Kondisi kesesuaian lahan pada areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti berada dalam kisaran S2, S3 dan N yang berarti dapat dibudidayakan dengan tujuan utama
penanaman tanaman keras dan tanaman kehutanan. Kelas lahan S1 berarti sangat sesuai highty suitable. Lahan tidak mempunyai
pembatas yang serius dalam pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti sehingga tidak secara nyata berpengaruh terhadap
produksi dan tidak akan menaikkan masukan input melebihi keadaan normal. Lahan S2 berarti cukup sesuai moderatly suitable. Lahan ini mempunyai
pembatas yang cukup untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diberikan. Pembatas akan mengurangi produksi sehingga harus menambah masukan input.
Lahan S3 berarti hampir sesuai marginally suitable. Lahan ini mempunyai fakor pembatas yang berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang
diberikan. Pembatas akan mengurangi produksi sehingga dapat meningkatkan masuka n input yang diperlukan. Lahan N berarti tidak sesuai pada saat ini
currently non suitable. Lahan ini mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi
masih dapat diatasi atau diperbaiki dengan tingkat pengelolaan tertentu dan dengan biaya rasional.
Proses geomorfologi di wilayah Kapuas bagian Hulu Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti merupakan kegiatan
tektonik dan berasal dari proses intrusi yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik pada masa lalu. Kegiatan tektonik berawal dari tersier yang menghasilkan lipatan sangat
kuat pada formasi batuan malihan. Stuktur geologi yang ditemukan berupa sinklin, antiklin, sesar naik dan sesar normal. Intrusi vulkanik berupa batu granit yang
terdapat pada bagian tengah areal IUPHHK. Kegiatan tektonik dan intrusi memberikan dampak terhadap pembentukan
topografi yang berbukit sampai bergunung. Berdasarkan peta geologi Indonesia, lembar Kalimantan skala 1:1.000.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Bandung tahun 1994, formasi geologi di areal IUPHHK PT Gunung Meranti terdiri dari batuan sedimen tanah muka Tm, batuan alas kerak benua Pzm
dan sedimen paleogen T.
3.4 Topografi
Keadaan topografi areal IUPHHK PT Gunung Meranti di kelompok hutan Gunung Pasak Pinggan secara umum adalah bergelombang ringan sampai berat
dengan kemiringan antara 0 - 45. Berdasarkan peta topografi, ketinggian areal IUPHHK PT Gunung Meranti berkisar antara 250 – 1.100 m diatas permukaan laut.
Klasifikasi kelerengan berdasarkan SK. Menteri Pertanian Nomor: 837 Tahun 1980 pada areal IUPHHK PT Gunung Meranti disajikan dalam Tabel 3.
Tabe l 3. Daftar klasifikasi kelerengan areal IUPHHK PT Gunung Meranti No.
Kelas Kelerengan
Luas ha Ket
1 2
3 4
5 Datar
Landai Agak Curam
Curam Sangat Curam
0-8 8-15
15-25 25-40
40 14.188
24.048 42.765
10.162 4.102
Sumber : Peta Areal Kerja PT.Gunung Meranti yang disahkan Dirjen PH No.2423VIIPPH-31991 tanggal 1 Nopember 1991 dalam RKUPHHK PT
Gunung Meranti 2007-2016.
Daerah dengan kelerengan curam terletak pada bagian tengah areal IUPHHK, sekaligus sebagai batas yang memisahkan Kabuapten Kapuas di sebelah Selatan
dengan Kabupaten Murung Raya di sebe lah Utara. Kondisi yang sangat curan berada pada bagian tengah daerah ini yang dimasukkan dalam kawasan hutan
lindung. Beberapa daerah dengan kelerengan sangat curam berada dalam kawasan pengelolaan hutan produksi terbatas dan telah ditetapkan sebagai kawasan
perlindungan yang tidak boleh ditebang.
3.5 P enutupan Vegetasi Areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti berada pada hutan hujan tropika basah
dalam kelompok hutan Gunung Pasak Pinggan dengan dominasi jenis dari Famili Dipterocarpaceae
terutama jenis meranti Shorea spp, keruing Dipterocarpus spp, kapur Dryobalanops spp dan resak vatica spp. Jenis lainnya seperti
marijang Sindora sp, ulin Eusideroxylon zwageri, Scapium podocarpum,
Koompassia malaccensis , Agathis bornensis, binuang Octomeles sp dan nyatoh
Palaquium sp. Berdasarkan hasil interpretasi Citra Landsat tahun 2007, gambaran penutupan
lahan areal IUPHHK PT Gunung Meranti disajikan disajikan dalam Tabel 4. Tabe l 4. Kondisi penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti
No. Uraian
Fungsi Hutan
Ha Daerah
penyangga ha
Jumlah ha Prosentase
1. 2.
3. 4.
5. Hutan primer
Hutan bekas tebangan Non hutan
Non hutan enclave Tertutup a wan
13.110 66.724
1.269 1.146
8.340 2.324
2.352 -
- -
15.434 69.076
1.269 1.146
8.340 16,2
72,5 1,3
1,2 8,8
Jumlah 90.589
4.676 95.265
100
Sumber : Penafsiran foto citra landsat 7 ETM+ PT Gunung Meranti tahun 2007
Jenis flora yang dilindungi di areal IUPHHK PT Gunung Meranti antara lain dari jenis anggrek Orchidae, tengkawang Shorea spp, daha Koompassia exelsa,
jelutung Dyera sp dan durian Durio spp. Jenis fauna yang dilindungi antara lain Cervus unicolor, kucing hutan Felis
palniceps , beruang madu Helarctos malayanus, landak Hystrix brachyura, owa-
owa Hylobates moloch da n rangkong Bucheros rhinoceros. 1.6
Iklim
Keadaan iklim di areal IUPHHK PT Gunung Meranti didasarkan pada pengamatan Stasiun Meteorologi dan Geofisika Muara Teweh serta Stasiun
Pengamatan Hujan PT Gunung Meranti. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim menurut Schmidt Ferguson, areal IUPHHK PT Gunung Meranti termasuk kedalam iklim A
dengan besarnya rasio bulan kering ch 100 mmbulan dan bulan basah ch 100 mmbulan Q sebesar 0,17.
Data pada stasiun Muara Teweh menunjukkan bahwa curah hujan sebesar 2.687 mmth yang terakumulasi dari 196 hari hujan. Bulan-bulan basah terjadi selama 12
bulan dan tertinggi jatuh pada bulan Nopember sebesar 323 mm. Bulan-bulan kering tidak terjadi sepanjang tahun. Berdasarkan peta agroklimat wilayah Kalimantan
seperti terlihat pada Lampiran 17, areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti