Pengertian Locus Of Control LOC Dimensi Locus Of Control LOC

dengan lingkungan kerja, bertangggung jawab, mempunyai ambisi untuk maju, kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dirumuskan indikator untuk mengetahui kategori kesiapan kerja pada siswa antara lain: a. Kondisi fisik, mental dan emosional; siswa yang mempunyai kesiapan kerja akan mempunyai kondisi fisik, mental dan emosional ynag baik. Hal ini dikarenakan dalam tahap seleksi seperti yang dikemukakan oleh Munandar 2008 diantaranya ada seleksi psikotes dan tes kesehatan. b. Mempunyai ambisi untuk maju; siswa yang memiliki ambisi untuk maju tentunya akan mempunyai kesiapan kerja yang tinggi, karena siswa tersebut punya ekpektasi dan keinginan untuk selalu maju. c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain; hal ini sangat penting dimiliki siswa karena jika siswa tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan cenderung individualis tidak akan bisa membaur dengan sesama karyawan dan itu akan menghambat pekerjaan yang membutuhkan teamwork. d. Keterampilan dan pengetahuan; hal ini paling krusial yang harus dimiliki siswa untuk bisa dikatakan memiliki kesiapan kerja. Dimana semua pekerjaan harus dikerjakan dengan keterampilan dan pengetahuan yang matang dari calon tenaga kerja.

2.3. Locus Of Control LOC Internal

2.3.1. Pengertian Locus Of Control LOC

Konsep mengenai locus of control berasal dari teori konsep Julian B. Rotter 1966 atas dasar teori belajar sosial social learning theory. Menurutnya, perilaku dan kepribadian dalam diri individu dilihat dari penguatan dari luar dan proses kognitif dari dalam. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan akibathasilnya. Menurut Munandar 2001: 399 mengemukakan bahwa locus of control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang terberikan. Dalam artikel yang di terbitkan psych fullerton education dengan judul the social learning theory of Julian B. Rotter, Rotter mengemukakan: “his concept of generalized expectancies for control of reinforcement, more commonly known as locus of control.” “Konsep Rotter adalah konsep tentang harapan umum untuk mengontrol penguatan, lebih dikenal dengan locus of control .” Sedangkan Larsen dan Buss 2002, menjelaskan konsep locus of control sebagai: “Locus of control is a concept that describes a person’s perceptional of responsibility for the events in his or her life. ” “Locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi individu mengenai tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian dalam hidupnya.” Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian locus of control, maka secara singkat pengertian locus of control adalah keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasibnya sendiri. Locus of control juga merupakan keyakinan tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau tidaknya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima, sehingga mereka mampu mengontrol peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi hidupnya.

2.3.2. Dimensi Locus Of Control LOC

Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 terdapat dua dimensi Locus of Control LOC, dimensi pertama yaitu Locus of Control LOC eksternal dimana subjek mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir, sedangkan dimensi kedua yaitu Locus of Control LOC internal adalah subjek dengan tipikal yang berkeyakinan bahwa keahlian, kemampuan dan usaha adalah penentu hasil akhir. a. Locus of control Internal Keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang mereka lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. Individu dengan kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan individu bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri, memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter dalam artikel yang di publikasikan oleh psych fullerton 2014, orang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan skill, kemampuan abillity dan usaha effort lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Menurut Munandar 2001:399 mengemukakan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan mengalami ancaman lebih sedikit daripada yang berorientasi eksternal. b. Locus of control Eksternal Individu yang mempunyai locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberuntungan, takdir dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir apa yang dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Menurut Rotter 1966 dalam Phares 1976:40 mengemukakan: “...in our culture, it is typically perceived as the result of luck, chance, fate, as under the control of powerful others, ... we have labeled this a belief in external control. ...” Locus of Control LOC eksternal dimiliki oleh subjek yang mempunyai tipikal berkeyakinan bahwa keberuntungan, kesempatan dan takdir adalah yang menentukan hasil akhir.

2.3.3. Indikator Locus Of Control LOC Internal