88 daya perikanan tidak langsung terjadi pada saat itu, melainkan terjadi lag,
sehingga depresiasi baru akan terjadi pada periode berikutnya. Walaupun effort pada tahun tertentu relatif rendah, namun masih mungkin terjadi depresiasi
sumber daya, penyebabnya adalah karena effort yang berlebihan pada periode sebelumnya.
4.8. Pengelolaan Sumber daya yang Optimal
Sama seperti sumber daya alam lainnya, sumber daya perikanan merupakan aset kapital yang perlu dikelola secara optimal dengan pendekatan
kapital, sehingga dalam analisisnya dibutuhkan pertimbangan aspek intertemporal. Pada pendekatan kapital, biaya korbanan opportunity cost untuk mengeksploitasi
sumber daya pada saat ini diperhitungkan melalui perhitungan rente ekonomi optimal optimal rent yang seharusnya didapat dari sumber daya perikanan, jika
sumber daya tersebut dikelola secara optimal. Penelitian
ini menggunakan
market discount rate MDR 15 dan real
discount rate RDR 5.68. Nominal discount rate menggambarkan tingkat
eksploitasi sumber daya dimana biaya opportunity kapital ∂ sama dengan sosial
discount rate i. Tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan yang optimal
dihitung dengan Modified Golden Rule, persamaan 3.37 dan 3.38. Dari kedua persamaan tersebut, diperoleh biomas optimal
x
yang digunakan untuk menghitung catch h dan effort E optimal. Dari hasil tersebut dapat dihitung
rente optimal dengan persamaan 3.39. Kemudian, dengan menggunakan persamaan Gompertz diperoleh nilai optimal dari sumber daya perikanan
persamaan berikut : =
δ −
− +
− }
c pqx
{ x
x k
ln cr
r x
k ln
r Nilai optimal biomas, hasil tangkapan catch dan effort dengan nilai
δ yang berbeda untuk Pantai Timur dapat dilihat pada Tabel 10.
89 Tabel 10. Nilai biomas, hasil tangkapan dan effort optimal ikan pelagis di
Pantai Timur dengan market dan Kula discount rate.
Discount rate 15 Discount rate 5.68
Tahun Biomas
Optimal ton
Produksi Optimal
ton Effort
optimal ribu trip
Biomas Optimal
ton Produksi
Optimal ton
Effort optimal
ribu trip 1984
72 013.80 31 524.11
138.04 80 046.65
31 450.25 123.89
1985 72 013.81
31 524.11 138.04
80 046.66 31 450.25
123.89 1986
72 013.82 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
1987 72 013.84
31 524.11 138.04
80 046.68 31 450.25
123.89 1988
72 013.82 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
1989 72 013.83
31 524.11 138.04
80 046.67 31 450.25
123.89 1990
72 013.83 31 524.11
138.04 80 046.67
31 450.25 123.89
1991 72 013.80
31 524.11 138.04
80 046.65 31 450.25
123.89 1992
72 013.82 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
1993 72 013.82
31 524.11 138.04
80 046.66 31 450.25
123.89 1994
72 013.82 31 524.11
138.04 80 046.67
31 450.25 123.89
1995 72 013.80
31 524.11 138.04
80 046.65 31 450.25
123.89 1996
72 013.80 31 524.11
138.04 80 046.65
31 450.25 123.89
1997 72 013.83
31 524.11 138.04
80 046.67 31 450.25
123.89 1998
72 013.81 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
1999 72 013.81
31 524.11 138.04
80 046.65 31 450.25
123.89 2000
72 013.82 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
2001 72 013.81
31 524.11 138.04
80 046.66 31 450.25
123.89 2002
72 013.81 31 524.11
138.04 80 046.65
31 450.25 123.89
2003 72 013.82
31 524.11 138.04
80 046.66 31 450.25
123.89 2004
72 013.81 31 524.11
138.04 80 046.66
31 450.25 123.89
Hasil perhitungan analisis optimal dengan menggunakan MDR 15, untuk Pantai Timur, diperoleh nilai biomas optimal
x
= 72 013.81 ton, produksi optimal h = 31 524.11 ton, dan effort optimal E = 138 037.8 trip.
Sedangkan nilai optimal dengan menggunakan RDR 5.68 diperoleh biomas optimal
x
= 80 046.66 ton, produksi optimal h = 31 450.25 ton, dan effort optimal E = 123 894.4 trip. Dari Tabel 10 terlihat bahwa dengan
menggunakan nilai discount rate yang lebih kecil RDR 5.68, maka diperoleh nilai optimal biomas yang relatif lebih tinggi dan input yang relatif lebih rendah
daripada perhitungan dengan menggunakan MDR 15. Nilai biomas, produksi catch, dan effort optimal selama periode
pengamatan dengan discount rate yang berbeda di Pantai Barat Aceh dapat dilihat pada Tabel 11.
90 Tabel 11. Nilai biomas, hasil tangkapan dan effort optimal ikan pelagis di
Pantai Barat dengan market dan Kula discount rate.
Discount rate 15 Discount rate 5.68
Tahun Biomas
Optimal Produksi
Optimal ton
Effort optimal
ribu trip Biomas
Optimal Produksi
Optimal ton
Effort optimal
ribu trip 1984
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.46
28 399.48 71.09
1985 48 165.27
28 453.36 78.75
53 252.48 28 399.48
71.09 1986
48 165.26 28 453.36
78.75 53 252.47
28 399.48 71.09
1987 48 165.23
28 453.36 78.75
53 252.45 28 399.48
71.09 1988
48 165.25 28 453.36
78.75 53 252.47
28 399.48 71.09
1989 48 165.25
28 453.36 78.75
53 252.47 28 399.48
71.09 1990
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.45
28 399.48 71.09
1991 48 165.23
28 453.36 78.75
53 252.45 28 399.48
71.09 1992
48 165.23 28 453.36
78.75 53 252.45
28 399.48 71.09
1993 48 165.25
28 453.36 78.75
53 252.46 28 399.48
71.09 1994
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.46
28 399.48 71.09
1995 48 165.24
28 453.36 78.75
53 252.46 28 399.48
71.09 1996
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.45
28 399.48 71.09
1997 48 165.24
28 453.36 78.75
53 252.45 28 399.48
71.09 1998
48 165.23 28 453.36
78.75 53 252.45
28 399.48 71.09
1999 48 165.24
28 453.36 78.75
53 252.45 28 399.48
71.09 2000
48 165.25 28 453.36
78.75 53 252.46
28 399.48 71.09
2001 48 165.24
28 453.36 78.75
53 252.46 28 399.48
71.09 2002
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.46
28 399.48 71.09
2003 48 165.23
28 453.36 78.75
53 252.45 28 399.48
71.09 2004
48 165.24 28 453.36
78.75 53 252.46
28 399.48 71.09
Berdasarkan Tabel 11, untuk Pantai Barat, dengan menggunakan MDR 15 diperoleh nilai biomas optimal
x
= 48 165.24 ton, produksi optimal h = 28 453.36 ton, dan effort optimal E = 78 751.6 trip. Sedangkan nilai optimal
dengan RDR 5.68 diperoleh biomas optimal
x
= 53 252.46 ton, produksi optimal h = 28 399.48 ton, dan effort optimal E = 71 093.36 trip. Sama
seperti Pantai Timur, dengan menggunakan nilai discount rate yang lebih kecil RDR 5.68, maka diperoleh nilai optimal biomas yang relatif lebih tinggi dan
input yang relatif lebih rendah daripada perhitungan dengan menggunakan MDR
15. Untuk lebih jelasnya perbedaan nilai biomas dan produksi yang optimal
sepanjang tahun pengamatan untuk kedua nilai discount rate dapat dilihat pada Gambar 29.
91
100 200
300 400
500 600
700 800
900
Tahun boimass opt 5.68
biomass opt 15 prod opt 5.68
prod opt 15 100
200 300
400 500
600
Tahun boimass opt 5.68
biomass opt 15 prod opt 5.68
prod opt 15
a b Gambar 29. Trajektori biomas dan produksi optimal 100 ton dengan nilai
δ yang berbeda untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b. Gambar 29 menunjukkan bahwa sepanjang tahun pengamatan nilai
optimal biomas pada RDR 5.68 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan optimal biomas pada MDR 15. Namun sebaliknya produksi optimal pada MDR
15 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan produksi optimal pada RDR 5.68. Hal ini sesuai dengan pernyataan Clark 1971, diacu dalam Hanesson 1987 dan
Clark 1990 bahwa nilai discount rate yang lebih tinggi akan menyebabkan peningkatan laju optimal eksploitasi sumber daya yang terbaharukan.
