32
Gambar 9. Producer’s Surplus PS dan Retribusinya Surplus
Dampak terhadap consumers welfare dicerminkan oleh perubahan dari consumers surplus
ΔCS dan dampak dari producer welfare diukur dengan perubahan producer surplus
ΔPS Sadoulet dan Janvry 1995. Analisa ini dapat dipisahkan antar kelompok produsen dan konsumen jika keduanya mempunyai
share awal yang berbeda terhadap produksi dan konsumsi total dan atau
mempunyai elastisitas harga yang berbeda terhadap supply dan demand. Sebagai contoh, konsumen miskin mempunyai elastisitas yang lebih tinggi terhadap
permintaan makanan karena untuk membeli makanan tersebut mereka mengeluarkan bagian pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan konsumen
kaya. Petani kecil mempunyai elastisitas yang rendah dalam merespon supply food crops dibanding petani besar.
2.6. Konsep Efisiensi Perikanan Tangkap
Apabila suatu ketika di suatu perairan terjadi gejala penurunan produksi perikanan tangkap, dengan asumsi input yang digunakan sama atau lebih tinggi
dari periode sebelumnya, maka biasanya kita menduga bahwa di sana telah terjadi overfishing
, namun tidak jelas overfishing apa yang terjadi, apakah Malthusian overfishing, biological overfishing, recruitment overfishing,
atau economical overfishing.
Disinilah pentingnya dilakukan perhitungan kapasitas perikanan, yaitu untuk mengetahui apakah perikanan tersebut sudah efisien dalam kaitannya
P P
A
E
D
CS
O
1
Q Q
B S
PS
PS
P
1
Q
1
C F
G
33 dengan economic overfishing. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dapat
dibuat suatu diagnosa terhadap permasalahan di atas, sehingga solusi kebijakan yang akan diterapkan akan lebih tepat.
Berbagai metode telah diaplikasikan oleh para peneliti untuk mengukur efisiensi perikanan tangkap, diantaranya dengan metode Atkinson, metode
utilitarian , metode Dalton, dan lain-lain Simkin 1998. Metode-metode tersebut
pada dasarnya lebih kepada penilaian mengenai seberapa efisien suatu kebijakan terhadap perubahan kesejahteraan masyarakat dalam konteks ketidakmerataan
inequality. Pendekatan ekonometrik biasa pada dasarnya tidak mampu menjadi solusi untuk memecahkan masalah efisiensi, khususnya jika yang menjadi
variabel pertimbangan memiliki multiple inputs dan output Seiford and Thrall 1990. Penilaian terhadap kebijakan yang menyangkut efisiensi, pada dasarnya
dapat dilakukan dengan Data Envelopment Analysis DEA, juga biasa disebut Frontier Analysis
Charnes, Cooper, and Rhodes 1978. Teknik ini dikenal juga dengan CCR singkatan nama depan ketiga penemunya, merupakan
pengukuranpenilaian terhadap performance untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari unit pengambil keputusan Decision Making Unit, DMU dalam suatu
analisis. Sejak teknik ini diperkenalkan, sudah banyak analisis teoritis dan empiris yang dikembangkan dan diaplikasikan pada perbankan, rumah sakit,
perpajakan, sekolah, juga sumber daya alam Beasley 2000. Pada prinsipnya DEA merupakan pengukuran efisiensi yang bersifat bebas
nilai value free karena didasarkan pada data yang tersedia tanpa harus mempertimbangkan penilaian judgment dari pengambil keputusan. Teknik ini
didasarkan pada pemograman matematis mathematical programming untuk menentukan solusi optimal yang berkaitan dengan sejumlah kendala. DEA
bertujuan mengukur keragaan relatif relative performance dari unit analisis pada kondisi keberadaan multiple input dan output Dyson et al. 1990, diacu dalam
Fauzi dan Anna 2005. Kelebihan DEA adalah 1 dapat mengestimasi kapasitas di bawah kendala
penerapan kebijakan tertentu, seperti pajak, Total Allowable Catch TAC, distribusi regional atau ukuran kapal, larangan penangkapan pada waktu tertentu,
dan kendala sosial ekonomi lainnya, 2 mampu mengakomodasi multiple outputs
34 dan multiple inputs, serta tingkat input atau output yang riil maupun non-diskret,
3 dapat menentukan tingkat potensial maksimum dari effort atau variabel input secara umum dan laju utilitas optimalnya.
Dalam DEA, efisiensi diartikan sebagai target untuk mencapai efisiensi yang maksimum, dengan kendala relatif efisiensi seluruh unit tidak boleh melebihi
100. Secara matematis, efisiensi dalam DEA merupakan solusi dari persamaan berikut :
∑ ∑
=
k kjm
k i
ijm i
m
y v
y w
MaxE 2.14
Dengan kendala : 1
≤
∑ ∑
k kjm
k i
ijm i
y v
y w
untuk setiap unit ke-j
w
i
, v
k
≥ ε Pemecahan masalah pemograman matematis di atas akan menghasilkan
nilai E
m
yang maksimum, sekaligus nilai bobot w dan v yang mengarah ke efisiensi. Jadi, jika nilai E
m
= 1 artinya unit ke-m tersebut dikatakan efisien relatif terhadap unit yang lain. Sebaliknya, jika nilai E
m
1, maka unit lain lebih efisien relatif terhadap unit m, meskipun pembobotan dipilih untuk memaksimasi unit m.
Salah satu kendala dari pemecahan persamaan 2.14 adalah persamaan tersebut berbentuk fractional sehingga sulit dipecahkan melalui pemograman
linear. Namun dengan melakukan linearisasi, persamaan tersebut dapat diubah menjadi persamaan linear linear programming, sebagai berikut :
∑
=
i ijm
i m
y w
MaxE 2.15
Dengan kendala: ϖ
=
∑
kjm k
k
x v
∑ ∑
≤ −
i k
kjm k
ijm i
x v
y w
1 w
i
, v
k
≥ ε
35 Dalam model DEA yang dikembangkan oleh CCR, efisiensi diukur
dengan asumsi bahwa fungsi produksi bersifat constant returns to scale CRS. Artinya, jika input dinaikkan dua kali lipat, maka output juga meningkat secara
proporsional dua kali lipat juga. Model ini sangat bersifat linear dan sangat mudah diformulasikan serta dikerjakan dalam program linear. Namun, model
yang didasarkan pada constant return to scale ini tidak selalu tepat bila diaplikasi pada aktivitas produksi yang mengalami non-constant return to scale. Beberapa
fungsi produksi, seperti produksi perikanan, bersifat decreasing returns to scale. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, model asal dari CCR ini kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Banker, Charnes, and Cooper 1984 dan dikenal dengan BCC DEA, yang memungkinkan dilakukan analisis efisiensi bagi aktivitas
ekonomi yang bersifat variable return to scale Fauzi dan Anna 2005. Aplikasi model DEA meliputi proses yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1 mendefinisikan DMU yang akan dianalisis, yaitu seluruh unit yang menjadi bahan pertimbangan harus mewakili tugas sama dengan tujuan yang sama, dan
berada pada set kondisi market yang sama serta harus menggunakan input yang sama untuk memproduksi jenis output yang sama, 2 menentukan variabel input
dan output yang akan digunakan dalam menganalisis efisiensi relatif dari DMU yang terpilih, 3 mengaplikasikan salah satu model DEA dan menganalisis
hasilnya Golany and Roll 1989, diacu dalam Anna 2003.
36
3. METODE