dokumentasi foto siklus II. Dari hasil dokumentasi foto pada siklus II ini terlihat beberapa siswa yang masih kurang bersikap jujur dalam menilai puisi, namun
sudah banyak siswa tampak bersikap jujur dalam melakukan penilaian. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 22Siswa Saat Menilai Puisi pada Siklus II
Berdasarkan uraian observasi, wawancara, dan dokumentasi foto tersebut, dapat diketahui keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam memaparkan puisi
sudah baik. Siswa sudah mulai terbiasa dengan aktivitas demonstrasi sehingga rasa percaya diri siswa pada saat memaparkan puisi sudah tumbuh. Hal tersebut
menunjukkan peningkatan dibanding siklus I sebelumnya.
4.1.2.4 Refleksi Hasil Penelitian Siklus II
Pembelajaran menulis puisi menggunakan strategi Lipirtup yang diberikan guru pada siklus II sudah dapat diikuti siswa dengan baik. Siswa sangat antusias
dan serius ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi. Siswa sudah aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru. Aktivitas tanya jawab juga
berjalan dengan lancar dan tertib. Pada saat memilih unsur puisi, menulis puisi,
dan menamai bagian puisi siswa sudah terlihat sangat serius dan menjalankannya dengan baik. Pada aktivitas menyunting, siswa juga terlihat serius dan sungguh-
sungguh dalam menyunting puisinya. Beberapa siswa ada yang bertanya, baik kepada guru maupun kepada temannya ketika menemukan kesulitan. Siswa juga
antusias ketika diminta untuk membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Jumlah siswa yang maju ke depan pun bertambah jika dibandingkan pada siklus I.
Beberapa siswa juga sudah berani memberikan tanggapan dan penilaian terhadap penampilan teman yang maju ke depan dengan baik dan objektif. Dalam aktivitas
ini, pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa yang gaduh pun sudah berkurang sehingga suasana pembelajaran sudah kondusif.
Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus II, skor rata-rata siswa secara klasikal meningkat dari 69,51 pada siklus I dengan kategori cukup menjadi
83,06 pada siklus II dengan kategori baik. Dari pencapaian nilai rata-rata kelas siklus I dan siklus II ini diperoleh peningkatan sebesar 13,55 atau 19,49.
Apabila dilihat dari perolehan skor tiap aspek pada setiap tes, siswa telah mencapai hasil yang memuaskan. Pada aspek kesesuaian isi dengan tema
diperoleh rata-rata sebesar 88,71 atau meningkat 9,7312,31 dibanding siklus I. Pada aspek diksi diperoleh rata-rata sebesar 85,48 atau meningkat 7,269,28
dibanding siklus I. Pada aspek rima diperoleh rata-rata sebesar 79,83atau meningkat 19,35 31,99 dibanding siklus I sedangkan pada aspek tipografi
diperoleh rata-rata 82,23 atau meningkat 20,9334,14 dibanding siklus I. Pada aspek pengimajian diperoleh rata-rata sebesar 79,03 atau meningkat 10,49 15,30
.
Selanjutnya, berdasarkan hasil nontes yang terdiri atas observasi, catatan harian, wawancara, dan dokumentasi juga telah mencapai kriteria yang
diharapkan. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku positif yang mendukung pembelajaran. Siswa yang semula
kurang berminat menjadi berminat dan lebih serius dan bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran menulis puisi. Mereka lebih termotivasi mengikuti
pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil tes puisinya yang menjadi lebih baik. Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pada siklus I
menemukan kesulitan seperti menentukan diksi, rima, pengimajian, dan tipografi dapat teratasi pada siklus II dengan bimbingan yang lebih intensif yang diberikan
oleh guru. Pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Pendekatan komunikatif yang digunakan
guru menjadikan pembelajaran tidak menegangkan dan lebih menyenangkan. Dari hasil jurnal siswa dan wawancara siklus II, terlihat adanya
peningkatan. Pada siklus I, siswa merasa senang dengan pembelajaran, pada siklus II mereka lebih merasa senang, antusias dan tertarik. Berdasarkan hasil
dokumentasi, pada siklus II siswa lebih serius dan antusias mengikuti pembelajaran. Pada siklus I, siswa masih kurang kurang aktif dan kurang percaya
diri, pada siklus II mereka menjadi lebih aktif bertanya dan lebih percaya diri. Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan kepada guru, tampil ke depan, dan
memberikan pendapat atau penilaian terhadap penampilan teman. Perilaku positif yang dilakukan siswa menjadikan kegiatan pembelajaran berjalan dengan sangat
baik.diperoleh hasil perubahan tingkah laku siswa dalam keterampilan menulis
puisi keindahan alam dengan menggunakan strategi Lipirtup. Hal ini dijelaskan dalam pendapat siswa yang mengatakan bahwa kegiatan menulis dengan
menggunakan strategi Lipirtup yang telah dilakukan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang menulis puisi. Hal ini menunjukkan
timbulnya semangat belajar pada siswa sehingga mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi. Meskipun masih ada beberapa siswa masih terlihat
kurang bersemangat dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Siswa bersungguh-sungguh dan serius dalam pembelajaran. Situasi dan
susasana di lingkungan belajar juga lebih terkendali. Siswa sudah tidak terlihat bergurau, berbicara dengan teman yang lain, dan melakukan kegiatan yang
mengganggu proses pembelajaran seperti pada siklus I. Berdasarkan hasil tes dan nontes siswa dalam pembelajaran menulis puisi
menggunakan strategi Lipirtup secara keseluruhan menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi. Penggunaan strategi Lipirtup yang
digunakan memudahkan siswa untuk menulis puisi, dan pembelajaran seperti ini merupakan pengalaman pertama bagi siswa dalam menulis puisi. Pembelajaran
yang menyenangkan dan tidak menegangkan membuat siswa lebih mudah menerima pembelajaran karena siswa tidak merasa tertekan dengan pelajaran.
Dari hasil tes dan nontes yang telah dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam pada siklus II tersebut telah berhasil
sehingga tidak perlu lagi dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan