Uraian di atas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. 2014 yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara Pengalaman prakerin dan locus of control LOC internal dengan kematangan karier akuntansi pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika
pelaksanaan On the Job Training OJT dilakukan secara bersungguh-sungguh oleh siswa, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang luas mengenai semua
informasi terkait dunia usaha dan dunia industri, dengan begitu siswa akan menentukan kedepannya akan meraih karier apa dan bagaimana, disini locus of
control LOC internal sangat mempengaruhi. Jika locus of control LOC internal yang dimiliki siswa tinggi, maka siswa dengan perilaku positifnya akan
mempunyai kematangan karier akuntansi yang tinggi pula untuk mempersiapkan semua menuju karier yang diinginkannya. Dengan pengalaman On the Job
Training OJT yang maksimal dan locus of control LOC internal yang tinggi maka siswa akan mencapai tingkat kematangan karier akuntansi yang tinggi pula.
Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh secara signifikan Locus Of Control LOC Internal
terhadap Kematangan karier akuntansi melalui Pengalaman On the Job Training OJT
d. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kesiapan
Kerja
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 Mahmud:1989. Asal mulanya teori ini diisebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Menurut teori pembelajaran
sosial 1986 yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstrasikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana
yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang telah dipilih Mahmud: 145. Hubungan tiga arah antara faktor lingkungan, faktor internal
pribadi dan tigkah laku menegaskan bahwa proses-proses kognitif dan faktor- faktor pribadi lainnya mempengaruhi tingkah laku. Dalam situasi alami, orang
belajar perilau-perilaku baru dengan jalan mengamati model-model perilaku orang lain dan melalui efek-efek perbuatannya sendiri.
Merujuk pada teori di atas yang mengemukakan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor internal. Dalam hal ini faktor
lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan kerja. Salah satu pendidikan menengah atas yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Secara garis besar
dapat dikatakan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai dalam bidangnya. Tujuan tersebut semaksimal
mungkin diupayakan untuk dapat dicapai lewat penyelenggaraan proses belajar mengajar dengan mengacu pada kurikulum yang tersedia. Dalam kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan SMK menggariskan bahwa praktik merupakan program yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di samping teori.
Pelaksanaan praktik kerja lapangan atau sering disebut On the Job Training OJT bertujuan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya dalam
penelitian ini siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau
keadaan sebenarnya di dunia kerja.
Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT.
Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi
seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan
sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Kegiatan On the Job Training OJT ini
memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena On the Job Training OJT pada dunia usaha dan industri dapat memberikan pengalaman yang dapat
membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu,
dengan adanya On the Job Training OJT, siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan
kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK.
Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan
pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto:2010; Munandar:2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai
kesiapan kerja di bidang akuntansi akan memiliki keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami
akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap
cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam
menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hana, dkk 2013 tentang
pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin dan locus of control LOC Internal yang menunjukkan hasil secara parsial bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pengalaman Praktik Kerja Industri Prakerin terhadap kesiapan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengalaman Praktik
Kerja Industri Prakerin, maka semakin besar kecenderungan siswa dapat meningkatkan kesiapan kerjanya. Praktik Kerja Industri Prakerin sering disebut
juga dengan On the Job Training OJT. Uraian di atas dan didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:
H4: Pengalaman On the Job Training OJT Pengalaman On the Job Training
OJT terhadap Kesiapan Kerja
e. Pengaruh Pengalaman On the Job Training OJT terhadap Kematangan