25 Kadar lemak =
100 x
gr sampel
berat gr
lemak berat
d. Kadar protein Apriyantono et al., 1989
Analisis kadar protein pada penelitian ini menggunakan metode mikrokjeldahl. Prinsip kerjanya adalah sejumlah sampel ditimbang, lalu dimasukkan
ke dalam tabung kjeldahl 30 ml. Kedalammnya ditambahakan 1,9 gram K
2
SO
4
, 40 mg HgO dan 20 ml H
2
SO
4
. Jika sampel lebih dari 15 mg kemudian di tambahkan 0,1 ml H
2
SO
4
untuk setip 10 mg bahan organik. Selanjutnya sampel di didihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan jernih dan di dinginkan.
Isi labu kjeldahl di pindah kan dalam alat destilasi.labu di cuci dan dibilas 1-5 kali dengan 1-2 ml air.Air cucian di masukan dalam alat destilasi kemudian di
tambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3.
Erlemeyer 125 ml yang berisi 5 ml H
3
BO
3
dan 2-4 tetes indikator di letakan di bawah kondensor. Ujung tabung kodensor harus terendam di bawah larutan H
3
BO
3.
setelah itu di lakukan destasi sampai di peroleh kira kira 15 ml destilasi dalam erlenmeyer.
Tabung kondensor dibilas air dan bilasanya di tampung dalam erlenmeyer yang sama. Isi erlenmeyer di encerkan sampai 50 ml kemudian dititrasi dengan HCI
0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Hal ini di lakukan terhadap blanko.
Kadar protein = 100
25 ,
6 007
, 14
x sampel
Berat x
x N
x B
A −
Keterangan : A
: Volume ml HCl untuk mentitirasi larutan dalam contoh B
: Volume ml HCl larutan blanko N
: Normalitas HCl standar yang digunakan 14,007 : Berat atom Nitrogen
6,25 : Faktor konversi protein untuk ikan
26
e. Kadar karbohidrat by different
Kadar karbohidrat dihitung setelah nilai kadar protein, kadar lemak, kadar abu, dan kadar air diperoleh. Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Kadar karbohidrat
=
100
-
kadar air + kadar protein + kadar lemak + kadar abu
f. Kadar serat pangan Asp et al., 1983
Contoh kering homogen diekstraksi lemaknya dengan petroleum eter selama 15 menit pada suhu kamar. Kemudian diambil 1 gram dan dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer dan ditambahkan 25 ml 0,1 M buffer Natrium fosfat pH 6,0 dan dicampur secara merata. Setelah itu ditambahkan 0,1 ml alfa amilase termamyl 120
L dan labu ditutup dengan aluminium foil, kemudian diinkubasi selama 15 menit dalam penangas air panas bergoyang pada suhu 80
C. Selanjutnya didinginkan lalu ditambahkan 20 ml air destilata, pH diatur menjadi 1,5 dengan HCl 0,1 N dan
elektroda dibersihkan dengan air. Kemudian ditambahakan pepsin 0,1 gram, ditutup dengan aluminium foil dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40
C selama 1 jam. lalu ditambahkan 20 ml air destilata dan pH diatur menjadi 6,8 dengan NaOH, elektroda dibersihkan dengan 5 ml air. Selanjutnya ditambahkan 0,1
gram pankreatin, kemudian labu ditutup dengan alumunium foil dan didinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40
C selama 1 jam, pH diatur menjadi 4,5 dengan HCl 0,1 N. Kemudian disaring dengan crucible, dicuci dengan 2 x 10 ml air
destilata.
Serat pangan tidak larut Residu insoluble dietary fiber
Residu dalam crucible dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 90 dan 2 x 10 ml aseton. Crucible dikeringkan pada suhu 105
C sampai bobot tetap dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator D1. Kemudian diabukan pada suhu 550
C selama kurang lebih 5 jam, serta ditimbang setelah pendinginan dalam desikator I1.
Serat pangan larut Filtrat soluble dietary fiber
Volume filtrat diatur dan dicuci dengan air sampai 100 ml kemudian ditambahkan 400 ml etanol 95 dengan suhu 60
C dan dibiarkan presipitasi selama
27 60 menit. Lalu disaring dengan crucible kering porositas 2 yang menngandung 0,5
gram celite, selanjutnya dicuci berturut dengan 2 x 10 ml etanol 78, 2 x 10 ml aseton. Setelah itu filter gelas dikeringkan dalam oven suhu 105
C sampai beratnya konstan dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator D2, dan diabukan pada
suhu 550 C selama kurang lebih 5 jam serta ditimbang setelah pendinginan dalam
desikator I2. Dilakukan juga perhitungan serat blanko dengan mengunakan prosedur
seperti di atas, tetapi tidak digunakan sampel. Nilai blanko ini harus diperiksa secara berkala dan bila enzim yang digunakan berasal dari batch baru.
Perhitungan : IDF
= 100
1 1
1 x
W B
I D
− −
SDF =
100 2
2 2
x W
B I
D −
− TDF
= IDF + SDF Keterangan :
W = berat sampel gram
D = berat setelah peneringan gram
I = berat setelah pengabuan gram
B = blanko bebas serat gram
g. Kadar Iodium