Simpulan PERENCANAAN OPTIMALISASI PERAN GURU SMKN TEKNOLOGI DIDASARKAN FAKTOR FAKTOR DETERMINASI KINERJA

173 BAB V PENUTUP Pada bab penutup laporan penelitian ini berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, implikasi, dan rekomendasi dalam rangka usaha peningkatan mutu manajemen SMKN Teknologi, khususunya dalam membangun model perencanaan optimalisasi peran guru SMKNT didasarkan faktor-faktor determinasi kinerja guru. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan peran guru vokasional bidang teknologi.

5.1. Simpulan

1 Model yang dibangun Model I pada kondisi sesuai fit dengan data empiris. Besarnya kontribusi variabel lingkungan kerja, motivasi kerja, dan kemampuan guru terhadap variabel kinerja guru bermakna dan signifikan. Model tersebut dapat digunakan sebagai pemodelan untuk merencanakan optimalisasi kinerja guru SMKN Teknologi, dengan catatan lebih memprioritaskan upaya peningkatan faktor kepribadian teknologi, jiwa kepemimpinan dan mental kewiraswastaan bagi guru, disamping minimal mempertahankan kebermaknaan fakto-faktor determinan yang lainnya.. 2 Faktor lingkungan kerja secara sendirian yang diindikasikan oleh kondisi suasana sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi di lingkungan sekolah bermakna, dan memberikan kontribusi langsung 174 sebesar 76 terhadap variabel kinerja guru. Variabel indikator kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran yang paling besar terhadap kinerja guru. Peran kepemimpinan kepala sekolah akan mewarnai suasana sekolah dan komunikasi antar warga tenaga kependidikan di sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. 3 Korelasi antara faktor motivasi kerja yang diindikasikan oleh variabel gajiinsentif, kesempatan dan penghargaan, serta kepribadian dengan kinerja guru signifikan. Faktor motivasi kerja secara sendirian bermakna dan memberikan kontribusi sebesar 68 terhadap kinerja guru. Faktor kesempatan dan penghargaan lebih bermakna dibandingkan dengan gajiinsentif dalam peningkatan mutu kinerja guru. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa, guru dalam melaksanakan tugasnya tidak bisa terbelenggu oleh birokrasi yang mencekam, walaupun gajiinsentifnya tinggi. Guru sesuai dengan karakter profesinya akan lebih bermakna, apabila diberikan keleluasaan berkreasi dan pemberian pengharagaan yang tetap memperhatikan rambu-rambu etika guru. Faktor kepribadian tidak bermakna, dimungkinkan pada era sekarang oleh karena berbagai tuntutan kebutuhan hidup telah terjadi pergeseran pandangan hidup guru. 4 Korelasi antara faktor kemampuan guru yang diindikasikan oleh variabel kemampuan operasional, latar belakang pendidikan dan pengalaman, jiwa kepemimpinan, dan kewiraswastaan dengan kinerja guru signifikan. Faktor kemampuan guru secara sendiri bermakna dan memberikan kontribusi sebesar 72 terhadap mutu kinerja guru. Faktor kemampuan 175 operasional guru lebih bermakna daripada kemampuan latar belakang pendidikan dan pengalaman terhadap kinerja guru. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa, pendidikan calon guru teknologi dalam prajabatan perlu mendapatkan perhatian. Faktor jiwa kepemimpinan, dan kewiraswastaan tidak bermakna terhadap kinerja guru, dimungkinkan faktor tersebut tidak diperoleh oleh guru selama masa prajabatan. 5 Pengaruh langsung kondisi lingkungan kerja paling besar, diikuti motivasi kerja, dan kemampuan guru terhadap kinerjanya bermakna dan pada kondisi signifikan. Pengaruh tidak langsung faktor kemampuan guru melalui variabel antara, motivasi kerja dan kondisi lingkungan kerja memberikan kontribusi paling besar, diikuti lingkungan kerja melalui variabel motivasi kerja dan kemampuan guru terhadap kinerja guru. 6 Pemodelan merupakan salah satu alternatif perangkat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan suatu kegiatan organisasi. Model I, II, III, dan IV perbedaan bangunnya terletak pada banyaknya jalur variabel indikator pada variabel laten eksogen. Nilai Goodness-of-fit-index GFI dari keempat model adalah good fit didasarkan pada penilaian uji kesesuaian model Absolute-Fit-Measure. Nilai Root Mean Square Error of Approximation RMSEA keempat model pada kondisi good fit. Model I paling sesuai dengan data empiris. 7 Model kinerja guru Model I dijadikan dasar penyusunan atau perumusan model perencanaan optimalisasi peran guru SMKNT. 176

5.2. Keterbatasan Penelitian