9. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control LOC Internal berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier
akuntansi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang peran pengalaman On the
Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh locus of control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi
SMK Negeri 1 Batang. Manfaat lainnya ialah sebagai referensi mengenai teori perkembangan psikososial dan teori pembelajaran sosial dalam penelitian
selanjutnya. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh
Hana April, 2013. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hana, pengalaman praktik kerja industri dan locus of control menjadi variabel independen dan
variabel dependennya yaitu kesiapan kerja siswa dengan pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Sedangkan dalam penelitian
ini pengalaman On the Job Training OJT dijadikan peneliti sebagai variabel independen terhadap kesiapan kerja sebagai variabel dependen maupun variabel
intervening untuk memediasi pengaruh locus of control LOC internal terhadap kematangan karier akuntansi. Peneliti dalam menguji hipotesis menggunakan
analisis path dan t test.
2. Kegunaan Praktis
Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini yaitu: a. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang sudah didapat selama studi
di perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang. b. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa untuk lebih mengembangkan locus of control internal-nya guna memotivasi diri untuk lebih giat dalam mencapai
pemahaman dalam bidang akuntansi dan Menginspirasi siswa untuk memanfaatkan program on the job training OJT dengan sebaik-baiknya dan
selanjutnya dapat membuat gambaran untuk karier kedepannya sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah.
c. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat di jadikan guru sebagai bahan untuk menambah
wawasan guru mengenai faktor-faktor yang turut mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK khususnya siswa kejuruan akuntansi.
d. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam pengambilan
keputusan dalam menentukan kerja sama Dunia Kerja dan Dunia Industri DUDI dalam program on the job training OJT khusunya di bidang
akuntansi.
BAB II TELAAH TEORI
2.1. Grand Theory
2.1.1. Teori Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial pada tahun 1950 dikembangkan oleh mahasiswa Sigmun Freud bernama Erik Homberger Erikson. Erikson
mengembangkan teori Freud yang memiliki dampak yang penting terhadap studi proses-proses perkembangan karena pada teori ini, perkembangan dikaji sebagai
sesuatu yang berlangsung di sepanjang umur manusia Salkind, 2009:188. Erikson dalam Salkind 2009 juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh
pengalaman-pengalaman usia sekarang terhadap masa-masa berikutnya, selain itu Erikson juga membagi proses-proses perkembangan ke dalam serangkaian
tahapan yang diatur oleh kekuatan maturasional dan ditandai adanya konflik. Erikson menyatakan dalam Rifa‟i dan Anni 2011:43 bahwa seseorang
dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial. Setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke
tahapan berikutnya. Teori Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan yang masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan dan harus dihadapi
oleh individu. Delapan tahap tersebut adalah: 1 kepercayaan versus ketidakpercayaan; 2 Otonomi versus malu dan ragu; 3 Inisiatif versus rasa
bersalah; 4 Upaya versus Inferioritas; 5 Identitas versus kebingungan; 6 Intimasi versus Isolasi; 7 Generativitas versus Stagnasi; dan 8 Integritas versus
12
Putus Asa. Tugas psikososial di setiap tahapan tersebut bersifat umum, artinya konflik-
konflik ini tidak berlangsung dalam situasi „sekali untuk selamanya‟, melainkan berlangsung sebagai proses di sepanjang rangkaian psikologis.
Selain tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Erikson, ada tokoh yang sejalan membahas mengenai tugas-tugas perkembangan. Havighurst dalam Anni
dan Rifa‟i 2011 mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas
tertentu bersifat khas untuk masa-masa hidup seseorang. Secara konkrit tugas- tugas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1. Development Task sampai batas Masa Dewasa Muda
menurut Havighurst: 1953 pengolahan Andriessen, 1970
Periode Bayi dan Anak Kecil
Anak Sekolah Masa Muda
Masa Dewasa Muda
Belajar berjalan Belajar makan,
makanan padat Belajar berbahasa
Kontrol badan Ketangkasan fisik
Stabilitas fisiologik Sikap sehat terhadap
diri sendiri sebagaiorganisme yang
tumbuh Menerima keadaan
jasmaniah
Belajar perbedaan dan aturan-aturan
jenis kelamin, kontak perasaan
dengan orang tua, keluarga dan orang
lain Belajar peranan jenis
kelamin, kontak dengan teman sebaya,
belajar sikap dengan kelompok dan lembaga
Menerima peranan jenis, persiapan kawin dan
mempunyai keluarga, belajar lepas dari orang
tua secara emosional, belajar bergaul dengan
kelompok anak wanitalaki-laki
Memilih jodoh, belaar hidup dengan pasangan,
mulai embentuk keluarga, mengasuh
anak, mengemudikan rumah tangga,
menemukan kelompok sosial
Pembentukan pengertian
sederhana: realita fisik dan realita
sosial Belajar membaca,
menulis, berhitung belajar pengertian-
pengertian kehidupan sehari-hari
Belajar tanggung jawab sebagai warga negara,
menginginkan dan mencapai tingkah laku
yang bertanggung jawab sosial
Menerima tanggung jawab warga negara
Belajar apa yang benar dan apa yang
salah, perkembangan kata hati
Perkembangan moralitas dan skala
nilai-nilai Perkembangan skala
nilai, perkembangan gambaran dunia yang
adekwat
Persiapan mandiri secara ekonomis dan pemilihan
serta latihan jabatan Mulai bekerja
Sumber: Monks, at.al. 1991:21
Tugas-tugas tadi menunjukkan adanya hubungan dengan pendidikan, yaitu pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan
menentukan tugas-tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa- masa hidup tertentu. Konsep diri akan naik dan harga diri seseorang akan turun
kalau ia tidak dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik karena orang tersebut akan mendapat kecaman dan celaan dari masyarakat sekelilingnya.
Hal ini terkait dengan delapan tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson. Setiap masing-masing tahap perkembangan tersebut terdiri dari tugas
perkembangan yang di hadapi oleh individu. Misalnya saja dalam masa dewasa muda seseorang tidak berhasil bekerja atau mendapatkan pekerjaan, hal tersebut
akan akan memberikan akibat-akibat yang serius bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak terselesaikannya
tugas pada masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Dimana pada masa itu seseorang seharusnya harus mempersiapkan secara mandiri untuk siap bekerja.
Sebagai rangkuman, maka development task dapat dilukiskan sebagai suatu proses dalam perkembangan untuk mengaktualisasikan diri bersama-sama dengan
orang lain yang ada dalam situasi yang sama. Dalam hal ini, pendidikan sangat membantu individu dalam proses tersebut, bila mereka senantiasa ditantang untuk
mengadakan refleksi diri yang kritis.
2.1.2. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura tahun 1986. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan
jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi
dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
Mahmud, 1989: 145. Dalam hal ini ada tiga pokok bahasan yang difokuskan dalam teori pembelajaran sosial yakni: prinsip belajar yang menjelaskan hal
belajar dalam situasi alami dimana terdapat pola-pola tingkah laku beserta akibatnya yang beragam, yang kedua komponen belajar dimana dalam situasi
alami orang akan belajar tingkah laku baru dengan mengamati model-model tingkah laku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri, disinilah
proses kognitif diperlukan. Pokok bahasan yang terakhir yaitu hakikat belajar yang lebih menekankan pada self efficacy dan self regulatory system dalam
mencapai keterampilan dan kecakapan selain proses kognitif. Menurut teori pembelajaran sosial atau juga disebut teori belajar sosial,
tingkah laku dan lingkungan dapat dimodifikasi, keduanya tidak dapat disebut sebagai penentu utama perubahan tingkah laku. Di perolehnya tingkah laku yang
kompleks bukan karena adanya hubungan dua arah antara lingkungan dan individu selain itu juga diantarai oleh berbagai macam faktor pribadi yang bersifat
internal. Jadi, menurut Bandura 1986 ada hubungan tiga arah yang saling
mengunci, yaitu tingkah laku, lingkungan dan peristiwa-peristiwa bathiniah yang mempengaruhi persepsi dan tindakan.
Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi
lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilaku- perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan
melalui efek-efek perbuatannya sensiri. Sehingga proses kognitif adalah menyerap informasi dari bermacam-macam tingkah laku yang diamati. Informasi ini
kemudian disimpan di dalam ingatan untuk nantinya mungkin diwujudkannya dalam tingkah laku.
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional behavioristik. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-
prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal
.
Teori ini mengemukakan bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain atau model,
jadi inilah inti dari teori pembelajaran sosial.
2.2. Kesiapan Kerja
2.2.1. Pengertian Kesiapan Kerja
Memasuki era globalisasi yang semakin ketat persaingan dalam dunia kerja, seseorang perlu memiliki kesiapan kerja untuk mencapai keberhasilan dalam
suatu pekerjaan. Menurut Wakhinuddin S. 2010 menyebutkan bahwa kesiapan
adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Slameto 2010:113 kesiapan merupakan keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan masing-masing individu
terdiri dari kesiapan fisik dan kesiapan mental. Dari uraian tersebut, maka kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap memberi
jawaban terhadap situasi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Poerwodarminto 1991:448 kerja diartikan sebagai kegiatan
melakukan sesuatu untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Sedangkan Anoraga 2009:11 mengemukakan bahwa kerja merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia. Kesiapan kerja merupakan suatu kondisi yang memungkinkan para siswa
dapat langsung bekerja setamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri yang memakan waktu lama
Mu‟ayati, 2014:328. Kondisi mencakup setidak- tidaknya tiga aspek, yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan-
kebutuhan, motif dan tujuan; keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang dipelajari.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK dalam memasuki dunia kerja. Salah satunya yaitu didasarkan pada penguasaan terhadap
materi pendidikan dan pelatihan kejuruan pada masing-masing siswa, yang pada penelitian ini khususnya kejuruan akuntansi. Peran penguasaan materi kejuruan
akuntansi dan umum menjadi sangat penting bagi siswa dalam menghadapi tantangan dunia kerja di bidang akuntansi. Dengan demikian siswa yang memiliki
kemampuan dalam penguasaan materi akuntansi baik itu secara kognitif, afektif maupun psikomotorik yang tinggi menandakan bahwa siswa tersebut memiliki
kesiapan kerja yang tinggi pula. Rahayu 2007 mengungkapkan bahwa penguasaan materi tanpa diimbangi dengan kemampuan praktik yang memadai
akan sia-sia. Pengetahuan yang diperoleh di sekolah saja belum cukup bagi siswa untuk bekal menuju dunia kerja. Oleh karena itu, disamping pembelajaran teoritis,
juga diperlukan pembelajaran praktik yang diimplementasikan dalam Praktik Kerja Industri Prakerin. Selain itu, Hana 2013 mengemukakan bahwa kesiapan
kerja juga dipengaruhi oleh karakter psikologis yaitu Locus Of Control LOC, karena karakter psikologis ini sangat mempengaruhi mental dan emosional dari
individu karena Locus Of Control LOC ini menjelaskan bahwa diri seorang individu merupakan penentu dan pengendali atas nasibnya.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi individu yang meliputi
kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Siswa SMK kejuruan
akuntansi dapat menjadi tenaga yang ahli dan profesional memerlukan suatu keterampilan, keahlian dan kemahiran di bidang akuntansi. Kesiapan kerja dapat
menunjukkan seseorang sudah siap menggunakan kemampuannya dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
2.2.2. Prinsip Kesiapan Kerja
Perkembangan kesiapan kerja harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Sesuai dengan pendapat Slameto 2010:15 mengemukakan mengenai prinsip-
prinsip perkembangan kesiapan, yaitu: a. Semua aspek perkembangan berinteraksi saling pengaruh-mempengaruhi.
b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.
c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama
masa pembentukan dalam masa perkembangan. Dari uraian tersebut di atas, prinsip kesiapan sangat penting diperhatikan
untuk melakukan sesuatu hal terutama dalam hal kerja. Ada beberapa aspek yang harus dimiliki siswa untuk siap bekerja di dunia kerja. Suatu kondisi dikatakan
siap setidak-tidaknya mencakup beberapa aspek, menurut Slameto 2010:14, ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu: kondisi fisik, mental dan
emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Menurut penelitian
yang dilakukan
oleh Kurniawan
2012:17 mengemukakan bahwa aspek yang harus disiapkan di dalam kesiapan kerja yaitu:
Kepercayaan diri, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja; Komitmen, kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku; Inisiatif kreatif, mempunyai inisiatif dan kreatif
yang tinggi dalam mengembangkan suatu keputusan tentang job describtion yang diberikan; Ketekunan dalam bekerja, mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam
menyelesaikan pekerjaan; Kecakapan kerja, mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan;
Kedisiplinan, mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat mengikuti segala peraturan dan ketentuan yang berlaku; Motivasi prestasi, mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan diri; Kemampuan team work, mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dan
bekerja dalam satu team; dan Kemampuan berkomunikasi, mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, seperti penguasaan bahasa teknik,
bahasa asing dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka kesiapan kerja bagi siswa SMK sangatlah penting, karena dalam waktu yang sangat singkat, cepat
atau lambat, seluruh atau sebagian dari siswa tersebut akan menghadapi satu jenjang yang lebih tinggi yaitu bekerja.
Dalam mencapai prinsip kesiapan kerja di bidang akuntansi, dapat dilakukan berbagai cara salah satunya dengan kegiatan pendidikan sistem ganda
yang sudah dijalankan oleh SMK melalui program On the Job Training OJT. Dengan program On the Job Training OJT yang lebih menunjukkan pada dunia
kerja di bidang akuntansi ini dapat memberikan sumbangan besar terhadap kesiapan kerja siswa melalui pengalaman-pengalaman dan informasi yang di
dapat ketika proses On the Job Training OJT.
2.2.3. Indikator Kesiapan Kerja
Tenaga kerja yang berkualitas memiliki karakteristik keterampilan bekerja dan wawasan pengetahuan yang luas, profesional, produktif dan memiliki etos
kerja tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang berkualitas dan berkuantitas Hamalik: 2007. Dengan adanya tuntutan tenaga kerja yang sesuai
dengan permintaan lapangan seperti diungkapkan pada uraian di atas, maka diharapkan calon tenaga kerja harus memiliki kesiapan kerja yang cukup. Slameto
2010:14 menyebutkan ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan
keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Sehubungan dengan pendapat di atas, Munandar 2008:41 menjelaskan ada
2 tahapan penerimaan tenaga kerja, yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi calon tenaga kerja. Pada tahapan seleksi calon tenaga kerja terdapat proses seleksi
yang secara garis besar ada empat tahapan. Tahap pertama, seleksi surat-surat lamaran. Tahap kedua, wawancara awal, biasanya pada tahap ini calon tenaga
kerja di wawancarai latar belakang dan riwayat dari calon tenaga kerja. Tahap ketiga, ujian; psikotes; dan wawancara, biasanya pada tahap ini calon tenaga kerja
akan mendapat ujian baik secara lisan maupun tertulis mengenai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Selain itu juga calon tenaga kerja akan dinilai
secara psikologik, baik itu secara klasikal maupun individu. Tahap ke empat, penilaian akhir, pada tahap ini biasanya pengambilan keputusan akhir, di terima
atau di tolak, jika calon tenaga kerja di terima kemudian diminta untuk tes kesehatan umumnya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh Valid 2011 menyebutkan bahwa indikator dari kesiapan kerja yaitu
pertimbangan yang logis dan objektif, bersikap kritis, kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan kerja, bertangggung jawab, mempunyai ambisi untuk maju, kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat
di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori kesiapan kerja pada siswa antara lain:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional; siswa yang mempunyai kesiapan kerja akan mempunyai kondisi fisik, mental dan emosional ynag baik. Hal ini
dikarenakan dalam tahap seleksi seperti yang dikemukakan oleh Munandar 2008 diantaranya ada seleksi psikotes dan tes kesehatan.
b. Mempunyai ambisi untuk maju; siswa yang memiliki ambisi untuk maju tentunya akan mempunyai kesiapan kerja yang tinggi, karena siswa tersebut
punya ekpektasi dan keinginan untuk selalu maju. c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain; hal ini sangat penting dimiliki
siswa karena jika siswa tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan cenderung individualis tidak akan bisa membaur dengan sesama karyawan
dan itu akan menghambat pekerjaan yang membutuhkan teamwork. d. Keterampilan dan pengetahuan; hal ini paling krusial yang harus dimiliki
siswa untuk bisa dikatakan memiliki kesiapan kerja. Dimana semua pekerjaan harus dikerjakan dengan keterampilan dan pengetahuan yang matang dari
calon tenaga kerja.