Untuk sumber daya terbaharukan seperti perikanan, yang memiliki fungsi pertumbuhan berbentuk cembung concave, discount rate yang lebih tinggi akan
menyebabkan stok biomas menjadi lebih sedikit. Pada sisi lain, discount rate juga mengekspresikan opportunity cost dari kapital untuk diinvestasikan pada peralatan
produksi. Semakin tinggi discount rate, akan menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi. Pada akhirnya akan menyebabkan produksi intensif optimal
menjadi lebih rendah dari stok yang semakin tinggi. Penurunan level biomas pada discount rate yang lebih tinggi dapat
dipahami karena penelitian ini menggunakan parameter real cost yang disesuaikan dengan indeks harga konsumen, sehingga price ratio menjadi relatif konstan.
Dengan demikian, yang lebih berpengaruh dalam hal ini adalah fungsi produksi
92 itu sendiri yang menyebabkan penurunan biomas pada tingkat discount rate yang
lebih tinggi. Perbandingan produksi optimal dengan produksi aktual dan lestari
Gompertz pada perikanan pelagis di Pantai Timur dan Barat Aceh, dengan menggunakan RDR 5.68 dan MDR 15 dapat dilihat pada Gambar 30.
50 100
150 200
250 300
350 400
Tahun prod opt 5.68
prod opt 15 prod aktual
prod lest ari 50
100 150
200 250
300 350
400
Tahun prod opt 5.68
prod opt 15 prod akt ual
prod lest ari
a b Gambar 30. Trajektori produksi aktual, lestari, dan optimal 100 ton dengan
nilai δ yang berbeda untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b.
Dari Gambar 30 terlihat bahwa pada periode tahun 1980-an hingga tahun 1994, produksi aktual masih di bawah kondisi lestari dan optimal, walaupun pada
tahun 1987 terjadi keseimbangan dengan produksi lestari. Namun, mulai tahun 1995 produksi aktual meningkat tajam sehingga melampaui produksi lestari
hingga akhir periode pengamatan dan bahkan mulai tahun 2003 produksi telah melampaui produksi optimal. Kalau diperhatikan bahwa trend produksi aktual
akan terus meningkat menjauhi kurva produksi lestari dan memotong kurva produksi optimal. Artinya, jika pengelolaan sumber daya ikan pelagis di Pantai
Timur Aceh tidak dilakukan dengan hati-hati, maka sangat mungkin akan terjadi biological
and economical overfishing. Ketika itu, usaha perikanan pelagis sudah tidak mencapai keuntungan maksimum.
93 Berbeda seperti Pantai Timur, trajektori pelagis di Pantai Barat pada awal
periode pengamatan produksi aktual di bawah produksi lestari, namun dua tahun kemudian tahun 1986 produksi aktual sudah di atas produksi lestari, keadaan ini
bertahan hingga 10 tahun akhir tahun 1996. Setelah itu produksi aktual berfluktuasi, naik-turun, memotong kurva produksi lestari, hingga pada tahun
2002 produksi aktual kembali di atas produksi lestari dan sekaligus memotong kurva produksi optimal. Secara umum trend kurva produksi aktual terus
meningkat dari tahun ke tahun, apalagi mulai tahun 2000-an dimana peningkatannya cukup signifikan hingga melewati produksi optimal. Artinya,
melihat kepada garis trend produksi aktual yang terus naik, maka sama seperti Pantai Timur, ada kemungkinan terjadi biological and economial everfishing, jika
tidak dikelola secara baik. Dilihat dari sisi input, secara umum effort di Pantai Timur lebih tinggi dari
pada effort di Pantai Barat. Trajektori effort aktual dan optimal pada discount rate yang berbeda di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 31.
