bedanya
dengan bisnis hanya terletak pada TVnya saja. Kedua gerbong ini di lenkapi dengan fasilitas kantin dan gerbong makan, dimana penumpang dapat memesan
makanan dan minuman serta dapat langsung diantar ketempat duduk penumpang. Lain lagi halnya dengan kondisi gerbong ekonomi, fasilitas yang ada
hanyalah ac dan toilet serta kotak P3K. Tetapi anehnya kotak P3K tersebut sama
Universitas Sumatera Utara
103
sekali tidak berisi obat atau apapun dengan kata lain adalah kosong. Menurut salah seorang penumpang bernama Citra hal ini diakibatkan oleh ulah pedagang
yang ada : “Waktu itu sempat ada obat disitu, paramex, bodrex,minyak kayu
putih, betadin, hansaplas, perban, kapas, sama obat-obat lain lah, tapi sama orang jualan ini diambilinyadi bawak pulang, jadi
malaslah orang ini ngisi kotak itu lagi”Citra, Januari 2014
Citra melihat sendiri bahwa para pedagang mengambil persedian obat yang ada di
kotak P3K tersebut. Menurut Citra ulah pedagang ini tidak semestinya seperti itu, padahal obat yang ada di kotak P3K harusnya digunakan untuk kepentingan
bersama bagi semua penumpang yang membutuhkan.
Gambar 18: Kotak P3K yang terlihat kosong
Kondisi lain adalah tempat duduk kereta ekonomi tidak dapat di tukar- tukar posisinya sesuai dengan keinginan penumpang. Padahal pada dinding
tempat duduk tertempel stiker yang bertuliskan bahwa tempat duduk dapat ditukar posisinya sesuai dengan keinginan.
Universitas Sumatera Utara
104
Gambar 19: Stiker yang menempel pada dinding tempat duduk
Hal lainnya adalah tentang pelarangan merokok di dalam gerbong kereta, tetapi bagi perokok aktif tetap saja merokokm di dalam gerbong padahal ruang
dalam gerbong memakai AC. Cara agar para perokok ini dapat merokok adalah mereka akan meninggalkan bangunya untuk sementara dan memilih berada di
dekat pintu gerbong kereta agar saat ia merokok tidak mengganggu orang yang ada di dalam gerbong kereta. Dapat di temui banyak orang yang berdiri di depan
pintu gerbong kereta padahal mereka telah memiliki nomer bangku hal ini dikarenakan mereka akan mengambil waktu sebentar untuk merokok.
Gambar 20: Larangan merokok di dalam gerbong kereta
Universitas Sumatera Utara
105
Meskipun para perokok aktif ini merokok di depan gerbong pintu kereta akan tetapi tetap saja itu masih dalam area wilayah gerbong kereta dan seharusnya
itu tidak dibenarkan. Para perokok ini tidak memperdulikan larangan yang telah di tetapkan oleh pihak kereta api. Jika ada petugas yang lewat maka para perokok ini
akan berusaha menyembunyikan rokoknya dan seolah-olah ia tidak merokok sama sekali dan hanya menikmati perjalanan dengan berada di depan pintu gerbong
kereta.
4.2.3 Nomor Tempat Duduk Ganda