2.3. Locus Of Control LOC Internal
2.3.1. Pengertian Locus Of Control LOC
Konsep mengenai locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter 1966 atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya,
perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari penguatan dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh
seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan akibathasilnya. Menurut Munandar 2001: 399 mengemukakan bahwa locus of
control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang terberikan. Dalam artikel yang di terbitkan psych fullerton education dengan
judul the social learning theory of Julian B. Rotter, Rotter mengemukakan: “his concept of generalized expectancies for control of
reinforcement, more commonly known as locus of control.” “Konsep Rotter adalah konsep tentang harapan umum untuk
mengontrol penguatan, lebih dikenal dengan locus of control .”
Sedangkan Larsen dan Buss 2002, menjelaskan konsep locus of control sebagai: “Locus of control is a concept that describes a person’s
perceptional of responsibility for the events in his or her life. ”
“Locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi individu mengenai tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian
dalam hidupnya.” Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian locus of control, maka
secara singkat pengertian locus of control adalah keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasibnya sendiri. Locus of control juga merupakan
keyakinan tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau tidaknya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima, sehingga mereka mampu
mengontrol peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi hidupnya.
2.3.2. Dimensi Locus Of Control LOC
Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 terdapat dua dimensi Locus of Control LOC, dimensi pertama yaitu Locus of Control LOC eksternal
dimana subjek mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir, sedangkan dimensi
kedua yaitu Locus of Control LOC internal adalah subjek dengan tipikal yang berkeyakinan bahwa keahlian, kemampuan dan usaha adalah penentu hasil akhir.
a. Locus of control Internal
Keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang mereka lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. Individu dengan
kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan individu bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri,
memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil,
aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter dalam artikel yang di publikasikan oleh psych fullerton
2014, orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan skill, kemampuan abillity dan usaha effort lebih menentukan
apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Menurut Munandar 2001:399 mengemukakan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan
mengalami ancaman lebih sedikit daripada yang berorientasi eksternal. b.
Locus of control Eksternal Individu yang mempunyai locus of control eksternal memiliki keyakinan
bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu
dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberuntungan, takdir dan
kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir apa yang dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri,
cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif dalam mencari informasi dan
pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 mengemukakan:
“...in our culture, it is typically perceived as the result of luck, chance, fate, as under the control of powerful
others, ... we have labeled this a belief in external
control. ...”
Locus of Control LOC eksternal dimiliki oleh subjek yang mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang
menentukan hasil akhir.
2.3.3. Indikator Locus Of Control LOC Internal
Menurut Anni dan Rifa‟i 2011:179 mengemukakan bahwa anak yang memiliki locus of control LOC internal akan percaya bahwa keberhasilan atau
kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Siswa yang memiliki locus of control LOC internal lebih dominan akan selalu berusaha
untuk mencapai karier yang diinginkannya dengan memaksimalkan kemampuan dan keahlian yang mereka dapat di bangku sekolah.
Sehubungan dengan pendapat di atas, Zulkaida 2007 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa individu dengan locus of control LOC internal cenderung
menganggap bahwa keahlian skill, kemampuan ability dan usaha effort lebih
menentukan apa yang akan mereka peroleh dalam hidup mereka, salah satunya pencapaian karier. Sejalan dengan pendapat tersebut, Crider dalam Kustini 2004
juga menyebutkan bahwa indikator-indikator locus of control antara lain sebagai berikut, untuk locus of control LOC internal indikator yang digunakan antara
lain suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berpikir seefektif
mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori locus of control LOC internal pada siswa antara lain:
a. Keahlian Skill b. Kemampuan Ability
c. Usaha Effort
2.4. Pengalaman On the Job Training OJT
2.4.1. Pengertian Pengalaman On the Job Training OJT
Menurut Chaplin terjemahan Kartini Kartono 2008:179 pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar
usaha belajar. Sedangkan menurut Sulistyarini 2012 pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik. Pengalaman di dunia
kerja sangat dibutuhkan oleh siswa pada saat mulai bekerja setelah lulus. Mengingat perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SMK diharapkan
memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar dapat
bersaing dalam dunia kerja. Upaya untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi yaitu dengan pengalaman yang di dapat ketika On the
Job Training OJT. On the Job Training OJT merupakan sebutan lain dari Praktik Kerja
Industri Prakerin. On the Job Training OJT merupakan salah satu dari program sekolah kejuruan atau SMK yang bekerja sama dengan dunia usaha atau dunia
industri, dari Depdikbud 1990 dengan istilah Pendidikan Sistem Ganda PSG yakni program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa di dunia
kerja. Implementasi nyata pendidikan sistem ganda PSG sama dengan On the Job Training OJT dimana siswa dapat mengenal lebih dini dunia kerja sebagai
pengalaman kerjanya untuk mempersiapkan diri menuju karier ke depannya. Menurut Buku Panduan Praktik Kerja Industri Prakerin SMK 2013:1
menjelaskan On the Job Training OJT adalah pola penyelenggaraan pendidikan yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan Dunia Usaha Dunia Industri
Asosiasi Profesi, Pemerintah sebagai Institusi Pasangan IP, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan
satu kesatuan program. Berdasarkan uraian di atas, maka pengalaman On the Job Training OJT
yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui program On the Job Training OJT yang diselenggarakan
Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri DUDI.
2.4.2. Tujuan dan Manfaat On the Job Training OJT
Tujuan pelaksanaan On the Job Training OJT menurut Buku Panduan Prakerin SMK yang ditulis oleh Halawa 2013 adalah penguatan kemampuan
daya siswa dan kemandirian diri siswa. Selain itu diarahkan agar siswa memiliki kemampuan yang memadai pada program keahlian yang dipilihnya dengan
melaksanakan langsung berbagai keahlian keterampilan. On the Job Training OJT sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terlibat, yakni siswa, DUDI maupun sekolah. Menurut Buku Panduan Prakerin SMK yang ditulis oleh Halawa 2013 manfaat dari On the Job Training OJT
yaitu:
Bagi pihak Industri Perusahaan: Perusahaan dapat mengenal persis kualitas
peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan. Kalau siswa dinilai baik dapat direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan dan kalau tidak ada keharusan
bagi perusahaan untuk memperkenalkan apabila telah tamat; Pada umumnya peserta didik telah ikut dalam proses secara aktif, sehingga ada pengertian tertentu
selama masa pendidikan, peserta didik adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan; Perusahaan dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari ilmu pengetahuan dan tehnologi dari sekolah untuk kepentingan khusus perusahaan; dan memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakuai
ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan sistem magang. Bagi pihak sekolah manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job
Training OJT yaitu: Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik, lebih terjamin pencapaiannya; Tanggungan biaya lebih ringan
bagi sekolah; Terdapat sinkronisasi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja; dan memberi kepuasan kapada sekolah, karena tamatannya lebih
terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja dan kepentingan bangsa.
Bagi siswa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job Training OJT yaitu: Setelah tamat peserta didik akan betul-betul memiliki keahlian
profesional yang dapat digunakan sebagai bekal pengembangan dirinya secara berkelanjutan; Lead
–Line untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih singkat karena setelah tamat sekolah tidak memerlukan latihan lanjutan lagi; dan
keahlian professional yang diperoleh dari sistem magang, dapat meningkatkan percaya diri yang selanjutnya mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian
profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
2.4.3. Bidang Pekerjaan dalam On the Job Training OJT
Menurut Buku Panduan Prakerin SMK Halawa: 2013 bidang pekerjaan jabatan yang dapat diberikan kepada siswa untuk kompetensi keahlian akuntansi,
meliputi: Bagian Akuntansi; Bagian Pembellian Pembayaran Utang; Bagian Penjualan Penagihan Piutang; Bagian Kasir Kas Besar; Bagian Kasir Kas
Kecil; Juru Penggajian pengupahan; Operator Mesin Hitung dan Juru Ketik; Operator Komputer; Administrasi Gudang; Bagian Perpajakan; dan Menyusun
Laporan Keuangan. Bidang-bidang yang bisa di pekerjakan kepada siswa di atas, di harapkan
nantinya dapat menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan nilai serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidang akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan
masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia kerja masa kini dan masa yang akan datang.
2.4.4. Indikator Pengalaman On the Job Training OJT
Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri
DUDI. Menurut Hamalik 2007:94 ada lima hal yang perlu dirumuskan dalam sebuah praktek kerja industri: tujuan praktek yang jelas dan spesifik, topik atau
bidang kegiatan praktek, jenis kegiatan, fasilitas dan peralatan, dan prosedur penilaian.
On the Job Training OJT diharapkan akan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kondisi dunia kerja yang sebenarnya sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Menurut Sukarni dalam Dewi 2014
aspek-aspek yang perlu di perhatikan untuk mengukur pengalaman On the Job Training OJT adalah pengetahuan kerja, sikap kerja, keterampilan kerja,
kreativitas kerja dan disiplin kerja. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan indikator pengalaman On the Job Training OJT antara lain:
1. keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
2. Kemampuan dan Keseriusan OJT 3. Pengenalan lingkungan kerja
4. Fasilitas OJT 5. Monitoring Pelaksanaan OJT
2.5. Kematangan karier akuntansi Akuntansi
2.5.1. Pengertian Kematangan karier akuntansi Akuntansi
Kematangan karier akuntansi merupakan salah satu konstruk psikologis yang mengalami banyak perkembangan. Konstruk ini pertama kali diungkapkan
oleh seorang ahli psikologi konseling dan karier bernama Donald Edwin Super Winkel, 2006. Dalam Bahasa Asing istilah kematangan karier akuntansi
memiliki beberapa persamaan yang sering digunakan untuk menjelaskan kematangan karier akuntansi seperti: vocational maturity, job maturity dan
occupation maturity. Pengertian kematangan karier akuntansi menurut Brown Brooks 1997:32 adalah:
“Career maturity is defined as the individual’s readiness to cope with the developmental tasks with
which he or she is confronted because of his or her biological and social developments and because of
society’s expectations of people who have reached the stage development
”
“Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari individu untuk mengatasi tugas-tugas
perkembangan yang di hadapkan kepadanya, karena perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari
orang-orang dalam masyarakat yang telah mencapai
tahapan perkembangan tersebut”
Dewi 2014:125 mengemukakan bahwa kematangan karier akuntansi adalah suatu situasi kesiapan diri dari seseorang untuk mengetahui dan memahami
tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka individu dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Menurut Wibowo 2010
dalam Dewi 2014:124 kematangan karier akuntansi merupakan inti dari pendekatan perkembangan dalam memahami perilaku karier dan melibatkan
pengukuran tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu. Kematangan karier akuntansi akuntansi merupakan kesiapan diri untuk
mengetahui dan memahami arah minat dan potensi dalam bidang akuntansi sehingga seorang siswa dapat menemukan benang merah antara minat,
kemampuan dan harapannya dengan masa depan mengenai pekerjaan jenis bidang akuntansi mana yang akan dipilihnya.
2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan karier akuntansi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, Seligman 1994 menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karier individu dimana
perkembangan karier akan menentukan kematangan karier akuntansi. Faktor- faktor tersebut meliputi:
a. Faktor Keluarga
Latar belakang keluarga berperan penting dalam kematangan karier akuntansi seseorang. Pengalaman masa kecil, orang tua dan latar belakang orang
tua juga mempengaruhi.
b. Faktor Internal Individu
Faktor individu memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan karier seseorang. Hal ini mencakup self esteem harga diri, self expectation
pengharapan diri, self efficacy keyakinan kemampuan diri, Locus of Control pusat kendali diri, keterampilan, minat, bakat, kepribadian dan usia.
c. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi kematangan karier akuntansi individu, mencakup 3 faktor lainnya: lingkungan,
status sosial ekonomi dan jenis kelamin.
2.5.3. Indikator Kematangan karier akuntansi Akuntansi
Menurut Super dalam Sharf, 2006 konsep kematangan karier akuntansi career maturity memiliki beberapa dimensi, yaitu:
a. Career planning perencanaan karier Konsep ini mengukur seberapa sering individu mencari beragam informasi
mengenai pekerjaan di bidang akuntansi dan seberapa jauh mereka mengetahui mengenai beragam jenis pekerjaan di bidang akuntansi. Seberapa banyak
perencanaan yang dilakukan individu adalah hal penting dalam konsep ini. Konsep ini juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan,
jenjang pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja, pendekatan lain untuk memasuki pekerjaan yang diminati dan kesempatan untuk peningkatan akhir.
Perencanaan karier mengacu pada seberapa banyak individu mengetahui hal-hal
yang harus dilakukan, bukam pada seberapa benar mereka tahu mengenai pekerjaan di bidang akuntansi yang diminatinya tersebut.
b. Career exploration eksplorasi karier Konsep penting dalam dimensi ini adalah keinginan untuk menjelajahi atau
mencari informasi mengenai pilihan karier di bidang akuntansi. Pada dimensi ini ingin diketahui seberapa besar keinginan individu mencari informasi dari beragam
sumber. Konsep eksplorasi karier berhubungan dengan seberapa banyak informasi yang diperoleh individu.
c. Decision Making Pembuat Keputusan Pada dimensi ini, ide mengenai pengambilan keputusan sangat penting.
Konsep ini berkenaan dengan kemampuan menguunakan pengetahuan dan membuat perencanaan karier di bidang akuntansi. Dalam hal ini, individu
diposisikan dalam situasi di mana orang lain harus membuat keputusan karier yang terbaik.
d. World-of-work Infomation Informasi dunia Kerja Konsep ini memiliki dua komponen dasar, pertama berkaitan dengan
pengetahuan individu mengenai tugas-tugas pekembangan yang penting. Kedua, mencakup pengetahuan mengenai tugas kerja pada pekerjaan di bidang akuntansi.
e. Knowledge of the Preferred Occupational Group Pengetahuan mengenai Pekerjaan yang Diminati
Dimensi ini berhubungan mengenai tugas kerja dari pekerjaan di bidang akuntansi yang mereka minati, peralatan pekerjaan dan persyaratan fisik yang
dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati.
Sejalan dengan uraian di atas, menurut Pinasti 2011 mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan skor yang diperoleh dari pengukuran:
perencanaan karier, eksplorasi karier, pembuatan keputusan, informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati. Berdasarkan uraian di atas
dapat dirumuskan indikator kematangan karier akuntansi siswa antara lain: a. Career Planfulness perencanaan karier
b. Career Exploration eksplorasi karir c. Decision Making membuat keputusan
d. World-of-work Information Informasi dunia kerja e. Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai
pekerjaan yang diminati
2.6. Penelitian Terdahulu
Hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti mengambil judul tentang peran pengalaman On the Job Training OJT dan
kematangan karier akuntansi akuntansi dalam memediasi pengaruh Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi
Keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Batang. Penelitian ini terdapat empat variabel yaitu dua variabel independen yang salah satunya menjadi variabel intervening
sehingga terdapat dua variabel intervening dan satu variabel dependen. Adapun variabel yang dimaksud antara lain: pengalaman On the Job Training OJT,
kematangan karier akuntansi akuntansi, Locus Of Control LOC internal dan kesiapan kerja siswa.
Hasil penelitian terdahulu sebagian besar menyatakan bahwa variabel pengalaman On the Job Training OJT, kematangan karier akuntansi akuntansi,
Locus Of Control LOC internal berpengaruh secara langsung terhadap kesiapan kerja siswa. Peneliti mengembangkan model penelitian dengan menjadikan dua
variabel yaitu pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi akuntansi sebagai variabel intervening. Dengan model penelitian
tersebut, peneliti akan menguji apakah pengaruh secara tidak langsung Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui pengalaman On the
Job Training OJT, pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi akuntansi dan Locus Of Control
LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi akuntansi akan lebih besar daripada pengaruh secara langsung. Melihat
dari penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil penelitian dengan besarnya pengaruh secara langsung yang relatif rendah, maka peneliti mengembangkan
penelitian dengan memediasi pengaruh langsung tersebut untuk melihat apakah besarnya pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung yang berarti
ada kebermanfaatan variabel intervening yang diajukan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Batang dengan objek penelitian
siswa kelas XII kejuruan akuntansi. Tempat dan objek ini juga yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk mendukung
kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka peneliti menyajikan hasil-hasil
penelitian sebelumnya. Berikut adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu mengenai tema yang hampir sama dengan yang akan di teliti:
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Penerbit Judul
Hasil Relevansi
1 Mita P.D,
Dessy S.W. dan I Made
Gede S. JPTK
UNDIKSHA Hubungan antara
Internal Locus Of Control dan
Pengalaman Praktik Kerja Industri
Prakerin dengan Kematangan karier
akuntansi pada Siswa Program Studi
Keahlian Teknik Komputer dan
Informatika.
