Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

No Peneliti Penerbit Judul Hasil Relevansi Universitas Pendidikan Ganesha E-Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, Vol. 5, Tahun 2014 XII SMK Negeri 2 Seririt secara terpisah maupun simultan. yang berbeda yaitu dengan adanya dua variabel intervening. 4 Anita Zulkaida, dkk. Proceding PESAT Gunadarma Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan karier akuntansi Siswa Sekolah Menengah Atas SMA Jurnal Proceding PESAT Gunadarma, Vol. 2, Tahun 2007 Efikasi Diri dan Locus Of Control secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karier akuntansi siswa SMA. Terdapat dua variabel yang dijadikan acuan peneliti yang kemudian di mediasikan dengan variabel lain dengan model penelitian yang berbeda yaitu dengan adanya dua variabel intervening 5 Irene Durosaro Nuhu, Muslimat Adebanke International Journal of Humanities and Social Science Gender as a Factor in the Career Choice Readiness of Senior Secondary School Students in Ilorin Metropolis of Kwara State, Nigeria International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 2 No. 14 Special Issue- July 2012 Dalam studi ini, gender berpengaruh terhadap kesiapan pemilihan karier masa depan siswa sekolah menengah atas. Namun, ini hanya salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kesiapan pemilihan karier masa depan siswa sekolah menengah atas. Variabel yang diteliti menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan pemilihan karier siswa. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan variabel kesiapan kerja siswa sebagai variabel yang di pengaruhi dengan dimodifikasi dalam model penelitian dengan adanya variabel intervening.

2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.7.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori perkembangan menurut Monks dan Knoers 1991: 19 dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organiasasi tingkah laku yang lebih tinggi. Sedangkan dalam teori perkembangan psikososial 1950 yang dikembangkan oleh Erikson dala m Rifa‟i dan Anni 2011: 43 menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial, dimana setiap tahap perkembangan itu terdapat krisis yang harus dipecahkan untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Havighurst dalam Monks dan Knoers 1991: 20 juga mengemukakan mengenai tugas-tugas perkembangan, yaitu tugas- tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa hidup tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat serta norma-norma kebudayaan. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa muda atau awal yaitu mulai bekerja. Sesuai dengan urutannya, sebelum masa dewasa awal yaitu remaja akhir dimana mempunyai tugas untuk mempersiapkan pemilihan karier dan ekonomis secara mandiri. Sesuai dengan bahasan di atas, usia remaja akhir di Indonesia adalah ketika usia kisaran 16 sampai 18 tahun dimana pada usia tersebut remaja masih berada dalam pendidikan menengah atas. Pada kehidupan nyata pada usia ini sering terjadi berbagai permasalahan yang dihadapi siswa yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri sehingga siswa membutuhkan dari pihak lain. Tentunya pendidikan memiliki esensi yang sangat penting bagi siswa dalam menghadapi perkembangannya. Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan identitas dan kecakapan. Menemukan identitas diri berarti menemukan karier diri sendiri. Dalam teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986 menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Pembelajaran Sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui penguatan reinforcement dan pembelajaran peniruan observational learning, dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi sekitar kita dan menghasilkan penguatan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain observational opportunity. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. Teori belajar sosial ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Teori diatas mendukung adanya pembelajaran di lapangan berupa Praktik Kerja Industri Prakerin yang sering disebut dengan On the Job Training OJT pada sekolah jenjang menengah atas khususnya Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Karena dengan On the Job Training OJT, siswa tidak hanya mumpuni secara akademik, namun juga mempunyai pengalaman praktik di dunia kerja sesuai dengan teori dan keahlian yang di dapat di bangku sekolah, yang dalam penelitian ini yaitu keahlian akuntansi. Dengan On the Job Training OJT juga siswa akan dapat menemukan identitas dirinya sendiri dan belajar pada lingkungan kerja di bidang akuntansi yang sebenarnya, karena dalam pelaksanaan On the Job Training OJT tentu siswa akan mengalami banyak hal untuk dijadikan pengalaman sebagai pengambilan keputusan nantinya dalam mempersiapkan karier di bidang akuntansi kedepannya. Sesuai dengan teori belajar sosial yang dikembangankan oleh Bandura 1986, bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor internal. Siswa SMK kejuruan akuntansi akan mempunyai perilaku menjalani observational learning ketika melaksanakan program On the Job Training OJT. Program On the Job Training OJT SMK kejuruan akuntansi seharusnya menempatkan siswa kejuruan akuntansi pada dunia kerja di bidang akuntansi seperti yang sudah dijelaskan pada bidang-bidang akuntansi pada sub bab sebelumnya, sehingga siswa akuntansi akan benar-benar berada pada lingkungan sesuai dengan keahliannya yang di dapat di sekolah, sehingga siswa dapat melihat faktualnya dari pembelajaran di sekolah. Lingkungan kerja yang seperti ini merupakan salah satu faktor berubahnya tingkah laku siswa kedepannya. Faktor lainnya menurut Bandura dalam Mahmud 1989:150 yaitu faktor internal dimana proses-proses kognitif dan faktor-faktor pribadi lainnya juga mempengaruhi tingkah laku. Bandura dalam Mahmud 1989: 158 mengemukakan bahwa diperolehnya ketrampilan dan kecakapan tidak hanya bergantung pada proses kognitif perhatian, retensi, produksi motorik dan motivasi saja, tetapi juga pada perasaan berhasil dan sistem pengaturan diri. Perasaan berhasil akan didapat ketika individu mampu mengatur dirinya secara sadar bahwa apa yang akan ia peroleh yaitu berdasarkan apa yang ia usahakan, yang disebut sebagai internal locus of control. Siswa akuntansi dalam menghadapi karier kedepan dan untuk mencapai kematangan karier akuntansinya, dengan di dorong oleh locus of control internal akan merancang karier dengan mencari informasi karier di bidang akuntansi dengan memanfaatkan program On the Job Training OJT sehingga pengalamannya semakin luas sehingga mampu memutuskan bidang karier akuntansi yang tepat untuk dirinya dan menyiapkan semuanya dalam mencapai kesiapan kerja di bidang akuntansi. Ariyani 2014 mengemukakan bahwa permasalahan yang terjadi pada remaja biasanya permasalahan karier yang mengarah pada pemilihan jenis pekerjaan di masa depan, perencanaan karier masa depan, pengambilan keputusan tentang karier masa depan, informasi tentang kelompok kerja yang ada dengan persyaratan yang harus dimiliki. Permasalahan ini penting untuk diperhatikan sehubungan dengan banyaknya kebingungan yang dialami oleh remaja dalam menentukan arah kariernya kedepan. Sesuai dengan teori perkembangan psikososial 1950 dimana individu akan mengalami krisis untuk mencapai pada tahap selanjutnya, maka siswa SMK kejuruan akuntansi untuk mencapai tahap dewasa muda dan memainkan peran sesuai dengan tugas-tugasnya akan mengalami permasalahan karier pada usia remaja yakni tahap sebelum dewasa muda dengan tugas bekerja. Siswa dianggap mempunyai kesiapan kerja ketika siswa memiliki keadaan yang siap baik itu kondisi fisik, mental dan emosional; keterampilan dan pengetahuan; dan karakter psikologi yang lain Slameto: 2010 dan Munandar: 2001. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kesiapan kerja di bidang akuntansi jika menguasai akuntansi, maka siswa yang menguasai akuntansi dapat dilihat dari keadaan dimana siswa memiliki tiga elemen pembelajaran akuntansi yaitu kognitif pengetahuan dalam memahami akuntansi sesuai dengan norma-norma akuntansi, afektif sikap dimana sikap cermat, hati-hati dan mencintai akuntansi sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban kepada pihak lain, dan psikomotorik keterampilan dalam menyusun jurnal, laporan keuangan dan unsur materi akuntansi yang lain. Siswa menguasai akuntansi tidak hanya di dalam ruang kelas dengan lingkungan belajar yang memang sudah di fungsikan untuk belajar, tetapi juga di dunia kerja yang sesungguhnya yaitu siswa dapat melakukannya ketika melaksanakan On the ob training OJT. Berdasarkan uraian ata dapat digambarkan kerangka penelitian teoritik sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Teoritik 2.7.2. Pengembangan Hipotesis Berikut adalah pengembangan hipotesis dari penelitian ini:

a. Pengaruh Locus Of Control LOC Internal terhadap Kematangan karier