20 40
60 80
100 120
140 160
1984 1987
1990 1993
1996 1999
2002 Tahun
ef for
t o pt
im al
dan ak
tual 1000 t
ri p
effort opt 5.68 effort opt 15
effort aktual 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
19 84
19 87
19 90
19 93
19 96
19 99
20 02
Tahun E
ff or
t o pt
ima l d
an ak
tu al
1 00
tr ip
effort opt 5.68 effort opt 15
effort aktual
a b Gambar 31. Trajektori effort aktual dan optimal 1000 trip dengan nilai
δ yang berbeda untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b.
94 Gambar 31 menunjukkan bahwa upaya optimal pada kondisi MDR 15
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi RDR 5.68 baik untuk Pantai Timur maupun Pantai Barat Aceh. Namun effort optimal di Pantai Timur Aceh
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan effort di Pantai Barat Aceh dan secara umum effort optimal dari kedua pantai ini relatif masih lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat effort aktual. Berdasarkan Gambar 30 dan 31 dapat dijelaskan bahwa, untuk Pantai
Timur Aceh, apabila sumber daya perikanan pelagis dikelola secara optimal, maka produksi harus mengikuti trajektori optimal yaitu sebesar 31.524,11 ton untuk
MDR 15 dan 31 450.25 ton untuk RDR 5.68. Sementara input effort harus mengikuti trajektori optimal pada level 138 037.8 triptahun untuk MDR 15 dan
level 123 894.4 triptahun untuk RDR 5.68. Sedangkan untuk Pantai Barat, apabila sumber daya perikanan pelagis dikelola secara optimal, maka produksi
harus mengikuti trajektori optimal yaitu sebesar 28 453.36 ton untuk MDR 15 dan 28 399.48 ton untuk RDR 5.68. Sementara input effort harus mengikuti
trajektori optimal pada level 78.751,6 triptahun untuk MDR 15 dan level 71 093.36 triptahun untuk RDR 5.68.
Berdasarkan trajektori produksi optimal di atas, maka dapat dihitung rente optimal lestari sepanjang periode pengamatan dengan discount rate yang berbeda
di daerah penelitian, yaitu seperti terlihat pada Tabel 12 dan 13.
95 Tabel 12. Rente optimal lestari di Pantai Timur Aceh Rp Milyar
∂ = 15 ∂ = 5.68
Tahun Rente Optimal
PV Rente Optimal Rente Optimal
PV Rente Optimal 1984
69.00 460.01
68.82 1 211.62
1985 75.89
505.92 75.69
1 332.56 1986
82.33 548.87
82.11 1 445.68
1987 109.22
728.16 108.94
1 917.88 1988
112.70 751.33
112.41 1 978.97
1989 145.45
969.69 145.08
2 554.17 1990
174.80 1 165.35
174.35 3 069.57
1991 158.63
1 057.56 158.22
2 785.57 1992
172.78 1 151.87
172.33 3 033.92
1993 185.49
1 236.61 185.01
3 257.20 1994
197.67 1 317.83
197.16 3 471.11
1995 223.67
1 491.11 223.09
3 927.65 1996
289.33 1 928.86
288.57 5 080.39
1997 304.31
2 028.71 303.51
5 343.51 1998
297.83 1 985.52
297.03 5 229.40
1999 284.41
1 896.06 283.60
4 993.04 2000
298.17 1 987.81
297.32 5 234.56
2001 303.29
2 021.95 302.40
5 323.93 2002
312.19 2 081.26
311.25 5 479.77
2003 316.34
2 108.91 315.35
5 552.02 2004
323.46 2 156.40
322.43 5 676.65
Tabel 13. Rente optimal lestari di Pantai Barat Aceh Rp Milyar
∂ = 15 ∂ = 5.68
Tahun Rente Optimal
PV Rente Optimal Rente Optimal
PV Rente Optimal 1984
63.94 426.24
63.81 1 123.40
1985 69.95
466.32 69.81
1 229.02 1986
75.97 506.49
75.82 1 334.88
1987 99.65
664.32 99.45
1 750.80 1988
100.90 672.64
100.69 1 772.72
1989 128.60
857.34 128.34
2 259.46 1990
151.19 1 007.91
150.87 2 656.18
1991 138.13
920.88 137.84
2 426.80 1992
145.51 970.07
145.19 2 556.23
1993 154.20
1 028.02 153.87
2 708.91 1994
169.65 1 131.03
169.29 2 980.52
1995 186.16
1 241.05 185.75
3 270.32 1996
241.51 1 610.09
240.98 4 242.59
1997 244.75
1 631.67 244.19
4 299.20 1998
247.07 1 647.11
246.51 4 339.92
1999 255.01
1 700.09 254.45
4 479.75 2000
262.53 1 750.19
261.93 4 611.51
2001 272.16
1 814.39 271.53
4 780.52 2002
275.63 1 837.51
274.97 4 841.02
2003 282.39
1 882.63 281.71
4 959.63 2004
294.48 1 963.21
293.76 5 171.89
96
- 50
100 150
200 250
300 350
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun R
e nt
e R
p. m
ily a
r
Rente Optimal 5.68 Rente Optimal 15
- 50
100 150
200 250
300 350
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun R
en te
R p.m
ily ar
Rente Optimal 5.68 Rente Optimal 15
a b Gambar 32. Trajektori rente optimal lestari dengan nilai
δ yang berbeda untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b.
Dari Tabel 12, 13 dan Gambar 32 terlihat bahwa rente optimal lestari terus mengalami kenaikan sepanjang periode pengamatan. Pola peningkatan rente ini
mempunyai pola untuk kedua pantai yang sama di awal periode pengamatan. Namun pada akhir periode pengamatan rente optimal lestari di Pantai Timur lebih
tinggi dari Pantai Barat. Rata-rata rente optimal lestari untuk Pantai Timur Rp 210.70 milyar pada RDR 5.68 dan Rp 211.28 milyar pada MDR 15.
Sedangkan rata-rata rente optimum lestari untuk Pantai Barat Rp 183.37 milyar pada RDR 5.68 dan Rp 183.78 milyar pada MDR 15. Rata-rata rente optimal
lestari dari ikan pelagis di Pantai Timur lebih besar dari rata-rata rente di Pantai Barat.
Perbandingan rente ekonomi yang diperoleh antara annual sustainable rent
dan rente dalam kondisi pengelolaan optimal dapat dilihat pada Tabel 14 dan 15. Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa nilai present value optimal rent
PVOR RDR 5.68 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan present value optimal rent
pada MDR 15.
97
Tabel 14. Perbedaan present value rente optimal dan lestari di Pantai Timur Aceh Rp Milyar
Tahun PV Rente
Lestari 15 PV Rente
Optimal 15 PV Rente
Lestari 5.68 PV Rente
Optimal 5.68 ΔPV rente
15 ΔPV rente
5.68 1
2 3
4 5
3 – 2 5 – 4
1984 234.73 460.01 619.87 1 211.62
225.28 591.75 1985 257.34 505.92 679.59 1
332.56 248.59 652.97
1986 279.03 548.87 736.87 1 445.68
269.84 708.81 1987
385.67 728.16
1 018.48 1 917.88
342.50 899.40
1988 358.51
751.33 946.78
1 978.97 392.81
1 032.19 1989
449.36 969.69
1 186.69 2 554.17
520.33 1 367.48
1990 514.46
1 165.35 1 358.61
3 069.57 650.89
1 710.96 1991
509.48 1 057.56
1 345.47 2 785.57
548.08 1 440.10
1992 576.74
1 151.87 1 523.09
3 033.92 575.12
1 510.83 1993
582.68 1 236.61
1 538.76 3 257.20
653.93 1 718.44
1994 630.14
1 317.83 1 664.11
3 471.11 687.68
1 807.00 1995
653.00 1 491.11
1 724.48 3 927.65
838.11 2 203.17
1996 1 001.61
1 928.86 2 645.09
5 080.39 927.25
2 435.30 1997
987.46 2 028.71
2 607.74 5 343.51
1 041.24 2 735.77
1998 1 131.61
1 985.52 2 988.41
5 229.40 853.91
2 240.99 1999
1 346.60 1 896.06
3 556.17 4 993.04
549.46 1 436.87
2000 1 438.98
1 987.81 3 800.12
5 234.56 548.84
1 434.45 2001
1 597.97 2 021.95
4 219.99 5 323.93
423.98 1 103.94
2002 1 713.08
2 081.26 4 523.97
5 479.77 368.18
955.80 2003
1 836.06 2 108.91
4 848.75 5 552.02
272.85 703.27
2004 1 934.42
2 156.40 5 108.50
5 676.65 221.98
568.16 Tabel 15. Perbedaan present value rente optimal dan lestari di Pantai Barat Aceh
Rp Milyar Tahun
PV Rente Lestari 15
PV Rente Optimal 15
PV Rente Lestari 5.68
PV Rente Optimal
5.68 ΔPV rente
15 ΔPV rente
5.68 1
2 3
4 5
3 – 2 5 – 4
1984 159.21
426.24 420.44 1 123.40
267.03 702.96
1985 188.20
466.32 497.02 1 229.02
278.11 732.00
1986 200.55