JPTK Undiksha, Vol. 11, No. 2, Juli Tahun
2014 Internal locus of
control dan pengalaman Praktik
Kerja Industri Prakerin memiliki
hubungan yang positif dan
signifikan terhadap kematangan karier
akuntansi.
Peneliti menggunakan
ketiga variabel yang sama untuk
kemudian menambahi
variabel kesiapan kerja sebagai
variabel yang di pengaruhi. Dan
dengan model penelitian yang
berbeda.
2 Hana,
Ngadiman dan Nurhasan
H. Jupe, UNS
Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri
Prakerin dan Locus Of Control terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri
1 Surakarta Jupe, Vol. 1, No. 1,
April 2013 Adanya pengaruh
yang signifikan antara pengalaman
Praktik Kerja Industri Prakerin
dan locus of control terhadap kesiapan
kerja siswa SMK Negeri 1 Surakarta.
Peneliti menggunakan
ketiga variabel yang sama untuk
kemudian menambahi
variabel kematangan karier
akuntansi sebagai variabel
intervening.
3 I Made Sirsa,
Nyoman Dantes dan
Gusti Ketut A. S. E-
Journal Program
Pascasarjana Kontribusi Ekspektasi
Karier, Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja
Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII SMK Negeri 2 Seririt
Ekspektasi Karier, Motivasi Kerja dan
Pengalaman Kerja Industri
berkontribusi secara signifikan
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
Terdapat dua variabel yang
dijadikan acuan peneliti yang
kemudian di mediasikan dengan
variabel lain dengan model penelitian
No Peneliti
Penerbit Judul
Hasil Relevansi
Universitas Pendidikan
Ganesha E-Jurnal Program
Pascasarjana Undiksha, Vol. 5,
Tahun 2014 XII SMK Negeri 2
Seririt secara terpisah maupun
simultan. yang berbeda yaitu
dengan adanya dua variabel intervening.
4 Anita
Zulkaida, dkk.
Proceding PESAT
Gunadarma Pengaruh Locus Of
Control dan Efikasi Diri terhadap
Kematangan karier akuntansi Siswa
Sekolah Menengah Atas SMA
Jurnal Proceding PESAT Gunadarma,
Vol. 2, Tahun 2007 Efikasi Diri dan
Locus Of Control secara
bersama- sama berpengaruh
secara signifikan
terhadap kematangan karier
akuntansi siswa
SMA. Terdapat dua
variabel yang dijadikan acuan
peneliti yang kemudian di
mediasikan dengan variabel lain dengan
model penelitian yang berbeda yaitu
dengan adanya dua variabel intervening
5 Irene
Durosaro Nuhu,
Muslimat Adebanke
International Journal of
Humanities and Social
Science Gender as a Factor in
the Career Choice Readiness of Senior
Secondary School Students in Ilorin
Metropolis of Kwara State, Nigeria
International Journal of Humanities and
Social Science, Vol. 2 No. 14 Special Issue-
July 2012 Dalam studi ini,
gender berpengaruh terhadap kesiapan
pemilihan
karier masa depan siswa
sekolah menengah atas. Namun, ini
hanya salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi kesiapan pemilihan
karier masa depan siswa
sekolah menengah atas.
Variabel yang diteliti menunjukkan
faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapan pemilihan karier siswa. Dalam
penelitian ini, peneliti juga
menggunakan variabel kesiapan
kerja siswa sebagai variabel yang di
pengaruhi dengan dimodifikasi dalam
model penelitian dengan adanya
variabel intervening.
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.7.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Teori perkembangan menurut Monks dan Knoers 1991: 19 dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organiasasi tingkah
laku yang lebih tinggi. Sedangkan dalam teori perkembangan psikososial 1950 yang dikembangkan oleh Erikson dala
m Rifa‟i dan Anni 2011: 43 menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial,
dimana setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Havighurst dalam Monks dan Knoers
1991: 20 juga mengemukakan mengenai tugas-tugas perkembangan, yaitu tugas- tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa hidup tertentu sesuai
dengan norma-norma masyarakat serta norma-norma kebudayaan. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada salah satu tugas perkembangan
pada masa dewasa muda atau awal yaitu mulai bekerja. Sesuai dengan urutannya, sebelum masa dewasa awal yaitu remaja akhir dimana mempunyai tugas untuk
mempersiapkan pemilihan karier dan ekonomis secara mandiri. Sesuai dengan bahasan di atas, usia remaja akhir di Indonesia adalah ketika usia kisaran 16
sampai 18 tahun dimana pada usia tersebut remaja masih berada dalam pendidikan menengah atas. Pada kehidupan nyata pada usia ini sering terjadi
berbagai permasalahan yang dihadapi siswa yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri sehingga siswa membutuhkan dari pihak lain. Tentunya pendidikan
memiliki esensi yang sangat penting bagi siswa dalam menghadapi perkembangannya.
Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan identitas dan kecakapan. Menemukan identitas diri berarti menemukan karier diri
sendiri. Dalam teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui penguatan reinforcement dan
pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita
mempengaruhi sekitar kita dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori
Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan seperti yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. Teori belajar sosial ini juga
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya.
Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk
dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura 1986, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa
SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On
the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah
dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan
keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang seperti ini merupakan salah
satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura dalam Mahmud 1989:150 yaitu faktor internal dimana proses-proses
kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Bandura dalam Mahmud 1989: 158 mengemukakan bahwa diperolehnya
ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan
berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh
yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai
kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal
akan merancang karier dengan mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT sehingga
pengalamannya semakin luas sehingga mampu memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai
kesiapan kerja di bidang akuntansi.
Ariyani 2014 mengemukakan bahwa permasalahan yang
terjadi pada remaja biasanya permasalahan karier yang mengarah pada pemilihan jenis pekerjaan di
masa depan, perencanaan karier masa depan, pengambilan keputusan tentang karier masa depan, informasi tentang kelompok kerja yang ada dengan
persyaratan yang harus dimiliki. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami oleh remaja dalam
menentukan arah kariernya kedepan. Sesuai dengan teori perkembangan psikososial 1950 dimana individu akan mengalami krisis untuk mencapai pada
tahap selanjutnya, maka siswa SMK kejuruan akuntansi untuk mencapai tahap dewasa muda dan memainkan peran sesuai dengan tugas-tugasnya akan
mengalami permasalahan karier pada usia remaja yakni tahap sebelum dewasa muda dengan tugas bekerja. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika
siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto: 2010
dan Munandar: 2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi jika menguasai akuntansi,
maka siswa yang menguasai akuntansi dapat dilihat dari keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam
memahami akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Siswa
menguasai akuntansi tidak hanya di dalam ruang kelas dengan lingkungan belajar yang memang sudah di fungsikan untuk belajar, tetapi juga di dunia kerja yang
sesungguhnya yaitu siswa dapat melakukannya ketika melaksanakan On the ob training OJT.
Berdasarkan uraian ata dapat digambarkan kerangka penelitian teoritik sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Teoritik 2.7.2.
Pengembangan Hipotesis
Berikut adalah pengembangan hipotesis dari penelitian ini:
a. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier
akuntansi
Locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian
dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari
dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya
outcome. Menurut Munandar 2001:399 locus of control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu.
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson 1950 dalam Rifa‟i, dkk 2011:43 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
psikologis dan sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan
yang dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni 2011:18 salah satunya yaitu perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus
memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Dalam penelitian ini menggambarkan seorang siswa SMK kejuruan akuntansi yang
dihadapkan dengan dunia kerja di bidang akuntansi akan lebih baik jika memiliki kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi. Kematangan karier akuntansi
tidak setiap individu punya, hal ini bergantung dengan tingkat kesadaran individu tersebut dalam menyikapi perkembangannya dalam hidup. Karakter psikologis ini
disebut dengan Locus Of Control LOC Internal. Dalam mengahadapi dunia kerja, siswa akan lebih baik jika mempunyai
karakter psikologis yaitu locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa
percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya
bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan
mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian apapun yang diterimanya. Dikaitkan dengan hal tersebut, maka siswa SMK khususnya dalam
penelitian ini siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi, jika siswa tersebut mempunyai locus of control internal yang baik maka secara sadar siswa
akan merancang dan memahami karier untuk kedepannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan melakukan usaha untuk mencapai karier
di bidang akuntansi tersebut sesuai dengan informasi yang didapatkan mengenai karier tersebut. Dengan begitu siswa telah mempunyai kematangan karier
akuntansi yang dapat dilihat dari kesadaran diri seseorang dalam menentukan pilihan karier dengan menyesuaikan antara self image kemampuan, minat, nilai
dan locus of control internal dan tujuan karier. Uraian di atas dapat dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aji, dkk 2013
tentang hubugan antara locus of control internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa kelas XII SMK Negeri 4 Purworejo yang
menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa, yang artinya
semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi kematangan karier akuntansi pada siswa, dan semakin rendah locus of control internal maka semakin
rendah kematangan karier akuntansi pada siswa.
Individu dengan locus of control internal, ketika di hadapkan pada pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu
tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan sehingga individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal pemilihan
kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu
siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat
dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi
b. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Pengalaman On the
Job Training OJT
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini disebut observational
learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk
mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-
perilaku yang telah dipilih Mahmud:145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-
proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati
model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku
dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering
disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job
Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian
yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan
identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu
siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang
akuntansi kedepannya. Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura 1986
dalam Mahmud 1989:140, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku
menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi
seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang
akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada
lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang
seperti ini merupakan salah satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura 1986 yaitu faktor internal dimana
proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut Bandura dalam Mahmud 1989: 158 diperolehnya
ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan
berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh
yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Locus of control berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori
belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari
dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya
outcome. Locus of control internal ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana
seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Jadi, individu yang mempunyai locus of control internal akan yakin dan percaya kalau
dirinya mempunyai kemampuan dan keterampilan yang matang dan melakukan
usaha semaksimal mungkin akan memperoleh apa yang diharapkannya. Siswa dengan locus of control internal yang baik tentunya akan memanfaatkan
pelaksanaan On the Job Training OJT untuk belajar mengenali dan mencari informasi terkait dunia usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih
matang untuk bekal siswa dalam merencanakan dan menyusun rencana karier kedepannya.
Uraian di atas dapat dikuatkan dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Mahmud 1989:147, mengemukakan
bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain atau model, jadi inti dari teori pembelajaran
sosial. Selain itu juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 mengenai hubungan antara Locus Of Control LOC Internal dan
Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi keahlian Teknik Komputer dan Informatika
yang menunjukkan hasil bahwa penelitian ini secara uji multikolinieritas tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas yaitu Locus Of Control
LOC Internal dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin. Jadi, variabel Locus Of Control LOC Internal dapat secara bersama-sama dengan Pengalaman
Praktik Kerja Industri Prakerin mempengaruhi variabel terikatnya yaitu kematangan karier akuntansi.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal
terhadap Pengalaman On the Job Training OJT
c. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman Pengalaman
On the Job Training OJT terhadap Kematangan karier akuntansi
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial.
Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson
juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson
disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Teori selanjutnya yang digunakan yaitu teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Mahmud 1989:147 yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori
Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan reinforcement dan
pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita
mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori
Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial
jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya.
Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan yang dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni 2011:18 salah satunya yaitu
perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Kematangan tersebut
di dapat dari proses belajar yang merujuk pada teori belajar sosial yang menjelaskan bahwa tingkah laku siswa dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dan faktor internal pribadi. Faktor internal disini yaitu proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut
Bandura dalam Mahmud 1989:158 diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik
dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara
sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam
menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal akan merancang karier dengan
mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT sehingga pengalamannya semakin luas sehingga mampu
memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai kesiapan kerja di bidang akuntansi.
Zulkaida 2007 mengemukakan bahwa tingkat kematangan karier akuntansi yang dimiliki individu dapat dipengaruhi salah satunya dengan siswa yang
mempunyai locus of control internal yang baik. Dengan mempunyai locus of control internal yang baik, tentunya akan memanfaatkan pelaksanaan On the Job
Training OJT untuk belajar mengenali dan mencari informasi terkait dunia usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih matang untuk bekal siswa
dalam merencanakan dan menyusun rencana karier kedepannya. Ketika di hadapkan pada pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri,
mencari tahu tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan sehingga individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal
pemilihan kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier
akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
Uraian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara Pengalaman prakerin dan locus of control LOC internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika
pelaksanaan On the Job Training OJT dilakukan secara bersungguh-sungguh oleh siswa, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang luas mengenai semua
informasi terkait dunia usaha dan dunia industri, dengan begitu siswa akan menentukan kedepannya akan meraih karier apa dan bagaimana, disini locus of
control LOC internal sangat mempengaruhi. Jika locus of control LOC internal yang dimiliki siswa tinggi, maka siswa dengan perilaku positifnya akan
mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi pula untuk mempersiapkan semua menuju karier yang diinginkannya. Dengan pengalaman On the Job
Training OJT yang maksimal dan locus of control LOC internal yang tinggi maka siswa akan mencapai tingkat kematangan karier akuntansi yang tinggi pula.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job Training OJT
d. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kesiapan
Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran
sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor
lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Secara garis besar
dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal
mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan SMK menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori.
Pelaksanaan praktik kerja lapangan atau sering disebut On the Job Training OJT bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya dalam
penelitian ini siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau
keadaan sebenarnya di dunia kerja.
Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT.
Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi
seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan
sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kegiatan On the Job Training OJT ini
memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena On the Job Training OJT pada dunia usaha dan industri dapat memberikan pengalaman yang dapat
membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu,
dengan adanya On the Job Training OJT, siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan
kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK.
Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan
pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto:2010; Munandar:2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai
kesiapan kerja di bidang akuntansi akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami
akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap
cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam
menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang
pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of control LOC Internal yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap kesiapan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengalaman Praktik
Kerja Industri Prakerin, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya. Praktik Kerja Industri Prakerin sering disebut
juga dengan On the Job Training OJT. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H4: Pengalaman On the Job Training OJT Pengalaman On the Job Training
OJT terhadap Kesiapan Kerja
e. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kematangan
karier akuntansi
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk
dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura 1986, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa
SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On
the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah
dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga
siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya
dari pembelajaran di sekolah.Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan
dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Informasi dari dunia kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya
kejuruan akuntansi melaksanakan On the Job training OJT. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 tentang hubungan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of
control LOC internal dengan kematangan karier akuntansi yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin memiliki
hubungan positif dengan kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori tinggi atau kuat. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin baik dan banyak
pengalaman yang didapat ketika Praktik Kerja Industri Prakerin maka semakin tinggi pula kematangan karier akuntansi yang dimiliki.
Kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi ini bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan on the job training OJT. Siswa
yang memiliki orientasi jauh ke depan tentunya akan memanfaatkan kegiatan on the job training OJT ini dengan penuh antusias untuk memperoleh informasi
terkait dunia kerja di bidang akuntansi, sehingga siswa dapat segera merancang
dan menyusun karier di bidang pekerjaan akuntansi untuk kedepannya. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan
karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan
dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H5: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT
terhadap Kematangan karier akuntansi.
f. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT dan Kematangan karier
akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986. Asal mulanya teori ini disebut observational learning, yaitu belajar
dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-
faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang
lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan
yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah
Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk
dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
SMK menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
atau sering disebut On the Job Training OJT bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya dalam penelitian ini siswa kelas XII
kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan sebenarnya di dunia
kerja. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT
pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni
secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam
penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada
lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan
On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam
mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani
observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya
menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab
sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat
faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang
individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Informasi dari dunia
kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya kejuruan akuntansi melaksanakan On the Job training OJT. Selain itu juga dapat dilihat dengan
usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk
kematangan karier akuntansi pada siswa. Upaya untuk mempersiapkan siswa yang mandiri dalam menentukan karier
yaitu dengan program on the job training OJT yang telah ditentukan dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Salah satu kematangan karier
akuntansi bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan on the
job training OJT. Dengan diadakannya on the job training OJT tentunya siswa akan mengetahui banyaknya informasi mengenai dunia kerja. Secara tidak sadar,
karakter psikologis setiap individu siswa akan menstimulus siswa untuk merencanakan semua hal yang akan dihadapi kedepannya setelah lulus. Disinilah
akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Dengan begitu siswa akan
memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Sehingga dengan kematangan karier akuntansi yang di peroleh dari pengalaman On the Job Training OJT lebih
dapat menjadikan siswa memiliki sebuah kesiapan dalam memasuki dunia kerja. Siswa yang sudah melaksanakan On the Job Training OJT akan
mempunyai pengalaman dalam dunia kerja, paling tidak siswa mengetahui apa jabatan dan job describtion yang siswa laksanakan ketika On the Job Training
OJT. Pengalaman tersebut dapat menjadikan salah satu bekal siswa untuk siap kerja. Siswa akan memiliki kesiapan kerja lebih baik jika siswa mempunyai
pengalaman kerja ynag baik dan memahaminya untuk kemudian dirancang untuk karier siswa kedepannya yang disebut dengan kematangan karier akuntansi.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk 2014 tentang hubungan antara Internal Locus Of Control dan Pengalaman Praktik Kerja
Industri dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi Keahlian
Teknik Komputer dan Informatika yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin memiliki hubungan positif dengan
kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori tinggi atau kuat. Hal ini dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang
pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control LOC terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menyatakan bahwa
semakin baik pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya karena dengan
banyaknya informasi mengenai dunia kerja yang didapat siswa selama proses on the job training OJT akan membentuk kematangan karier akuntansi yang
sistematis pada siswa tersebut. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H6: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT
terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi
g. Pengaruh Locus of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan
informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih
Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan
yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Faktor internal tersebut dimana proses- proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku.
