Etat volume Etat volume sistem TPTII merupakan perkalian antara etat luas dengan potensi

b. Etat volume siklus ke-1 Menurut Vanclay 1995, 2001 pemodelan perkembangan tegakan tinggal dapat dilakukan melalui pendekatan kerapatan tegakan tinggal. Dasar penyusunan model ini adalah pengaruh kerapatan Nha dan luas bidang dasar per ha Bha terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon dalam hutan dengan asumsi bahwa makin tinggi kerapatan tegakan maka semakin rendah pertumbuhan pohon karena efek persaingan yang berdampak pada ingrowth, upgrowth dan moratlity pada masing- masing tingkat pertumbuhan. Tingkat tiang dan pohon diperkirakan dapat menimbulkan efek persaingan tempat tumbuh yang signifikans terhadap tegakan tinggal pada semua tingkat pertumbuhan karena telah mempunyai dimensi yang besar serta jangkauan perakaran dan tajuk yang luas, dibanding tingkat pancang dan semai. Oleh karena itu efek persaingan yang disebabkan kerapatan tingkat semai dan pancang dapat diabaikan. Pada penelitian ini pengukuran diameter dan tinggi tingkat tiang dan pohon dilakukan dengan intensitas sampling 100 metode sensus sehingga perhitungan luas bidang dasar tegakan dapat dilakukan dengan keakuratan yang tinggi. Untuk memprediksi potensi pohon masak tebang jumlah dan volume per ha pada siklus tebang ke-1 dengan asumsi menggunakan siklus tebang 30 tahun dan 35 digunakan perangkat lunak Stella 9.0.2 dengan parameter ingrowth, upgrowth dan mortality yang diolah menggunakan data hasil pengukuran tegakan tinggal selama empat periode, yaitu tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Pemodelan ini menggunakan fungs i kerapa tan tegaka n yang dicerminka n oleh jumlah po hon N per ha da n luas bidang dasar B per ha. Pertumbuhan tegakan tinggal dicerminkan melalui ingrowth dan upgrowth dan kematian pohon disebabkan oleh efek tebangan. Kematian alami tingkat tiang dan pohon disebabkan efek persaingan dicerminkan melalui mortality yang muncul setiap tahun. Persamaan pemodelan dinamika tegakan hutan dapat dilihat pada Lampiran 11. Pemod elan menggunakan skema diagram alir dimulai dari kelas diameter 10-19 cm tingkat tiang, 20-29 cm, 30-39 cm dan 40 cm ke atas seperti terlihat pada Gambar 34. Model yang dihasilkan mempunyai mean absolute percentage error MAPE sebesar 16,14 sehingga dapat dipergunakan.

Dokumen yang terkait

Forest Fire Threaten Indonesia Forest Plantation: a Case Study in Acacia mangium Plantation

0 4 16

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Study on Spatial and Temporal Changes of Forest Cover Due to Canal Establishment in Peat Land Area, Central Kalimantan

0 6 29

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 20 311

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

The Linkage Between Growth, Unemployment and Income Inequality on Poverty in Central of Java Province, 2004-2010

1 8 184

Stand structure dynamic for forest yield regulation based on number of trees : case on a logged over area of a low and dry-land of tropical rain natural forest in Kalimantan

1 16 186

The Growth of Red Meranti (Shorea leprosula Miq.) with Selective Cuttingand Line Planting in areas IUPHHK-HA PT. Sarpatim Central Kalimantan

0 3 86

Analysis of Land and Forest Fires Hazard Zonation in Spatial Planning (Case Study in Palangka Raya City, Central Kalimantan Province).

2 16 135