506.49 529.61 1 334.88
305.94 805.27
1987 332.54
664.32 878.19 1 750.80
331.78 872.61
1988 347.54
672.64 917.81 1 772.72
325.10 854.91
1989 480.47
857.34 1268.84 2 259.46
376.87 990.62
1990 638.83
1 007.91 1687.06 2 656.18
369.08 969.13
1991 602.05
920.88 1589.91 2 426.80
318.83 836.89
1992 767.93
970.07 2027.99 2 556.23
202.14 528.24
1993 826.53
1 028.02 2182.75 2 708.91
201.49 526.16
1994 799.24
1 131.03 2110.67 2 980.52
331.79 869.85
1995 958.93
1 241.05 2532.39 3 270.32
282.12 737.92
1996 1 339.09
1 610.09 3536.32 4 242.59
271.00 706.27
1997 1 456.85
1 631.67 3847.31 4 299.20
174.82 451.88
1998 1 455.09
1 647.11 3842.66 4 339.92
192.02 497.26
1999 1 409.60
1 700.09 3722.54 4 479.75
290.49 757.21
2000 1 549.32
1 750.19 4091.51 4 611.51
200.87 520.00
2001 1 655.78
1 814.39 4372.66 4 780.52
158.61 407.86
2002 1 766.47
1 837.51 4664.96 4 841.02
71.04 176.06
2003 1 846.19
1 882.63 4875.50 4 959.63
36.44 84.14
2004 1 928.19
1 963.21 5092.04 5 171.89
35.03 79.85
98 Dari Tabel 15 dan 16 terlihat bahwa apabila sumber daya ikan pelagis
dikelola secara optimal, maka rente ekonomi yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan rente lestari, yang terlihat dari tingginya perbedaan kedua
rente tersebut. Hal ini terjadi baik di Pantai Timur maupun Pantai Barat Aceh. Bagaimana, trajektori perbedaan antara rente optimal dan rente lestari di daerah
penelitian dengan jelas dapat dilihat pada Gambar 33.
500 1000
1500 2000
2500 3000
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun R
ent e
R p
.m ily
ar
Perbedaan rente 15 Perbedaan rente 5,68
200 400
600 800
1000 1200
198 4
198 6
198 8
199 199
2 199
4 199
6 199
8 200
200 2
200 4
Tahun R
e nt
e R
p. mi
ly a
r
Perbedaan rente 15 Perbedaan rente 5,68
a b Gambar 33. Trajektori perbedaan rente optimal dan lestari dengan nilai
δ yang berbeda untuk Pantai Timur a dan Pantai Barat b.
Dari Gambar 33 terlihat bahwa perbedaan rente optimal dan lestari baik di Pantai Timur maupun Barat cukup tinggi. Rata-rata perbedaan rente per tahun
selama periode pengamatan untuk Pantai Timur adalah Rp 531.47 milyar δ =
15 dan Rp 1.39 trilyun δ = 5.68. Sedangkan untuk Pantai Barat, perbedaan
rente adalah Rp 239.09 milyar δ = 15 dan Rp 624.15 δ = 5.68. Untuk
Pantai Timur, perbedaan rente meningkat dari awal periode pengamatan hingga tahun 1997, setelah itu menurun drastis. Sedangkan untuk Pantai Barat polanya
terus menurun setelah tahun 1998. Melihat trend perbedaan rente yang terus menurun, maka ada kemungkinan perbedaan rente ini akan nol atau bahkan
negatif memotong sumbu x pada Gambar 33 jika penangkapan sumber daya
99 ikan pelagis ini tidak dikelola dengan baik melalui penyesuaian input. Secara
umum perbedaan rente pada RDR 5.68 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan MDR 15.