Menurut Bandura dalam Mahmud 1989: 158 diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi,
produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur
dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Locus of control
berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu
dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara
perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya outcome. Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK
menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat
penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang
tersedia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka menurut teori bandura dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini lebih
mengukur faktor internal terhadap perubahan tingkah laku yang fokus pada locus of control internal sebagai faktor internalnya. Siswa dianggap mempunyai
kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi
yang lain Slameto: 2010 dan Munandar: 2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi
akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki 3 elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma-
norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan
psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh yang signifikan locus of control terhadap
kesiapan kerja siswa. Jadi pembentukan locus of control pada siswa akan berdampak positif terhadap peningkatan kesiapan kerja siswa setelah lulus dari
sekolah. Locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat
prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Locus of control ini
menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Perbedaan locus of control pada seseorang
ternyata dapat menimbulkan aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat
mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian apapun yang diterimanya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
pembentukan locus of control internal pada siswa, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H7: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal
terhadap Kesiapan Kerja
h. Pengaruh Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan
sosial Rifa‟i, dkk:2011. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan
psikososial. Maka siswa pada masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK kelas XII kompetensi keahlian
akuntansi diharapkan mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi. Hal
ini sejalan dengan tujuan SMK di Indonesia yaitu mengarahkan siswa agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak dalam dunia
kerja. Havighurts dalam dalam Monks, dkk 1991 mengemukakan bahwa dalam
teori perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dalam setiap masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja
akhir dimana salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri dalam menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada
umumnya kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang dalam masa pendidikan menengah atas.
Individu siswa akan siap untuk dapat merancang, mengambil putusan atau menentukan pilihan kariernya dengan pertimbangan untung dan ruginya, risiko
yang harus dihadapi, serta keterbatasan dan kekecewaan yang bakal ditemui, manakala siswa telah melalui proses belajar dan pengalaman dengan bimbingan-
bimbingan tertentu sampai pada fase dimana mereka mencapai kematangan dan siap.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier
akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan
memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang
diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seniawati 2014 mengenai efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk meningkatkan
pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa yang menunjukkan hasil bahwa adanya perbedaan efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk
meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa. Dalam hal ini layanan informasi karier sangat berkontribusi dalam meningkatkan kesiapan kerja
siswa. Informasi karier dapat direlevansikan dengan kematangan karier akuntansi dimana ketika individu menginginkan kematangan karier akuntansi yang tinggi
maka salah satunya dengan memperoleh informasi karier supaya dalam merancang dan merencanakan karier dapat dengan pasti disesuaikan dengan
informasi dari dunia kerja dan industri selain dari potensi yang dimilikinya. Siswa akan mempunyai tingkat kematangan karier akuntansi di bidang
akuntansi ketika dia menyadari betapa pentingnya kehidupan pada masa setelah dunia sekolah, dimana siswa harus siap dengan masa transisi tugas perkembangan
yang dihadapi. Dalam proses pencarian solusi dari kebingungan siswa ketika pada masa ini yaitu dengan mencari jati dirinya, individu siswa tentu akan dengan giat
mencari tahu semua informasi terkait dunia kerja di bidang akuntansi sehingga siswa tersebut mampu merancang dan menentukan karier di bidang pekerjaan
akuntansi yang akan dipilih kedepannya.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H8: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi
i. Pengaruh Locus of Control LOC Internal dan Kematangan karier
akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan
sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan
orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa
teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Maka siswa pada masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah
Kejuruan SMK kelas XII kompetensi keahlian akuntansi. Menurut Havighurts dalam Monks, dkk 1991, dalam teori perkembangan
terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dalam setiap masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja akhir dimana
salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri dalam menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada umumnya
kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang dalam masa pendidikan menengah atas.
Selanjutnya dikuatkan dengan pendekatan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986 yang menekankan pada
komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi
oleh persekitaran melalui peneguhan reinforcement dan pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan
juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh
orang lain observational opportunity. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya.
Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah
mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak, ini merupakan salah satu karakter psikologis yang disebut dengan Locus Of Control LOC Internal
yang merupakan pusat kendali seseorang dimana individu yankin apa yang akan dia raih itu karena usaha yang telah dilakukannya. Disinilah akan terbentuk
kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami
tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan
pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada
bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Dalam penelitian Seniawati 2014 mengemukakan bahwa layanan
informasi karier berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa. Pemahaman diri minat, ability, kepribadian, nilai-nilai dan
sikap, kelebihan dan kekurangan di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Disinilah peran Locus of Control LOC Internal dalam menstimulus individu
dalam mempersiapkan siswa dalam menentukan karier kedepannya. Informasi karier sangat di perlukan siswa bukan hanya sekedar menginformasikan mengenai
dunia industri, tetapi siswa dituntut untuk memahami potensi dirinya sehingga siswa tidak salah dalam memilih karier nantinya. Siswa akan memiliki kesiapan
kerja ketika siswa mulai merancang dan menentukan karier yang terbaik untuk kedepannya. Dengan kematangan karier akuntansi yang baik maka siswa dengan
Locus of Control LOC internal yang baik pula maka siswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H9: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal
terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi Uraian di atas yang telah dijabarkan secara grafis dapat digambarkan
dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.2. Model Penelitian Empiris
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana pengumpulan dan pengukuran data berbentuk angka-angka dan
hasil penelitian dianalisa menggunakan perhitungan statistik. Desain penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto. Sugiyono 2013:26 mengungkapkan
bahwa penelitian ex-post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
3.2. Populsi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010:117. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII kejuruan akuntansi SMK
Negeri 1 Batang tahun ajaran 20142015 yang berjumlah 64 siswa dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.1. Jumlah Populasi
No Kelas
Jumlah Siswa 1
XII Akuntansi 1 34
2 XII Akuntansi 2
30 Total
64
Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang
73
3.2.2. Sampel
Sampel yang diambil sebaiknya diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel tersebut harus betul-betul mewakili. Sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan Sampling Jenuh atau Sampling Sensus. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi SMK
Negeri 1 Batang yang berjumlah 64 siswa. Suharsimi 2006:134 mengemukakan bahwa apabila sampel yang subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
No Kelas
Jumlah Siswa 1
XII Akuntansi 1 34
2 XII Akuntansi 2
30 Total
64
Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel yaitu variabel bebas, variabel intervening dan variabel terikat.
3.3.1. Variabel independen bebas
Variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen Sugiyono
2010: 61. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: a. Locus Of Control LOC Internal
Menurut Anni dan Rifa‟i 2011:179 mengemukakan bahwa anak yang memiliki locus of control LOC internal akan percaya bahwa keberhasilan atau
kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Menurut Zulkaida 2007 indikator dapat yang digunakan untuk mengukur locus of control LOC
internal adalah keahlian skill, kemampuan ability dan usaha effort. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rotter dalam artikel yang di
publikasikan oleh psych fullerton 2014, orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan skill, kemampuan abillity dan
usaha effort lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka.
b. Pengalaman On the Job Training OJT
Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri
DUDI. Indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the Job Training OJT yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang
dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT.
3.3.2. Variabel Intervening
Sugiyono 2010:63 menyatakan bahwa variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati, dan diukur. Variabel intervening disebut juga sebagai variabel
penyelaantara yang terletak diantara variabel dependen dan independen. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel intervening yaitu engalaman On the Job
Training OJT dan kematangan karier akuntansi.
a. Pengalaman On the Job Training OJT
Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui
program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri
DUDI. indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the Job Training OJT yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang
dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT.
b. Kematangan Karier Akuntansi
Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari individu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang di hadapkan
kepadanya, karena perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari orang- orang dalam masyarakat yang telah mencapai tahapan perkembangan tersebut
BrownBrook, 1997:32. Menurut Super dalam Sharf 2006 konsep kematangan karier akuntansi career maturity dapat diukur melalui indikator
Career Planfulness perencanaan karier, Career Exploration eksplorasi karir, Decision Making membuat keputusan, World-of-work Information Informasi
dunia kerja, dan Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati.
3.3.3. Variabel dependen terikat
Sugiyono 2010:61 menjelaskan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikat adalah kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, dimana kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi
yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan yang dalam hal ini yaitu bekerja.
indikator kesiapan kerja yakni: e. Kondisi fisik, mental dan emosional
f. Mempunyai ambisi untuk maju
g. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain h. Keterampilan dan pengetahuan
Munandar: 2008, Slameto: 2010, Hamalik: 2007
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Kuesioner Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya Sugiyono, 2010:199. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang
kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai Walgito, 2005:76. Penskoran menggunakan skala likert dengan alternatif lima pilihan
jawaban. Adapun alternatif jawaban yang digunakan dalam skala Likert yaitu: Alternatif jawaban Sangat Setuju SS diberi skor
= 5
Alternatif jawaban Setuju S diberi skor = 4
Alternatif jawaban Ragu-Ragu R diberi skor = 3
Alternatif jawaban Tidak Setuju TS diberi skor = 2
Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju STS skor = 1 Sugiyono, 2010: 135
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan pada responden yang berhubungan dengan penelitian.
Indikator yang akan diukur dalam skala likert dijabarkan menjadi indikator varibel yang kemudian dijadikan sebagai
dasar untuk menyusun instrumen yang berupa pernyataan. Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian ini dijabarkan pada table dibawah
ini.
Tabel 3.3. Penilaian
Scoring Jawaban Responden Variabel
Jenis Jawaban Skor
+ -
Kesiapan Kerja Y 1. Kondisi fisik, mental dan emosional
2. Mempunyai ambisi untuk maju 3. Kemampuan bekerja sama dengan orang
lain 4. Keterampilan dan pengetahuan
Sangat Setuju Setuju
Ragu-Ragu Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5
Locus Of Control LOC Internal X1 1. Skills Keahlian
2. Ability Kemampuan 3. Efforts Usaha
Sangat Setuju Setuju
Ragu-Ragu Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5
Pengalaman On the Job training OJT X2 1. Keterampilan dan kemampuan bidang
keahlian 2. Kemampuan dan keseriusan OJT
3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT
5. Monitoring Pelaksanaan OJT Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 1
2 3
4 5
Kematangan karier akuntansi X3 1. Career Planfulness perencanaan karier
2. Career Exploration eksplorasi karir Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu
5 4
3 1
2 3
Variabel Jenis Jawaban
Skor
+ -
3. Decision Making membuat keputusan 4. World-of-work Information Informasi
dunia kerja 5. Knowledge of the preferred
occuspational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2 1
4 5
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1.
Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen Arikunto 2010: 168. Suatu instrumen yang valid
mempunyai tingkat validitas yang tinggi begitu juga sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yag dinginkan.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk
variabel dengan menggunakan aplikasi SPSS v.20. Instrumen dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total konstruk
menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan diketahui dari nilai sig 2 tailed kurang dari 0,05 dengan taraf signifikansi 5.
Uji coba instrumen untuk mengetahui validitas instrumen dilakukan di SMK Negeri 1 Batang dengan jumlah responden 36 siswa yang berasal dari kelas XI
Akuntansi 1. Pemilihan XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Batang sebagai tempat uji coba instrumen didasari pada teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini,
yakni teori perkembangan yang berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan dimana usia remaja akhir yakni kisaran umur 16-18 tahun. Siswa kelas XI SMK
pada umumnya adalah 16-17 tahun. Selain itu juga sesuai kurikulum SMK Negeri 1 Batang, kelas XI kompetensi Keahlian Akuntansi sudah menyelesaikan
program On the Job Training OJT pada bulan Maret 2015. Sehingga masih bisa dijadikan responden uji coba.
Berdasarkan hasil uji validitas angket tentang peran pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh
Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMK Negeri 1 Batang dengan menggunakan program SPSS v.20 diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
1 0,000
0,05 Valid
2 0,000
0,05 Valid
3 0,000
0,05 Valid
4 0,227
0,05 Invalid
5 0,000
0,05 Valid
6 0,000
0,05 Valid
7 0,000
0,05 Valid
8 0,000
0,05 Valid
9 0,012
0,05 Invalid
10 0,000
0,05 Valid
11 0,012
0,05 Invalid
12 0,000
0,05 Valid
13 0,000
0,05 Valid
14 0,000
0,05 Valid
15 0,000
0,05 Valid
16 0,227
0,05 Invalid
17 0,000
0,05 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.4. diatas, terlihat bahwa
terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 13 pernyataan yang valid yaitu dengan
melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed. Ketentuannya yakni apabila nilai p0,05, maka item pertanyaan itu dikatakan
valid dan apabila nilai p0,05 maka item pertanyaan itu dikatakan invalid.
Tabel 3.5. Hasil Uji
Locus Of Control LOC Internal
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
1 0,000
0,05 Valid
2 0,001
0,05 Valid
3 0,000
0,05 Valid
4 0,133
0,05 Invalid
5 0,000
0,05 Valid
6 0,007
0,05 Invalid
7 0,000
0,05 Valid
8 0,000
0,05 Valid
9 0,000
0,05 Valid
10 0,000
0,05 Valid
11 0,001
0,05 Valid
12 0,004
0,05 Valid
13 0,003
0,05 Valid
14 0,017
0,05 Invalid
15 0,385
0,05 Invalid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.5. diatas, terlihat bahwa
terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 11 pernyataan yang valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Pengalaman
On the Job Training OJT
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
1 0,000
0,05 Valid
2 0,229
0,05 Invalid
3 0,003
0,05 Invalid
4 0,000
0,05 Valid
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
5 0,005
0,05 Valid
6 0,073
0,05 Valid
7 0,000
0,05 Valid
8 0,000
0,05 Valid
9 0,001
0,05 Valid
10 0,007
0,05 Invalid
11 0,000
0,05 Valid
12 0,000
0,05 Valid
13 0,000
0,05 Valid
14 0,001
0,05 Valid
15 0,000
0,05 Valid
16 0,001
0,05 Valid
17 0,024
0,05 Invalid
18 0,000
0,05 Valid
19 0,000
0,05 Valid
20 0,000
0,05 Valid
21 0,004
0,05 Valid
22 0,219
0,05 Invalid
23 0,649
0,05 Invalid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.6. diatas, terlihat bahwa
terdapat 6 pernyataan yang invalid dan 17 pernyataan yang valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kematangan karier akuntansi
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
1 0,000
0,05 Valid
2 0,000
0,05 Valid
3 0,000
0,05 Valid
4 0,000
0,05 Valid
5 0,001
0,05 Valid
6 0,002
0,05 Valid
7 0,000
0,05 Valid
8 0,003
0,05 Valid
9 0,000
0,05 Valid
10 0,000
0,05 Valid
Correlation Butir
Pernyataan Sig. 2-tailed
Sig 5 Hasil
11 0,000
0,05 Valid
12 0,000
0,05 Valid
13 0,000
0,05 Valid
14 0,000
0,05 Valid
15 0,000
0,05 Valid
16 0,000
0,05 Valid
17 0,000
0,05 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.7. diatas, terlihat bahwa
semua pernyataan valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed.
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu instrumen. Suatu kuesioner diakatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu Ghozali, 2011:47. Uji reliabilitas dapat diketahui melalui uji statistik Cronbach Alpha
α dengan menggunakan aplikasi SPSS v.20. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,70 Nunnally: 1995 dalam Ghozali 2011:48. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen penelitian yang telah digunakan.
