bersifat lugas, objektif dan khusus. Makna puisi bersifat kias subjektif dan umum. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, dan situasi, tempat
penyair mengimajinasikan puisinya.
2.2.3 Keterampilan Menulis Puisi
Tarigan 1986:3 mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Waluyo 1991:25 mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian
struktur fisik dan struktur batin. Berdasarkan definisi di atas keterampilan menulis puisi adalah kecakapan
seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin.
2.2.3.1 Menulis Puisi
Tarigan 1986:3 mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Waluyo 1991:25 mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin.
Berdasarkan uraian di atas menulis puisi adalah suatu kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan pembaca.
2.2.3.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi
Dalam menulis puisi ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Wiyanto 2005:49 mengatakan ada tiga tahap saat menulis puisi, yaitu
1. Tahap menentukan tema
2. Tahap memilih kata,
3. Tahap merevisi puisi hasil karyanya.
Dalam menulis puisi, yang pertama dilakukan adalah menentukan tema. Orang yang telah terbiasa menulis puisi, tema yang akan ditulis dalam puisi
biasanya muncul dengan tiba-tiba ketika ia melihat atau mengamati lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, bagi orang biasa yang belum terlatih, tema perlu sangaja
dicari dari lingkungan di sekitarnya. Biasanya dilakukan dengan mengamati apa yang ada dilingkungan atau merenung tentang apa yang pernah dialami hinnga
muncul sebuah ide untuk dijadikan puisi.
Kedua, memilih kata. Seorang yang menulis puisi, setelah menemukan tema kemudian mulai memilih kata demi kata sehingga menjadi rangkaian kata
yang bernilai estetis. Kata-kata yang dipilih untuk menulis puisi hendaknya kata- kata yang indah karena inti dari sebuah puisi adalah kata-katanya yang indah dan
kaya makna. Tahap ini dilakukan dengan memikirkan kata apa yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan atau inginkan sehingga kata-kata tersebut
mewakili dan menggambarkan hal-hal yang dikehandaki. Kemampuan memilih kata itu mencakupi kemampuan memilih kemudian menyusun kata-kata dengan
demikan rupa sehingga artinya menimbulkan imajinasi estetik. Dengan demikian, jika pemilihan kata itu tepat, maka akan menghasilkan karya yang puitis.
Tahap terakhir adalah merevisi puisi. Memilih kata untuk menulis puisi memang bukan pekerjaan mudah. Akibatnya penulisan puisi kadang-kadang tidak
bisa sekali jadi, tetapi melalui proses panjang. Dalam proses tersebut, puisi yang sudah selesai ditulis pun tidak jarang mengalami bongkar pasang kata berkali-kali
sampai penyair merasa bahwa kata-kata yang dipilih benar-benar tepat.
2.2.4 Strategi Lipirtup