Gambar 11 Siswa menilai puisi
4.1.1.4 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I
Secara umum, pembelajaran menulis puisi menggunakan strategi Lipirtup yang dilakukan guru dapat diikuti siswa dengan baik, walaupun masih belum
sesuai dengan yang diharapkan. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan kurang antusias dalam menulis puisi. Setelah dilakukan
pembelajaran tersebut juga terjadi perubahan perilaku siswa ke arah positif terhadap pembelajaran menulis puisi. Beberapa siswa yang awalnya tidak senang
dengan pembelajaran menulis puisi menjadi senang terhadap pembelajaran menulis puisi. Sebagian besar siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat
mengikuti pembelajaran menulis puisi disebabkan oleh gambar dan strategi yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi. Melalui strategi Lipirtup, siswa
memperoleh kemudahan dan memperoleh inspirasi sebagai bahan membuat puisi. Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus I, skor rata-rata siswa
secara klasikal adalah 69,51 termasuk dalam kategori cukup. Hasil tersebut belum mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 75,0 atau dalam kategori baik.
Perolehan skor rata-rata tiap aspek menulis puisi antara lain: aspek kesesuaian isi dengan tema mencapai skor rata-rata 79,03, aspek diksi mencapai skor rata-rata
78,22,aspek rima mencapai skor rata-rata sebesar 60,48,aspek pengimajian mencapai skor rata-rata sebesar 68,55 dan aspek tipografi mencapai skor rata-rata
61,30. Semuanya termasuk dalam kategori baik, cukup, dan kurang. Pembelajaran yang belum maksimal ini karena masih mengalami kekurangan. Kekurangan
terjadi pada siklus I seperti kurangnya pemahaman siswa mengenai materi menulis puisi berupa unsur-unsur puisi secara mendetail. Kekurangan yang terjadi
pada siklus I dirinci sebagai berikut. Kurangnya pemahaman siswa dalam materi menulis puisi menyebabkan
belum tercapainya skor yang ditargetkan. Pemahaman siswa mengenai puisi belum maksimal karena beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan guru
seperti bercanda dengan teman sebangku, melamun, dan bermalas-malasan. Cara mengatasi kekurangan tersebut, pada siklus II guru mengulang materi mengenai
menulis puisi terutama tentang unsur-unsur puisi serta tentang menulis puisi strategi Lipirtup. Dalam menjelaskan materi, guru juga menjelaskan materi
dengan pelan agar siswa mudah menangkap penjelasan yang diberikan guru. Hal ini dilakukan agar siswa lebih konsentrasi menerima penjelasan materi dari guru
dan pemahaman materi mengenai puisi lebih mudah dipahami oleh siswa. Kurangnya minat siswa dalam menulis puisi sehingga siswa cenderung
bermalas-malasan untuk memulai menulis. Untuk mengatasi kekurangan siklus I tersebut, pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa menulis
puisi itu mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II juga akan dibuat lebih menyenangkan dan dibuat
semenarik mungkin sehingga menumbuhkan minat siswa dan siswa tidak merasa jenuh dan bosan dengan melakukan ice breaker.
Hasil observasi atau pengamatan siklus I dapat diketahui bahwa siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan strategi
Lipirtup karena merupakan pengalaman pertama mereka. Penggunaan strategi Lipirtup cukup membantu siswa dalam menemukan ide atau gagasan dalam
menulis puisi karena siswa dapat memanfaatkan media gambar yang menarik. Untuk siklus II nanti, guru akan memberikan contoh puisi yang lebih bervariatif
dengan strategi Lipirtup agar siswa lebih berminat untuk menulis puisi. Berdasarkan hasil refleksi baik dari tes maupun nontes pada siklus I
pembelajaran yang dilakukan belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada pembelajaran siklus I. Oleh karena itu, diadakan siklus II untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga target yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik. Guru mengadakan perbaikan-perbaikan pada siklus II yaitu: 1 guru lebih bersemangat lagi dalam menumbuhkan minat siswa sehingga
siswa yang sebelumnya kurang berminat menjadi sangat berminat mengikuti pembelajaran menulis puisi, 2 guru mengulang materi tentang unsur-unsur
dalam menulis puisi dan guru lebih detail memberikan pengarahan bagaimana cara menulis puisi menggunakan strategi Lipirtup. Dalam menjelaskan materi,
guru lebih pelan dan tidak terlalu cepat. Tujuannya agar siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan, 3 guru akan memberikan contoh puisi yang lebih
bervariatif agar siswa lebih tertarik dan lebih paham tentang menulis puisi dengan
strategi Lipirtup, 4 dalam menentukan unsur-unsur intrinsik puisi, siswa diminta bertanya apabila menemui kesulitan dalam pembelajaran, 5 guru lebih aktif lagi
membimbing dan mendampingi siswa ketika siswa menulis puisi sehingga siswa lebih terbantu untuk menuangkan ide-ide dalam bentuk kata-kata yang tepat
sehingga menjadi puisi yang baik. Guru juga akan menggunakan pendekatan komunikatif sehingga siswa tidak malu untuk bertanya mengenai kesulitan yang
mereka alami, 6 dalam aktivitas menyunting puisi, guru lebih intensif membimbing siswa. Guru juga bersikap tegas agar siswa mendengarkan instruksi
yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi menyunting puisi. Dengan mengetahui
kekurangannya tersebut, diharapkan siswa yang bersangkutan khususnya dan siswa yang lain pada umumnya mempunyai semangat yang tinggi untuk terus
belajar dan memperbaiki diri. Dengan beberapa perbaikan tersebut, pada pembelajaran menulis puisi
menggunakan strategi Lipirtup berikutnya, diharapkan hasil tes siswa akan meningkat dan perilaku positif siswa yang mendukung pelaksanaan pembelajaran
yang efektif pada hasil nontes akan semakin meningkat pula.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan karena pada siklus I pembelajaran keterampilan menulis puisi belum mencapai target yang diharapkan. Kriteria pada
siklus II yaitu siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan strategi Lipirtup dengan target ketuntasan nilai 75 dengan kategori baik. Selain itu, masih terdapat
perilaku siswa yang kurang mendukung pembelajaran. Perubahan perilaku dalam