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
Kriteria Nunnally
0,70 Hasil
Kesiapan Kerja 0,913
0,70 Reliabel
Locus Of Control LOC Internal
0,837 0,70
Reliabel Pengalaman On the Job
Training OJT 0,889
0,70 Reliabel
Variabel Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
Kriteria Nunnally
0,70 Hasil
Kematangan karier akuntansi
0,924 0,70
Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian,diolah 2015
Berdasarkan Tabel 3.8. diatas, diketahui bahwa nilai Cronbachs Alpha pada masing-masing variabel berada diatas 0,70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian.
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif
Sugiyono 2010: 207-208 menjelaskan bahwa analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of
Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi. Untuk melakukan analisis data kesiapan kerja siswa, Locus Of
Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket. b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan. c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
d. Menentukan skor dengan rumus:
Keterangan : n = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah total responden Langkah-langkah untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif
persentase yang diperoleh dari masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif persentase kemudian mendiskripsikan ke dalam kalimat.
Cara menentukan tingkat kriteria untuk variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan
karier akuntansi adalah sebagai berikut : a. Menentukan skor tertinggi
b. Menentukan skor terendah c. Menetapkan rentang
Rentang diperoleh dengan cara mengurangi skor tertinggi dengan skor terendah.
d. Menetapkan interval kelas Interval diperoleh dengan cara membagi rentang ditambah dengan jawaban
terkecil kemudian dibagi dengan jawaban tertinggi yang ditetapkan. e. Menetapkan jenjang kriteria
Dalam menetapkan jenjang kriteria, peneliti mengelompokkan menjadi 5 kriteria.
Untuk menentukan kategori deskriptif variabel kesiapan kerja siswa, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 65
Skor Terendah = 42
Rentang = 65- 42
= 23 Interval
= 23+15 = 4,8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 3.9. Jenjang Kriteria Variabel Kesiapan kerja siswa
No. Interval
Kriteria 1
62-66 Sangat Baik
2 57-61
Baik 3
52-56 Cukup
4 47-51
Kurang 5
42-46 Sangat Kurang
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
Untuk menentukan kategori deskriptif variabel Locus Of Control LOC Internal, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 51
Skor Terendah = 31
Rentang = 51- 31
= 20 Interval
= 20+15 = 4,2 dibulatkan menjadi 4
Tabel 3.10. Jenjang Kriteria Variabel
Locus Of Control LOC Internal
No. Interval
Kriteria 1
47-51 Sangat Baik
2 43-46
Baik 3
39-42 Cukup
4 35-38
Kurang 5
31-34 Sangat Kurang
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
Untuk menentukan kategori deskriptif Pengalaman On the Job Training OJT, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 83
Skor Terendah = 58
Rentang = 81- 58
= 23 Interval
= 23+15 = 4,8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 3.11. Jenjang Kriteria Variabel Pengalaman
On the Job Training OJT
No. Interval
Kriteria 1
78-83 Sangat Baik
2 73-77
Baik 3
68-72 Cukup
4 63-67
Kurang 5
58-62 Sangat Kurang
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
Untuk menentukan kategori deskriptif kematangan karier akuntansi, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Tertinggi = 78
Skor Terendah = 50
Rentang = 78- 50
= 28 Interval
= 28+15 = 5,8 dibulatkan menjadi 6
Tabel 3.12. Jenjang Kriteria Variabel Kematangan karier akuntansi
No. Interval
Kriteria 1
74-79 Sangat Baik
2 68-73
Baik 3
62-67 Cukup
4 56-61
Kurang 5
50-55 Sangat Kurang
Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
3.6.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal apa tidak Ghozali,
2011:160. Model uji normalitas dapat menggunakan histogram, normal problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H : Data terdistribusi dengan normal
H
1
: Data tidak terdistribusi dengan normal Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan
aplikasi SPSS v.20 mempunyai Sig α 0,05 maka H ditolak, ini berarti data
tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig α 0,05 maka H diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.
3.6.2.2. Uji Linearitas
Uji linearitas Ghozali,2011:166 digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas
akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Uji linearitas dapat dilihat pada output SPSS dalam kolom linearity pada
ANOVA Table pada taraf signifikansi 0,05. Variabel dikatakan mempunyai hubungan linear apabila signifikansi kurang dari 0,05.
3.6.2.3. Uji Heteroskedastiditas
Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk
menguji apakah
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Uji heteroskedastisitas secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya apabila sebaran nilai residual
terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139.
Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Salah satu di antaranya adalah uji glejser. Glejser
mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati dalam Ghozali 2011:142.
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas signifikansinya diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastiditas Ghozali, 2011:142.
3.6.3. Pembentukan Analisis Jalur
Analisis jalur merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel-variabel independen
mempengaruhi variabel dependen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Ghozali 2011:249 manfaat path analysis yaitu perluasan dari persamaan regresi sederhana atau berganda yang diperlukan pada jalur hubungan
variabel-variabel yang lebih dari satu persamaan. Dalam penelitian ini persamaan untuk hipotesis terdapat dua regresi berganda yaitu:
a. Regresi Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training
OJT dan kematangan karier akuntansi terhadap kesiapan kerja siswa dengan persamaan regresi
Keterangan: Y
1
= kesiapan kerja siswa α
= Konstanta p
1
p
2
= Koefisien Regresi X
1
= Locus of Control LOC Internal X
2
= Pengalaman On the Job Training OJT Y
2
= Kematangan Karier Akuntansi e
1
= Variance kesiapan kerja siswa yang tidak dijelaskan oleh variabel independen Locus Of Control LOC Internal, Pengalaman On the
Job Training OJT dan Kematangan Karier Akuntansi.
b. Regresi Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training
OJT terhadap kematangan karier akuntansi dengan persamaan regresi
Keterangan: Y
2
= Kematangan Karier Akuntansi α
= Konstanta Y
1
= α + p
1
X
1
+ p
2
X
2
+ p
3
Y
2
+ e
1
Y
2
= α + p
4
X
1
+ p
5
X
2
+ e
2
p
4
p
5
= Koefisien Regresi X
1
= Locus Of Control LOC Internal
X
2
= Pengalaman On the Job Training OJT e
2 =
Variance kematangan karier akuntansi yang tidak dijelaskan oleh variabel independen Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman On
the Job Training OJT.
c. Regresi Locus Of Control LOC Internal terhadap pengalaman On the Job
Training OJT dengan persamaan regresi
Keterangan: X
2
= Pengalaman On the Job Training OJT α
= Konstanta p
6
= Koefisien Regresi X
1
= Locus Of Control LOC Internal
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X
1
, X
2
, X
3
terhadap Y
P6 P3
P1 P4
P2 P5
Locus Of Control LOC Internal X
1
Pengalaman On the Job Training OJT
X
2
Kesiapan Kerja Y
Kesiapan
Kematangan karier akuntansi
e
2
e
1
X
2
= α + p
6
X
1
3.6.3.1. Uji Sobel
Sobel test digunakan untuk melihat pengaruh mediasi yang dapat dilihat dari perkalian koefisien signifikan atau tidak Ghozali, 2013:255. Uji Sobel
dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen X kepada variabel dependen Y melalui variabel intervening M.
Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M a dengan jalur M→Y b atau ab. Jadi koefisien ab = c –c‟, dimana c
adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c‟ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a
dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung indirect effect Sab dihitung dengan rumus berikut ini:
Sp2p3 = √ p3
2
Sp2
2
+ p2
2
Sp3
2
+ Sp2
2
Sp3
2
Berdasarkan hasil Sp2p3 kita dapat menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi
Ghozali, 2013:255.
3.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur path analysis dan uji t. Menurut Ghozali 2011: 249 Analisis jalur
merupakan perluasan dari analisis regresi berganda atau analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis regresi berganda
dilakukan untuk setiap variabel dalam model dan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan variabel
dependen dengan variabel independen. 3.6.4.1.
Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individu dalam menerangkan variasi variabel
dependen Ghozali, 2011:98. Apabila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan 5, maka Ho ditolak dan menerima Ha bila
nilai t 2 dalam nilai absolute maka Ha diterima dan menolak Ho. Dalam penelitian ini uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis:
H
1
: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1
Batang. H
2
: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Pengalaman On the Job Training OJT kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang. H
4
: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
H
5
: Terdapat Pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang.
H
7
: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas
XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H
8
: Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1
Batang.
3.6.4.2.Analisis Jalur Path Analysis
Teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan
kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap X3 serta dampaknya terhadap Y Riduwan dan Kuncoro, 2008:115. Analisis jalur digunakan untuk menguji
pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap dependen melalui variabel intervening. Dalam penelitian ini digunakan untuk menguji:
H
3
: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job
Training OJT kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H
6
: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa
kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H
9
: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier
akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
sebesar 42,9. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik Locus Of Control LOC Internal maka semakin tinggi pula kematangan karier akuntansi siswa
kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 2. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap
pengalaman On the Job Training OJT siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 62,6. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi
Locus Of Control LOC Internal maka semakin tinggi pula Pengalaman On the Job Training OJT siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.
3. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi melalui pengalaman On the Job Training OJT
siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 25,6. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control LOC Internal maka
akan mengakibatkan kematangan karier akuntansi semakin baik, dan dikuatkan dengan ketika siswa mempunyai Pengalaman On the Job Training OJT yang
baik akan lebih menunjang pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri
149
1 Batang. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 2,0898 lebih besar dari t tabel 1,6690.
4. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
sebesar 26,2 . Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula
kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 5. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT
terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 40,9. Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik
Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki siswa maka kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang yang
dimiliki juga akan tinggi. 6. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT
terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 12,8 . Hal ini mengandung arti
bahwa semakin tinggi Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi. Adanya
kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Pengalaman On the Job Training OJT yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa
kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, akan tetapi dalam penelitian ini ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier akuntansi
siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 2,0285 lebih besar dari t tabel 1,6690.
7. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar
42,2. Hal ini mengandung arti bahwa Locus Of Control LOC Internal yang tinggi maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang
juga akan tinggi. 8. Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi terhadap
Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 31,2. Hal ini mengandung arti Kematangan karier akuntansi yang tinggi
maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang juga akan tinggi.
9. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi
siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 13,4. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control LOC Internal yang
dimiliki oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi. Adanya kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Locus Of
Control LOC Internal yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, Akan tetapi dalam penelitian
ini ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier akuntansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji
signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 1,8794 lebih besar dari t tabel 1,6690.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi. Pengendalian kualitas Locus Of Control LOC Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian,
kemampuan dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
2. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan
terhadap pengalaman On the Job Training OJT. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa dan
sekolah. Sekolah hendaknya memilih dunia usaha dan dunia industri DUDI untuk kerjasama On the Job Training OJT yang sesuai dengan karakteristik
kejuruan, dalam penelitian ini khususnya dalam bidang akuntansi dengan harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang akuntansi.
3. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh
Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi. Peningkatan pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh
siswa dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT untuk kemudian dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi
yang baik dengan berbekal Locus Of Control LOC Internal yang tinggi berupa skills, ability dan effort.
4. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan
terhadap kesiapan kerja. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa dan guru. Guru hendaknya memberikan
pembelajaran yang lebih mengacu pada aktualisasi diri siswa, diharapkan siswa dapat mempunyai kesadaran diri untuk pencapaian karier kedepannya sesuai
dengan usaha yang dilakukan. Dalam penelitian ini khususnya dalam bidang akuntansi dengan harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang
akuntansi ketika melaksanakan program pengalaman On the Job Training OJT.
5. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan
terhadap kematangan karier akuntansi. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan
memahami lingkungan kerja tempat siswa dari siswa On the Job Training OJT tersebut sehingga siswa mempunyai gambaran karier akuntansi kedepan
pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 6. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan
karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh
pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa
dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT untuk kemudian dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi yang baik
sehingga siswa sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja. 7. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Pengendalian kualitas Locus Of Control LOC
Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian, kemampuan dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan pada dirinya
dalam menghadapi dunia kerja. 8. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kualitas kematangan karier akuntansi
sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan perencanaan karier, eksplorasi karier, membuat keputusan karier, mencari informasi dunia kerja dan
pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang akuntansi. Sehingga siswa tersebut mempunyai persiapan untuk dirinya dalam menghadapi dunia kerja.
9. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh Locus
Of Control LOC Internal terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa dengan
perencanaan karier, eksplorasi karier, membuat keputusan karier, mencari
informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang akuntansi. Dengan kematangan karier tersebut dikuatkan dengan berbekal
Locus Of Control LOC Internal yang tinggi berupa skills, ability dan effort untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja.
10. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengubah model penelitian mediasi ke moderator untuk hasil lebih optimal. Ataupun dengan menambah ruang
lingkup penelitian sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan dengan menambah instrumen penelitian seperti pertanyaan terbuka untuk melakukan
wawancara, agar hasil penelitian lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Aji, Rahmanto, dkk. 2013. Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan
Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMKN 4 Purworejo. Jurnal. Jurnal Psikologi Undip JPU.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Rev. 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
-----. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ariyani, Eli. 2014. Pengaruh Internal Locus Of Control terhadap Kematangan
Karier Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Samarinda. Jurnal. Ejurnal Untag Samarinda.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2007. Pendidikan Humanistik. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
BPS. 2014. Berita Resmi Statistik No 8511XVII. www.bps.go.id
. Accepted of Feb, 7
th
2015, Pk. 19.40 WIB. Brown, Duance. Brooks Linda. 1996. Career Choice and Development. San
Farancisco: Jossey-Bass Publishers. Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi terjemahan kartini kartono.
Jakarta: PT Raja Grafindo persada. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Dewi, Mita Puspita, Wahyuni, Dessy S, dkk. 2014. Hubungan antara Locus of control dan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dengan
kematangan karier pada siswa program studi keahlian teknik komputer dan informatika. Jurnal. JPTK Undiksha.
Erni Prabawati. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik
Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 20112012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Friedman, H.S., Schustack, M. W. 2009. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga.
156
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 ed. 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halawa. 2013. Buku Panduan Praktik Kerja Industri Prakerin SMK. www.academia.edubukuprakerinsmk
. Accepted of Feb, 7
th
2015, Pk. 19.45 WIB.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hana, Ngadiman, dkk. 2013. Pengaruh Praktik Kerja Industri Prakerin dan Locus of Control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1
Surakarta. Jurnal. JUPE UNS.
Kurniawan, Aris. 2012. Kesiapan siswa teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Garut dalam Bekerja dan Wirausaha. Skripsi. UPI.
Larsen, J. Randy and D. M. Buss. 2002. Personality Psychology. New York: McGraw-Hill Companies.
Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK Dikti. Mearns, J. 2014. The Social Learning Theory of Julian B. Rotter 1916-2014.
Artikel. http:psych.fullerton.edujmearnsrotter.htm.
Accepted of Feb, 7
th
2015, Pk. 19.33 WIB. Monks, Knoers dan Siti Rahayu. 1991. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Mu‟ayati, Rofi‟ul. 2014. Pengaruh Praktik Kerja Industri Prakerin Prakerin,
penguasaan mata diklat produktif akuntansi dan minat kerja siswa terhadap kesiapan menghadapi dunia kerja siswa SMK program keahlian
akuntansi di SMK N 1 Salatiga tahun ajaran 20132014. Jurnal. Economic Education Analysis Journal.
Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta: PT Grasindo.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Phares, E jerry. 1976. Locus Of Control In Personality. Canada: Simultaneously. Pinasti, Woro. 2011. Pengaruh Self Eficacy, Locus of Control dan Faktor
Demografis terhadap Kematangan Karier Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
157
Poerwodarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rifa‟i, Achmad dan Catharina T. A,. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Pusat Pengembangan MKUMKDK-LP3 UNNES. Salkind, Neil J. 2009. Teori-Teori Perkembangan Manusia terjemahan M.
Khozim. Bandung: Nusa Media. Schultz, Duane P, Sydney, E. Schultz. 2005. Theory of Personality 8
th
Ed. United states of America: Thomson Wadsworth.
Seligman, L. 1994. Developmental career counselling and assesment. Thousand Oaks: Sage Publication.
Seniwati, Komang, dkk. 2014. Efektivitas Teori Karier Holland Melalui Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan
Kerja Siswa. Jurnal. Ejournal.undiksha-JJBK.
Sharf, Richard S. 2006. Applying career development theory edisi ke 4. United States: Thomson BrookCole.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Alpikasi. Jakarta: PT Indeks. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit Alfabeta.
-----------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sulistyarini, E.P.D. 2012. Pengaruh motivasi memasuki dunia kerjja dan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap kesiapan kerja
peserta didik kelas XII program keahlian akunntansi SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi. UNY.
