Kegunaan Teoritis Kesiapan Kerja

9. Untuk menganalisis apakah Locus Of Control LOC Internal berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang?

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang peran pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh locus of control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang. Manfaat lainnya ialah sebagai referensi mengenai teori perkembangan psikososial dan teori pembelajaran sosial dalam penelitian selanjutnya. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh Hana April, 2013. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hana, pengalaman praktik kerja industri dan locus of control menjadi variabel independen dan variabel dependennya yaitu kesiapan kerja siswa dengan pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Sedangkan dalam penelitian ini pengalaman On the Job Training OJT dijadikan peneliti sebagai variabel independen terhadap kesiapan kerja sebagai variabel dependen maupun variabel intervening untuk memediasi pengaruh locus of control LOC internal terhadap kematangan karier akuntansi. Peneliti dalam menguji hipotesis menggunakan analisis path dan t test.

2. Kegunaan Praktis

Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini yaitu: a. Manfaat bagi peneliti Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang sudah didapat selama studi di perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang. b. Manfaat bagi siswa Meningkatkan pengetahuan siswa untuk lebih mengembangkan locus of control internal-nya guna memotivasi diri untuk lebih giat dalam mencapai pemahaman dalam bidang akuntansi dan Menginspirasi siswa untuk memanfaatkan program on the job training OJT dengan sebaik-baiknya dan selanjutnya dapat membuat gambaran untuk karier kedepannya sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah. c. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat di jadikan guru sebagai bahan untuk menambah wawasan guru mengenai faktor-faktor yang turut mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK khususnya siswa kejuruan akuntansi. d. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam menentukan kerja sama Dunia Kerja dan Dunia Industri DUDI dalam program on the job training OJT khusunya di bidang akuntansi.

BAB II TELAAH TEORI

2.1. Grand Theory

2.1.1. Teori Perkembangan Psikososial

Teori perkembangan psikososial pada tahun 1950 dikembangkan oleh mahasiswa Sigmun Freud bernama Erik Homberger Erikson. Erikson mengembangkan teori Freud yang memiliki dampak yang penting terhadap studi proses-proses perkembangan karena pada teori ini, perkembangan dikaji sebagai sesuatu yang berlangsung di sepanjang umur manusia Salkind, 2009:188. Erikson dalam Salkind 2009 juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman usia sekarang terhadap masa-masa berikutnya, selain itu Erikson juga membagi proses-proses perkembangan ke dalam serangkaian tahapan yang diatur oleh kekuatan maturasional dan ditandai adanya konflik. Erikson menyatakan dalam Rifa‟i dan Anni 2011:43 bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial. Setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Teori Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan yang masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan dan harus dihadapi oleh individu. Delapan tahap tersebut adalah: 1 kepercayaan versus ketidakpercayaan; 2 Otonomi versus malu dan ragu; 3 Inisiatif versus rasa bersalah; 4 Upaya versus Inferioritas; 5 Identitas versus kebingungan; 6 Intimasi versus Isolasi; 7 Generativitas versus Stagnasi; dan 8 Integritas versus 12 Putus Asa. Tugas psikososial di setiap tahapan tersebut bersifat umum, artinya konflik- konflik ini tidak berlangsung dalam situasi „sekali untuk selamanya‟, melainkan berlangsung sebagai proses di sepanjang rangkaian psikologis. Selain tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Erikson, ada tokoh yang sejalan membahas mengenai tugas-tugas perkembangan. Havighurst dalam Anni dan Rifa‟i 2011 mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas tertentu bersifat khas untuk masa-masa hidup seseorang. Secara konkrit tugas- tugas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1. Development Task sampai batas Masa Dewasa Muda menurut Havighurst: 1953 pengolahan Andriessen, 1970 Periode Bayi dan Anak Kecil Anak Sekolah Masa Muda Masa Dewasa Muda Belajar berjalan Belajar makan, makanan padat Belajar berbahasa Kontrol badan Ketangkasan fisik Stabilitas fisiologik Sikap sehat terhadap diri sendiri sebagaiorganisme yang tumbuh Menerima keadaan jasmaniah Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin, kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain Belajar peranan jenis kelamin, kontak dengan teman sebaya, belajar sikap dengan kelompok dan lembaga Menerima peranan jenis, persiapan kawin dan mempunyai keluarga, belajar lepas dari orang tua secara emosional, belajar bergaul dengan kelompok anak wanitalaki-laki Memilih jodoh, belaar hidup dengan pasangan, mulai embentuk keluarga, mengasuh anak, mengemudikan rumah tangga, menemukan kelompok sosial Pembentukan pengertian sederhana: realita fisik dan realita sosial Belajar membaca, menulis, berhitung belajar pengertian- pengertian kehidupan sehari-hari Belajar tanggung jawab sebagai warga negara, menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab sosial Menerima tanggung jawab warga negara Belajar apa yang benar dan apa yang salah, perkembangan kata hati Perkembangan moralitas dan skala nilai-nilai Perkembangan skala nilai, perkembangan gambaran dunia yang adekwat Persiapan mandiri secara ekonomis dan pemilihan serta latihan jabatan Mulai bekerja Sumber: Monks, at.al. 1991:21 Tugas-tugas tadi menunjukkan adanya hubungan dengan pendidikan, yaitu pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan menentukan tugas-tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa- masa hidup tertentu. Konsep diri akan naik dan harga diri seseorang akan turun kalau ia tidak dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik karena orang tersebut akan mendapat kecaman dan celaan dari masyarakat sekelilingnya. Hal ini terkait dengan delapan tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson. Setiap masing-masing tahap perkembangan tersebut terdiri dari tugas perkembangan yang di hadapi oleh individu. Misalnya saja dalam masa dewasa muda seseorang tidak berhasil bekerja atau mendapatkan pekerjaan, hal tersebut akan akan memberikan akibat-akibat yang serius bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak terselesaikannya tugas pada masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Dimana pada masa itu seseorang seharusnya harus mempersiapkan secara mandiri untuk siap bekerja. Sebagai rangkuman, maka development task dapat dilukiskan sebagai suatu proses dalam perkembangan untuk mengaktualisasikan diri bersama-sama dengan orang lain yang ada dalam situasi yang sama. Dalam hal ini, pendidikan sangat membantu individu dalam proses tersebut, bila mereka senantiasa ditantang untuk mengadakan refleksi diri yang kritis.

2.1.2. Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura tahun 1986. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud, 1989: 145. Dalam hal ini ada tiga pokok bahasan yang difokuskan dalam teori pembelajaran sosial yakni: prinsip belajar yang menjelaskan hal belajar dalam situasi alami dimana terdapat pola-pola tingkah laku beserta akibatnya yang beragam, yang kedua komponen belajar dimana dalam situasi alami orang akan belajar tingkah laku baru dengan mengamati model-model tingkah laku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri, disinilah proses kognitif diperlukan. Pokok bahasan yang terakhir yaitu hakikat belajar yang lebih menekankan pada self efficacy dan self regulatory system dalam mencapai keterampilan dan kecakapan selain proses kognitif. Menurut teori pembelajaran sosial atau juga disebut teori belajar sosial, tingkah laku dan lingkungan dapat dimodifikasi, keduanya tidak dapat disebut sebagai penentu utama perubahan tingkah laku. Di perolehnya tingkah laku yang kompleks bukan karena adanya hubungan dua arah antara lingkungan dan individu selain itu juga diantarai oleh berbagai macam faktor pribadi yang bersifat internal. Jadi, menurut Bandura 1986 ada hubungan tiga arah yang saling mengunci, yaitu tingkah laku, lingkungan dan peristiwa-peristiwa bathiniah yang mempengaruhi persepsi dan tindakan. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilaku- perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sensiri. Sehingga proses kognitif adalah menyerap informasi dari bermacam-macam tingkah laku yang diamati. Informasi ini kemudian disimpan di dalam ingatan untuk nantinya mungkin diwujudkannya dalam tingkah laku. Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional behavioristik. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip- prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal . Teori ini mengemukakan bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain atau model, jadi inilah inti dari teori pembelajaran sosial.

2.2. Kesiapan Kerja

2.2.1. Pengertian Kesiapan Kerja

Memasuki era globalisasi yang semakin ketat persaingan dalam dunia kerja, seseorang perlu memiliki kesiapan kerja untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Menurut Wakhinuddin S. 2010 menyebutkan bahwa kesiapan adalah segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Slameto 2010:113 kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan masing-masing individu terdiri dari kesiapan fisik dan kesiapan mental. Dari uraian tersebut, maka kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap memberi jawaban terhadap situasi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Poerwodarminto 1991:448 kerja diartikan sebagai kegiatan melakukan sesuatu untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Sedangkan Anoraga 2009:11 mengemukakan bahwa kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kesiapan kerja merupakan suatu kondisi yang memungkinkan para siswa dapat langsung bekerja setamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri yang memakan waktu lama Mu‟ayati, 2014:328. Kondisi mencakup setidak- tidaknya tiga aspek, yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan- kebutuhan, motif dan tujuan; keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang dipelajari. Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK dalam memasuki dunia kerja. Salah satunya yaitu didasarkan pada penguasaan terhadap materi pendidikan dan pelatihan kejuruan pada masing-masing siswa, yang pada penelitian ini khususnya kejuruan akuntansi. Peran penguasaan materi kejuruan akuntansi dan umum menjadi sangat penting bagi siswa dalam menghadapi tantangan dunia kerja di bidang akuntansi. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan dalam penguasaan materi akuntansi baik itu secara kognitif, afektif maupun psikomotorik yang tinggi menandakan bahwa siswa tersebut memiliki kesiapan kerja yang tinggi pula. Rahayu 2007 mengungkapkan bahwa penguasaan materi tanpa diimbangi dengan kemampuan praktik yang memadai akan sia-sia. Pengetahuan yang diperoleh di sekolah saja belum cukup bagi siswa untuk bekal menuju dunia kerja. Oleh karena itu, disamping pembelajaran teoritis, juga diperlukan pembelajaran praktik yang diimplementasikan dalam Praktik Kerja Industri Prakerin. Selain itu, Hana 2013 mengemukakan bahwa kesiapan kerja juga dipengaruhi oleh karakter psikologis yaitu Locus Of Control LOC, karena karakter psikologis ini sangat mempengaruhi mental dan emosional dari individu karena Locus Of Control LOC ini menjelaskan bahwa diri seorang individu merupakan penentu dan pengendali atas nasibnya. Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Siswa SMK kejuruan akuntansi dapat menjadi tenaga yang ahli dan profesional memerlukan suatu keterampilan, keahlian dan kemahiran di bidang akuntansi. Kesiapan kerja dapat menunjukkan seseorang sudah siap menggunakan kemampuannya dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

2.2.2. Prinsip Kesiapan Kerja

Perkembangan kesiapan kerja harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Sesuai dengan pendapat Slameto 2010:15 mengemukakan mengenai prinsip- prinsip perkembangan kesiapan, yaitu: a. Semua aspek perkembangan berinteraksi saling pengaruh-mempengaruhi. b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Dari uraian tersebut di atas, prinsip kesiapan sangat penting diperhatikan untuk melakukan sesuatu hal terutama dalam hal kerja. Ada beberapa aspek yang harus dimiliki siswa untuk siap bekerja di dunia kerja. Suatu kondisi dikatakan siap setidak-tidaknya mencakup beberapa aspek, menurut Slameto 2010:14, ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan 2012:17 mengemukakan bahwa aspek yang harus disiapkan di dalam kesiapan kerja yaitu: Kepercayaan diri, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja; Komitmen, kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku; Inisiatif kreatif, mempunyai inisiatif dan kreatif yang tinggi dalam mengembangkan suatu keputusan tentang job describtion yang diberikan; Ketekunan dalam bekerja, mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam menyelesaikan pekerjaan; Kecakapan kerja, mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan; Kedisiplinan, mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat mengikuti segala peraturan dan ketentuan yang berlaku; Motivasi prestasi, mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan diri; Kemampuan team work, mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dan bekerja dalam satu team; dan Kemampuan berkomunikasi, mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, seperti penguasaan bahasa teknik, bahasa asing dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka kesiapan kerja bagi siswa SMK sangatlah penting, karena dalam waktu yang sangat singkat, cepat atau lambat, seluruh atau sebagian dari siswa tersebut akan menghadapi satu jenjang yang lebih tinggi yaitu bekerja. Dalam mencapai prinsip kesiapan kerja di bidang akuntansi, dapat dilakukan berbagai cara salah satunya dengan kegiatan pendidikan sistem ganda yang sudah dijalankan oleh SMK melalui program On the Job Training OJT. Dengan program On the Job Training OJT yang lebih menunjukkan pada dunia kerja di bidang akuntansi ini dapat memberikan sumbangan besar terhadap kesiapan kerja siswa melalui pengalaman-pengalaman dan informasi yang di dapat ketika proses On the Job Training OJT.

2.2.3. Indikator Kesiapan Kerja

Tenaga kerja yang berkualitas memiliki karakteristik keterampilan bekerja dan wawasan pengetahuan yang luas, profesional, produktif dan memiliki etos kerja tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang berkualitas dan berkuantitas Hamalik: 2007. Dengan adanya tuntutan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan lapangan seperti diungkapkan pada uraian di atas, maka diharapkan calon tenaga kerja harus memiliki kesiapan kerja yang cukup. Slameto 2010:14 menyebutkan ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu: kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan atau motif tujuan; dan keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Sehubungan dengan pendapat di atas, Munandar 2008:41 menjelaskan ada 2 tahapan penerimaan tenaga kerja, yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi calon tenaga kerja. Pada tahapan seleksi calon tenaga kerja terdapat proses seleksi yang secara garis besar ada empat tahapan. Tahap pertama, seleksi surat-surat lamaran. Tahap kedua, wawancara awal, biasanya pada tahap ini calon tenaga kerja di wawancarai latar belakang dan riwayat dari calon tenaga kerja. Tahap ketiga, ujian; psikotes; dan wawancara, biasanya pada tahap ini calon tenaga kerja akan mendapat ujian baik secara lisan maupun tertulis mengenai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Selain itu juga calon tenaga kerja akan dinilai secara psikologik, baik itu secara klasikal maupun individu. Tahap ke empat, penilaian akhir, pada tahap ini biasanya pengambilan keputusan akhir, di terima atau di tolak, jika calon tenaga kerja di terima kemudian diminta untuk tes kesehatan umumnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh Valid 2011 menyebutkan bahwa indikator dari kesiapan kerja yaitu pertimbangan yang logis dan objektif, bersikap kritis, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, bertangggung jawab, mempunyai ambisi untuk maju, kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori kesiapan kerja pada siswa antara lain: a. Kondisi fisik, mental dan emosional; siswa yang mempunyai kesiapan kerja akan mempunyai kondisi fisik, mental dan emosional ynag baik. Hal ini dikarenakan dalam tahap seleksi seperti yang dikemukakan oleh Munandar 2008 diantaranya ada seleksi psikotes dan tes kesehatan. b. Mempunyai ambisi untuk maju; siswa yang memiliki ambisi untuk maju tentunya akan mempunyai kesiapan kerja yang tinggi, karena siswa tersebut punya ekpektasi dan keinginan untuk selalu maju. c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain; hal ini sangat penting dimiliki siswa karena jika siswa tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan cenderung individualis tidak akan bisa membaur dengan sesama karyawan dan itu akan menghambat pekerjaan yang membutuhkan teamwork. d. Keterampilan dan pengetahuan; hal ini paling krusial yang harus dimiliki siswa untuk bisa dikatakan memiliki kesiapan kerja. Dimana semua pekerjaan harus dikerjakan dengan keterampilan dan pengetahuan yang matang dari calon tenaga kerja.

2.3. Locus Of Control LOC Internal

2.3.1. Pengertian Locus Of Control LOC

Konsep mengenai locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter 1966 atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari penguatan dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan akibathasilnya. Menurut Munandar 2001: 399 mengemukakan bahwa locus of control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang terberikan. Dalam artikel yang di terbitkan psych fullerton education dengan judul the social learning theory of Julian B. Rotter, Rotter mengemukakan: “his concept of generalized expectancies for control of reinforcement, more commonly known as locus of control.” “Konsep Rotter adalah konsep tentang harapan umum untuk mengontrol penguatan, lebih dikenal dengan locus of control .” Sedangkan Larsen dan Buss 2002, menjelaskan konsep locus of control sebagai: “Locus of control is a concept that describes a person’s perceptional of responsibility for the events in his or her life. ” “Locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi individu mengenai tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian dalam hidupnya.” Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian locus of control, maka secara singkat pengertian locus of control adalah keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasibnya sendiri. Locus of control juga merupakan keyakinan tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau tidaknya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima, sehingga mereka mampu mengontrol peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi hidupnya.

2.3.2. Dimensi Locus Of Control LOC

Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 terdapat dua dimensi Locus of Control LOC, dimensi pertama yaitu Locus of Control LOC eksternal dimana subjek mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir, sedangkan dimensi kedua yaitu Locus of Control LOC internal adalah subjek dengan tipikal yang berkeyakinan bahwa keahlian, kemampuan dan usaha adalah penentu hasil akhir. a. Locus of control Internal Keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang mereka lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. Individu dengan kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan individu bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri, memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter dalam artikel yang di publikasikan oleh psych fullerton 2014, orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan skill, kemampuan abillity dan usaha effort lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Menurut Munandar 2001:399 mengemukakan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan mengalami ancaman lebih sedikit daripada yang berorientasi eksternal. b. Locus of control Eksternal Individu yang mempunyai locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberuntungan, takdir dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir apa yang dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 mengemukakan: “...in our culture, it is typically perceived as the result of luck, chance, fate, as under the control of powerful others, ... we have labeled this a belief in external control. ...” Locus of Control LOC eksternal dimiliki oleh subjek yang mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir.

2.3.3. Indikator Locus Of Control LOC Internal

Menurut Anni dan Rifa‟i 2011:179 mengemukakan bahwa anak yang memiliki locus of control LOC internal akan percaya bahwa keberhasilan atau kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Siswa yang memiliki locus of control LOC internal lebih dominan akan selalu berusaha untuk mencapai karier yang diinginkannya dengan memaksimalkan kemampuan dan keahlian yang mereka dapat di bangku sekolah. Sehubungan dengan pendapat di atas, Zulkaida 2007 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa individu dengan locus of control LOC internal cenderung menganggap bahwa keahlian skill, kemampuan ability dan usaha effort lebih menentukan apa yang akan mereka peroleh dalam hidup mereka, salah satunya pencapaian karier. Sejalan dengan pendapat tersebut, Crider dalam Kustini 2004 juga menyebutkan bahwa indikator-indikator locus of control antara lain sebagai berikut, untuk locus of control LOC internal indikator yang digunakan antara lain suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori locus of control LOC internal pada siswa antara lain: a. Keahlian Skill b. Kemampuan Ability c. Usaha Effort

2.4. Pengalaman On the Job Training OJT

2.4.1. Pengertian Pengalaman On the Job Training OJT

Menurut Chaplin terjemahan Kartini Kartono 2008:179 pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar. Sedangkan menurut Sulistyarini 2012 pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik. Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh siswa pada saat mulai bekerja setelah lulus. Mengingat perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar dapat bersaing dalam dunia kerja. Upaya untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi yaitu dengan pengalaman yang di dapat ketika On the Job Training OJT. On the Job Training OJT merupakan sebutan lain dari Praktik Kerja Industri Prakerin. On the Job Training OJT merupakan salah satu dari program sekolah kejuruan atau SMK yang bekerja sama dengan dunia usaha atau dunia industri, dari Depdikbud 1990 dengan istilah Pendidikan Sistem Ganda PSG yakni program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa di dunia kerja. Implementasi nyata pendidikan sistem ganda PSG sama dengan On the Job Training OJT dimana siswa dapat mengenal lebih dini dunia kerja sebagai pengalaman kerjanya untuk mempersiapkan diri menuju karier ke depannya. Menurut Buku Panduan Praktik Kerja Industri Prakerin SMK 2013:1 menjelaskan On the Job Training OJT adalah pola penyelenggaraan pendidikan yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan Dunia Usaha Dunia Industri Asosiasi Profesi, Pemerintah sebagai Institusi Pasangan IP, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program. Berdasarkan uraian di atas, maka pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri DUDI.

2.4.2. Tujuan dan Manfaat On the Job Training OJT

Tujuan pelaksanaan On the Job Training OJT menurut Buku Panduan Prakerin SMK yang ditulis oleh Halawa 2013 adalah penguatan kemampuan daya siswa dan kemandirian diri siswa. Selain itu diarahkan agar siswa memiliki kemampuan yang memadai pada program keahlian yang dipilihnya dengan melaksanakan langsung berbagai keahlian keterampilan. On the Job Training OJT sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni siswa, DUDI maupun sekolah. Menurut Buku Panduan Prakerin SMK yang ditulis oleh Halawa 2013 manfaat dari On the Job Training OJT yaitu: Bagi pihak Industri Perusahaan: Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan. Kalau siswa dinilai baik dapat direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan dan kalau tidak ada keharusan bagi perusahaan untuk memperkenalkan apabila telah tamat; Pada umumnya peserta didik telah ikut dalam proses secara aktif, sehingga ada pengertian tertentu selama masa pendidikan, peserta didik adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan; Perusahaan dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan dan tehnologi dari sekolah untuk kepentingan khusus perusahaan; dan memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakuai ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan sistem magang. Bagi pihak sekolah manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job Training OJT yaitu: Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik, lebih terjamin pencapaiannya; Tanggungan biaya lebih ringan bagi sekolah; Terdapat sinkronisasi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja; dan memberi kepuasan kapada sekolah, karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja dan kepentingan bangsa. Bagi siswa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan On the Job Training OJT yaitu: Setelah tamat peserta didik akan betul-betul memiliki keahlian profesional yang dapat digunakan sebagai bekal pengembangan dirinya secara berkelanjutan; Lead –Line untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih singkat karena setelah tamat sekolah tidak memerlukan latihan lanjutan lagi; dan keahlian professional yang diperoleh dari sistem magang, dapat meningkatkan percaya diri yang selanjutnya mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.

2.4.3. Bidang Pekerjaan dalam On the Job Training OJT

Menurut Buku Panduan Prakerin SMK Halawa: 2013 bidang pekerjaan jabatan yang dapat diberikan kepada siswa untuk kompetensi keahlian akuntansi, meliputi: Bagian Akuntansi; Bagian Pembellian Pembayaran Utang; Bagian Penjualan Penagihan Piutang; Bagian Kasir Kas Besar; Bagian Kasir Kas Kecil; Juru Penggajian pengupahan; Operator Mesin Hitung dan Juru Ketik; Operator Komputer; Administrasi Gudang; Bagian Perpajakan; dan Menyusun Laporan Keuangan. Bidang-bidang yang bisa di pekerjakan kepada siswa di atas, di harapkan nantinya dapat menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan nilai serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidang akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia kerja masa kini dan masa yang akan datang.

2.4.4. Indikator Pengalaman On the Job Training OJT

Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri DUDI. Menurut Hamalik 2007:94 ada lima hal yang perlu dirumuskan dalam sebuah praktek kerja industri: tujuan praktek yang jelas dan spesifik, topik atau bidang kegiatan praktek, jenis kegiatan, fasilitas dan peralatan, dan prosedur penilaian. On the Job Training OJT diharapkan akan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kondisi dunia kerja yang sebenarnya sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Menurut Sukarni dalam Dewi 2014 aspek-aspek yang perlu di perhatikan untuk mengukur pengalaman On the Job Training OJT adalah pengetahuan kerja, sikap kerja, keterampilan kerja, kreativitas kerja dan disiplin kerja. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan indikator pengalaman On the Job Training OJT antara lain: 1. keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki 2. Kemampuan dan Keseriusan OJT 3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT 5. Monitoring Pelaksanaan OJT

2.5. Kematangan karier akuntansi Akuntansi

2.5.1. Pengertian Kematangan karier akuntansi Akuntansi

Kematangan karier akuntansi merupakan salah satu konstruk psikologis yang mengalami banyak perkembangan. Konstruk ini pertama kali diungkapkan oleh seorang ahli psikologi konseling dan karier bernama Donald Edwin Super Winkel, 2006. Dalam Bahasa Asing istilah kematangan karier akuntansi memiliki beberapa persamaan yang sering digunakan untuk menjelaskan kematangan karier akuntansi seperti: vocational maturity, job maturity dan occupation maturity. Pengertian kematangan karier akuntansi menurut Brown Brooks 1997:32 adalah: “Career maturity is defined as the individual’s readiness to cope with the developmental tasks with which he or she is confronted because of his or her biological and social developments and because of society’s expectations of people who have reached the stage development ” “Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari individu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang di hadapkan kepadanya, karena perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari orang-orang dalam masyarakat yang telah mencapai tahapan perkembangan tersebut” Dewi 2014:125 mengemukakan bahwa kematangan karier akuntansi adalah suatu situasi kesiapan diri dari seseorang untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka individu dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Menurut Wibowo 2010 dalam Dewi 2014:124 kematangan karier akuntansi merupakan inti dari pendekatan perkembangan dalam memahami perilaku karier dan melibatkan pengukuran tingkat penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu. Kematangan karier akuntansi akuntansi merupakan kesiapan diri untuk mengetahui dan memahami arah minat dan potensi dalam bidang akuntansi sehingga seorang siswa dapat menemukan benang merah antara minat, kemampuan dan harapannya dengan masa depan mengenai pekerjaan jenis bidang akuntansi mana yang akan dipilihnya.

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan karier akuntansi

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, Seligman 1994 menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karier individu dimana perkembangan karier akan menentukan kematangan karier akuntansi. Faktor- faktor tersebut meliputi: a. Faktor Keluarga Latar belakang keluarga berperan penting dalam kematangan karier akuntansi seseorang. Pengalaman masa kecil, orang tua dan latar belakang orang tua juga mempengaruhi. b. Faktor Internal Individu Faktor individu memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan karier seseorang. Hal ini mencakup self esteem harga diri, self expectation pengharapan diri, self efficacy keyakinan kemampuan diri, Locus of Control pusat kendali diri, keterampilan, minat, bakat, kepribadian dan usia. c. Faktor Sosial Ekonomi Faktor sosial ekonomi merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi kematangan karier akuntansi individu, mencakup 3 faktor lainnya: lingkungan, status sosial ekonomi dan jenis kelamin.

2.5.3. Indikator Kematangan karier akuntansi Akuntansi

Menurut Super dalam Sharf, 2006 konsep kematangan karier akuntansi career maturity memiliki beberapa dimensi, yaitu: a. Career planning perencanaan karier Konsep ini mengukur seberapa sering individu mencari beragam informasi mengenai pekerjaan di bidang akuntansi dan seberapa jauh mereka mengetahui mengenai beragam jenis pekerjaan di bidang akuntansi. Seberapa banyak perencanaan yang dilakukan individu adalah hal penting dalam konsep ini. Konsep ini juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan, jenjang pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja, pendekatan lain untuk memasuki pekerjaan yang diminati dan kesempatan untuk peningkatan akhir. Perencanaan karier mengacu pada seberapa banyak individu mengetahui hal-hal yang harus dilakukan, bukam pada seberapa benar mereka tahu mengenai pekerjaan di bidang akuntansi yang diminatinya tersebut. b. Career exploration eksplorasi karier Konsep penting dalam dimensi ini adalah keinginan untuk menjelajahi atau mencari informasi mengenai pilihan karier di bidang akuntansi. Pada dimensi ini ingin diketahui seberapa besar keinginan individu mencari informasi dari beragam sumber. Konsep eksplorasi karier berhubungan dengan seberapa banyak informasi yang diperoleh individu. c. Decision Making Pembuat Keputusan Pada dimensi ini, ide mengenai pengambilan keputusan sangat penting. Konsep ini berkenaan dengan kemampuan menguunakan pengetahuan dan membuat perencanaan karier di bidang akuntansi. Dalam hal ini, individu diposisikan dalam situasi di mana orang lain harus membuat keputusan karier yang terbaik. d. World-of-work Infomation Informasi dunia Kerja Konsep ini memiliki dua komponen dasar, pertama berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai tugas-tugas pekembangan yang penting. Kedua, mencakup pengetahuan mengenai tugas kerja pada pekerjaan di bidang akuntansi. e. Knowledge of the Preferred Occupational Group Pengetahuan mengenai Pekerjaan yang Diminati Dimensi ini berhubungan mengenai tugas kerja dari pekerjaan di bidang akuntansi yang mereka minati, peralatan pekerjaan dan persyaratan fisik yang dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati. Sejalan dengan uraian di atas, menurut Pinasti 2011 mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan skor yang diperoleh dari pengukuran: perencanaan karier, eksplorasi karier, pembuatan keputusan, informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan indikator kematangan karier akuntansi siswa antara lain: a. Career Planfulness perencanaan karier b. Career Exploration eksplorasi karir c. Decision Making membuat keputusan d. World-of-work Information Informasi dunia kerja e. Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati

2.6. Penelitian Terdahulu

Hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti mengambil judul tentang peran pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi akuntansi dalam memediasi pengaruh Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Batang. Penelitian ini terdapat empat variabel yaitu dua variabel independen yang salah satunya menjadi variabel intervening sehingga terdapat dua variabel intervening dan satu variabel dependen. Adapun variabel yang dimaksud antara lain: pengalaman On the Job Training OJT, kematangan karier akuntansi akuntansi, Locus Of Control LOC internal dan kesiapan kerja siswa. Hasil penelitian terdahulu sebagian besar menyatakan bahwa variabel pengalaman On the Job Training OJT, kematangan karier akuntansi akuntansi, Locus Of Control LOC internal berpengaruh secara langsung terhadap kesiapan kerja siswa. Peneliti mengembangkan model penelitian dengan menjadikan dua variabel yaitu pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi akuntansi sebagai variabel intervening. Dengan model penelitian tersebut, peneliti akan menguji apakah pengaruh secara tidak langsung Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui pengalaman On the Job Training OJT, pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi akuntansi dan Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa melalui kematangan karier akuntansi akuntansi akan lebih besar daripada pengaruh secara langsung. Melihat dari penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil penelitian dengan besarnya pengaruh secara langsung yang relatif rendah, maka peneliti mengembangkan penelitian dengan memediasi pengaruh langsung tersebut untuk melihat apakah besarnya pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung yang berarti ada kebermanfaatan variabel intervening yang diajukan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Batang dengan objek penelitian siswa kelas XII kejuruan akuntansi. Tempat dan objek ini juga yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk mendukung kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka peneliti menyajikan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Berikut adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu mengenai tema yang hampir sama dengan yang akan di teliti: Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu No Peneliti Penerbit Judul Hasil Relevansi 1 Mita P.D, Dessy S.W. dan I Made Gede S. JPTK UNDIKSHA Hubungan antara Internal Locus Of Control dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika. JPTK Undiksha, Vol. 11, No. 2, Juli Tahun 2014 Internal locus of control dan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kematangan karier akuntansi. Peneliti menggunakan ketiga variabel yang sama untuk kemudian menambahi variabel kesiapan kerja sebagai variabel yang di pengaruhi. Dan dengan model penelitian yang berbeda. 2 Hana, Ngadiman dan Nurhasan H. Jupe, UNS Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan Locus Of Control terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta Jupe, Vol. 1, No. 1, April 2013 Adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 1 Surakarta. Peneliti menggunakan ketiga variabel yang sama untuk kemudian menambahi variabel kematangan karier akuntansi sebagai variabel intervening. 3 I Made Sirsa, Nyoman Dantes dan Gusti Ketut A. S. E- Journal Program Pascasarjana Kontribusi Ekspektasi Karier, Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Seririt Ekspektasi Karier, Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja Industri berkontribusi secara signifikan terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Terdapat dua variabel yang dijadikan acuan peneliti yang kemudian di mediasikan dengan variabel lain dengan model penelitian No Peneliti Penerbit Judul Hasil Relevansi Universitas Pendidikan Ganesha E-Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, Vol. 5, Tahun 2014 XII SMK Negeri 2 Seririt secara terpisah maupun simultan. yang berbeda yaitu dengan adanya dua variabel intervening. 4 Anita Zulkaida, dkk. Proceding PESAT Gunadarma Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan karier akuntansi Siswa Sekolah Menengah Atas SMA Jurnal Proceding PESAT Gunadarma, Vol. 2, Tahun 2007 Efikasi Diri dan Locus Of Control secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karier akuntansi siswa SMA. Terdapat dua variabel yang dijadikan acuan peneliti yang kemudian di mediasikan dengan variabel lain dengan model penelitian yang berbeda yaitu dengan adanya dua variabel intervening 5 Irene Durosaro Nuhu, Muslimat Adebanke International Journal of Humanities and Social Science Gender as a Factor in the Career Choice Readiness of Senior Secondary School Students in Ilorin Metropolis of Kwara State, Nigeria International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 2 No. 14 Special Issue- July 2012 Dalam studi ini, gender berpengaruh terhadap kesiapan pemilihan karier masa depan siswa sekolah menengah atas. Namun, ini hanya salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kesiapan pemilihan karier masa depan siswa sekolah menengah atas. Variabel yang diteliti menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pemilihan karier siswa. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan variabel kesiapan kerja siswa sebagai variabel yang di pengaruhi dengan dimodifikasi dalam model penelitian dengan adanya variabel intervening.

2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.7.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori perkembangan menurut Monks dan Knoers 1991: 19 dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organiasasi tingkah laku yang lebih tinggi. Sedangkan dalam teori perkembangan psikososial 1950 yang dikembangkan oleh Erikson dala m Rifa‟i dan Anni 2011: 43 menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial, dimana setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Havighurst dalam Monks dan Knoers 1991: 20 juga mengemukakan mengenai tugas-tugas perkembangan, yaitu tugas- tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa hidup tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat serta norma-norma kebudayaan. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa muda atau awal yaitu mulai bekerja. Sesuai dengan urutannya, sebelum masa dewasa awal yaitu remaja akhir dimana mempunyai tugas untuk mempersiapkan pemilihan karier dan ekonomis secara mandiri. Sesuai dengan bahasan di atas, usia remaja akhir di Indonesia adalah ketika usia kisaran 16 sampai 18 tahun dimana pada usia tersebut remaja masih berada dalam pendidikan menengah atas. Pada kehidupan nyata pada usia ini sering terjadi berbagai permasalahan yang dihadapi siswa yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri sehingga siswa membutuhkan dari pihak lain. Tentunya pendidikan memiliki esensi yang sangat penting bagi siswa dalam menghadapi perkembangannya. Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan identitas dan kecakapan. Menemukan identitas diri berarti menemukan karier diri sendiri. Dalam teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui penguatan reinforcement dan pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi sekitar kita dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. Teori belajar sosial ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura 1986, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang seperti ini merupakan salah satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura dalam Mahmud 1989:150 yaitu faktor internal dimana proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Bandura dalam Mahmud 1989: 158 mengemukakan bahwa diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal akan merancang karier dengan mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT sehingga pengalamannya semakin luas sehingga mampu memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai kesiapan kerja di bidang akuntansi. Ariyani 2014 mengemukakan bahwa permasalahan yang terjadi pada remaja biasanya permasalahan karier yang mengarah pada pemilihan jenis pekerjaan di masa depan, perencanaan karier masa depan, pengambilan keputusan tentang karier masa depan, informasi tentang kelompok kerja yang ada dengan persyaratan yang harus dimiliki. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami oleh remaja dalam menentukan arah kariernya kedepan. Sesuai dengan teori perkembangan psikososial 1950 dimana individu akan mengalami krisis untuk mencapai pada tahap selanjutnya, maka siswa SMK kejuruan akuntansi untuk mencapai tahap dewasa muda dan memainkan peran sesuai dengan tugas-tugasnya akan mengalami permasalahan karier pada usia remaja yakni tahap sebelum dewasa muda dengan tugas bekerja. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto: 2010 dan Munandar: 2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi jika menguasai akuntansi, maka siswa yang menguasai akuntansi dapat dilihat dari keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Siswa menguasai akuntansi tidak hanya di dalam ruang kelas dengan lingkungan belajar yang memang sudah di fungsikan untuk belajar, tetapi juga di dunia kerja yang sesungguhnya yaitu siswa dapat melakukannya ketika melaksanakan On the ob training OJT. Berdasarkan uraian ata dapat digambarkan kerangka penelitian teoritik sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Teoritik 2.7.2. Pengembangan Hipotesis Berikut adalah pengembangan hipotesis dari penelitian ini:

a. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier

akuntansi Locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya outcome. Menurut Munandar 2001:399 locus of control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu. Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson 1950 dalam Rifa‟i, dkk 2011:43 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan yang dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni 2011:18 salah satunya yaitu perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Dalam penelitian ini menggambarkan seorang siswa SMK kejuruan akuntansi yang dihadapkan dengan dunia kerja di bidang akuntansi akan lebih baik jika memiliki kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi. Kematangan karier akuntansi tidak setiap individu punya, hal ini bergantung dengan tingkat kesadaran individu tersebut dalam menyikapi perkembangannya dalam hidup. Karakter psikologis ini disebut dengan Locus Of Control LOC Internal. Dalam mengahadapi dunia kerja, siswa akan lebih baik jika mempunyai karakter psikologis yaitu locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian apapun yang diterimanya. Dikaitkan dengan hal tersebut, maka siswa SMK khususnya dalam penelitian ini siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi, jika siswa tersebut mempunyai locus of control internal yang baik maka secara sadar siswa akan merancang dan memahami karier untuk kedepannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan melakukan usaha untuk mencapai karier di bidang akuntansi tersebut sesuai dengan informasi yang didapatkan mengenai karier tersebut. Dengan begitu siswa telah mempunyai kematangan karier akuntansi yang dapat dilihat dari kesadaran diri seseorang dalam menentukan pilihan karier dengan menyesuaikan antara self image kemampuan, minat, nilai dan locus of control internal dan tujuan karier. Uraian di atas dapat dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji, dkk 2013 tentang hubugan antara locus of control internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa kelas XII SMK Negeri 4 Purworejo yang menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa, yang artinya semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi kematangan karier akuntansi pada siswa, dan semakin rendah locus of control internal maka semakin rendah kematangan karier akuntansi pada siswa. Individu dengan locus of control internal, ketika di hadapkan pada pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan sehingga individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal pemilihan kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi

b. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Pengalaman On the

Job Training OJT Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini disebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku- perilaku yang telah dipilih Mahmud:145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses- proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Mahmud 1989:140, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang seperti ini merupakan salah satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura 1986 yaitu faktor internal dimana proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut Bandura dalam Mahmud 1989: 158 diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Locus of control berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya outcome. Locus of control internal ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Jadi, individu yang mempunyai locus of control internal akan yakin dan percaya kalau dirinya mempunyai kemampuan dan keterampilan yang matang dan melakukan usaha semaksimal mungkin akan memperoleh apa yang diharapkannya. Siswa dengan locus of control internal yang baik tentunya akan memanfaatkan pelaksanaan On the Job Training OJT untuk belajar mengenali dan mencari informasi terkait dunia usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih matang untuk bekal siswa dalam merencanakan dan menyusun rencana karier kedepannya. Uraian di atas dapat dikuatkan dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Mahmud 1989:147, mengemukakan bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain atau model, jadi inti dari teori pembelajaran sosial. Selain itu juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 mengenai hubungan antara Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi keahlian Teknik Komputer dan Informatika yang menunjukkan hasil bahwa penelitian ini secara uji multikolinieritas tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas yaitu Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin. Jadi, variabel Locus Of Control LOC Internal dapat secara bersama-sama dengan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin mempengaruhi variabel terikatnya yaitu kematangan karier akuntansi. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H2: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Pengalaman On the Job Training OJT

c. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman Pengalaman

On the Job Training OJT terhadap Kematangan karier akuntansi Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erikson 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Teori selanjutnya yang digunakan yaitu teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura 1986 dalam Mahmud 1989:147 yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan reinforcement dan pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Dalam teori perkembangan terdapat prinsip-prinsip perkembangan yang dikemukakan oleh Ruffin dalam Rifa‟i dan Anni 2011:18 salah satunya yaitu perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar. Individu harus memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan sesuatu. Kematangan tersebut di dapat dari proses belajar yang merujuk pada teori belajar sosial yang menjelaskan bahwa tingkah laku siswa dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal pribadi. Faktor internal disini yaitu proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut Bandura dalam Mahmud 1989:158 diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal akan merancang karier dengan mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT sehingga pengalamannya semakin luas sehingga mampu memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai kesiapan kerja di bidang akuntansi. Zulkaida 2007 mengemukakan bahwa tingkat kematangan karier akuntansi yang dimiliki individu dapat dipengaruhi salah satunya dengan siswa yang mempunyai locus of control internal yang baik. Dengan mempunyai locus of control internal yang baik, tentunya akan memanfaatkan pelaksanaan On the Job Training OJT untuk belajar mengenali dan mencari informasi terkait dunia usaha sehingga pengalaman yang akan di dapat lebih matang untuk bekal siswa dalam merencanakan dan menyusun rencana karier kedepannya. Ketika di hadapkan pada pemilihan karier, ia akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan berusaha mengatasi masalah yang berkaitan sehingga individu atau siswa akan mengambil keputusan secara tepat dalam hal pemilihan kariernya karena telah memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Uraian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pengalaman prakerin dan locus of control LOC internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika pelaksanaan On the Job Training OJT dilakukan secara bersungguh-sungguh oleh siswa, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang luas mengenai semua informasi terkait dunia usaha dan dunia industri, dengan begitu siswa akan menentukan kedepannya akan meraih karier apa dan bagaimana, disini locus of control LOC internal sangat mempengaruhi. Jika locus of control LOC internal yang dimiliki siswa tinggi, maka siswa dengan perilaku positifnya akan mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi pula untuk mempersiapkan semua menuju karier yang diinginkannya. Dengan pengalaman On the Job Training OJT yang maksimal dan locus of control LOC internal yang tinggi maka siswa akan mencapai tingkat kematangan karier akuntansi yang tinggi pula. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H3: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job Training OJT

d. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kesiapan

Kerja Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori. Pelaksanaan praktik kerja lapangan atau sering disebut On the Job Training OJT bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya dalam penelitian ini siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan sebenarnya di dunia kerja. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kegiatan On the Job Training OJT ini memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena On the Job Training OJT pada dunia usaha dan industri dapat memberikan pengalaman yang dapat membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu, dengan adanya On the Job Training OJT, siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto:2010; Munandar:2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of control LOC Internal yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap kesiapan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya. Praktik Kerja Industri Prakerin sering disebut juga dengan On the Job Training OJT. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H4: Pengalaman On the Job Training OJT Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kesiapan Kerja

e. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kematangan

karier akuntansi Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura 1986, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah.Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Informasi dari dunia kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya kejuruan akuntansi melaksanakan On the Job training OJT. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 tentang hubungan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of control LOC internal dengan kematangan karier akuntansi yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin memiliki hubungan positif dengan kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori tinggi atau kuat. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin baik dan banyak pengalaman yang didapat ketika Praktik Kerja Industri Prakerin maka semakin tinggi pula kematangan karier akuntansi yang dimiliki. Kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi ini bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan on the job training OJT. Siswa yang memiliki orientasi jauh ke depan tentunya akan memanfaatkan kegiatan on the job training OJT ini dengan penuh antusias untuk memperoleh informasi terkait dunia kerja di bidang akuntansi, sehingga siswa dapat segera merancang dan menyusun karier di bidang pekerjaan akuntansi untuk kedepannya. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H5: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kematangan karier akuntansi.

f. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT dan Kematangan karier

akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986. Asal mulanya teori ini disebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori. Pelaksanaan praktik kerja lapangan atau sering disebut On the Job Training OJT bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya dalam penelitian ini siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan sebenarnya di dunia kerja. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Informasi dari dunia kerja akan didapat siswa ketika siswa SMK khususnya kejuruan akuntansi melaksanakan On the Job training OJT. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Upaya untuk mempersiapkan siswa yang mandiri dalam menentukan karier yaitu dengan program on the job training OJT yang telah ditentukan dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Salah satu kematangan karier akuntansi bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan on the job training OJT. Dengan diadakannya on the job training OJT tentunya siswa akan mengetahui banyaknya informasi mengenai dunia kerja. Secara tidak sadar, karakter psikologis setiap individu siswa akan menstimulus siswa untuk merencanakan semua hal yang akan dihadapi kedepannya setelah lulus. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Dengan begitu siswa akan memiliki kematangan karier akuntansi yang tinggi. Sehingga dengan kematangan karier akuntansi yang di peroleh dari pengalaman On the Job Training OJT lebih dapat menjadikan siswa memiliki sebuah kesiapan dalam memasuki dunia kerja. Siswa yang sudah melaksanakan On the Job Training OJT akan mempunyai pengalaman dalam dunia kerja, paling tidak siswa mengetahui apa jabatan dan job describtion yang siswa laksanakan ketika On the Job Training OJT. Pengalaman tersebut dapat menjadikan salah satu bekal siswa untuk siap kerja. Siswa akan memiliki kesiapan kerja lebih baik jika siswa mempunyai pengalaman kerja ynag baik dan memahaminya untuk kemudian dirancang untuk karier siswa kedepannya yang disebut dengan kematangan karier akuntansi. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk 2014 tentang hubungan antara Internal Locus Of Control dan Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kematangan karier akuntansi pada Siswa Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin memiliki hubungan positif dengan kematangan karier akuntansi dan berada pada kategori tinggi atau kuat. Hal ini dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control LOC terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menyatakan bahwa semakin baik pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya karena dengan banyaknya informasi mengenai dunia kerja yang didapat siswa selama proses on the job training OJT akan membentuk kematangan karier akuntansi yang sistematis pada siswa tersebut. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H6: Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi

g. Pengaruh Locus of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja

Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri. Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Faktor internal tersebut dimana proses- proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Menurut Bandura dalam Mahmud 1989: 158 diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Locus of control berasal dari teori konsep Julian Rotter atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya action dengan akibat hasilnya outcome. Secara garis besar dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka menurut teori bandura dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini lebih mengukur faktor internal terhadap perubahan tingkah laku yang fokus pada locus of control internal sebagai faktor internalnya. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto: 2010 dan Munandar: 2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki 3 elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma- norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh yang signifikan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa. Jadi pembentukan locus of control pada siswa akan berdampak positif terhadap peningkatan kesiapan kerja siswa setelah lulus dari sekolah. Locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri. Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata dapat menimbulkan aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian apapun yang diterimanya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pembentukan locus of control internal pada siswa, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H7: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja

h. Pengaruh Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja

Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial Rifa‟i, dkk:2011. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Maka siswa pada masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK kelas XII kompetensi keahlian akuntansi diharapkan mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan tujuan SMK di Indonesia yaitu mengarahkan siswa agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak dalam dunia kerja. Havighurts dalam dalam Monks, dkk 1991 mengemukakan bahwa dalam teori perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dalam setiap masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja akhir dimana salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri dalam menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada umumnya kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang dalam masa pendidikan menengah atas. Individu siswa akan siap untuk dapat merancang, mengambil putusan atau menentukan pilihan kariernya dengan pertimbangan untung dan ruginya, risiko yang harus dihadapi, serta keterbatasan dan kekecewaan yang bakal ditemui, manakala siswa telah melalui proses belajar dan pengalaman dengan bimbingan- bimbingan tertentu sampai pada fase dimana mereka mencapai kematangan dan siap. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seniawati 2014 mengenai efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa yang menunjukkan hasil bahwa adanya perbedaan efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa. Dalam hal ini layanan informasi karier sangat berkontribusi dalam meningkatkan kesiapan kerja siswa. Informasi karier dapat direlevansikan dengan kematangan karier akuntansi dimana ketika individu menginginkan kematangan karier akuntansi yang tinggi maka salah satunya dengan memperoleh informasi karier supaya dalam merancang dan merencanakan karier dapat dengan pasti disesuaikan dengan informasi dari dunia kerja dan industri selain dari potensi yang dimilikinya. Siswa akan mempunyai tingkat kematangan karier akuntansi di bidang akuntansi ketika dia menyadari betapa pentingnya kehidupan pada masa setelah dunia sekolah, dimana siswa harus siap dengan masa transisi tugas perkembangan yang dihadapi. Dalam proses pencarian solusi dari kebingungan siswa ketika pada masa ini yaitu dengan mencari jati dirinya, individu siswa tentu akan dengan giat mencari tahu semua informasi terkait dunia kerja di bidang akuntansi sehingga siswa tersebut mampu merancang dan menentukan karier di bidang pekerjaan akuntansi yang akan dipilih kedepannya. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H8: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi

i. Pengaruh Locus of Control LOC Internal dan Kematangan karier

akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Teori perkembangan psikososial yang diusung oleh Erik Erikson pada tahun 1950 merupakan teori yang berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis dan sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Maka siswa pada masa remaja akhir yang pada penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK kelas XII kompetensi keahlian akuntansi. Menurut Havighurts dalam Monks, dkk 1991, dalam teori perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dalam setiap masanya. Dalam penelitian ini, penulis lebih menyoroti masa remaja akhir dimana salah satu tugas pada masa ini yaitu mempersiapkan secara mandiri dalam menghdapi dunia kerja. Secara teori tersebut, remaja di Indonesia pada umumnya kisaran umur 16-18 tahun, dimana pada umur tersebut remaja sedang dalam masa pendidikan menengah atas. Selanjutnya dikuatkan dengan pendekatan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986 yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan reinforcement dan pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Kematangan karier akuntansi sendiri dapat dilihat dari seberapa matang individu siswa dalam merencanakan karier yang akan dipilihnya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan informasi lingkungan dunia kerja. Selain itu juga dapat dilihat dengan usaha yang dilakukan siswa tersebut sehingga mampu menelaah mana yang terbaik dan potensial untuk kehidupannya kelak, ini merupakan salah satu karakter psikologis yang disebut dengan Locus Of Control LOC Internal yang merupakan pusat kendali seseorang dimana individu yankin apa yang akan dia raih itu karena usaha yang telah dilakukannya. Disinilah akan terbentuk kematangan karier akuntansi pada siswa. Dimana kematangan karier akuntansi adalah situasi kesiapan diri dari individu untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera dalam menjalankannya. Dalam penelitian Seniawati 2014 mengemukakan bahwa layanan informasi karier berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa. Pemahaman diri minat, ability, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan kekurangan di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Disinilah peran Locus of Control LOC Internal dalam menstimulus individu dalam mempersiapkan siswa dalam menentukan karier kedepannya. Informasi karier sangat di perlukan siswa bukan hanya sekedar menginformasikan mengenai dunia industri, tetapi siswa dituntut untuk memahami potensi dirinya sehingga siswa tidak salah dalam memilih karier nantinya. Siswa akan memiliki kesiapan kerja ketika siswa mulai merancang dan menentukan karier yang terbaik untuk kedepannya. Dengan kematangan karier akuntansi yang baik maka siswa dengan Locus of Control LOC internal yang baik pula maka siswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H9: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi Uraian di atas yang telah dijabarkan secara grafis dapat digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 2.2. Model Penelitian Empiris

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana pengumpulan dan pengukuran data berbentuk angka-angka dan hasil penelitian dianalisa menggunakan perhitungan statistik. Desain penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto. Sugiyono 2013:26 mengungkapkan bahwa penelitian ex-post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.

3.2. Populsi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010:117. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII kejuruan akuntansi SMK Negeri 1 Batang tahun ajaran 20142015 yang berjumlah 64 siswa dengan rincian sebagai berikut. Tabel 3.1. Jumlah Populasi No Kelas Jumlah Siswa 1 XII Akuntansi 1 34 2 XII Akuntansi 2 30 Total 64 Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang 73

3.2.2. Sampel

Sampel yang diambil sebaiknya diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel tersebut harus betul-betul mewakili. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Sampling Jenuh atau Sampling Sensus. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Batang yang berjumlah 64 siswa. Suharsimi 2006:134 mengemukakan bahwa apabila sampel yang subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tabel 3.2. Sampel Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 XII Akuntansi 1 34 2 XII Akuntansi 2 30 Total 64 Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Batang

3.3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel yaitu variabel bebas, variabel intervening dan variabel terikat.

3.3.1. Variabel independen bebas

Variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen Sugiyono 2010: 61. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: a. Locus Of Control LOC Internal Menurut Anni dan Rifa‟i 2011:179 mengemukakan bahwa anak yang memiliki locus of control LOC internal akan percaya bahwa keberhasilan atau kegagalan adalah karena upaya atau kemampuan yang dimiliki. Menurut Zulkaida 2007 indikator dapat yang digunakan untuk mengukur locus of control LOC internal adalah keahlian skill, kemampuan ability dan usaha effort. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rotter dalam artikel yang di publikasikan oleh psych fullerton 2014, orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan skill, kemampuan abillity dan usaha effort lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka.

b. Pengalaman On the Job Training OJT

Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri DUDI. Indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the Job Training OJT yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT.

3.3.2. Variabel Intervening

Sugiyono 2010:63 menyatakan bahwa variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati, dan diukur. Variabel intervening disebut juga sebagai variabel penyelaantara yang terletak diantara variabel dependen dan independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening yaitu engalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi. a. Pengalaman On the Job Training OJT Pengalaman On the Job Training OJT yaitu pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar melalui program On the Job Training OJT yang diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan bekerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri DUDI. indikator dapat yang digunakan untuk mengukur Pengalaman On the Job Training OJT yaitu keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki, kemampuan dan keseriusan OJT, pengenalan lingkungan kerja, fasilitas OJT, dan monitoring pelaksanaan OJT. b. Kematangan Karier Akuntansi Kematangan karier akuntansi sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari individu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang di hadapkan kepadanya, karena perkembangan biologis dan sosialnya serta harapan dari orang- orang dalam masyarakat yang telah mencapai tahapan perkembangan tersebut BrownBrook, 1997:32. Menurut Super dalam Sharf 2006 konsep kematangan karier akuntansi career maturity dapat diukur melalui indikator Career Planfulness perencanaan karier, Career Exploration eksplorasi karir, Decision Making membuat keputusan, World-of-work Information Informasi dunia kerja, dan Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati.

3.3.3. Variabel dependen terikat

Sugiyono 2010:61 menjelaskan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, dimana kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan yang dalam hal ini yaitu bekerja. indikator kesiapan kerja yakni: e. Kondisi fisik, mental dan emosional f. Mempunyai ambisi untuk maju g. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain h. Keterampilan dan pengetahuan Munandar: 2008, Slameto: 2010, Hamalik: 2007

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Kuesioner Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2010:199. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai Walgito, 2005:76. Penskoran menggunakan skala likert dengan alternatif lima pilihan jawaban. Adapun alternatif jawaban yang digunakan dalam skala Likert yaitu: Alternatif jawaban Sangat Setuju SS diberi skor = 5 Alternatif jawaban Setuju S diberi skor = 4 Alternatif jawaban Ragu-Ragu R diberi skor = 3 Alternatif jawaban Tidak Setuju TS diberi skor = 2 Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju STS skor = 1 Sugiyono, 2010: 135 Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan pada responden yang berhubungan dengan penelitian. Indikator yang akan diukur dalam skala likert dijabarkan menjadi indikator varibel yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun instrumen yang berupa pernyataan. Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian ini dijabarkan pada table dibawah ini. Tabel 3.3. Penilaian Scoring Jawaban Responden Variabel Jenis Jawaban Skor + - Kesiapan Kerja Y 1. Kondisi fisik, mental dan emosional 2. Mempunyai ambisi untuk maju 3. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain 4. Keterampilan dan pengetahuan Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Locus Of Control LOC Internal X1 1. Skills Keahlian 2. Ability Kemampuan 3. Efforts Usaha Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Pengalaman On the Job training OJT X2 1. Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian 2. Kemampuan dan keseriusan OJT 3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT 5. Monitoring Pelaksanaan OJT Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Kematangan karier akuntansi X3 1. Career Planfulness perencanaan karier 2. Career Exploration eksplorasi karir Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu 5 4 3 1 2 3 Variabel Jenis Jawaban Skor + - 3. Decision Making membuat keputusan 4. World-of-work Information Informasi dunia kerja 5. Knowledge of the preferred occuspational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 2 1 4 5

3.5. Instrumen Penelitian

3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen Arikunto 2010: 168. Suatu instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi begitu juga sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yag dinginkan. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk variabel dengan menggunakan aplikasi SPSS v.20. Instrumen dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total konstruk menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan diketahui dari nilai sig 2 tailed kurang dari 0,05 dengan taraf signifikansi 5. Uji coba instrumen untuk mengetahui validitas instrumen dilakukan di SMK Negeri 1 Batang dengan jumlah responden 36 siswa yang berasal dari kelas XI Akuntansi 1. Pemilihan XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Batang sebagai tempat uji coba instrumen didasari pada teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, yakni teori perkembangan yang berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan dimana usia remaja akhir yakni kisaran umur 16-18 tahun. Siswa kelas XI SMK pada umumnya adalah 16-17 tahun. Selain itu juga sesuai kurikulum SMK Negeri 1 Batang, kelas XI kompetensi Keahlian Akuntansi sudah menyelesaikan program On the Job Training OJT pada bulan Maret 2015. Sehingga masih bisa dijadikan responden uji coba. Berdasarkan hasil uji validitas angket tentang peran pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dalam memediasi pengaruh Locus Of Control LOC internal terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMK Negeri 1 Batang dengan menggunakan program SPSS v.20 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 1 0,000 0,05 Valid 2 0,000 0,05 Valid 3 0,000 0,05 Valid 4 0,227 0,05 Invalid 5 0,000 0,05 Valid 6 0,000 0,05 Valid 7 0,000 0,05 Valid 8 0,000 0,05 Valid 9 0,012 0,05 Invalid 10 0,000 0,05 Valid 11 0,012 0,05 Invalid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,000 0,05 Valid 14 0,000 0,05 Valid 15 0,000 0,05 Valid 16 0,227 0,05 Invalid 17 0,000 0,05 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.4. diatas, terlihat bahwa terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 13 pernyataan yang valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed. Ketentuannya yakni apabila nilai p0,05, maka item pertanyaan itu dikatakan valid dan apabila nilai p0,05 maka item pertanyaan itu dikatakan invalid. Tabel 3.5. Hasil Uji Locus Of Control LOC Internal Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 1 0,000 0,05 Valid 2 0,001 0,05 Valid 3 0,000 0,05 Valid 4 0,133 0,05 Invalid 5 0,000 0,05 Valid 6 0,007 0,05 Invalid 7 0,000 0,05 Valid 8 0,000 0,05 Valid 9 0,000 0,05 Valid 10 0,000 0,05 Valid 11 0,001 0,05 Valid 12 0,004 0,05 Valid 13 0,003 0,05 Valid 14 0,017 0,05 Invalid 15 0,385 0,05 Invalid Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.5. diatas, terlihat bahwa terdapat 4 pernyataan yang invalid dan 11 pernyataan yang valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed. Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Pengalaman On the Job Training OJT Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 1 0,000 0,05 Valid 2 0,229 0,05 Invalid 3 0,003 0,05 Invalid 4 0,000 0,05 Valid Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 5 0,005 0,05 Valid 6 0,073 0,05 Valid 7 0,000 0,05 Valid 8 0,000 0,05 Valid 9 0,001 0,05 Valid 10 0,007 0,05 Invalid 11 0,000 0,05 Valid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,000 0,05 Valid 14 0,001 0,05 Valid 15 0,000 0,05 Valid 16 0,001 0,05 Valid 17 0,024 0,05 Invalid 18 0,000 0,05 Valid 19 0,000 0,05 Valid 20 0,000 0,05 Valid 21 0,004 0,05 Valid 22 0,219 0,05 Invalid 23 0,649 0,05 Invalid Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.6. diatas, terlihat bahwa terdapat 6 pernyataan yang invalid dan 17 pernyataan yang valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed. Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kematangan karier akuntansi Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 1 0,000 0,05 Valid 2 0,000 0,05 Valid 3 0,000 0,05 Valid 4 0,000 0,05 Valid 5 0,001 0,05 Valid 6 0,002 0,05 Valid 7 0,000 0,05 Valid 8 0,003 0,05 Valid 9 0,000 0,05 Valid 10 0,000 0,05 Valid Correlation Butir Pernyataan Sig. 2-tailed Sig 5 Hasil 11 0,000 0,05 Valid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,000 0,05 Valid 14 0,000 0,05 Valid 15 0,000 0,05 Valid 16 0,000 0,05 Valid 17 0,000 0,05 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3.7. diatas, terlihat bahwa semua pernyataan valid yaitu dengan melihat nilai signifikasi p atau dalam SPSS biasa tercantum sig.2-tailed.