Perbedaan effort
optimal dan aktual serta rente optimal dan lestari di Pantai Timur dan Barat Aceh dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan effort optimal dan aktual serta rente optimal dan lestari
δ=15
Perbedaan Pantai Timur
Pantai Barat Tahun
Effort Rente
Effort Rente
1984 279.42 95.46 483.78 167.20
1985 280.95 96.08 432.46 147.28
1986 281.22 96.19 444.77 152.05
1987 261.71 88.31 308.13 99.37
1988 312.84 109.02 291.85 93.15 1989 328.10 115.23 252.15 78.07
1990 354.32 125.93 197.07 57.44 1991 307.95 107.03 184.05 52.64
1992 288.64
99.20 109.41 26.05 1993 319.37 111.68 103.66 24.11
1994 311.77 108.59 152.65 41.21 1995 358.79 127.76 118.44 29.14
1996 271.03
92.07 91.17 19.97
1997 302.72 104.91 64.76 11.75
1998 228.55 74.99
68.78 12.94 1999 140.42
40.40 92.30 20.34
2000 133.43 37.75
68.01 12.71 2001 102.24
26.16 56.33
9.33 2002 88.16 21.13 34.31 3.77
2003 68.77 14.50 23.93 1.73 2004 58.25 11.12 23.00 1.57
Rata-rata 241.84 81.12
171.48 50.56
Dari Tabel 16 terlihat bahwa perbedaan antara effort optimal dan aktual, baik di Pantai Timur maupun Pantai Barat Aceh, masih positif. Artinya effort
aktual masih lebih rendah dari effort optimal. Namun, terlihat perbedaan effort tersebut selama periode pengamatan, semakin lama semakin kecil menurun
drastis seperti terlihat pada Gambar 34. Artinya effort aktual sudah semakin dekat dengan effort optimal. Memang dari hasil perhitungan, masih ada ruang
100 untuk meningkatkan effort, namun melihat kepada trend perbedaan effort yang
semakin menurun, maka ada kemungkinan suatu saat effort aktual akan melebihi effort
optimal. Oleh karena itu, ke depan perlu pengendalian input, agar keuntungan ekonomi dapat ditingkatkan dan tidak terjadi economical over fishing.
50 100
150 200
250 300
350 400
198 4
198 6
198 8
199 199
2 199
4 199
6 199
8 200
200 2
200 4
Tahun P
e rb
e daa
n E ffo
rt
100 200
300 400
500 600
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 Tahun
P e
rbedaan E ffor
t
a b Gambar 34. Trajektori perbedaan effort optimal dan aktual di Pantai Timur a
dan Pantai Barat b
20 40
60 80
100 120
140
198 4
198 6
198 8
199 199
2 199
4 199
6 199
8 200
200 2
200 4
Tahun P
er bed
aan R ent
e
20 40
60 80
100 120
140 160
180
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun P
er b
ed aa
n R en
te
a b Gambar 35. Trajektori perbedaan rente optimal dan lestari di Pantai Timur a
dan Pantai Barat b. Seperti disebutkan di atas bahwa jika sumber daya ikan pelagis dikelola
secara optimal maka rente ekonomi yang diperoleh lebih besar daripada annual
101 sustainable rent
. Perbedaan rente optimal dan lestari di lokasi penelitian seperti pada Tabel 16 dan Gambar 35. Secara keseluruhan, nilai perbedaan rente baik di
Pantai Timur maupun Barat Aceh bersifat positif, artinya rente masih dapat ditingkatkan, namun perlu hati-hati karena terlihat bahwa trend perbedaan rente
tersebut berpola semakin menurun. Oleh karena itu, ke depan perlu pengendalian input dengan baik, supaya nilai ekonomi dari sumber daya pelagis di daerah
penelitian dapat ditingkatkan.
4.9. Analisis Instrumen Kebijakan Efisiensi