Sutopo Rahayu. 2007. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian
Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran 20082009. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY.
Valid, Yanuar M. 2012. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta. Jurnal. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia.
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling Studi Karier. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Zulkaida, Anita, dkk. 2007. Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah Atas SMA. Jurnal.
Proceeding PESAT.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR LOCUS
OF CONTROL LOC INTERNAL, PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING OJT, KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI DAN KESIAPAN KERJA
VARIABEL PENELITIAN
INDIKATOR NO. ITEM
INSTRUMEN Jumlah
LOCUS OF CONTROL LOC
INTERNAL Julian Rotter
1. Skills Keahlian
2. Ability Kemampuan
3. Efforts Usaha
1,2,3,4,5,6 7,8,9,10
11,12,13,14,15 15 item
instrumen
PENGALAMAN ON
THE JOB
TRAINING OJT Erni Prabawati,
Oemar Hamalik 1. keterampilan dan
kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
2. Kemampuan dan Keseriusan OJT
3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT
5. Monitoring Pelaksanaan OJT 1,2,3,4,5
6,7,8,9 10,11,12,13,14
15,16,17,18 19,20,21,22,23
23 item instrumen
KEMATANGAN KARIER
AKUNTANSI Donald Super
a. Career Planfulness perencanaan karier
b. Career Exploration eksplorasi karir
c. Decision Making membuat keputusan
d. World-of-work Information Informasi dunia kerja
e. Knowledge of the preferred occupational group
pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati
1,2,3,4 5,6,7
8,9,10,11 12,13,14
15,16,17 17 item
instrumen
KESIAPAN KERJA
Slameto 1. Kondisi fisik, mental dan
emosional 2. Mempunyai ambisi untuk
maju 3. Kemampuan bekerja sama
dengan orang lain 4. Keterampilan
dan pengetahuan
1,2,3,4,5 6,7,8,9
10,11,12,13 14,15,16,17
17 item instrumen
TOTAL 72 item
instrumen
pernyataan negatif
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN UJI COBA
Kepada Yth. Siswa kelas XI Akuntansi
SMK Negeri 1 Batang
Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “PERAN PENGALAMAN ON
THE JOB TRAINING OJT DAN KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI DALAM MEMEDIASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL LOC
INTERNAL TERHADAP
KESIAPAN KERJA SISWA
KELAS XII
AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BATANG”, maka saya memohon kepada Saudara untuk membantu pengumpulan data penelitian dengan mengisi angket ini.
Jawaban yang Saudara berikan dijamin kerahasiaannya. Demikian besar harapan saya supaya saudara menjawab pertanyaan dengan sebenarnya agar tujuan
pengumpulan data penelitian ini dapat tercapai sesuai harapan. Atas kesediaan dan kesungguhan saudara dalam menjawab angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Khotimatussa‟diyah NIM 7101411310
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
No. Presensi :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah dengan teliti sebelum menjawab.
3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda √ pada kolom yang
tersedia. 4. Periksa kembali identitas dan jawaban anda sebelum angket diserahkan.
5. Alternatif jawaban yang disediakan memiliki 5 lima kemungkinan: SS
: Sangat Setuju S
: Setuju R
: Ragu-ragu TS
: Tidak Setuju STS
: Sangat Tidak Setuju
C. Daftar Pernyataan
Instrumen untuk Locus Of Control LOC Internal
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS Skills Keahlian
1. Saya yakin mempunyai keahlian di bidang
akuntansi untuk menunjang karier dalam bidang akuntansi.
2. Keahlian akuntansi yang saya miliki tidak
menjamin diterimanya saya pada pekerjaan di bidang akuntansi.
3. Saya pesimis untuk segera di terima bekerja di
dunia kerja. 4.
Untuk meningkatkan
kemampuan kompetensi keahlian akuntansi yang saya
tempuh, saya mengikuti kursus, seminar, workshop atau belajar sendiri melalui internet
mengenai akuntansi.
5. Saya
bisa menyelesaikan
pembukuan akuntansi menggunakan program MYOB
dengan cepat dan tepat. 6.
Saya lambat dalam menyelesaikan tugas apapun yang harus saya kerjakan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Ability Kemampuan
7. Saya mampu membuat produkoutput dengan
maksimal sesuai dengan keahlian akuntansi yang saya miliki.
8. Saya mampu menentukan pilihan karier
dengan berpedoman pada prestasi saya di sekolah.
9. Saya kurang yakin dapat menyelesaikan
pekerjaan yang akan saya hadapi tepat waktu. 10. Saat saya membuat perencanaan karier, saya
yakin mampu mencapai tujuan saya dengan kemampuan yang saya miliki.
Efforts Usaha
11. Saya tetap berusaha mencapai apa yang saya inginkan, meski banyak hambatan.
12. Terdapat hubungan yang kuat antara seberapa giat saya berusaha dengan hasil yang saya
raih. 13. Bagi saya, keberuntungan tidak berperan
penting dalam kehidupan saya. 14.
Takdir sangatlah berperan penting dalam keputusan karier saya.
15. Dengan usaha yang cukup, saya dapat bekerja
dengan penghasilan yang tinggi.
Instrumen untuk Pengalaman On the Job Training OJT
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki
1. Saya dapat mengasah kemampuan dibidang
Akuntansi yang saya miliki. 2.
Project yang di tugaskan oleh guru hampir mirip dengan tugas yang diberikan oleh
instruktur pimpinan.
3. Teori pel aj ar an di bi dan g akunt ansi
yang di dapatkan di sekolah dapat di aplikasikan di tempat On the Job Training
OJT.
4. Program On the Job Training OJT dapat
menambah ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku sekolah.
5. Saya tidak dapat mengoperasikan alat-alat
kantor yang berhubungan dengan pembukuan akuntansi pada saat melaksanakan On the Job
Training OJT.
Kemampuan dan Keseriusan On the Job Training OJT
6. Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
yang ditugaskan oleh instruktur pimpinan dengan waktu yang sudah ditentukan.
7. Saya dapat mengontrol kualitas hasil kerja
yang saya kerjakan. 8.
Saya lebih mengedepankan kejujuran dan tanggung jawab dalam bekerja.
9. Saya selalu datang 5 menit setelah jam masuk
kantor ketika On the Job Training OJT.
Pengenalan lingkungan kerja
10. Saya lebih mengarah kepada penyesuaian
diri di dunia kerja beserta tata tertib yang ada didalamnya.
11. Saya diajarkan kedisiplinan serta tepat waktu saat mengikuti program On the Job
Training OJT. 12. On the Job Training OJT memberikan
gambaran kepada
saya bagaimana
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS
perancangan kebutuhan, strategi bisnis dan manajemen bisnis dalam dunia kerja.
13. Dengan mengikuti program On the Job Training OJT saya mengerti struktur
organisasi, orang-orang
yang ada
di dalamnya serta perilaku-perilaku yang ada di
dunia kerja. 14. Saya tidak memiliki hubungan baik dengan
rekan kerja ketika On the Job Training OJT.
Fasilitas On the Job Training OJT
15. Saya diperbolehkan mengoperasikan komputer kantor untuk mengefektifkan pekerjaan.
16. Saya diajarkan menggunakan peralatan untuk menunjang pekerjaan yang di berikan.
17. Saya diberi batasan dalam menggunakan Wifi
koneksi internet di kantor. 18. Saya mendapat satu meja pribadi untuk meja
kerja saya saat On the Job Training OJT .
Monitoring Pelaksanaan On the Job Training OJT
19. Dengan mengikuti program On the Job Training OJT saya memiliki gambaran yang
lebih baik tentang dunia kerja. 20. Dengan mengikuti program On the Job
Training OJT saya mampu merancang tujuan setelah lulus sekolah dengan baik.
21. Program On
the Job
Training OJT mengajarkan kepada saya bagaimana
pentingnya berkomunikasi, beradaptasi dan profesionalisme
kerja agar
dapat saya
aplikasikan di dunia kerja sesungguhnya. 22.
Setelah On the Job Training OJT , saya tidak pernah berpakaian rapi, karena tidak ada
aturan yang ketat mengenai berbusana ketika On the Job Training OJT .
23. Kunjungan guru pembimbing On the Job
Training OJT tidak berpengaruh dengan hasil kerja saya maupun nilai akhir On the Job
Training OJT saya.
Instrumen untuk kematangan karier akuntansi No.
Butir Instrumen Jawaban
SS S
R TS STS
Career Planfulness perencanaan karier
1. Saya membuat rancangan karier untuk 5
lima tahun mendatang setelah lulus sekolah. 2.
Saya tidak pernah mempelajari informasi terkait jenis pekerjaan di bidang akuntansi.
3. Saya sering membicarakan perencanaan yang
saya buat dengan orang-orang yang lebih berpengalaman.
4. Saya tidak mengetahui apakah pekerjaan di
bidang akuntansi yang saya minati dapat menunjang hari tua saya.
Career Exploration eksplorasi karir
5. Saya
selalu ingin
membaca lowongan
pekerjaan terbaru dari berbagai sumber dan media.
6. Saya sangat ingin memperoleh informasi
mengenai karier di bidang akuntansi yang akan saya pilih dari banyak sumber.
7. Saya sungkan bertanya kepada semua orang
yang saya kenal terkait informasi karier di bidang akuntansi.
Decision Making membuat keputusan
8. Berdasarkan pengetahuan saya, saya yakin
dengan keputusan saya memilih karier di bidang akuntansi.
9. Saya akan menghadapi risiko apapun yang
akan terjadi ketika saya memutuskan untuk memilih karier di bidang akuntansi.
10. Saya hanya ingin bekerja sesuai dengan keahlian yang saya miliki dari sekolah yaitu
akuntansi.
World-of-work Information Informasi dunia kerja
11. Dengan hasil belajar kejuruan akuntansi yang saya peroleh, saya yakin dapat bekerja di
bidang akuntansi setelah lulus. 12. Saya mengetahui pekerjaan apa saja yang
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS
tersedia di lapangan pekerjaan di bidang akuntansi.
13. Saya kurang memahami berbagai macam job desc pada bidang akuntansi di berbagai
instansi ataupun perusahaan bisnis. 14. Saya mengetahui jabatan apa saja yang
sedang banyak dibutuhkan saat ini khususnya di bidang akuntansi.
Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati
15. Saya mengetahui persyaratan apa saja yang dibutuhkan
pada pekerjaan
di bidang
akuntansi pada sebuah jabatan di instansi maupun perusahaan.
16. Saya mengetahui dan memahami kualifikasi yang harus saya kuasai pada pekerjaan di
bidang akuntansi. 17. Saya
tidak memiliki
keahlian dalam
memprediksi tipe orang-orang yang bekerja pada pekerjaan di bidang akuntansi.
Instrumen untuk Kesiapan Kerja No.
Butir Instrumen Jawaban
SS S
R TS STS
Kondisi fisik, mental dan emosional
1. Saya dapat beradaptasi secara baik dengan
menyesuaikan aturan-aturan
yang sudah
ditentukan di setiap tempat baru. 2.
Saya memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.
3. Saya tidak suka dikritik maupun diberi saran
terkait dengan apa yang saya lakukan. 4.
Saya tidak suka dibentak dan dimarahi ketika saya berbuat kesalahan dalam pekerjaan yang
saya kerjakan.
5. Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS
memasuki dunia kerja.
Mempunyai ambisi untuk maju
6. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya
sudah siap bekerja di bidang akuntansi baik di kantor maupun di lapangan.
7. Saya sangat optimis untuk segera bekerja di
bidang akuntansi. 8.
Dengan ilmu akuntansi yang saya dapatkan di sekolah, saya siap untuk segera bekerja di
bidang akuntansi baik di kantor maupun di lapangan.
9. Motivasi yang tinggi menjadi dorongan yang
kuat bagi kita untuk siap bekerja.
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
10. Jika ada anggota kelompok kesulitan dalam menjalankan tugas, maka saya siap membantu
mengatasi masalah tersebut. 11.
Saya sangat antusias dalam menjalankan project di bidang akuntansi bersama jika diberi
tugas kelompok. 12. Saya bisa membagi tugas kepada anggota
kelompok ketika ada project bersama. 13. Saya lebih menyukai pujian dan nilai untuk
diri saya sendiri daripada kelompok.
Keterampilan dan pengetahuan
14. Saya memiliki keahlian dan keterampilan di bidang akuntansi yang membuat saya percaya
diri untuk terjun ke dunia kerja di bidang akuntansi.
15. Saya mampu membuat siklus akuntansi ataupun bidang-bidang akuntansi yang lain
sesuai dengan
standar akuntansi
dan menyelesaikannya dengan baik.
16. Saya merasa kesulitan ketika saya harus
memanipulasi atau
merekayasa hasil
pembukuan akuntansi.
No. Butir Instrumen
Jawaban SS
S R
TS STS
17. Saya mampu mengoperasikan alat-alat yang berhubungan
dengan akuntansi
seperti komputer akuntansi dengan software MYOB
dan Spread Sheet.
