c. Mengeva luasi struktur, komposisi, keanekaragaman dan kekayaan jenis tegakan tinggal dalam jalur antara
d. Mengeva luasi tingkat kelayakan usaha sistem TPTII, khususnya di areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti.
Dengan tersedianya data perkembangan tanaman, tegakan tinggal, model dinamika tegakan hutan serta analisis finansial pada sistem TPTII diharapkan dapat
mendukung kemajuan pelaksanaan sistem ini di Indo nesia. Stakeholder dapat
menentukan potensi tanaman dan tegakan tinggal pada siklus tebang berikutnya berdasarkan riap, struktur dan komposisi tegakan tinggal yang ada. Penelitian juga
memberi informasi tentang prospek pengusahaan hutan sehingga menciptakan kepastian usaha dan menumbuhkan iklim yang kondusif bagi dunia usaha ke hutanan.
1.5 Hipotesis
a. Tanaman dalam jalur mampu meningkatkan produktifitas hutan pada da ur
pertama b.
Perkembangan tegakan tinggal ditentukan oleh struktur dan komposisinya dan mencapai kelestarian produksi pada siklus 30 tahun
c. Struktur, komposisi, keanekaragaman dan kekayaan jenis pada tegakan tinggal
masih mengikuti karakteristik hutan semua umur all-aged forest d.
Sistem TPTII layak diterapkan pada hutan alam produksi bekas tebangan
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 H utan Hujan Tropis Bumi merupakan salah satu dari delapan planet yang mengorbit pada matahari.
Namun dari delapan planet tersebut, hanya bumi yang sangat istimewa dan menakjubkan. Planet ini dikelilingi oleh atmosfir yang berfungsi sebagai cadangan
udara, pelindung dari sengatan matahari secara langsung serta menangkis benda- benda dari luar angkasa yang memasuki bumi. Bumi juga dilengkapi lapisan tanah
dan air yang sangat baik untuk menopang semua kehidupan di bumi, termasuk pertumbuhan vegetasi. Ekosistem bumi terbentuk dengan sangat beragam, komplek
dan sempurna. Menurut penelitian, kehidupan dibumi terbentuk sejak jaman pre cambrian-azoikum
sekitar 3,2 milyar tahun yang lalu. Salah satu komponen pe nting da lam menjaga kestabilan ekos istem di bumi adalah
hutan. Hutan merupaka n hampa ran vegetasi raksasa yang berperan sebagai paru- paru Soemarwoto 1991 karena mengeluarkan Oksigen O
2
, menyerap Karbondioksida CO
2
sekaligus menimbun karbon C dalam bentuk bahan organik Carbon pool
. Penelitian terkini juga menyebutkan bahwa hutan dapat berperan sebagai jantung bumi yang dapat memompa udara yang mengandung uap air dari
lautan ke daratan. Hutan hujan tropis mempunyai aktifitas dan kemampuan metabolisme yang jauh
lebih besar dibanding hutan di daerah sub tropis, temperate dan boreal karena memperoleh sinar matahari penuh sepanjang tahun. Namun demikian, dengan
tingginya suhu da n curah hujan di daerah tropis menyebabkan proses pelapukan weathering
, perombakan decomposition, aliran permukaan, pencucian hara dan erosi juga semakin tinggi.
Fenomena inilah menyebabka n tanah di hutan tropika sangat peka terhadap perubahan. Tanah marginal ini hanya menampung sedikit biomassa dibanding
dengan lapisan tanah di hutan tempe rate da n sekitarnya. Sebagian besar sekitar ¾ biomassa di hutan tropika terletak pada vegetasinya MacKinnon et al. 2000.
Serasah di lantai hutan yang cepat terurai akan diserap kembali oleh vegetasi untuk menjalankan metabolisme, begitu seterusnya sehingga terbe ntuklah siklus hara
tertutup. Peneba ngan po hon-pohon dari hutan, seperti pada kegiatan eksploitasi hutan atau hilangnya sebagian besar vegetasi akibat pe neba ngan liar, perambahan