3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu instrumen. Suatu kuesioner diakatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu Ghozali, 2011:47. Uji reliabilitas dapat diketahui melalui uji statistik Cronbach Alpha α dengan menggunakan aplikasi SPSS v.20. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,70 Nunnally: 1995 dalam Ghozali 2011:48. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen penelitian yang telah digunakan. Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Cronbachs Alpha Based on Standardized Items Kriteria Nunnally 0,70 Hasil Kesiapan Kerja 0,913 0,70 Reliabel Locus Of Control LOC Internal 0,837 0,70 Reliabel Pengalaman On the Job Training OJT 0,889 0,70 Reliabel Variabel Cronbachs Alpha Based on Standardized Items Kriteria Nunnally 0,70 Hasil Kematangan karier akuntansi 0,924 0,70 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian,diolah 2015 Berdasarkan Tabel 3.8. diatas, diketahui bahwa nilai Cronbachs Alpha pada masing-masing variabel berada diatas 0,70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1. Analisis Deskriptif

Sugiyono 2010: 207-208 menjelaskan bahwa analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi. Untuk melakukan analisis data kesiapan kerja siswa, Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi jawaban angket. b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden. d. Menentukan skor dengan rumus: Keterangan : n = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah total responden Langkah-langkah untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif persentase yang diperoleh dari masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif persentase kemudian mendiskripsikan ke dalam kalimat. Cara menentukan tingkat kriteria untuk variabel kesiapan kerja siswa, Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training OJT dan kematangan karier akuntansi adalah sebagai berikut : a. Menentukan skor tertinggi b. Menentukan skor terendah c. Menetapkan rentang Rentang diperoleh dengan cara mengurangi skor tertinggi dengan skor terendah. d. Menetapkan interval kelas Interval diperoleh dengan cara membagi rentang ditambah dengan jawaban terkecil kemudian dibagi dengan jawaban tertinggi yang ditetapkan. e. Menetapkan jenjang kriteria Dalam menetapkan jenjang kriteria, peneliti mengelompokkan menjadi 5 kriteria. Untuk menentukan kategori deskriptif variabel kesiapan kerja siswa, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut: Skor Tertinggi = 65 Skor Terendah = 42 Rentang = 65- 42 = 23 Interval = 23+15 = 4,8 dibulatkan menjadi 5 Tabel 3.9. Jenjang Kriteria Variabel Kesiapan kerja siswa No. Interval Kriteria 1 62-66 Sangat Baik 2 57-61 Baik 3 52-56 Cukup 4 47-51 Kurang 5 42-46 Sangat Kurang Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015 Untuk menentukan kategori deskriptif variabel Locus Of Control LOC Internal, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut: Skor Tertinggi = 51 Skor Terendah = 31 Rentang = 51- 31 = 20 Interval = 20+15 = 4,2 dibulatkan menjadi 4 Tabel 3.10. Jenjang Kriteria Variabel Locus Of Control LOC Internal No. Interval Kriteria 1 47-51 Sangat Baik 2 43-46 Baik 3 39-42 Cukup 4 35-38 Kurang 5 31-34 Sangat Kurang Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015 Untuk menentukan kategori deskriptif Pengalaman On the Job Training OJT, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut: Skor Tertinggi = 83 Skor Terendah = 58 Rentang = 81- 58 = 23 Interval = 23+15 = 4,8 dibulatkan menjadi 5 Tabel 3.11. Jenjang Kriteria Variabel Pengalaman On the Job Training OJT No. Interval Kriteria 1 78-83 Sangat Baik 2 73-77 Baik 3 68-72 Cukup 4 63-67 Kurang 5 58-62 Sangat Kurang Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015 Untuk menentukan kategori deskriptif kematangan karier akuntansi, dibuat dengan kategori dengan perhitungan sebagai berikut: Skor Tertinggi = 78 Skor Terendah = 50 Rentang = 78- 50 = 28 Interval = 28+15 = 5,8 dibulatkan menjadi 6 Tabel 3.12. Jenjang Kriteria Variabel Kematangan karier akuntansi No. Interval Kriteria 1 74-79 Sangat Baik 2 68-73 Baik 3 62-67 Cukup 4 56-61 Kurang 5 50-55 Sangat Kurang Sumber: Hasil Pengolahan Data penelitian, diolah 2015

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal apa tidak Ghozali, 2011:160. Model uji normalitas dapat menggunakan histogram, normal problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut: H : Data terdistribusi dengan normal H 1 : Data tidak terdistribusi dengan normal Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan aplikasi SPSS v.20 mempunyai Sig α 0,05 maka H ditolak, ini berarti data tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig α 0,05 maka H diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.

3.6.2.2. Uji Linearitas

Uji linearitas Ghozali,2011:166 digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Uji linearitas dapat dilihat pada output SPSS dalam kolom linearity pada ANOVA Table pada taraf signifikansi 0,05. Variabel dikatakan mempunyai hubungan linear apabila signifikansi kurang dari 0,05.

3.6.2.3. Uji Heteroskedastiditas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Salah satu di antaranya adalah uji glejser. Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati dalam Ghozali 2011:142. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas signifikansinya diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastiditas Ghozali, 2011:142.

3.6.3. Pembentukan Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ghozali 2011:249 manfaat path analysis yaitu perluasan dari persamaan regresi sederhana atau berganda yang diperlukan pada jalur hubungan variabel-variabel yang lebih dari satu persamaan. Dalam penelitian ini persamaan untuk hipotesis terdapat dua regresi berganda yaitu:

a. Regresi Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training

OJT dan kematangan karier akuntansi terhadap kesiapan kerja siswa dengan persamaan regresi Keterangan: Y 1 = kesiapan kerja siswa α = Konstanta p 1 p 2 = Koefisien Regresi X 1 = Locus of Control LOC Internal X 2 = Pengalaman On the Job Training OJT Y 2 = Kematangan Karier Akuntansi e 1 = Variance kesiapan kerja siswa yang tidak dijelaskan oleh variabel independen Locus Of Control LOC Internal, Pengalaman On the Job Training OJT dan Kematangan Karier Akuntansi.

b. Regresi Locus Of Control LOC internal, pengalaman On the Job Training

OJT terhadap kematangan karier akuntansi dengan persamaan regresi Keterangan: Y 2 = Kematangan Karier Akuntansi α = Konstanta Y 1 = α + p 1 X 1 + p 2 X 2 + p 3 Y 2 + e 1 Y 2 = α + p 4 X 1 + p 5 X 2 + e 2 p 4 p 5 = Koefisien Regresi X 1 = Locus Of Control LOC Internal X 2 = Pengalaman On the Job Training OJT e 2 = Variance kematangan karier akuntansi yang tidak dijelaskan oleh variabel independen Locus Of Control LOC Internal dan Pengalaman On the Job Training OJT.

c. Regresi Locus Of Control LOC Internal terhadap pengalaman On the Job

Training OJT dengan persamaan regresi Keterangan: X 2 = Pengalaman On the Job Training OJT α = Konstanta p 6 = Koefisien Regresi X 1 = Locus Of Control LOC Internal Gambar 3.1 Hubungan Struktur X 1 , X 2 , X 3 terhadap Y P6 P3 P1 P4 P2 P5 Locus Of Control LOC Internal X 1 Pengalaman On the Job Training OJT X 2 Kesiapan Kerja Y Kesiapan Kematangan karier akuntansi e 2 e 1 X 2 = α + p 6 X 1

3.6.3.1. Uji Sobel

Sobel test digunakan untuk melihat pengaruh mediasi yang dapat dilihat dari perkalian koefisien signifikan atau tidak Ghozali, 2013:255. Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen X kepada variabel dependen Y melalui variabel intervening M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M a dengan jalur M→Y b atau ab. Jadi koefisien ab = c –c‟, dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c‟ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung indirect effect Sab dihitung dengan rumus berikut ini: Sp2p3 = √ p3 2 Sp2 2 + p2 2 Sp3 2 + Sp2 2 Sp3 2 Berdasarkan hasil Sp2p3 kita dapat menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut: Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi Ghozali, 2013:255.

3.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur path analysis dan uji t. Menurut Ghozali 2011: 249 Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis regresi berganda dilakukan untuk setiap variabel dalam model dan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan variabel dependen dengan variabel independen. 3.6.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011:98. Apabila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan 5, maka Ho ditolak dan menerima Ha bila nilai t 2 dalam nilai absolute maka Ha diterima dan menolak Ho. Dalam penelitian ini uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis: H 1 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 2 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Pengalaman On the Job Training OJT kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 4 : Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 5 : Terdapat Pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 7 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 8 : Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 3.6.4.2.Analisis Jalur Path Analysis Teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap X3 serta dampaknya terhadap Y Riduwan dan Kuncoro, 2008:115. Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap dependen melalui variabel intervening. Dalam penelitian ini digunakan untuk menguji: H 3 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job Training OJT kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 6 : Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. H 9 : Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang.

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 42,9. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik Locus Of Control LOC Internal maka semakin tinggi pula kematangan karier akuntansi siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 2. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap pengalaman On the Job Training OJT siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 62,6. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control LOC Internal maka semakin tinggi pula Pengalaman On the Job Training OJT siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 3. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi melalui pengalaman On the Job Training OJT siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 25,6. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control LOC Internal maka akan mengakibatkan kematangan karier akuntansi semakin baik, dan dikuatkan dengan ketika siswa mempunyai Pengalaman On the Job Training OJT yang baik akan lebih menunjang pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 149 1 Batang. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 2,0898 lebih besar dari t tabel 1,6690. 4. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 26,2 . Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 1 Batang. 5. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 40,9. Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki siswa maka kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang yang dimiliki juga akan tinggi. 6. Terdapat pengaruh secara signifikan Pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja melalui kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 12,8 . Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Pengalaman On the Job Training OJT yang dimiliki oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi. Adanya kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Pengalaman On the Job Training OJT yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, akan tetapi dalam penelitian ini ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier akuntansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 2,0285 lebih besar dari t tabel 1,6690. 7. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 42,2. Hal ini mengandung arti bahwa Locus Of Control LOC Internal yang tinggi maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang juga akan tinggi. 8. Terdapat pengaruh secara signifikan Kematangan karier akuntansi terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 31,2. Hal ini mengandung arti Kematangan karier akuntansi yang tinggi maka Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang juga akan tinggi. 9. Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja melalui Kematangan karier akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang sebesar 13,4. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi Locus Of Control LOC Internal yang dimiliki oleh siswa akan mengakibatkan kesiapan kerja siswa yang tinggi. Adanya kematangan karier akuntansi setelah siswa mempunyai Locus Of Control LOC Internal yang tinggi akan lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Batang, Akan tetapi dalam penelitian ini ternyata besarnya pengaruh lebih besar jika tanpa kematangan karier akuntansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan sobel test untuk menguji signifikansinya yang diperoleh hasil t hitung 1,8794 lebih besar dari t tabel 1,6690.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan terhadap kematangan karier akuntansi. Pengendalian kualitas Locus Of Control LOC Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian, kemampuan dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 2. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan terhadap pengalaman On the Job Training OJT. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa dan sekolah. Sekolah hendaknya memilih dunia usaha dan dunia industri DUDI untuk kerjasama On the Job Training OJT yang sesuai dengan karakteristik kejuruan, dalam penelitian ini khususnya dalam bidang akuntansi dengan harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang akuntansi. 3. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap kematangan karier akuntansi. Peningkatan pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT untuk kemudian dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi yang baik dengan berbekal Locus Of Control LOC Internal yang tinggi berupa skills, ability dan effort. 4. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa dan guru. Guru hendaknya memberikan pembelajaran yang lebih mengacu pada aktualisasi diri siswa, diharapkan siswa dapat mempunyai kesadaran diri untuk pencapaian karier kedepannya sesuai dengan usaha yang dilakukan. Dalam penelitian ini khususnya dalam bidang akuntansi dengan harapan siswa dapat memahami lingkungan kerja di bidang akuntansi ketika melaksanakan program pengalaman On the Job Training OJT. 5. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengalaman On the Job Training OJT secara positif dan signifikan terhadap kematangan karier akuntansi. Peningkatan kualitas pengalaman On the Job Training OJT sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan memahami lingkungan kerja tempat siswa dari siswa On the Job Training OJT tersebut sehingga siswa mempunyai gambaran karier akuntansi kedepan pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 6. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh pengalaman On the Job Training OJT terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT untuk kemudian dirancang supaya siswa mempunyai kematangan karier akuntansi yang baik sehingga siswa sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja. 7. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Locus Of Control LOC Internal secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Pengendalian kualitas Locus Of Control LOC Internal sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan keahlian, kemampuan dan usaha dari siswa tersebut agar dapat meningkatkan keyakinan pada dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 8. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kualitas kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa sendiri dengan perencanaan karier, eksplorasi karier, membuat keputusan karier, mencari informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang akuntansi. Sehingga siswa tersebut mempunyai persiapan untuk dirinya dalam menghadapi dunia kerja. 9. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan karier akuntansi secara positif dan signifikan dapat memediasi pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap kesiapan kerja siswa. Peningkatan kematangan karier akuntansi sebaiknya dilakukan oleh siswa dengan perencanaan karier, eksplorasi karier, membuat keputusan karier, mencari informasi dunia kerja dan pengetahuan mengenai pekerjaan di bidang akuntansi. Dengan kematangan karier tersebut dikuatkan dengan berbekal Locus Of Control LOC Internal yang tinggi berupa skills, ability dan effort untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja. 10. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengubah model penelitian mediasi ke moderator untuk hasil lebih optimal. Ataupun dengan menambah ruang lingkup penelitian sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan dengan menambah instrumen penelitian seperti pertanyaan terbuka untuk melakukan wawancara, agar hasil penelitian lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Aji, Rahmanto, dkk. 2013. Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMKN 4 Purworejo. Jurnal. Jurnal Psikologi Undip JPU. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Rev. 2010. Jakarta: Rineka Cipta. -----. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ariyani, Eli. 2014. Pengaruh Internal Locus Of Control terhadap Kematangan Karier Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Samarinda. Jurnal. Ejurnal Untag Samarinda. Baharuddin dan Moh. Makin. 2007. Pendidikan Humanistik. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. BPS. 2014. Berita Resmi Statistik No 8511XVII. www.bps.go.id . Accepted of Feb, 7 th 2015, Pk. 19.40 WIB. Brown, Duance. Brooks Linda. 1996. Career Choice and Development. San Farancisco: Jossey-Bass Publishers. Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi terjemahan kartini kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo persada. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Dewi, Mita Puspita, Wahyuni, Dessy S, dkk. 2014. Hubungan antara Locus of control dan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dengan kematangan karier pada siswa program studi keahlian teknik komputer dan informatika. Jurnal. JPTK Undiksha. Erni Prabawati. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 20112012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Friedman, H.S., Schustack, M. W. 2009. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga. 156 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 ed. 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halawa. 2013. Buku Panduan Praktik Kerja Industri Prakerin SMK. www.academia.edubukuprakerinsmk . Accepted of Feb, 7 th 2015, Pk. 19.45 WIB. Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hana, Ngadiman, dkk. 2013. Pengaruh Praktik Kerja Industri Prakerin dan Locus of Control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta. Jurnal. JUPE UNS. Kurniawan, Aris. 2012. Kesiapan siswa teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Garut dalam Bekerja dan Wirausaha. Skripsi. UPI. Larsen, J. Randy and D. M. Buss. 2002. Personality Psychology. New York: McGraw-Hill Companies. Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK Dikti. Mearns, J. 2014. The Social Learning Theory of Julian B. Rotter 1916-2014. Artikel. http:psych.fullerton.edujmearnsrotter.htm. Accepted of Feb, 7 th 2015, Pk. 19.33 WIB. Monks, Knoers dan Siti Rahayu. 1991. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mu‟ayati, Rofi‟ul. 2014. Pengaruh Praktik Kerja Industri Prakerin Prakerin, penguasaan mata diklat produktif akuntansi dan minat kerja siswa terhadap kesiapan menghadapi dunia kerja siswa SMK program keahlian akuntansi di SMK N 1 Salatiga tahun ajaran 20132014. Jurnal. Economic Education Analysis Journal. Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta: PT Grasindo. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Phares, E jerry. 1976. Locus Of Control In Personality. Canada: Simultaneously. Pinasti, Woro. 2011. Pengaruh Self Eficacy, Locus of Control dan Faktor Demografis terhadap Kematangan Karier Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 157 Poerwodarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rifa‟i, Achmad dan Catharina T. A,. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKUMKDK-LP3 UNNES. Salkind, Neil J. 2009. Teori-Teori Perkembangan Manusia terjemahan M. Khozim. Bandung: Nusa Media. Schultz, Duane P, Sydney, E. Schultz. 2005. Theory of Personality 8 th Ed. United states of America: Thomson Wadsworth. Seligman, L. 1994. Developmental career counselling and assesment. Thousand Oaks: Sage Publication. Seniwati, Komang, dkk. 2014. Efektivitas Teori Karier Holland Melalui Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Jurnal. Ejournal.undiksha-JJBK. Sharf, Richard S. 2006. Applying career development theory edisi ke 4. United States: Thomson BrookCole. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Alpikasi. Jakarta: PT Indeks. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit Alfabeta. -----------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sulistyarini, E.P.D. 2012. Pengaruh motivasi memasuki dunia kerjja dan pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap kesiapan kerja peserta didik kelas XII program keahlian akunntansi SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi. UNY. Sutopo Rahayu. 2007. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran 20082009. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY. Valid, Yanuar M. 2012. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta. Jurnal. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia. Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling Studi Karier. Yogyakarta: Penerbit Andi. Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Zulkaida, Anita, dkk. 2007. Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah Atas SMA. Jurnal. Proceeding PESAT. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR LOCUS OF CONTROL LOC INTERNAL, PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING OJT, KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI DAN KESIAPAN KERJA VARIABEL PENELITIAN INDIKATOR NO. ITEM INSTRUMEN Jumlah LOCUS OF CONTROL LOC INTERNAL Julian Rotter 1. Skills Keahlian 2. Ability Kemampuan 3. Efforts Usaha 1,2,3,4,5,6 7,8,9,10 11,12,13,14,15 15 item instrumen PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING OJT Erni Prabawati, Oemar Hamalik 1. keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki 2. Kemampuan dan Keseriusan OJT 3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT 5. Monitoring Pelaksanaan OJT 1,2,3,4,5 6,7,8,9 10,11,12,13,14 15,16,17,18 19,20,21,22,23 23 item instrumen KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI Donald Super a. Career Planfulness perencanaan karier b. Career Exploration eksplorasi karir c. Decision Making membuat keputusan d. World-of-work Information Informasi dunia kerja e. Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati 1,2,3,4 5,6,7 8,9,10,11 12,13,14 15,16,17 17 item instrumen KESIAPAN KERJA Slameto 1. Kondisi fisik, mental dan emosional 2. Mempunyai ambisi untuk maju 3. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain 4. Keterampilan dan pengetahuan 1,2,3,4,5 6,7,8,9 10,11,12,13 14,15,16,17 17 item instrumen TOTAL 72 item instrumen pernyataan negatif LAMPIRAN 2 INSTRUMEN UJI COBA Kepada Yth. Siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Batang Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “PERAN PENGALAMAN ON THE JOB TRAINING OJT DAN KEMATANGAN KARIER AKUNTANSI DALAM MEMEDIASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL LOC INTERNAL TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BATANG”, maka saya memohon kepada Saudara untuk membantu pengumpulan data penelitian dengan mengisi angket ini. Jawaban yang Saudara berikan dijamin kerahasiaannya. Demikian besar harapan saya supaya saudara menjawab pertanyaan dengan sebenarnya agar tujuan pengumpulan data penelitian ini dapat tercapai sesuai harapan. Atas kesediaan dan kesungguhan saudara dalam menjawab angket ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Khotimatussa‟diyah NIM 7101411310 ANGKET UJI COBA PENELITIAN