Terima Kasih
Batang, April 2015 Responden
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16
17 ∑
1 Aini Yatul Hasanah 5 5 4 4 5 5 2 2 5 5 3 5 5 2 3 2 4 56
2 Anna Dila Distyanti 4 3 4 4 5 3 2 3 5 4 3 3 3 3 3 2 4 51
3 Atika Sari 5 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 3 4 57
4 Cunduk Trisnawati 2 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 55
5 Denninta Pujiati 5 4 3 2 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 52
6 Dewi Kartika 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67
7 Dewi Risqi Bahlia P. 3 4 4 2 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 58
8 Diah Nur Faidah 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 55
9 Diani Oktaviana R. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 54
10 Eka Efiana 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 60
11 Emmy Chusnul C. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 66
12 Farekha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71
13 Fiki Fuadiyah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71
14 Galuh Widiastutik 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 58
15 Hidayatu R. A. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 49
16 Kanti Kinasih 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 62
17 Karunia Novita S. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
18 Lia Agustina 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 3 4 3 3 3 4 55
19 Lina Ayuk D. 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 65
20 Niluh Anggita R. 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 3 53
21 Nur Aliyah 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 57
22 Nur Baitik K. 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67
23 Nur Siti Sundari 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61
24 Nurul Arifiyah 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 3 2 4 59
25 Ratna Agustiawati 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 52
26 Rumi Alistari 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 2 5 67
27 Sherin Army D. P. 5 5 2 2 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 58
28 Sinta Rizki Utari 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 1 5 66
29 Siti Zuhriyah 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 54
30 Sri Suparsih 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 62
31 Tarwiyah 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 3 56
32 Tri Kholisah 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 3 3 4 4 3 4 59
33 Ulva Dwiyanti 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 58
34 Vinny Tasya C. A. 5 5 2 2 5 5 5 5 5 5 4 3 2 4 4 2 4 57
35 Wigiati 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 1 4 57
36 Yessy Navilma Putri 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 59
No. Nama Responden
Skor Butir LAMPIRAN 3
TABULASI UJI COBA PENELITIAN kesiapan kerja
Locus Of Control LOC Internal
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
14 15
∑
1 Aini Yatul Hasanah
3 3 2 4 4 2
2 4 2
4 4
4 1
2 5
40
2 Anna Dila Distyanti
4 4 3 2 3 3
3 3 4
3 5
5 3
4 4
45
3 Atika Sari
4 4 5 3 3 4
3 4 4
4 5
4 3
2 4
48
4 Cunduk Trisnawati
4 4 4 4 4 4
4 4 4
4 5
5 4
2 4
52
5 Denninta Pujiati
4 3 4 3 3 4
3 3 4
4 4
5 1
2 4
44
6 Dewi Kartika
5 4 5 4 4 4
4 4 5
5 5
5 4
3 4
56
7 Dewi Risqi Bahlia P.
4 3 4 3 3 4
3 5 4
4 5
5 3
1 3
47
8 Diah Nur Faidah
4 3 4 4 3 3
3 4 3
4 5
5 2
2 4
46
9 Diani Oktaviana R.
4 5 5 4 3 5
3 4 4
4 5
4 3
3 3
50
10 Eka Efiana
4 3 4 3 3 4
3 4 4
4 4
4 3
3 3
46
11 Emmy Chusnul C.
5 4 5 4 4 5
4 4 4
5 5
4 4
4 4
56
12 Farekha
5 5 5 4 4 5
5 5 5
5 5
5 3
3 3
57
13 Fiki Fuadiyah
5 5 5 4 4 5
5 5 5
5 5
5 3
3 3
57
14 Galuh Widiastutik
3 3 4 4 3 4
4 4 4
4 5
4 2
2 4
48
15 Hidayatu R. A.
4 3 3 3 2 3
3 2 3
4 4
4 3
2 4
40
16 Kanti Kinasih
3 2 4 5 3 4
2 4 4
5 5
4 4
2 3
49
17 Karunia Novita S.
3 3 4 4 3 4
4 4 3
4 5
4 2
2 4
47
18 Lia Agustina
4 4 3 4 3 4
4 3 3
3 4
4 3
2 3
43
19 Lina Ayuk D.
4 2 1 4 3 4
4 4 3
4 4
4 3
5 3
46
20 Niluh Anggita R.
4 3 4 4 3 4
3 4 4
4 5
5 2
3 3
48
21 Nur Aliyah
4 5 5 4 3 5
3 4 4
5 5
5 2
3 4
52
22 Nur Baitik K.
5 4 5 4 4 4
4 4 5
5 5
5 4
3 4
56
23 Nur Siti Sundari
5 2 4 2 5 4
4 4 3
4 4
4 2
2 4
46
24 Nurul Arifiyah
4 3 5 4 4 4
4 5 4
5 5
5 4
1 5
55
25 Ratna Agustiawati
4 3 4 4 3 4
3 4 4
4 4
5 2
3 3
47
26 Rumi Alistari
5 5 5 4 4 4
3 5 5
5 5
5 3
3 3
54
27 Sherin Army D. P.
4 3 5 4 4 4
4 5 4
5 5
4 3
3 5
55
28 Sinta Rizki Utari
5 5 5 4 4 5
5 5 5
5 5
5 3
3 5
59
29 Siti Zuhriyah
4 4 2 2 3 4
4 4 4
4 4
4 2
2 4
43
30 Sri Suparsih
4 5 5 3 3 4
4 5 3
5 4
5 4
1 3
49
31 Tarwiyah
4 3 3 4 2 4
3 5 4
4 4
5 2
3 2
45
32 Tri Kholisah
4 4 5 4 3 5
4 3 4
5 5
5 3
4 1
51
33 Ulva Dwiyanti
4 3 5 4 4 4
4 5 4
5 5
4 4
1 4
53
34 Vinny Tasya C. A.
4 3 1 4 3 3
4 4 3
4 5
4 5
1 5
46
35 Wigiati
4 4 5 2 3 4
4 4 3
4 4
4 3
2 4
46
36 Yessy Navilma Putri
4 5 4 5 4 4
3 4 2
5 5
4 2
4 4
50
No. Nama Responden Skor Total
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 ∑
1 Aini Yatul Hasanah
5 4
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
2 5
5 5
5 5
5 5
1 107 2
Anna Dila Distyanti 4
4 4
4 3
4 3
5 5
4 4
4 4
4 4
4 4
2 4
3 4
5 3
89 3
Atika Sari 4
2 3
5 2
4 4
5 5
4 5
5 4
5 3
4 2
2 4
4 5
5 4
90 4
Cunduk Trisnawati 3
3 3
4 3
4 4
4 5
4 4
4 5
4 3
4 4
4 4
4 4
4 3
88 5
Denninta Pujiati 4
4 4
5 4
3 4
5 4
4 5
4 5
4 2
4 4
3 5
4 4
5 2
92 6
Dewi Kartika 5
4 5
5 4
4 4
5 4
4 5
5 5
4 4
4 3
1 5
5 5
5 3
98 7
Dewi Risqi Bahlia P. 4
4 4
5 4
4 3
4 3
3 4
3 4
4 4
4 4
4 4
3 4
5 4
89 8
Diah Nur Faidah 5
3 3
5 4
5 5
5 5
5 5
5 5
5 4
5 3
2 5
5 5
4 3 101
9 Diani Oktaviana R.
4 3
3 4
3 4
3 4
5 3
4 4
3 4
3 4
2 4
4 3
4 4
2 81
10 Eka Efiana
4 4
4 5
4 4
4 4
2 4
4 4
4 4
4 4
4 2
5 3
5 4
2 88
11 Emmy Chusnul C.
5 4
5 5
4 5
4 5
5 4
5 4
4 5
5 5
3 2
4 5
5 5
1 99
12 Farekha
5 2
1 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 1
5 5
5 5
3 102 13
Fiki Fuadiyah 5
2 1
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 3 106
14 Galuh Widiastutik
4 4
4 5
4 5
4 4
4 4
4 5
5 4
2 4
4 4
5 4
4 5
2 94
15 Hidayatu R. A.
4 4
4 5
3 4
3 4
4 4
4 4
5 4
4 4
4 4
5 4
5 5
2 93
16 Kanti Kinasih
4 2
2 5
1 4
4 5
4 5
5 4
5 4
2 4
4 4
5 4
5 4
4 90
17 Karunia Novita S.
4 3
2 4
2 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
2 85
18 Lia Agustina
3 3
2 4
4 4
3 4
4 4
2 3
4 5
5 4
4 4
4 3
4 5
2 84
19 Lina Ayuk D.
4 3
2 5
2 2
4 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 4
5 4
3 98
20 Niluh Anggita R.
4 2
4 5
5 4
5 4
5 4
4 4
5 5
4 4
5 4
5 4
4 5
2 97
21 Nur Aliyah
5 4
4 5
4 5
4 4
5 4
4 5
5 5
5 5
4 2
5 4
5 5
3 101 22
Nur Baitik K. 5
4 5
5 4
4 4
5 4
4 5
5 5
5 4
4 3
1 5
5 5
5 3
99 23
Nur Siti Sundari 4
4 4
5 5
5 3
5 5
4 5
4 4
5 4
4 4
1 4
3 4
5 4
95 24
Nurul Arifiyah 4
4 3
5 4
5 5
5 3
5 4
4 5
4 1
4 5
3 4
3 4
4 4
92 25
Ratna Agustiawati 4
2 4
5 5
5 4
5 5
4 5
4 5
5 4
5 5
4 4
4 4
5 2
99 26
Rumi Alistari 5
4 5
5 2
5 5
5 5
4 5
5 5
5 2
5 4
2 5
5 5
5 3 101
27 Sherin Army D. P.
5 2
2 5
5 4
4 5
5 5
4 4
5 4
5 5
3 5
5 5
5 4
3 99
28 Sinta Rizki Utari
5 4
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 2
5 5
5 5
3 109 29
Siti Zuhriyah 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 2
4 4
4 4
4 4
4 2
88 30
Sri Suparsih 4
3 5
5 5
5 4
5 5
4 5
4 5
5 1
4 4
1 5
5 5
5 4
98 31
Tarwiyah 4
3 3
5 3
4 4
5 5
4 5
3 5
5 2
3 4
2 4
3 4
5 1
86 32
Tri Kholisah 5
4 5
5 4
4 4
5 5
4 5
5 5
5 4
5 4
1 5
4 3
5 2
98 33
Ulva Dwiyanti 5
4 3
5 4
5 4
5 3
5 4
5 4
2 4
5 4
2 5
4 4
5 2
93 34
Vinny Tasya Clara A. 4
4 5
5 4
1 5
5 4
5 5
5 5
5 3
4 3
2 5
5 5
1 4
94 35
Wigiati 4
4 2
4 2
5 4
4 5
5 4
4 4
5 2
4 2
1 4
4 5
5 4
87 36
Yessy Navilma Putri 4
4 4
5 4
4 4
4 1
4 5
4 4
5 5
4 4
2 5
4 5
5 4
94
No. Nama Responden
Skor Butir
Pengalaman On the Job Training OJT
1 2
3 4
5 6 7
8 9 10 11 12 13
14 15 16 17
∑
1 Aini Yatul Hasanah
4 5 5 3 5 5 5 3 5 1
3 3
2 3
2 2
2 49
2 Anna Dila Distyanti
3 2 3 2 4 4 4 3 4 3
3 2
2 2
3 4
2 45
3 Atika Sari
2 4 2 3 4 4 4 4 4 3
3 2
3 3
4 4
2 49
4 Cunduk Trisnawati
4 4 4 2 4 4 3 4 4 2
3 4
3 4
4 4
3 52
5 Denninta Pujiati
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
4 3
3 3
4 3
2 47
6 Dewi Kartika
4 5 4 3 5 5 5 5 4 1
5 4
3 4
3 4
4 59
7 Dewi Risqi Bahlia P.
3 4 3 3 3 4 2 4 3 2
4 4
3 3
3 3
4 48
8 Diah Nur Faidah
4 5 4 3 4 4 5 3 4 4
4 3
4 4
4 4
4 58
9 Diani Oktaviana R.
3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
3 3
3 3
3 3
4 50
10 Eka Efiana
3 4 3 4 3 5 4 4 4 2
3 3
3 3
3 4
3 51
11 Emmy Chusnul C.
4 5 4 2 5 5 5 5 4 2
4 4
4 4
4 4
4 60
12 Farekha
5 5 5 3 5 5 5 3 5 3
5 4
3 3
5 5
5 64
13 Fiki Fuadiyah
5 3 5 5 5 5 5 3 4 5
5 4
3 3
5 5
5 67
14 Galuh Widiastutik
4 4 4 3 4 4 4 4 4 2
3 2
2 2
2 4
4 48
15 Hidayatu R. A.
3 3 3 3 3 4 2 3 4 3
3 3
2 3
3 3
3 45
16 Kanti Kinasih
4 4 4 4 4 5 4 5 5 4
4 3
2 3
4 4
3 58
17 Karunia Novita S.
3 3 4 3 4 4 4 4 4 3
4 3
3 4
3 3
4 54
18 Lia Agustina
3 4 3 3 4 4 4 3 4 2
3 3
2 3
3 3
3 47
19 Lina Ayuk D.
4 4 5 2 5 5 1 5 4 3
3 4
2 5
5 4
3 56
20 Niluh Anggita R.
3 4 2 3 4 4 4 3 4 2
3 3
2 2
2 4
4 46
21 Nur Aliyah
3 2 4 4 4 4 3 5 4 2
3 3
2 3
4 3
2 50
22 Nur Baitik K.
4 5 4 3 5 5 5 5 4 1
5 4
3 4
3 4
4 59
23 Nur Siti Sundari
2 3 2 2 4 4 2 4 4 5
5 5
2 2
2 4
2 49
24 Nurul Arifiyah
4 5 2 5 5 4 4 3 5 2
3 3
3 3
5 5
4 56
25 Ratna Agustiawati
3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
3 3
2 4
4 3
4 52
26 Rumi Alistari
5 4 5 3 5 5 5 5 5 3
5 3
3 3
4 4
4 62
27 Sherin Army D. P.
5 4 4 4 3 3 4 4 3 4
4 4
4 3
2 3
5 54
28 Sinta Rizki Utari
4 4 5 4 5 5 5 5 5 3
5 4
5 4
5 5
5 70
29 Siti Zuhriyah
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
4 60
30 Sri Suparsih
5 4 3 4 5 5 4 4 5 1
4 3
4 2
3 3
4 54
31 Tarwiyah
3 4 3 3 4 5 3 4 3 3
3 3
3 3
4 3
3 50
32 Tri Kholisah
3 5 4 3 4 5 5 5 4 2
3 3
2 3
2 4
3 52
33 Ulva Dwiyanti
3 4 3 2 5 5 3 4 4 3
3 4
3 3
3 4
3 52
34 Vinny Tasya C. A.
3 3 4 4 5 5 3 5 5 5
5 5
3 5
5 5
3 67
35 Wigiati
2 4 2 2 4 4 4 4 4 2
3 2
3 2
2 2
2 42
36 Yessy Navilma Putri
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 3
3 2
4 4
3 53
No. Nama Responden
Skor Butir
Kematangan karier akuntansi
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17, T OT AL
Pearson Correlat ion 1
,620 ,235
-,068 ,229
,433 ,208
,235 ,409
,229 ,254
1,000 ,433
,173 ,229
,019 ,667
,571 Sig. 2-t ailed
,000 ,168
,693 ,179
,008 ,223
,168 ,013
,179 ,134
0,000 ,008
,314 ,179
,912 ,000
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,620
1 ,291
,111 ,435
,463 ,484
,291 ,309
,435 ,226
,620 ,463
,295 ,435
,042 ,404
,649 Sig. 2-t ailed
,000 ,085
,520 ,008
,004 ,003
,085 ,067
,008 ,186
,000 ,004
,081 ,008
,809 ,015
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,235
,291 1
,159 ,629
,550 ,765
1,000 ,115
,629 ,478
,235 ,550
,786 ,629
-,261 ,469
,812 Sig. 2-t ailed
,168 ,085
,355 ,000
,001 ,000
0,000 ,505
,000 ,003
,168 ,001
,000 ,000
,124 ,004
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion -,068
,111 ,159
1 ,218
-,088 ,141
,159 ,069
,218 ,077
-,068 -,088
,112 ,218
-,262 ,078
,206 Sig. 2-t ailed
,693 ,520
,355 ,203
,611 ,413
,355 ,689
,203 ,654
,693 ,611
,514 ,203
,122 ,651
,227 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,229
,435 ,629
,218 1
,585 ,779
,629 ,329
1,000 ,210
,229 ,585
,704 1,000
-,262 ,284
,833 Sig. 2-t ailed
,179 ,008
,000 ,203
,000 ,000
,000 ,050
0,000 ,220
,179 ,000
,000 0,000
,123 ,093
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,433
,463 ,550
-,088 ,585
1 ,532
,550 ,303
,585 ,135
,433 1,000
,535 ,585
-,326 ,519
,732 Sig. 2-t ailed
,008 ,004
,001 ,611
,000 ,001
,001 ,072
,000 ,433
,008 0,000
,001 ,000
,052 ,001
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,208
,484 ,765
,141 ,779
,532 1
,765 ,313
,779 ,318
,208 ,532
,735 ,779
-,350 ,309
,805 Sig. 2-t ailed
,223 ,003
,000 ,413
,000 ,001
,000 ,063
,000 ,058
,223 ,001
,000 ,000
,036 ,066
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,235
,291 1,000
,159 ,629
,550 ,765
1 ,115
,629 ,478
,235 ,550
,786 ,629
-,261 ,469
,812 Sig. 2-t ailed
,168 ,085
0,000 ,355
,000 ,001
,000 ,505
,000 ,003
,168 ,001
,000 ,000
,124 ,004
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,409
,309 ,115
,069 ,329
,303 ,313
,115 1
,329 ,029
,409 ,303
,234 ,329
-,227 ,434
,416 Sig. 2-t ailed
,013 ,067
,505 ,689
,050 ,072
,063 ,505
,050 ,868
,013 ,072
,170 ,050
,183 ,008
,012 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,229
,435 ,629
,218 1,000
,585 ,779
,629 ,329
1 ,210
,229 ,585
,704 1,000
-,262 ,284
,833 Sig. 2-t ailed
,179 ,008
,000 ,203
0,000 ,000
,000 ,000
,050 ,220
,179 ,000
,000 0,000
,123 ,093
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,254
,226 ,478
,077 ,210
,135 ,318
,478 ,029
,210 1
,254 ,135
,358 ,210
-,288 ,395
,414 Sig. 2-t ailed
,134 ,186
,003 ,654
,220 ,433
,058 ,003
,868 ,220
,134 ,433
,032 ,220
,088 ,017
,012 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion 1,000
,620 ,235
-,068 ,229
,433 ,208
,235 ,409
,229 ,254
1 ,433
,173 ,229
,019 ,667
,571 Sig. 2-t ailed
0,000 ,000
,168 ,693
,179 ,008
,223 ,168
,013 ,179
,134 ,008
,314 ,179
,912 ,000
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,433
,463 ,550
-,088 ,585
1,000 ,532
,550 ,303
,585 ,135
,433 1
,535 ,585
-,326 ,519
,732 Sig. 2-t ailed
,008 ,004
,001 ,611
,000 0,000
,001 ,001
,072 ,000
,433 ,008
,001 ,000
,052 ,001
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,173
,295 ,786
,112 ,704
,535 ,735
,786 ,234
,704 ,358
,173 ,535
1 ,704
-,331 ,386
,770 Sig. 2-t ailed
,314 ,081
,000 ,514
,000 ,001
,000 ,000
,170 ,000
,032 ,314
,001 ,000
,049 ,020
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,229
,435 ,629
,218 1,000
,585 ,779
,629 ,329
1,000 ,210
,229 ,585
,704 1
-,262 ,284
,833 Sig. 2-t ailed
,179 ,008
,000 ,203
0,000 ,000
,000 ,000
,050 0,000
,220 ,179
,000 ,000
,123 ,093
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,019
,042 -,261
-,262 -,262
-,326 -,350
-,261 -,227
-,262 -,288
,019 -,326
-,331 -,262
1 -,183
-,206 Sig. 2-t ailed
,912 ,809
,124 ,122
,123 ,052
,036 ,124
,183 ,123
,088 ,912
,052 ,049
,123 ,285
,227 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,667
,404 ,469
,078 ,284
,519 ,309
,469 ,434
,284 ,395
,667 ,519
,386 ,284
-,183 1
,640 Sig. 2-t ailed
,000 ,015
,004 ,651
,093 ,001
,066 ,004
,008 ,093
,017 ,000
,001 ,020
,093 ,285
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlat ion ,571
,649 ,812
,206 ,833
,732 ,805
,812 ,416
,833 ,414
,571 ,732
,770 ,833
-,206 ,640
1 Sig. 2-t ailed
,000 ,000
,000 ,227
,000 ,000
,000 ,000
,012 ,000
,012 ,000
,000 ,000
,000 ,227
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
. Correlat ion is significant at t he 0.05 level 2-t ailed. 10,
11, 12,
13, 14,
8, 9,
16, 17,
T OT AL
. Correlat ion is significant at t he 0.01 level 2-t ailed.
