Suasana sekolah organizational culture

45 penerimaan yang diketahui langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya. Lingkungan kerja suatu organisasi yang direspon dan dipersepsikan oleh individu yang melakukan kegiatan akan memberikan warna perilaku kerjanya. Dengan demikian suasana kerja akan mempengaruhi kinerja seseorang selama melakukan pekerjaan. Robbins dan Coulter 1999 menyatakan bahwa, persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisir dan menafsirkan kesan-kesan penginderaan mereka untuk memberi makna pada lingkungannya. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah penyerap sendiri perceiver dan sasarannya obyek yang dilihat dalam konteks situasi dimana sasaran tersebut dipersepsikan. Dalam penelitian ini variabel indikator yang dapat memberikan gambaran persepsi guru terhadap kondisi lingkungan kerja dibatasi pada ruang lingkup: 1suasana sekolah organisasi, 2kepemimpinan kepala sekolah, dan 3komunikasi antar komunitas warga sekolah.

2.4.1. Suasana sekolah organizational culture

Menurut Owens, R. G. 1995, lingkungan yang total dalam organisasi adalah lingkungan organisasi yang terdiri atas 4 dimensi yaitu: 1ekologi, yaitu menyangkut faktor-faktor materi dan fisik dalam organisasi; 2milieu, adalah dimensi sosial dalam organisasi; 3sistem sosial, yaitu struktur administratif dan organisasional dalam 46 organisasi; dan 4budaya, yaitu menyangkut nilai-nilai sistem kepercayaan, norma-norma dan cara berfikir yang merupakan karakteristik dalam organisasi. Lingkungan total organisasi sekolah dengan variasi kondisi mutu sumber daya pembelajaran sangat ditentukan oleh persepsi guru. Suasana sekolah akan memberikan warna bagi aktivitas guru dalam menjalankan tugasnya, untuk itu diperlukan kejelasan yang mendasar dan harapan yang pasti dalam perumusan tujuan pendidikan di sekolah. Seperti yang dinyatakan oleh DeputyAssistant Principals and Primary School Teachers 1998 bahwa: “…all teachers can look forward to working in an environment where school expectations are clearly stated and where professional development objectives and priorities are effectively identified”. Slamet, M. 2003 dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa, pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda PSG di Indonesia sangat bervariasi, dan persepsi kepala sekolah, guru dan para instruktur di dunia kerja tentang konsep PSG ini sangat bervariasi. Kepala Sekolah harus mampu mengkondisikan sekolah melalui suasana kerja yang kondusif. Menurut Scanlan, B.K. 1991 dalam Timpe, A.D. 1991, iklim yang mendukung perilaku manajer dalam menggerakkan roda organisasi antara lain adalah: 1memperagakan kepercayaan dan mempercayai pegawai, 2mengambil tindakan positif untuk membantu pertumbuhan dan pengembangan pegawai, 3membicarakan kemungkinan penyebab dan pemecahan masalah spesifik yang menyulitkan 47 pegawai, 4memberi pertolongan dan bantuan dalam memecahkan persoalan dengan jawabannya, 5menyediakan sebatas kemampuan, sarana fisik yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, 6mencari tahu dan memanfaatkan gagasan pegawai tentang cara mereka melakukan pekerjaan, dan bukan selalu memproyeksikan citra” cara saya adalah cara terbaik”, dan 7selalu dapat didekati, sehingga membina hubungan atasan bawahan di luar hubungan resmi. Demikian juga hasil penelitian sebuah lembaga standar peningkatan mutu SDM Incentive Performance Centre 2003 menyimpulkan bahwa, kepuasan karyawan, kondisi organisasi, dan perputaran adalah sesuatu yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dan dapat untuk memprediksikan profitabilitas tahun berikutnya. Dalam kegiatan pembelajaran jika terjadi perbedaan persepsi antara kepala sekolah dengan guru, perilaku kepala sekolah dan kondisi organisasi jelas akan mempengaruhi suasana sekolah, dan dampaknya akan mewarnai kinerja guru. Suasana organisasi sekolah dapat diukur melalui indikator pandangan terhadap organisasi, tanggung jawab, keseragaman, semangat kelompok, penghargaan, standar dan kejelasan organisasi Mill, R.C., 1999.

2.4.2. Kepemimpinan leadership Kepala Sekolah