A. Identitas Responden

Nama : No. Presensi : Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah dengan teliti sebelum menjawab. 3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda √ pada kolom yang tersedia. 4. Periksa kembali identitas dan jawaban anda sebelum angket diserahkan. 5. Alternatif jawaban yang disediakan memiliki 5 lima kemungkinan: SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

C. Daftar Pernyataan

Instrumen untuk Locus Of Control LOC Internal No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS Skills Keahlian 1. Saya yakin mempunyai keahlian di bidang akuntansi untuk menunjang karier dalam bidang akuntansi. 2. Keahlian akuntansi yang saya miliki tidak menjamin diterimanya saya pada pekerjaan di bidang akuntansi. 3. Saya pesimis untuk segera di terima bekerja di dunia kerja. 4. Untuk meningkatkan kemampuan kompetensi keahlian akuntansi yang saya tempuh, saya mengikuti kursus, seminar, workshop atau belajar sendiri melalui internet mengenai akuntansi. 5. Saya bisa menyelesaikan pembukuan akuntansi menggunakan program MYOB dengan cepat dan tepat. 6. Saya lambat dalam menyelesaikan tugas apapun yang harus saya kerjakan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Ability Kemampuan 7. Saya mampu membuat produkoutput dengan maksimal sesuai dengan keahlian akuntansi yang saya miliki. 8. Saya mampu menentukan pilihan karier dengan berpedoman pada prestasi saya di sekolah. 9. Saya kurang yakin dapat menyelesaikan pekerjaan yang akan saya hadapi tepat waktu. 10. Saat saya membuat perencanaan karier, saya yakin mampu mencapai tujuan saya dengan kemampuan yang saya miliki. Efforts Usaha 11. Saya tetap berusaha mencapai apa yang saya inginkan, meski banyak hambatan. 12. Terdapat hubungan yang kuat antara seberapa giat saya berusaha dengan hasil yang saya raih. 13. Bagi saya, keberuntungan tidak berperan penting dalam kehidupan saya. 14. Takdir sangatlah berperan penting dalam keputusan karier saya. 15. Dengan usaha yang cukup, saya dapat bekerja dengan penghasilan yang tinggi. Instrumen untuk Pengalaman On the Job Training OJT No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki 1. Saya dapat mengasah kemampuan dibidang Akuntansi yang saya miliki. 2. Project yang di tugaskan oleh guru hampir mirip dengan tugas yang diberikan oleh instruktur pimpinan. 3. Teori pel aj ar an di bi dan g akunt ansi yang di dapatkan di sekolah dapat di aplikasikan di tempat On the Job Training OJT. 4. Program On the Job Training OJT dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku sekolah. 5. Saya tidak dapat mengoperasikan alat-alat kantor yang berhubungan dengan pembukuan akuntansi pada saat melaksanakan On the Job Training OJT. Kemampuan dan Keseriusan On the Job Training OJT 6. Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan oleh instruktur pimpinan dengan waktu yang sudah ditentukan. 7. Saya dapat mengontrol kualitas hasil kerja yang saya kerjakan. 8. Saya lebih mengedepankan kejujuran dan tanggung jawab dalam bekerja. 9. Saya selalu datang 5 menit setelah jam masuk kantor ketika On the Job Training OJT. Pengenalan lingkungan kerja 10. Saya lebih mengarah kepada penyesuaian diri di dunia kerja beserta tata tertib yang ada didalamnya. 11. Saya diajarkan kedisiplinan serta tepat waktu saat mengikuti program On the Job Training OJT. 12. On the Job Training OJT memberikan gambaran kepada saya bagaimana No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS perancangan kebutuhan, strategi bisnis dan manajemen bisnis dalam dunia kerja. 13. Dengan mengikuti program On the Job Training OJT saya mengerti struktur organisasi, orang-orang yang ada di dalamnya serta perilaku-perilaku yang ada di dunia kerja. 14. Saya tidak memiliki hubungan baik dengan rekan kerja ketika On the Job Training OJT. Fasilitas On the Job Training OJT 15. Saya diperbolehkan mengoperasikan komputer kantor untuk mengefektifkan pekerjaan. 16. Saya diajarkan menggunakan peralatan untuk menunjang pekerjaan yang di berikan. 17. Saya diberi batasan dalam menggunakan Wifi koneksi internet di kantor. 18. Saya mendapat satu meja pribadi untuk meja kerja saya saat On the Job Training OJT . Monitoring Pelaksanaan On the Job Training OJT 19. Dengan mengikuti program On the Job Training OJT saya memiliki gambaran yang lebih baik tentang dunia kerja. 20. Dengan mengikuti program On the Job Training OJT saya mampu merancang tujuan setelah lulus sekolah dengan baik. 21. Program On the Job Training OJT mengajarkan kepada saya bagaimana pentingnya berkomunikasi, beradaptasi dan profesionalisme kerja agar dapat saya aplikasikan di dunia kerja sesungguhnya. 22. Setelah On the Job Training OJT , saya tidak pernah berpakaian rapi, karena tidak ada aturan yang ketat mengenai berbusana ketika On the Job Training OJT . 23. Kunjungan guru pembimbing On the Job Training OJT tidak berpengaruh dengan hasil kerja saya maupun nilai akhir On the Job Training OJT saya. Instrumen untuk kematangan karier akuntansi No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS Career Planfulness perencanaan karier 1. Saya membuat rancangan karier untuk 5 lima tahun mendatang setelah lulus sekolah. 2. Saya tidak pernah mempelajari informasi terkait jenis pekerjaan di bidang akuntansi. 3. Saya sering membicarakan perencanaan yang saya buat dengan orang-orang yang lebih berpengalaman. 4. Saya tidak mengetahui apakah pekerjaan di bidang akuntansi yang saya minati dapat menunjang hari tua saya. Career Exploration eksplorasi karir 5. Saya selalu ingin membaca lowongan pekerjaan terbaru dari berbagai sumber dan media. 6. Saya sangat ingin memperoleh informasi mengenai karier di bidang akuntansi yang akan saya pilih dari banyak sumber. 7. Saya sungkan bertanya kepada semua orang yang saya kenal terkait informasi karier di bidang akuntansi. Decision Making membuat keputusan 8. Berdasarkan pengetahuan saya, saya yakin dengan keputusan saya memilih karier di bidang akuntansi. 9. Saya akan menghadapi risiko apapun yang akan terjadi ketika saya memutuskan untuk memilih karier di bidang akuntansi. 10. Saya hanya ingin bekerja sesuai dengan keahlian yang saya miliki dari sekolah yaitu akuntansi. World-of-work Information Informasi dunia kerja 11. Dengan hasil belajar kejuruan akuntansi yang saya peroleh, saya yakin dapat bekerja di bidang akuntansi setelah lulus. 12. Saya mengetahui pekerjaan apa saja yang No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS tersedia di lapangan pekerjaan di bidang akuntansi. 13. Saya kurang memahami berbagai macam job desc pada bidang akuntansi di berbagai instansi ataupun perusahaan bisnis. 14. Saya mengetahui jabatan apa saja yang sedang banyak dibutuhkan saat ini khususnya di bidang akuntansi. Knowledge of the preferred occupational group pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati 15. Saya mengetahui persyaratan apa saja yang dibutuhkan pada pekerjaan di bidang akuntansi pada sebuah jabatan di instansi maupun perusahaan. 16. Saya mengetahui dan memahami kualifikasi yang harus saya kuasai pada pekerjaan di bidang akuntansi. 17. Saya tidak memiliki keahlian dalam memprediksi tipe orang-orang yang bekerja pada pekerjaan di bidang akuntansi. Instrumen untuk Kesiapan Kerja No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS Kondisi fisik, mental dan emosional 1. Saya dapat beradaptasi secara baik dengan menyesuaikan aturan-aturan yang sudah ditentukan di setiap tempat baru. 2. Saya memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik. 3. Saya tidak suka dikritik maupun diberi saran terkait dengan apa yang saya lakukan. 4. Saya tidak suka dibentak dan dimarahi ketika saya berbuat kesalahan dalam pekerjaan yang saya kerjakan. 5. Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS memasuki dunia kerja. Mempunyai ambisi untuk maju 6. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya sudah siap bekerja di bidang akuntansi baik di kantor maupun di lapangan. 7. Saya sangat optimis untuk segera bekerja di bidang akuntansi. 8. Dengan ilmu akuntansi yang saya dapatkan di sekolah, saya siap untuk segera bekerja di bidang akuntansi baik di kantor maupun di lapangan. 9. Motivasi yang tinggi menjadi dorongan yang kuat bagi kita untuk siap bekerja. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain 10. Jika ada anggota kelompok kesulitan dalam menjalankan tugas, maka saya siap membantu mengatasi masalah tersebut. 11. Saya sangat antusias dalam menjalankan project di bidang akuntansi bersama jika diberi tugas kelompok. 12. Saya bisa membagi tugas kepada anggota kelompok ketika ada project bersama. 13. Saya lebih menyukai pujian dan nilai untuk diri saya sendiri daripada kelompok. Keterampilan dan pengetahuan 14. Saya memiliki keahlian dan keterampilan di bidang akuntansi yang membuat saya percaya diri untuk terjun ke dunia kerja di bidang akuntansi. 15. Saya mampu membuat siklus akuntansi ataupun bidang-bidang akuntansi yang lain sesuai dengan standar akuntansi dan menyelesaikannya dengan baik. 16. Saya merasa kesulitan ketika saya harus memanipulasi atau merekayasa hasil pembukuan akuntansi. No. Butir Instrumen Jawaban SS S R TS STS 17. Saya mampu mengoperasikan alat-alat yang berhubungan dengan akuntansi seperti komputer akuntansi dengan software MYOB dan Spread Sheet. Terima Kasih  Batang, April 2015 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑ 1 Aini Yatul Hasanah 5 5 4 4 5 5 2 2 5 5 3 5 5 2 3 2 4 56 2 Anna Dila Distyanti 4 3 4 4 5 3 2 3 5 4 3 3 3 3 3 2 4 51 3 Atika Sari 5 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 3 4 57 4 Cunduk Trisnawati 2 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 55 5 Denninta Pujiati 5 4 3 2 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 52 6 Dewi Kartika 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67 7 Dewi Risqi Bahlia P. 3 4 4 2 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 58 8 Diah Nur Faidah 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 55 9 Diani Oktaviana R. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 54 10 Eka Efiana 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 60 11 Emmy Chusnul C. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 66 12 Farekha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71 13 Fiki Fuadiyah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 71 14 Galuh Widiastutik 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 58 15 Hidayatu R. A. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 49 16 Kanti Kinasih 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 62 17 Karunia Novita S. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56 18 Lia Agustina 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 3 4 3 3 3 4 55 19 Lina Ayuk D. 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 65 20 Niluh Anggita R. 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 3 53 21 Nur Aliyah 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 57 22 Nur Baitik K. 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 67 23 Nur Siti Sundari 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61 24 Nurul Arifiyah 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 3 2 4 59 25 Ratna Agustiawati 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 52 26 Rumi Alistari 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 2 5 67 27 Sherin Army D. P. 5 5 2 2 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 58 28 Sinta Rizki Utari 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 1 5 66 29 Siti Zuhriyah 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 54 30 Sri Suparsih 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 62 31 Tarwiyah 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 3 56 32 Tri Kholisah 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 3 3 4 4 3 4 59 33 Ulva Dwiyanti 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 58 34 Vinny Tasya C. A. 5 5 2 2 5 5 5 5 5 5 4 3 2 4 4 2 4 57 35 Wigiati 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 1 4 57 36 Yessy Navilma Putri 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 59 No. Nama Responden Skor Butir LAMPIRAN 3 TABULASI UJI COBA PENELITIAN kesiapan kerja Locus Of Control LOC Internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑ 1 Aini Yatul Hasanah 3 3 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 1 2 5 40 2 Anna Dila Distyanti 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 5 5 3 4 4 45 3 Atika Sari 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 3 2 4 48 4 Cunduk Trisnawati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 52 5 Denninta Pujiati 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 1 2 4 44 6 Dewi Kartika 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 56 7 Dewi Risqi Bahlia P. 4 3 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 3 1 3 47 8 Diah Nur Faidah 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 5 5 2 2 4 46 9 Diani Oktaviana R. 4 5 5 4 3 5 3 4 4 4 5 4 3 3 3 50 10 Eka Efiana 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 46 11 Emmy Chusnul C. 