Corre l ati ons
1, 2,
3,
15, 4,
5, 6,
7,
LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS
1. Kesiapan Kerja
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, TOTAL
Pearson Correlation 1 ,537
,360 -,018 ,489
,228 ,338 ,217 ,475
,317 ,101
,326 ,299
,272 -,005 ,644
Sig. 2-tailed ,001
,031 ,919 ,002
,180 ,044
,204 ,003
,060 ,557
,052 ,076
,108 ,977 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,537 1 ,495
-,034 ,352 ,112
,176 ,179
,288 ,229
,260 ,139
,101 ,154 -,014
,547 Sig. 2-tailed
,001 ,002 ,843
,035 ,517
,305 ,296
,089 ,179
,126 ,419
,558 ,371 ,935
,001 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,360
,495 1 -,136
,276 ,244
,154 ,296 ,533
,540 ,480
,153 ,108 -,030 -,087
,621 Sig. 2-tailed
,031 ,002
,428 ,103
,152 ,371
,080 ,001
,001 ,003
,371 ,529
,860 ,612 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
-,018 -,034 -,136 1 ,370
,137 ,256
,203 -,058 ,183
,104 -,020 ,042
,143 -,034 ,255
Sig. 2-tailed ,919
,843 ,428
,026 ,427
,132 ,236
,737 ,284
,544 ,908
,806 ,406 ,843
,133 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,489
,352 ,276 ,370
1 ,295 ,348
,358 ,107
,261 ,258
,216 ,164
,128 ,405 ,644
Sig. 2-tailed ,002
,035 ,103 ,026
,081 ,038
,032 ,533
,124 ,129
,205 ,340
,455 ,014 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,228 ,112
,244 ,137 ,295
1 ,380 ,244
,214 ,376 ,033
,269 -,053 ,087 -,075
,444 Sig. 2-tailed
,180 ,517
,152 ,427 ,081
,022 ,152
,210 ,024
,847 ,113
,758 ,616 ,663
,007 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,338
,176 ,154 ,256 ,348
,380 1
,250 ,170
,239 ,228
,324 ,495 ,125 ,073
,578 Sig. 2-tailed
,044 ,305
,371 ,132 ,038
,022 ,141
,321 ,161
,182 ,054
,002 ,467 ,673
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,217
,179 ,296 ,203 ,358
,244 ,250
1 ,277 ,398
,237 ,237
,149 ,270 ,080
,570 Sig. 2-tailed
,204 ,296
,080 ,236 ,032
,152 ,141
,101 ,016
,164 ,164
,387 ,111 ,644
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,475
,288 ,533 -,058
,107 ,214
,170 ,277
1 ,651 ,309 ,401
,074 ,041 -,149
,578 Sig. 2-tailed
,003 ,089
,001 ,737 ,533
,210 ,321
,101 ,000
,067 ,015
,668 ,810 ,386
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,317
,229 ,540 ,183
,261 ,376 ,239 ,398
,651 1
,243 ,360 ,135
,151 -,012 ,676
Sig. 2-tailed ,060
,179 ,001 ,284
,124 ,024
,161 ,016
,000 ,153
,031 ,433
,379 ,944 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,101 ,260 ,480
,104 ,258
,033 ,228
,237 ,309
,243 1
,129 ,385 ,207 ,189
,549 Sig. 2-tailed
,557 ,126
,003 ,544 ,129
,847 ,182
,164 ,067
,153 ,453
,021 ,226 ,271
,001 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,326
,139 ,153 -,020
,216 ,269
,324 ,237 ,401
,360 ,129
1 ,227
,254 -,135 ,468
Sig. 2-tailed ,052
,419 ,371 ,908
,205 ,113
,054 ,164
,015 ,031
,453 ,183
,135 ,432 ,004
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,299 ,101
,108 ,042 ,164 -,053 ,495
,149 ,074
,135 ,385 ,227
1 ,438 ,065
,483 Sig. 2-tailed
,076 ,558
,529 ,806 ,340
,758 ,002
,387 ,668
,433 ,021
,183 ,008 ,708
,003 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,272
,154 -,030 ,143 ,128
,087 ,125
,270 ,041
,151 ,207
,254 ,438 1 -,172
,396 Sig. 2-tailed
,108 ,371
,860 ,406 ,455
,616 ,467
,111 ,810
,379 ,226
,135 ,008
,316 ,017
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
-,005 -,014 -,087 -,034 ,405 -,075
,073 ,080 -,149 -,012
,189 -,135 ,065 -,172
1 ,149
Sig. 2-tailed ,977
,935 ,612 ,843
,014 ,663
,673 ,644
,386 ,944
,271 ,432
,708 ,316
,385 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,644
,547 ,621
,255 ,644 ,444
,578 ,570
,578 ,676
,549 ,468
,483 ,396
,149 1
Sig. 2-tailed ,000
,001 ,000 ,133
,000 ,007
,000 ,000
,000 ,000
,001 ,004
,003 ,017 ,385
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36
Correlations
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9,
TOTAL . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. 10,
11, 12,
13, 14,
15,
2. Locus Of Control LOC Internal
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 22,
23, T OT A
L Pearson Correlation
1 ,251
,313 ,496 ,292 ,337
,422 ,478
,083 ,319 ,484
,612 ,288
,083 ,478 ,583
-,003 ,496 ,499
,632 ,360
,190 -,146 ,705 Sig. 2-tailed
,140 ,063
,002 ,084
,045 ,010
,003 ,629
,058 ,003
,000 ,088
,629 ,003
,000 ,985
,002 ,002
,000 ,031
,267 ,395 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,251 1 ,529
-,089 ,102 -,009 -,047
,042 -,031 -,030
,117 ,035 -,051 -,031
,042 ,181 -,116 -,089 -,076
,054 0,000 ,039 -,133
,206 Sig. 2-tailed
,140 ,001
,608 ,552
,960 ,786
,807 ,856
,860 ,496
,837 ,769
,856 ,807
,290 ,502
,608 ,661
,756 1,000 ,821 ,441
,229 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,313 ,529
1 ,313
,406 ,038
,138 ,131
,162 -,279 ,381
,195 ,212
,162 ,131
,181 ,002
,313 ,208
,279 ,066
,070 -,215 ,476 Sig. 2-tailed
,063 ,001
,063 ,014
,825 ,423
,446 ,344
,100 ,022
,253 ,215
,344 ,446
,291 ,989
,063 ,223
,100 ,702
,685 ,209 ,003
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,496
-,089 ,313
1 ,303
,046 ,298 ,507
,304 ,225 ,577
,375 ,524
,304 ,507 ,192 ,372
1,000 ,616
,348 ,317
,119 ,107 ,699 Sig. 2-tailed
,002 ,608
,063 ,072
,791 ,078
,002 ,071
,188 ,000
,024 ,001
,071 ,002
,262 ,026 0,000
,000 ,037
,059 ,491 ,534
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,292
,102 ,406 ,303
1 ,261
,218 ,089
,124 ,047
,066 ,000
,235 ,124
,089 ,362 ,284
,303 ,176
,214 -,047
,113 -,208 ,460 Sig. 2-tailed
,084 ,552
,014 ,072
,124 ,201
,605 ,473
,785 ,700 1,000
,167 ,473
,605 ,030
,094 ,072
,305 ,211
,788 ,510 ,223
,005 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,337
-,009 ,038
,046 ,261
1 ,092 -,008
,009 ,000 -,039
,017 -,040 ,009 -,008
,254 ,132
,046 -,126 ,060 0,000 ,651
,096 ,302
Sig. 2-tailed ,045
,960 ,825
,791 ,124
,593 ,965
,956 1,000 ,820
,920 ,818
,956 ,965
,135 ,443
,791 ,464
,728 1,000 ,000 ,579
,073 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,422
-,047 ,138
,298 ,218
,092 1
,245 ,257 ,575
,305 ,630 ,431
,257 ,245 ,430
,224 ,298 ,483
,653 ,355
-,260 ,083 ,616 Sig. 2-tailed
,010 ,786
,423 ,078
,201 ,593
,149 ,130
,000 ,071
,000 ,009
,130 ,149
,009 ,189
,078 ,003
,000 ,033
,126 ,630 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,478
,042 ,131 ,507
,089 -,008 ,245
1 ,238 ,450
,640 ,402
,379 ,2381,000
,203 ,163 ,507
,231 ,407 ,157 -,004 ,007 ,575
Sig. 2-tailed ,003
,807 ,446
,002 ,605
,965 ,149
,162 ,006
,000 ,015
,023 ,162 0,000
,234 ,342
,002 ,176
,014 ,361
,980 ,969 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,083 -,031 ,162
,304 ,124
,009 ,257
,238 1
,183 ,337 ,136 ,405
1,000 ,238
,043 ,220
,304 ,120 ,332
,296 ,126 ,107 ,535
Sig. 2-tailed ,629
,856 ,344
,071 ,473
,956 ,130
,162 ,285
,044 ,428
,014 0,000 ,162
,805 ,197
,071 ,485
,048 ,079
,465 ,535 ,001
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,319 -,030 -,279 ,225
,047 ,000 ,575
,450 ,183
1 ,217 ,408
,442 ,183 ,450
,377 ,218
,225 ,365 ,440
,414 -,303 ,054 ,444
Sig. 2-tailed ,058
,860 ,100
,188 ,785 1,000
,000 ,006
,285 ,204
,014 ,007
,285 ,006
,023 ,202
,188 ,029
,007 ,012
,073 ,756 ,007
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,484
,117 ,381 ,577
,066 -,039 ,305 ,640
,337 ,217
1 ,437 ,401
,337 ,640
,252 ,064 ,577
,319 ,512 ,351
-,022 ,035 ,645 Sig. 2-tailed
,003 ,496
,022 ,000
,700 ,820
,071 ,000
,044 ,204
,008 ,015
,044 ,000
,138 ,710
,000 ,058
,001 ,036
,898 ,838 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,612
,035 ,195 ,375
,000 ,017 ,630
,402 ,136
,408 ,437
1 ,326
,136 ,402 ,348
,017 ,375 ,609
,617 ,322 -,079 ,031 ,582
Sig. 2-tailed ,000
,837 ,253
,024 1,000 ,920
,000 ,015
,428 ,014
,008 ,052
,428 ,015
,038 ,922
,024 ,000
,000 ,055
,649 ,856 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,288 -,051 ,212 ,524
,235 -,040 ,431 ,379
,405 ,442
,401 ,326
1 ,405 ,379
,298 ,469 ,524
,539 ,511
,230 -,056 -,125 ,629 Sig. 2-tailed
,088 ,769
,215 ,001
,167 ,818
,009 ,023
,014 ,007
,015 ,052
,014 ,023
,078 ,004
,001 ,001
,001 ,177
,745 ,466 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,083 -,031 ,162
,304 ,124
,009 ,257
,2381,000 ,183 ,337
,136 ,405 1
,238 ,043
,220 ,304
,120 ,332 ,296
,126 ,107 ,535 Sig. 2-tailed
,629 ,856
,344 ,071
,473 ,956
,130 ,162 0,000
,285 ,044
,428 ,014
,162 ,805
,197 ,071
,485 ,048
,079 ,465 ,535
,001 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,478 ,042
,131 ,507 ,089 -,008
,2451,000 ,238 ,450
,640 ,402
,379 ,238
1 ,203
,163 ,507 ,231 ,407
,157 -,004 ,007 ,575 Sig. 2-tailed
,003 ,807
,446 ,002
,605 ,965
,149 0,000 ,162
,006 ,000
,015 ,023
,162 ,234
,342 ,002
,176 ,014
,361 ,980 ,969
,000 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,583 ,181
,181 ,192
,362 ,254 ,430
,203 ,043
,377 ,252 ,348
,298 ,043
,203 1
,186 ,192
,223 ,436 ,275
,029 -,229 ,523 Sig. 2-tailed
,000 ,290
,291 ,262
,030 ,135
,009 ,234
,805 ,023
,138 ,038
,078 ,805
,234 ,278
,262 ,192
,008 ,105
,868 ,178 ,001
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
-,003 -,116 ,002 ,372
,284 ,132
,224 ,163
,220 ,218
,064 ,017 ,469
,220 ,163
,186 1 ,372
,278 -,062 -,143
,221 -,052 ,375
Sig. 2-tailed ,985
,502 ,989
,026 ,094
,443 ,189
,342 ,197
,202 ,710
,922 ,004
,197 ,342
,278 ,026
,100 ,718
,404 ,194 ,763
,024 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,496 -,089
,3131,000 ,303
,046 ,298 ,507
,304 ,225 ,577
,375 ,524
,304 ,507 ,192 ,372
1 ,616 ,348
,317 ,119 ,107 ,699
Sig. 2-tailed ,002
,608 ,063 0,000
,072 ,791
,078 ,002
,071 ,188
,000 ,024
,001 ,071
,002 ,262
,026 ,000
,037 ,059
,491 ,534 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,499
-,076 ,208 ,616
,176 -,126 ,483 ,231
,120 ,365
,319 ,609 ,539
,120 ,231
,223 ,278 ,616
1 ,566 ,412
-,034 ,054 ,583 Sig. 2-tailed
,002 ,661
,223 ,000
,305 ,464
,003 ,176
,485 ,029
,058 ,000
,001 ,485
,176 ,192
,100 ,000
,000 ,012
,846 ,756 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation ,632
,054 ,279 ,348
,214 ,060 ,653
,407 ,332
,440 ,512
,617 ,511
,332 ,407
,436 -,062 ,348
,566 1 ,592
-,093 -,136 ,694 Sig. 2-tailed
,000 ,756
,100 ,037
,211 ,728
,000 ,014
,048 ,007
,001 ,000
,001 ,048
,014 ,008
,718 ,037
,000 ,000
,588 ,430 ,000
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,360 0,000
,066 ,317
-,047 0,000 ,355 ,157
,296 ,414
,351 ,322
,230 ,296
,157 ,275 -,143
,317 ,412 ,592
1 -,133 ,266 ,464 Sig. 2-tailed
,031 1,000 ,702
,059 ,788 1,000
,033 ,361
,079 ,012
,036 ,055
,177 ,079
,361 ,105
,404 ,059
,012 ,000
,439 ,117 ,004
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 Pearson Correlation
,190 ,039
,070 ,119
,113 ,651 -,260 -,004
,126 -,303 -,022 -,079 -,056
,126 -,004 ,029
,221 ,119 -,034 -,093
-,133 1 ,035
,210 Sig. 2-tailed
,267 ,821
,685 ,491
,510 ,000
,126 ,980
,465 ,073
,898 ,649
,745 ,465
,980 ,868
,194 ,491
,846 ,588
,439 ,841
,219 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation -,146 -,133 -,215
,107 -,208
,096 ,083
,007 ,107
,054 ,035
,031 -,125 ,107
,007 -,229 -,052 ,107
,054 -,136 ,266
,035 1
,078 Sig. 2-tailed
,395 ,441
,209 ,534
,223 ,579
,630 ,969
,535 ,756
,838 ,856
,466 ,535
,969 ,178
,763 ,534
,756 ,430
,117 ,841
,649 N
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
Pearson Correlation ,705 ,206 ,476
,699 ,460
,302 ,616 ,575
,535 ,444
,645 ,582
,629 ,535
,575 ,523
,375 ,699
,583 ,694
,464 ,210 ,078
1 Sig. 2-tailed
,000 ,229
,003 ,000
,005 ,073
,000 ,000
,001 ,007
,000 ,000
,000 ,001
,000 ,001
,024 ,000
,000 ,000
,004 ,219 ,649
N 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36 36
36
C orre lations
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9,
21, 10,
11, 12,
13, 14,
15,
22, 23,
∑ . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. 16,
17, 18,
19, 20,
3. Pengalaman On the Job Training OJT