Gambar 9 Keaktifan siswa dalam bertanya, merespon, dan menjawab
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa berdasarkan instrumen nontes yaitu observasi, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi foto siklus I
menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisimenggunakan strategi Lipirtup sudah baik namun tetap perlu ditingkatkan
pada siklus II agar menjadi lebih baik.
4.1.1.3.3 Tanggung Jawab Siswa
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, tercatat 24 siswa atau 77,42siswa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru yaitu
menyunting puisi. Sikap tanggung jawab dalam kegiatan menyunting puisi dan saat memberikan penilaian terhadap teman lain, terlihat belum maksimal saat
siklus I berlangsung. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru, jurnal siswa, dan wawancara. Dalam kegiatan observasi pada siklus I, guru
mengamati perilaku siswa saat melakukan kegiatan menyunting dan memberikan penilaian terhadap teman lain yang memaparkan hasil puisi mereka. Pada saat itu
siswa belum mampu memberikan penilaian secara benar dan objektif. Berdasarkan jurnal guru, siswa sebenarnya telah menunjukkan tanggung
jawabnya untuk menyunting puisi tetapi dalam kemandirian menyunting puisi
sebagian besar masih belum tercapai. Proses menyunting juga merupakan pengalaman yang baru bagi siswa sehingga siswa mengalami kesulitan.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap diksi juga merupakan salah satu faktor belum tercapainya perubahan perilaku ini secara maksimal.
Selain observasi, dalam jurnalguru juga menguraikan tentang perubahan perilaku siswa pada proses pembelajaran menulis puisi strategi Lipirtup siklus I
ini, khususnya perilaku kejujuran siswa saat memberikan penilaian terhadap teman lain. Guru menguraikan perilaku siswa ke dalam jurnalguru, yaitu saat
siswa melakukan kegiatan penilaian, siswa yang pada siklus I belum mampu memberikan penilaian dengan benar dan objektif atau sesuai dengan kenyataan,
mereka saling memilih puisi teman sebangku satu sama lain. Selain observasi dan jurnal siswa, wawancara juga digunakan sebagai
instrumen untuk mengetahui perilaku siswa, tanggung jawab siswa saat menyunting dan saat siswa memberikan penilaian terhadap teman lain. Saat siswa
diberi pertanyaan tentang bagaimana proses penilaian yang diberikan kepada teman lain, mereka menjawab bahwa mereka masih bingung dengan penilaian
yang harus mereka berikan, karena hal ini baru pertama kali mereka lakukan sehingga mereka belum paham.
Selain dari observasi dan wawancara, tanggung jawab siswa dalam menyunting puisi siswa juga terlihat pada instrumen dokumentasi foto siklus I.
Dari hasil dokumentasi foto pada siklus I ini masih terlihat siswa yang masih ada beberapa siswa yang masih kurang bersikap tanggung jawab dalam menyunting
puisi, namun sudah beberapa siswa tampak bersikap tanggung jawab dalam
melakukan proses menyunting puisi. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 10 aktivitas siswa saat menyunting dan menulis puisi 4.1.1.3.4
Kejujuran Siswa
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, 18 siswa atau 58,1 jujur dalam memberikan penilaian.Guru menguraikan perilaku siswa ke dalam jurnal
guru, yaitu saat siswa melakukan kegiatan penilaian, siswa yang pada siklus I belum mampu memberikan penilaian dengan benar dan objektif atau sesuai
dengan kenyataan, mereka masih bingung dengan penilaian tersebut, aspek apa saja yang harus dinilai juga belum terlalu dipahami siswa sehingga siswa belum
terlalu paham dengan kegiatan yang mereka lakukan. Selain dari observasi dan wawancara, kejujuran siswa dalam menilai puisi
juga terlihat pada instrumen dokumentasi foto siklus I. Dari hasil dokumentasi foto pada siklus I ini terlihat siswa yang masih kurang bersikap jujur dalam
menilai puisi, namun sudah beberapa siswa tampak bersikap jujur dalam melakukan penilaian. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 11 Siswa menilai puisi
4.1.1.4 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I
Secara umum, pembelajaran menulis puisi menggunakan strategi Lipirtup yang dilakukan guru dapat diikuti siswa dengan baik, walaupun masih belum
sesuai dengan yang diharapkan. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan kurang antusias dalam menulis puisi. Setelah dilakukan
pembelajaran tersebut juga terjadi perubahan perilaku siswa ke arah positif terhadap pembelajaran menulis puisi. Beberapa siswa yang awalnya tidak senang
dengan pembelajaran menulis puisi menjadi senang terhadap pembelajaran menulis puisi. Sebagian besar siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat
mengikuti pembelajaran menulis puisi disebabkan oleh gambar dan strategi yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi. Melalui strategi Lipirtup, siswa
memperoleh kemudahan dan memperoleh inspirasi sebagai bahan membuat puisi. Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus I, skor rata-rata siswa
secara klasikal adalah 69,51 termasuk dalam kategori cukup. Hasil tersebut belum mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 75,0 atau dalam kategori baik.
Perolehan skor rata-rata tiap aspek menulis puisi antara lain: aspek kesesuaian isi dengan tema mencapai skor rata-rata 79,03, aspek diksi mencapai skor rata-rata