Degradasi Sumber Daya Perikanan

77 Walaupun, pada periode tertentu telah terjadi kelebihan produksi aktual dibanding produksi lestari dari perikanan pelagis di Aceh, namun tingkat ekspansinya masih relatif lebih kecil dibandingkan keragaan performance perikanan pelagis di Pantai Utara Jawa Barat dimana produksi aktual sudah jauh di atas produksi lestari Sofyan 2006. Hal yang sama juga terjadi pada perikanan demersal di Kabupaten Bengkali Efrizal 2005 dan demersal di Perairan DKI Jakarta Anna 2003. Artinya performance perikanan pelagis di Aceh belum cukup mengkhawatirkan seperti di Pantai Utara Jawa, namun jika tingkat eksploitasi ikan yang terus menerus meningkat sepanjang tahun, maka kemungkinan overfishing dimasa yang akan datang tidak bisa dihindari.

4.5. Degradasi Sumber Daya Perikanan

Pada perikanan dengan rezim open akses dimana berlaku first come first serve dan setiap pengusaha ingin mendapatkan keuntungan yang setinggi- tingginya dengan tingkat eksploitasi yang tinggi pula, dimana produksi aktual jauh di atas produksi lestari, maka konsekuensinya adalah terjadi degradasi sumber daya ikan. Seberapa besar tingkat degradasi sumber daya ikan dan pengaruhnya terhadap perubahan rente sumber daya serta produksi aktual dan lestari akan dikaji pada bagian tulisan ini dengan menggunakan persamaan 3.25. Degradasi diartikan sebagai penurunan kualitas atau kuantitas sumber daya alam dapat diperbaharui sehingga berkurang kemampuan alaminya untuk bergenerasi sesuai dengan kapasitas produksinya. Tingkat degradasi sumber daya perikanan menggambarkan adanya gejala penurunan potensi dari perikanan itu sendiri. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata nilai degradasi per tahun selama periode pengamatan di Pantai Timur dan Pantai Barat relatif sama yaitu masing- masing 0,26 dan 0,27. Laju degradasi sumber daya perikanan berdasarkan produksi aktual dan lestari dapat dilihat pada Gambar 22. 78 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun K o e fi s ie n D e gr a d a s i 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun K o e fi s ie n D e gr a d a s i a b Gambar 22. Laju degradasi sumber daya perikanan dengan menggunakan produksi aktual untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b. Dari Gambar 22 terlihat bahwa trajektori laju degradasi sumber daya ikan pelagis untuk Pantai Timur pada periode 80-an sampai awal 90-an relatif stabil, walaupun di awal pengamatan tahun 1986 sempat terjadi peningkatan. Namun setelah tahun 1995, laju degradasi meningkat tajam. Hal ini sesuai dengan prilaku produksi aktual yang di awal periode pengamatan berada di bawah produksi lestari, namun setelah tahun 1995 produksi aktual meningkat tajam dan berada di atas produksi lestari. Berbeda dengan Pantai Timur, trajektori laju degradasi di Pantai Barat di awal periode pengamatan tahun 80-an meningkat tajam sampai tahun 1990, pada periode 90-an relatif stabil, namun mulai tahun 2000 trend-nya kembali meningkat. Hal ini sesuai dengan prilaku produksi aktual yang di awal periode pengamatan berada di atas kurva produksi lestari, setelah itu berfluktuasi, namun pada periode 2000-an meningkat kembali atas produksi lestari. Pola yang hampir sama terlihat pada Gambar 23 dimana laju degradasi dihitung berdasarkan produksi lestari. Namun trajektorinya lebih stabil dibandingkan dengan trajektori laju degradasi produksi aktual. Bahkan di Pantai Barat terjadi penurunan laju degradasi yang terus menerus mulai tahun 1988 sampai dengan tahun 1999. 79 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun Ko ef is ie n Deg rad asi 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun Ko ef isi en Deg rad asi a b Gambar 23. Laju degradasi sumber daya perikanan dengan menggunakan produksi lestari untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b. Perbandingan antara laju degradasi dengan produksi aktual dapat dilihat pada Gambar 24. Dari gambar terlihat bahwa laju degradasi memiliki pola yang relatif sama dengan produksi aktual. Laju degradasi mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan produksi aktual, begitu juga sebaliknya, ketika terjadi penurunan produksi aktual maka laju degradasi juga mengalami penurunan. 50 100 150 200 250 300 350 400 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 Tahun P ro d u ksi 100 t o n 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 K o ef isi en D e g rad asi Produksi Aktual Koefisien Degradasi 50 100 150 200 250 300 350 400 1984 1986 1988 19 90 1992 1994 19 96 199 8 2000 2002 20 04 Tahun P rod uk s i 1 t on 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 K o e fisien D eg rad as i Produksi Aktual Koefisien Degradasi a b Gambar 24. Perbandingan laju degradasi dengan produksi aktual. 80 Seperti hubungan laju degradasi dengan produksi aktual, pola yang sama terlihat pada hubungan laju degradasi dengan effort bahwa semakin tinggi effort maka akan semakin tinggi laju degradasi sumber daya. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan upaya akan dapat menjadi penyebab terjadinya peningkatan degradasi. Untuk itu diperlukan tindakan pengelolaan terhadap upaya sehingga laju degradasi sumber daya ikan bisa dikurangi atau dapat dikendalikan. Untuk lebih jelasnya hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 25. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1984 1986 1988 1990 1992 1994 199 6 199 8 2000 2002 2004 Tahun E ff o rt 00 t ri p 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 K o ef is ie n Deg ra d a s i Effort Koefisien Degradasi 10 20 30 40 50 60 70 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 Tahun E ff o rt 000 t rip 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 K o ef isi en D eg ra d asi Effort Koefisien Degradasi a b Gambar 25. Perbandingan laju degradasi sumber daya perikanan dengan effort untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b.

4.6. Estimasi Parameter Ekonomi