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 56 12 Farekha 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 57 13 Fiki Fuadiyah 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 57 14 Galuh Widiastutik 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 2 4 48 15 Hidayatu R. A. 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 40 16 Kanti Kinasih 3 2 4 5 3 4 2 4 4 5 5 4 4 2 3 49 17 Karunia Novita S. 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 2 2 4 47 18 Lia Agustina 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 43 19 Lina Ayuk D. 4 2 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 46 20 Niluh Anggita R. 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 2 3 3 48 21 Nur Aliyah 4 5 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 2 3 4 52 22 Nur Baitik K. 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 56 23 Nur Siti Sundari 5 2 4 2 5 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 46 24 Nurul Arifiyah 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 1 5 55 25 Ratna Agustiawati 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 2 3 3 47 26 Rumi Alistari 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 54 27 Sherin Army D. P. 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 3 5 55 28 Sinta Rizki Utari 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 59 29 Siti Zuhriyah 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 43 30 Sri Suparsih 4 5 5 3 3 4 4 5 3 5 4 5 4 1 3 49 31 Tarwiyah 4 3 3 4 2 4 3 5 4 4 4 5 2 3 2 45 32 Tri Kholisah 4 4 5 4 3 5 4 3 4 5 5 5 3 4 1 51 33 Ulva Dwiyanti 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 1 4 53 34 Vinny Tasya C. A. 4 3 1 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 1 5 46 35 Wigiati 4 4 5 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 46 36 Yessy Navilma Putri 4 5 4 5 4 4 3 4 2 5 5 4 2 4 4 50 No. Nama Responden Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∑ 1 Aini Yatul Hasanah 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 1 107 2 Anna Dila Distyanti 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 5 3 89 3 Atika Sari 4 2 3 5 2 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 2 2 4 4 5 5 4 90 4 Cunduk Trisnawati 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 88 5 Denninta Pujiati 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 4 3 5 4 4 5 2 92 6 Dewi Kartika 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 1 5 5 5 5 3 98 7 Dewi Risqi Bahlia P. 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 89 8 Diah Nur Faidah 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 2 5 5 5 4 3 101 9 Diani Oktaviana R. 4 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 2 81 10 Eka Efiana 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3 5 4 2 88 11 Emmy Chusnul C. 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 2 4 5 5 5 1 99 12 Farekha 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 102 13 Fiki Fuadiyah 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 106 14 Galuh Widiastutik 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 2 94 15 Hidayatu R. A. 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 2 93 16 Kanti Kinasih 4 2 2 5 1 4 4 5 4 5 5 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 90 17 Karunia Novita S. 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 85 18 Lia Agustina 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 2 84 19 Lina Ayuk D. 4 3 2 5 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 98 20 Niluh Anggita R. 4 2 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 2 97 21 Nur Aliyah 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 2 5 4 5 5 3 101 22 Nur Baitik K. 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 1 5 5 5 5 3 99 23 Nur Siti Sundari 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 1 4 3 4 5 4 95 24 Nurul Arifiyah 4 4 3 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 1 4 5 3 4 3 4 4 4 92 25 Ratna Agustiawati 4 2 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 2 99 26 Rumi Alistari 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 2 5 5 5 5 3 101 27 Sherin Army D. P. 5 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 99 28 Sinta Rizki Utari 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 109 29 Siti Zuhriyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 88 30 Sri Suparsih 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 1 4 4 1 5 5 5 5 4 98 31 Tarwiyah 4 3 3 5 3 4 4 5 5 4 5 3 5 5 2 3 4 2 4 3 4 5 1 86 32 Tri Kholisah 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 1 5 4 3 5 2 98 33 Ulva Dwiyanti 5 4 3 5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 2 4 5 4 2 5 4 4 5 2 93 34 Vinny Tasya Clara A. 4 4 5 5 4 1 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 3 2 5 5 5 1 4 94 35 Wigiati 4 4 2 4 2 5 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 1 4 4 5 5 4 87 36 Yessy Navilma Putri 4 4 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 5 5 4 4 2 5 4 5 5 4 94 No. Nama Responden Skor Butir Pengalaman On the Job Training OJT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑ 1 Aini Yatul Hasanah 4 5 5 3 5 5 5 3 5 1 3 3 2 3 2 2 2 49 2 Anna Dila Distyanti 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 4 2 45 3 Atika Sari 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 49 4 Cunduk Trisnawati 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 52 5 Denninta Pujiati 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 47 6 Dewi Kartika 4 5 4 3 5 5 5 5 4 1 5 4 3 4 3 4 4 59 7 Dewi Risqi Bahlia P. 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 48 8 Diah Nur Faidah 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 58 9 Diani Oktaviana R. 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 50 10 Eka Efiana 3 4 3 4 3 5 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 51 11 Emmy Chusnul C. 4 5 4 2 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 60 12 Farekha 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 4 3 3 5 5 5 64 13 Fiki Fuadiyah 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 67 14 Galuh Widiastutik 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4 48 15 Hidayatu R. A. 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 45 16 Kanti Kinasih 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 2 3 4 4 3 58 17 Karunia Novita S. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 54 18 Lia Agustina 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 47 19 Lina Ayuk D. 4 4 5 2 5 5 1 5 4 3 3 4 2 5 5 4 3 56 20 Niluh Anggita R. 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 2 4 4 46 21 Nur Aliyah 3 2 4 4 4 4 3 5 4 2 3 3 2 3 4 3 2 50 22 Nur Baitik K. 4 5 4 3 5 5 5 5 4 1 5 4 3 4 3 4 4 59 23 Nur Siti Sundari 2 3 2 2 4 4 2 4 4 5 5 5 2 2 2 4 2 49 24 Nurul Arifiyah 4 5 2 5 5 4 4 3 5 2 3 3 3 3 5 5 4 56 25 Ratna Agustiawati 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 52 26 Rumi Alistari 5 4 5 3 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 4 4 62 27 Sherin Army D. P. 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 5 54 28 Sinta Rizki Utari 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 5 70 29 Siti Zuhriyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 30 Sri Suparsih 5 4 3 4 5 5 4 4 5 1 4 3 4 2 3 3 4 54 31 Tarwiyah 3 4 3 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 50 32 Tri Kholisah 3 5 4 3 4 5 5 5 4 2 3 3 2 3 2 4 3 52 33 Ulva Dwiyanti 3 4 3 2 5 5 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 52 34 Vinny Tasya C. A. 3 3 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 67 35 Wigiati 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 2 2 2 42 36 Yessy Navilma Putri 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 53 No. Nama Responden Skor Butir Kematangan karier akuntansi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, T OT AL Pearson Correlat ion 1 ,620 ,235 -,068 ,229 ,433 ,208 ,235 ,409 ,229 ,254 1,000 ,433 ,173 ,229 ,019 ,667 ,571 Sig. 2-t ailed ,000 ,168 ,693 ,179 ,008 ,223 ,168 ,013 ,179 ,134 0,000 ,008 ,314 ,179 ,912 ,000 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,620 1 ,291 ,111 ,435 ,463 ,484 ,291 ,309 ,435 ,226 ,620 ,463 ,295 ,435 ,042 ,404 ,649 Sig. 2-t ailed ,000 ,085 ,520 ,008 ,004 ,003 ,085 ,067 ,008 ,186 ,000 ,004 ,081 ,008 ,809 ,015 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,235 ,291 1 ,159 ,629 ,550 ,765 1,000 ,115 ,629 ,478 ,235 ,550 ,786 ,629 -,261 ,469 ,812 Sig. 2-t ailed ,168 ,085 ,355 ,000 ,001 ,000 0,000 ,505 ,000 ,003 ,168 ,001 ,000 ,000 ,124 ,004 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion -,068 ,111 ,159 1 ,218 -,088 ,141 ,159 ,069 ,218 ,077 -,068 -,088 ,112 ,218 -,262 ,078 ,206 Sig. 2-t ailed ,693 ,520 ,355 ,203 ,611 ,413 ,355 ,689 ,203 ,654 ,693 ,611 ,514 ,203 ,122 ,651 ,227 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,229 ,435 ,629 ,218 1 ,585 ,779 ,629 ,329 1,000 ,210 ,229 ,585 ,704 1,000 -,262 ,284 ,833 Sig. 2-t ailed ,179 ,008 ,000 ,203 ,000 ,000 ,000 ,050 0,000 ,220 ,179 ,000 ,000 0,000 ,123 ,093 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,433 ,463 ,550 -,088 ,585 1 ,532 ,550 ,303 ,585 ,135 ,433 1,000 ,535 ,585 -,326 ,519 ,732 Sig. 2-t ailed ,008 ,004 ,001 ,611 ,000 ,001 ,001 ,072 ,000 ,433 ,008 0,000 ,001 ,000 ,052 ,001 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,208 ,484 ,765 ,141 ,779 ,532 1 ,765 ,313 ,779 ,318 ,208 ,532 ,735 ,779 -,350 ,309 ,805 Sig. 2-t ailed ,223 ,003 ,000 ,413 ,000 ,001 ,000 ,063 ,000 ,058 ,223 ,001 ,000 ,000 ,036 ,066 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,235 ,291 1,000 ,159 ,629 ,550 ,765 1 ,115 ,629 ,478 ,235 ,550 ,786 ,629 -,261 ,469 ,812 Sig. 2-t ailed ,168 ,085 0,000 ,355 ,000 ,001 ,000 ,505 ,000 ,003 ,168 ,001 ,000 ,000 ,124 ,004 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,409 ,309 ,115 ,069 ,329 ,303 ,313 ,115 1 ,329 ,029 ,409 ,303 ,234 ,329 -,227 ,434 ,416 Sig. 2-t ailed ,013 ,067 ,505 ,689 ,050 ,072 ,063 ,505 ,050 ,868 ,013 ,072 ,170 ,050 ,183 ,008 ,012 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,229 ,435 ,629 ,218 1,000 ,585 ,779 ,629 ,329 1 ,210 ,229 ,585 ,704 1,000 -,262 ,284 ,833 Sig. 2-t ailed ,179 ,008 ,000 ,203 0,000 ,000 ,000 ,000 ,050 ,220 ,179 ,000 ,000 0,000 ,123 ,093 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,254 ,226 ,478 ,077 ,210 ,135 ,318 ,478 ,029 ,210 1 ,254 ,135 ,358 ,210 -,288 ,395 ,414 Sig. 2-t ailed ,134 ,186 ,003 ,654 ,220 ,433 ,058 ,003 ,868 ,220 ,134 ,433 ,032 ,220 ,088 ,017 ,012 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion 1,000 ,620 ,235 -,068 ,229 ,433 ,208 ,235 ,409 ,229 ,254 1 ,433 ,173 ,229 ,019 ,667 ,571 Sig. 2-t ailed 0,000 ,000 ,168 ,693 ,179 ,008 ,223 ,168 ,013 ,179 ,134 ,008 ,314 ,179 ,912 ,000 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,433 ,463 ,550 -,088 ,585 1,000 ,532 ,550 ,303 ,585 ,135 ,433 1 ,535 ,585 -,326 ,519 ,732 Sig. 2-t ailed ,008 ,004 ,001 ,611 ,000 0,000 ,001 ,001 ,072 ,000 ,433 ,008 ,001 ,000 ,052 ,001 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,173 ,295 ,786 ,112 ,704 ,535 ,735 ,786 ,234 ,704 ,358 ,173 ,535 1 ,704 -,331 ,386 ,770 Sig. 2-t ailed ,314 ,081 ,000 ,514 ,000 ,001 ,000 ,000 ,170 ,000 ,032 ,314 ,001 ,000 ,049 ,020 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,229 ,435 ,629 ,218 1,000 ,585 ,779 ,629 ,329 1,000 ,210 ,229 ,585 ,704 1 -,262 ,284 ,833 Sig. 2-t ailed ,179 ,008 ,000 ,203 0,000 ,000 ,000 ,000 ,050 0,000 ,220 ,179 ,000 ,000 ,123 ,093 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,019 ,042 -,261 -,262 -,262 -,326 -,350 -,261 -,227 -,262 -,288 ,019 -,326 -,331 -,262 1 -,183 -,206 Sig. 2-t ailed ,912 ,809 ,124 ,122 ,123 ,052 ,036 ,124 ,183 ,123 ,088 ,912 ,052 ,049 ,123 ,285 ,227 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,667 ,404 ,469 ,078 ,284 ,519 ,309 ,469 ,434 ,284 ,395 ,667 ,519 ,386 ,284 -,183 1 ,640 Sig. 2-t ailed ,000 ,015 ,004 ,651 ,093 ,001 ,066 ,004 ,008 ,093 ,017 ,000 ,001 ,020 ,093 ,285 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlat ion ,571 ,649 ,812 ,206 ,833 ,732 ,805 ,812 ,416 ,833 ,414 ,571 ,732 ,770 ,833 -,206 ,640 1 Sig. 2-t ailed ,000 ,000 ,000 ,227 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,000 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,227 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 . Correlat ion is significant at t he 0.05 level 2-t ailed. 10, 11, 12, 13, 14, 8, 9, 16, 17, T OT AL . Correlat ion is significant at t he 0.01 level 2-t ailed. Corre l ati ons 1, 2, 3, 15, 4, 5, 6, 7, LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS

1. Kesiapan Kerja

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, TOTAL Pearson Correlation 1 ,537 ,360 -,018 ,489 ,228 ,338 ,217 ,475 ,317 ,101 ,326 ,299 ,272 -,005 ,644 Sig. 2-tailed ,001 ,031 ,919 ,002 ,180 ,044 ,204 ,003 ,060 ,557 ,052 ,076 ,108 ,977 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,537 1 ,495 -,034 ,352 ,112 ,176 ,179 ,288 ,229 ,260 ,139 ,101 ,154 -,014 ,547 Sig. 2-tailed ,001 ,002 ,843 ,035 ,517 ,305 ,296 ,089 ,179 ,126 ,419 ,558 ,371 ,935 ,001 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,360 ,495 1 -,136 ,276 ,244 ,154 ,296 ,533 ,540 ,480 ,153 ,108 -,030 -,087 ,621 Sig. 2-tailed ,031 ,002 ,428 ,103 ,152 ,371 ,080 ,001 ,001 ,003 ,371 ,529 ,860 ,612 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation -,018 -,034 -,136 1 ,370 ,137 ,256 ,203 -,058 ,183 ,104 -,020 ,042 ,143 -,034 ,255 Sig. 2-tailed ,919 ,843 ,428 ,026 ,427 ,132 ,236 ,737 ,284 ,544 ,908 ,806 ,406 ,843 ,133 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,489 ,352 ,276 ,370 1 ,295 ,348 ,358 ,107 ,261 ,258 ,216 ,164 ,128 ,405 ,644 Sig. 2-tailed ,002 ,035 ,103 ,026 ,081 ,038 ,032 ,533 ,124 ,129 ,205 ,340 ,455 ,014 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,228 ,112 ,244 ,137 ,295 1 ,380 ,244 ,214 ,376 ,033 ,269 -,053 ,087 -,075 ,444 Sig. 2-tailed ,180 ,517 ,152 ,427 ,081 ,022 ,152 ,210 ,024 ,847 ,113 ,758 ,616 ,663 ,007 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,338 ,176 ,154 ,256 ,348 ,380 1 ,250 ,170 ,239 ,228 ,324 ,495 ,125 ,073 ,578 Sig. 2-tailed ,044 ,305 ,371 ,132 ,038 ,022 ,141 ,321 ,161 ,182 ,054 ,002 ,467 ,673 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,217 ,179 ,296 ,203 ,358 ,244 ,250 1 ,277 ,398 ,237 ,237 ,149 ,270 ,080 ,570 Sig. 2-tailed ,204 ,296 ,080 ,236 ,032 ,152 ,141 ,101 ,016 ,164 ,164 ,387 ,111 ,644 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,475 ,288 ,533 -,058 ,107 ,214 ,170 ,277 1 ,651 ,309 ,401 ,074 ,041 -,149 ,578 Sig. 2-tailed ,003 ,089 ,001 ,737 ,533 ,210 ,321 ,101 ,000 ,067 ,015 ,668 ,810 ,386 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,317 ,229 ,540 ,183 ,261 ,376 ,239 ,398 ,651 1 ,243 ,360 ,135 ,151 -,012 ,676 Sig. 2-tailed ,060 ,179 ,001 ,284 ,124 ,024 ,161 ,016 ,000 ,153 ,031 ,433 ,379 ,944 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,101 ,260 ,480 ,104 ,258 ,033 ,228 ,237 ,309 ,243 1 ,129 ,385 ,207 ,189 ,549 Sig. 2-tailed ,557 ,126 ,003 ,544 ,129 ,847 ,182 ,164 ,067 ,153 ,453 ,021 ,226 ,271 ,001 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,326 ,139 ,153 -,020 ,216 ,269 ,324 ,237 ,401 ,360 ,129 1 ,227 ,254 -,135 ,468 Sig. 2-tailed ,052 ,419 ,371 ,908 ,205 ,113 ,054 ,164 ,015 ,031 ,453 ,183 ,135 ,432 ,004 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,299 ,101 ,108 ,042 ,164 -,053 ,495 ,149 ,074 ,135 ,385 ,227 1 ,438 ,065 ,483 Sig. 2-tailed ,076 ,558 ,529 ,806 ,340 ,758 ,002 ,387 ,668 ,433 ,021 ,183 ,008 ,708 ,003 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,272 ,154 -,030 ,143 ,128 ,087 ,125 ,270 ,041 ,151 ,207 ,254 ,438 1 -,172 ,396 Sig. 2-tailed ,108 ,371 ,860 ,406 ,455 ,616 ,467 ,111 ,810 ,379 ,226 ,135 ,008 ,316 ,017 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation -,005 -,014 -,087 -,034 ,405 -,075 ,073 ,080 -,149 -,012 ,189 -,135 ,065 -,172 1 ,149 Sig. 2-tailed ,977 ,935 ,612 ,843 ,014 ,663 ,673 ,644 ,386 ,944 ,271 ,432 ,708 ,316 ,385 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,644 ,547 ,621 ,255 ,644 ,444 ,578 ,570 ,578 ,676 ,549 ,468 ,483 ,396 ,149 1 Sig. 2-tailed ,000 ,001 ,000 ,133 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,004 ,003 ,017 ,385 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Correlations 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, TOTAL . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. 10, 11, 12, 13, 14, 15,

2. Locus Of Control LOC Internal

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, T OT A L Pearson Correlation 1 ,251 ,313 ,496 ,292 ,337 ,422 ,478 ,083 ,319 ,484 ,612 ,288 ,083 ,478 ,583 -,003 ,496 ,499 ,632 ,360 ,190 -,146 ,705 Sig. 2-tailed ,140 ,063 ,002 ,084 ,045 ,010 ,003 ,629 ,058 ,003 ,000 ,088 ,629 ,003 ,000 ,985 ,002 ,002 ,000 ,031 ,267 ,395 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,251 1 ,529 -,089 ,102 -,009 -,047 ,042 -,031 -,030 ,117 ,035 -,051 -,031 ,042 ,181 -,116 -,089 -,076 ,054 0,000 ,039 -,133 ,206 Sig. 2-tailed ,140 ,001 ,608 ,552 ,960 ,786 ,807 ,856 ,860 ,496 ,837 ,769 ,856 ,807 ,290 ,502 ,608 ,661 ,756 1,000 ,821 ,441 ,229 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,313 ,529 1 ,313 ,406 ,038 ,138 ,131 ,162 -,279 ,381 ,195 ,212 ,162 ,131 ,181 ,002 ,313 ,208 ,279 ,066 ,070 -,215 ,476 Sig. 2-tailed ,063 ,001 ,063 ,014 ,825 ,423 ,446 ,344 ,100 ,022 ,253 ,215 ,344 ,446 ,291 ,989 ,063 ,223 ,100 ,702 ,685 ,209 ,003 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,496 -,089 ,313 1 ,303 ,046 ,298 ,507 ,304 ,225 ,577 ,375 ,524 ,304 ,507 ,192 ,372 1,000 ,616 ,348 ,317 ,119 ,107 ,699 Sig. 2-tailed ,002 ,608 ,063 ,072 ,791 ,078 ,002 ,071 ,188 ,000 ,024 ,001 ,071 ,002 ,262 ,026 0,000 ,000 ,037 ,059 ,491 ,534 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,292 ,102 ,406 ,303 1 ,261 ,218 ,089 ,124 ,047 ,066 ,000 ,235 ,124 ,089 ,362 ,284 ,303 ,176 ,214 -,047 ,113 -,208 ,460 Sig. 2-tailed ,084 ,552 ,014 ,072 ,124 ,201 ,605 ,473 ,785 ,700 1,000 ,167 ,473 ,605 ,030 ,094 ,072 ,305 ,211 ,788 ,510 ,223 ,005 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,337 -,009 ,038 ,046 ,261 1 ,092 -,008 ,009 ,000 -,039 ,017 -,040 ,009 -,008 ,254 ,132 ,046 -,126 ,060 0,000 ,651 ,096 ,302 Sig. 2-tailed ,045 ,960 ,825 ,791 ,124 ,593 ,965 ,956 1,000 ,820 ,920 ,818 ,956 ,965 ,135 ,443 ,791 ,464 ,728 1,000 ,000 ,579 ,073 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,422 -,047 ,138 ,298 ,218 ,092 1 ,245 ,257 ,575 ,305 ,630 ,431 ,257 ,245 ,430 ,224 ,298 ,483 ,653 ,355 -,260 ,083 ,616 Sig. 2-tailed ,010 ,786 ,423 ,078 ,201 ,593 ,149 ,130 ,000 ,071 ,000 ,009 ,130 ,149 ,009 ,189 ,078 ,003 ,000 ,033 ,126 ,630 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,478 ,042 ,131 ,507 ,089 -,008 ,245 1 ,238 ,450 ,640 ,402 ,379 ,2381,000 ,203 ,163 ,507 ,231 ,407 ,157 -,004 ,007 ,575 Sig. 2-tailed ,003 ,807 ,446 ,002 ,605 ,965 ,149 ,162 ,006 ,000 ,015 ,023 ,162 0,000 ,234 ,342 ,002 ,176 ,014 ,361 ,980 ,969 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,083 -,031 ,162 ,304 ,124 ,009 ,257 ,238 1 ,183 ,337 ,136 ,405 1,000 ,238 ,043 ,220 ,304 ,120 ,332 ,296 ,126 ,107 ,535 Sig. 2-tailed ,629 ,856 ,344 ,071 ,473 ,956 ,130 ,162 ,285 ,044 ,428 ,014 0,000 ,162 ,805 ,197 ,071 ,485 ,048 ,079 ,465 ,535 ,001 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,319 -,030 -,279 ,225 ,047 ,000 ,575 ,450 ,183 1 ,217 ,408 ,442 ,183 ,450 ,377 ,218 ,225 ,365 ,440 ,414 -,303 ,054 ,444 Sig. 2-tailed ,058 ,860 ,100 ,188 ,785 1,000 ,000 ,006 ,285 ,204 ,014 ,007 ,285 ,006 ,023 ,202 ,188 ,029 ,007 ,012 ,073 ,756 ,007 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,484 ,117 ,381 ,577 ,066 -,039 ,305 ,640 ,337 ,217 1 ,437 ,401 ,337 ,640 ,252 ,064 ,577 ,319 ,512 ,351 -,022 ,035 ,645 Sig. 2-tailed ,003 ,496 ,022 ,000 ,700 ,820 ,071 ,000 ,044 ,204 ,008 ,015 ,044 ,000 ,138 ,710 ,000 ,058 ,001 ,036 ,898 ,838 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,612 ,035 ,195 ,375 ,000 ,017 ,630 ,402 ,136 ,408 ,437 1 ,326 ,136 ,402 ,348 ,017 ,375 ,609 ,617 ,322 -,079 ,031 ,582 Sig. 2-tailed ,000 ,837 ,253 ,024 1,000 ,920 ,000 ,015 ,428 ,014 ,008 ,052 ,428 ,015 ,038 ,922 ,024 ,000 ,000 ,055 ,649 ,856 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,288 -,051 ,212 ,524 ,235 -,040 ,431 ,379 ,405 ,442 ,401 ,326 1 ,405 ,379 ,298 ,469 ,524 ,539 ,511 ,230 -,056 -,125 ,629 Sig. 2-tailed ,088 ,769 ,215 ,001 ,167 ,818 ,009 ,023 ,014 ,007 ,015 ,052 ,014 ,023 ,078 ,004 ,001 ,001 ,001 ,177 ,745 ,466 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,083 -,031 ,162 ,304 ,124 ,009 ,257 ,2381,000 ,183 ,337 ,136 ,405 1 ,238 ,043 ,220 ,304 ,120 ,332 ,296 ,126 ,107 ,535 Sig. 2-tailed ,629 ,856 ,344 ,071 ,473 ,956 ,130 ,162 0,000 ,285 ,044 ,428 ,014 ,162 ,805 ,197 ,071 ,485 ,048 ,079 ,465 ,535 ,001 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,478 ,042 ,131 ,507 ,089 -,008 ,2451,000 ,238 ,450 ,640 ,402 ,379 ,238 1 ,203 ,163 ,507 ,231 ,407 ,157 -,004 ,007 ,575 Sig. 2-tailed ,003 ,807 ,446 ,002 ,605 ,965 ,149 0,000 ,162 ,006 ,000 ,015 ,023 ,162 ,234 ,342 ,002 ,176 ,014 ,361 ,980 ,969 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,583 ,181 ,181 ,192 ,362 ,254 ,430 ,203 ,043 ,377 ,252 ,348 ,298 ,043 ,203 1 ,186 ,192 ,223 ,436 ,275 ,029 -,229 ,523 Sig. 2-tailed ,000 ,290 ,291 ,262 ,030 ,135 ,009 ,234 ,805 ,023 ,138 ,038 ,078 ,805 ,234 ,278 ,262 ,192 ,008 ,105 ,868 ,178 ,001 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation -,003 -,116 ,002 ,372 ,284 ,132 ,224 ,163 ,220 ,218 ,064 ,017 ,469 ,220 ,163 ,186 1 ,372 ,278 -,062 -,143 ,221 -,052 ,375 Sig. 2-tailed ,985 ,502 ,989 ,026 ,094 ,443 ,189 ,342 ,197 ,202 ,710 ,922 ,004 ,197 ,342 ,278 ,026 ,100 ,718 ,404 ,194 ,763 ,024 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,496 -,089 ,3131,000 ,303 ,046 ,298 ,507 ,304 ,225 ,577 ,375 ,524 ,304 ,507 ,192 ,372 1 ,616 ,348 ,317 ,119 ,107 ,699 Sig. 2-tailed ,002 ,608 ,063 0,000 ,072 ,791 ,078 ,002 ,071 ,188 ,000 ,024 ,001 ,071 ,002 ,262 ,026 ,000 ,037 ,059 ,491 ,534 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,499 -,076 ,208 ,616 ,176 -,126 ,483 ,231 ,120 ,365 ,319 ,609 ,539 ,120 ,231 ,223 ,278 ,616 1 ,566 ,412 -,034 ,054 ,583 Sig. 2-tailed ,002 ,661 ,223 ,000 ,305 ,464 ,003 ,176 ,485 ,029 ,058 ,000 ,001 ,485 ,176 ,192 ,100 ,000 ,000 ,012 ,846 ,756 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,632 ,054 ,279 ,348 ,214 ,060 ,653 ,407 ,332 ,440 ,512 ,617 ,511 ,332 ,407 ,436 -,062 ,348 ,566 1 ,592 -,093 -,136 ,694 Sig. 2-tailed ,000 ,756 ,100 ,037 ,211 ,728 ,000 ,014 ,048 ,007 ,001 ,000 ,001 ,048 ,014 ,008 ,718 ,037 ,000 ,000 ,588 ,430 ,000 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,360 0,000 ,066 ,317 -,047 0,000 ,355 ,157 ,296 ,414 ,351 ,322 ,230 ,296 ,157 ,275 -,143 ,317 ,412 ,592 1 -,133 ,266 ,464 Sig. 2-tailed ,031 1,000 ,702 ,059 ,788 1,000 ,033 ,361 ,079 ,012 ,036 ,055 ,177 ,079 ,361 ,105 ,404 ,059 ,012 ,000 ,439 ,117 ,004 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,190 ,039 ,070 ,119 ,113 ,651 -,260 -,004 ,126 -,303 -,022 -,079 -,056 ,126 -,004 ,029 ,221 ,119 -,034 -,093 -,133 1 ,035 ,210 Sig. 2-tailed ,267 ,821 ,685 ,491 ,510 ,000 ,126 ,980 ,465 ,073 ,898 ,649 ,745 ,465 ,980 ,868 ,194 ,491 ,846 ,588 ,439 ,841 ,219 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation -,146 -,133 -,215 ,107 -,208 ,096 ,083 ,007 ,107 ,054 ,035 ,031 -,125 ,107 ,007 -,229 -,052 ,107 ,054 -,136 ,266 ,035 1 ,078 Sig. 2-tailed ,395 ,441 ,209 ,534 ,223 ,579 ,630 ,969 ,535 ,756 ,838 ,856 ,466 ,535 ,969 ,178 ,763 ,534 ,756 ,430 ,117 ,841 ,649 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 Pearson Correlation ,705 ,206 ,476 ,699 ,460 ,302 ,616 ,575 ,535 ,444 ,645 ,582 ,629 ,535 ,575 ,523 ,375 ,699 ,583 ,694 ,464 ,210 ,078 1 Sig. 2-tailed ,000 ,229 ,003 ,000 ,005 ,073 ,000 ,000 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,024 ,000 ,000 ,000 ,004 ,219 ,649 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 C orre lations 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 21, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 22, 23, ∑ . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. 16, 17, 18, 19, 20,

3. Pengalaman On the Job Training OJT