Peta areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah disajikan dalam Lampiran 14.
3.2 Penataan Areal Kerja Penataan areal kerja dalam rangka penerapan multisistem silvikultur TPTI dan
TPTII dilakukan sejak tahun 2007. Luas areal yang digunakan untuk sistem silvikultur TPTI adalah 60.697 ha dengan siklus tebang 35 tahun sedangkan yang
diperuntukkan bagi teknik TPTII seluas 34.568 ha dengan rotasi tebang 30 tahun. Peta penataan areal kerja PT Gunung Meranti dalam rangka penerapan multisistem
silvikultur dapat dilihat pada Lampiran 15, sedangkan data penataan areal kerja PT Gunung Meranti disajikan dalam Tabe l 2.
Tabel 2. Penataan areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti
Sumber: RKUPHHK PT Gunung Meranti periode 2007-2016
3.3 Je nis Tanah
Menurut peta tanah eksploitasi Kalimantan skala 1: 1.000.000 tahun 1964 dalam PT GM 2008a, tanah di wilayah areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti berasal
dari batuan induk, batuan beku dengan fisiografi pegunungan patahan dengan solum tanah tebal terdiri dari jenis podsolik merah kuning, latosol dan litosol.
Berdasarkan klasifikasi tanah USDA 1990 dalam PT GM 2008a, tanah di areal IUPHHK PT Gunung Meranti terdiri dari 3 dikelompok. Kelompok I terdiri dari
tropaquepts, fluvaquepts dan dystropepts yang terletak di sebelah Timur Laut. Kelompok II terdiri dari dystropepts, paleudults dan argtudolts yang terletak di
sepanjang areal IUPHHK sebelah Barat, dan kelompok III terdiri dari troposaprists, tropo hemists dan tropo fibrists yang terletak di sebelah Timur. Penyebaran ketiga
kelompok tanah tersebut dapat dilihat pada Lampiran 16.
Multisistem K.Perlindungan
Tidak Efektif Efektif Produksi
Jumlah
silvikultur ha
ha ha
ha TPTI
13.024 1.481
46.192 60.697
TPTI Intensif 1.150
2.066 31.352
34.568 Jumlah ha
14.174 3.547
77.544 95.265
Blok kerja
Kondisi kesesuaian lahan pada areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti berada dalam kisaran S2, S3 dan N yang berarti dapat dibudidayakan dengan tujuan utama
penanaman tanaman keras dan tanaman kehutanan. Kelas lahan S1 berarti sangat sesuai highty suitable. Lahan tidak mempunyai
pembatas yang serius dalam pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti sehingga tidak secara nyata berpengaruh terhadap
produksi dan tidak akan menaikkan masukan input melebihi keadaan normal. Lahan S2 berarti cukup sesuai moderatly suitable. Lahan ini mempunyai
pembatas yang cukup untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diberikan. Pembatas akan mengurangi produksi sehingga harus menambah masukan input.
Lahan S3 berarti hampir sesuai marginally suitable. Lahan ini mempunyai fakor pembatas yang berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang
diberikan. Pembatas akan mengurangi produksi sehingga dapat meningkatkan masuka n input yang diperlukan. Lahan N berarti tidak sesuai pada saat ini
currently non suitable. Lahan ini mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi
masih dapat diatasi atau diperbaiki dengan tingkat pengelolaan tertentu dan dengan biaya rasional.
Proses geomorfologi di wilayah Kapuas bagian Hulu Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di areal kerja IUPHHK PT Gunung Meranti merupakan kegiatan
tektonik dan berasal dari proses intrusi yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik pada masa lalu. Kegiatan tektonik berawal dari tersier yang menghasilkan lipatan sangat
kuat pada formasi batuan malihan. Stuktur geologi yang ditemukan berupa sinklin, antiklin, sesar naik dan sesar normal. Intrusi vulkanik berupa batu granit yang
terdapat pada bagian tengah areal IUPHHK. Kegiatan tektonik dan intrusi memberikan dampak terhadap pembentukan
topografi yang berbukit sampai bergunung. Berdasarkan peta geologi Indonesia, lembar Kalimantan skala 1:1.000.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Bandung tahun 1994, formasi geologi di areal IUPHHK PT Gunung Meranti terdiri dari batuan sedimen tanah muka Tm, batuan alas kerak benua Pzm
dan sedimen paleogen T.