83 Hasil perhitungan diperoleh nilai estimasi g = 0.0932 9.32. Dengan
mengikuti teknik yang dilakukan Brent, diacu dalam Anna 2003 dengan menggunakan standar elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumber daya alam
sebesar 1, dan ρ diasumsikan sama dengan nilai nominal saat ini current nominal
discount rate dari Kula, sebesar 15 maka diperoleh nilai real discount rate r
= 0.15 – 0.0932 = 0.0568 = 5.68 selanjutnya disingkat dengan RDR 5.68. Nilai ini merupakan nilai yang cukup conservative untuk sumber daya alam, dan
patut dipertimbangkan penggunaannya dalam eksploitasi sumber daya alam. Tentu saja, dalam hal ini sumber daya perikanan dalam kaitannya dengan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
4.7. Depresiasi Sumber Daya Perikanan
Keseluruhan hasil estimasi parameter biofisik dan ekonomi digunakan untuk menghitung nilai depresiasi sumber daya. Dengan menggunakan formula
perhitungan depresiasi dari persamaan 3.26 serta menggunakan hasil perhitungan model Gompertz maka nilai depresiasi sumber daya perikanan dapat
dihitung sebagaimana disajikan pada Tabel 9. Dari Tabel 9 terlihat bahwa di Pantai Timur Aceh, sepanjang periode
pengamatan 1984 – 2004 dan pada MDR 15, telah terjadi depresiasi sumber daya ikan pelagis diestimasi sebesar Rp 46.27 milyar. Depresiasi tersebut terjadi
pada tahun 1988,1991 dan 1997, dengan besaran masing-masing sebesar Rp 27.15 milyar, Rp 4.98 milyar, dan Rp 14.14 milyar. Jika rata-rata nilai present value
dari rente sumber daya sebesar Rp 877.09 milyar sepanjang periode pengamatan, maka besaran depresiasi tersebut cukup signifikan mengurangi nilai rente sumber
daya yang sebenarnya. Jika discount rate yang digunakan adalah RDR 5.68 discount rate yang lebih konservatif dari Kula, maka tingkat depresiasi
sepanjang periode pengamatan akan lebih tinggi yaitu mencapai Rp 122.20 milyar. Kehilangan nilai sustainable rent tersebut cukup besar yaitu mencapai
23.20 dari rata-rata PDRB, atas dasar harga berlaku, sektor kelautan dan perikanan periode tahun 1998 – 2001, yaitu Rp 526.72 milyar DKP NAD, 2002.
Depresiasi ini seharusnya diperhitungkan dalam statistik pendapatan sektor
84 perikanan di Provinsi NAD. Jika tidak, maka nilai PDRB dari sektor perikanan
ini akan terlalu rendah pada tahun-tahun dimana stok ikan terapresiasi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun dimana stok ikan terdepresiasi.
Tabel 9. Perubahan rente ekonomi depresiasi sumber daya perikanan Rp milyar
Pantai Timur Pantai Barat
Tahun PVSRa
∆PVSRa PVSRb
∆PVSRb
PVSRa ∆PVSRa PVSRb
∆PVSRb
1984 234.73 234.73 619.87 619.87 159.21 159.21 420.44 420.44 1985 257.34 22.61 679.59 59.72 188.20 29.00 497.02 76.58
1986 279.03 21.69 736.87 57.28 200.55 12.34 529.61 32.59 1987 385.67 106.64
1 018.48 281.61 332.54 131.99 878.19 348.57
1988 358.51 -27.15 946.78 -71.71 347.54 15.00 917.81 39.62 1989 449.36 90.85
1 186.69 239.91 480.47 132.93
1 268.84 351.03
1990 514.46 65.10 1
358.61 171.92 638.83 158.36 1
687.06 418.21 1991 509.48 -4.98
1 345.47 -13.15 602.05 -36.79
1 589.91 -97.15
1992 576.74 67.26 1
523.09 177.62 767.93 165.89 2
027.99 438.08 1993 582.68
5.93 1
538.76 15.67 826.53 58.60 2
182.75 154.76 1994 630.14 47.47
1 664.11 125.35 799.24 -27.29
2 110.67 -72.08
1995 653.00 22.86 1
724.48 60.37 958.93 159.69 2
532.39 421.72 1996 1 001.61
348.60 2 645.09 920.60 1 339.09
380.16 3 536.32 1 003.93
1997 987.46
-14.14 2 607.74 -37.35 1 456.85
117.76 3 847.31 310.99
1998 1 131.61 144.15 2 988.41
380.67 1 455.09 -1.76 3 842.66
-4.66 1999 1 346.60
214.99 3 556.17 567.77 1 409.60
-45.48 3 722.54 -120.11
2000 1 438.98 92.37 3 800.12
243.94 1 549.32 139.72 4 091.51
368.97 2001 1 597.97
158.99 4 219.99 419.87 1 655.78
106.46 4 372.66 281.15
2002 1 713.08 115.11 4 523.97
303.98 1 766.47 110.68 4 664.96
292.30 2003 1 836.06
122.98 4 848.75 324.78 1 846.19
79.72 4 875.50 210.54
2004 1 934.42 98.36 5 108.50
259.74 1 928.19 82.00 5 092.04
216.54 Keterangan:
PVRa = Present Value Sustainable Rent dengan δ market=15
PVRb = Present Value Sustainable Rent dengan δ Kulla= 5.68
∆PVRa = Perubahan Present Value Sustainable Rent depresiasi dengan δ market=15 ∆PVRb = Perubahan Present value Sustainable Rent depresiasi dengan δ Kulla= 5.68
Untuk Pantai Barat Aceh, mengalami pola fenomena yang sama seperti Pantai Timur. Pada discount rate MDR 15 terjadi depresiasi sumber daya ikan
pelagis diestimasi sebesar Rp 111.33 milyar. Jika discount rate yang digunakan adalah RDR 5.68, maka tingkat depresiasi sepanjang periode pengamatan akan
lebih tinggi yaitu mencapai Rp 294 milyar atau sebesar 55.82 dari rata-rata PDRB, atas dasar harga berlaku, sektor kelautan dan perikanan periode tahun
1998 – 2001.
85 Rente
present value dan nilai depresiasi menjadi lebih tinggi jika dalam
perhitungan digunakan RDR 5.68, yang lebih konservatif dan merefleksikan pertumbuhan ekonomi di daerah penelitian. Dalam tahapan ini discount rate tidak
dihitung berdasarkan Golden Rule sebagaimana seharusnya, sehingga dampak dari perubahan discount rate terhadap pengelolaan optimal yang berkaitan dengan
stok sumber daya tidak dapat dibahas. Perubahan discount rate di sini hanya merupakan perubahan numeirare, sehingga tidak dapat dipakai sebagai suatu
kesimpulan atau dijadikan suatu basis indikator untuk menentukan penyebab terjadinya perubahan nilai rente sumber daya dan depresiasi berdasarkan stock
assessment , sebagaimana yang dilakukan oleh Clark 1990. Metode perhitungan
seperti telah dilakukan oleh Anna 2003. Pola depresiasi sumber daya perikanan mengalami pola counter cyclical
antara effort dan produksi aktual. Artinya, pada saat effort turun, produksi aktual tidak menunjukkan perilaku yang sama, malah sebaliknya jadi meningkat.
Sebagai contoh ketika upaya menurun dari 33 522.88 trip ke 30 087.56 trip dari tahun 1994 ke 1995, maka produksi aktual justru meningkat dari 14 572.40 ton ke
17 011.95 ton. Perilaku counter cyclical ini, menyebabkan penurunan produksi lestari sustainable yield sehingga mengakibatkan terjadinya depresiasi rente
pada sumber daya perikanan. Dengan demikian, implikasinya terhadap kebijakan adalah bahwa untuk meningkatkan nilai stok sumber daya ikan, kebijakan
menurunkan level input effort adalah merupakan pilihan yang tepat. Pola depresiasi rente sumber daya perikanan terhadap present value dari rente sumber
daya perikanan dapat dilihat pada Gambar 27.
86
-1000 1000
2000 3000
4000 5000
6000
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004
Tahun Re
n te
m il
y a
r Rp
PVSR a Dep a
PVSR b Dep b
a
-1000 1000
2000 3000
4000 5000
6000
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun R
e n
te m
ily a
r R
p
PVSR a Dep a
PVSR b Dep b
b Gambar 27. Present value rente dan depresiasi di Pantai Timur a
dan Pantai Barat b.
87 Sedangkan keterkaitan antara perkembangan upaya effort dengan
depresiasi dapat dilihat pada Gambar 28.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tahun -50
50 100
150 200
250 300
350 400
Depresiasi 15 Eff ort
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tahun -200
200 400
600 800
1000
Depresiasi 5.68 Ef f ort
a
10 20
30 40
50 60
70
Tahun -100
-50 50
100 150
200 250
300 350
400 450
Depresiasi 15 Ef f ort
10 20
30 40
50 60
70
Tahun -200
200 400
600 800
1000 1200
Depresiasi 5.68 Ef f ort
b Gambar 28. Hubungan effort dan depresiasi sumber daya ikan pelagis
di Pantai Timur a dan Pantai Barat b. Dari Gambar 28 terlihat untuk Pantai Timur terjadi depresiasi selama
periode pengamatan sebanyak tiga kali, yaitu tahun 1988, 1991, dan 1997. Sedangkan untuk Pantai Barat terjadi depresiasi 4 kali, yaitu tahun 1991, 1994,
1998, dan 1999. Nilai depresiasi semakin besar, jika digunakan RDR 5.68 dari Kula. Ada hubungan antara upaya effort dengan depresiasi yang tidak terjadi
secara seketika. Artinya, ketika upaya effort tinggi, maka depresiasi sumber
88 daya perikanan tidak langsung terjadi pada saat itu, melainkan terjadi lag,
sehingga depresiasi baru akan terjadi pada periode berikutnya. Walaupun effort pada tahun tertentu relatif rendah, namun masih mungkin terjadi depresiasi
sumber daya, penyebabnya adalah karena effort yang berlebihan pada periode sebelumnya.
4.8. Pengelolaan Sumber daya yang Optimal