Jiwa kepemimpinan leadership Tingkat Kemampuan individual level Guru

65 belakang peserta didik yang semakin beragam. Sebagai konsekuensi dari semakin terbukanya akses peserta didik terhadap sekolah. Prinsip peningkatan mutu berbasis sekolah school based quality improvement dan semangat desentralisasi, sekolah diberi kewenangan yang lebih besar untuk menentukan apa yang terbaik dalam pembinaan mutu guru-gurunya. Untuk itu, sekolah menyususn program, anggaran yang disalurkan langsung ke sekolah, dan kepada kepala sekolah menentukan jenis, model dan waktu pelatihan.

2.6.3. Jiwa kepemimpinan leadership

Jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap orang. Perbedaan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang terletak pada kadarnya. Jiwa kepemimpinan seseorang dapat dimiliki melalui proses belajar dan pengalaman, serta dipengaruhi oleh bakat seni memimpin yang melekat pada diri seseorang. Jadi kepemimpinan merupakan perpaduan antara ilmu dan seni untuk memimpin. Hasil belajar dan pengalaman yang diperoleh seseorang, serta bakat seni memimpin akan mewarnai kadar kepemimpinannya. Seorang pemimpin dalam penerapkan kepemimpinannya, perlu memperhatikan pengaruh faktor situasi dan kondisi lingkungan dimana aktivitas berlangsung. Seorang pemimpin harus memiliki kecakapan dan terampil menerapkan strategi untuk menstimulan dan memotivasi para bawahannya dalam melaksanakan tugas. 66 Definisi kepemimpinan menurut Robert, J. dkk, akan sangat menunjang dalam mencapai keberhasilan program pendidikan, apabila diterapkan di lingkungan kelas atau sekolah. Guru dapat dikatakan sebagai pemimpin, sedangkan peserta didik dikatakan sebagai bawahan. Suasana demokratis mengurangi kesenjangan antara guru dan peserta didiknya. Artinya pada suasana tersebut akan terjalin komunikasi timbal balik yang harmonis antara guru dengan peserta didiknya. Yang harus diperhatikan dalam hal ini, guru diharapkan memiliki kemampuan mengkondisikan suasana demokratis yang saling menghargai dan menghormati sesuai kedudukan masing-masing. Kepemimpinan bukan sesuatu yang sederhana. Penggunaan wewenang secara konstruktif mencakup kemampuan untuk merumuskan sasaran dengan jelas serta menentukan langkah yang perlu diambil untuk mencapainya, termasuk menghimbau orang agar melakukan apa yang dikehendakinya. Persyaratanya adalah kerja keras, percaya diri, keterampilan berkomunikasi yang baik dan kesadaran akan kekuatan diri sendiri. Seorang guru harus memiliki bekal kemampuan manajemen sumber daya manusia dan organisasi. Kemampuan tersebut akan menjadi modal dasar untuk mendorong peserta didik untuk berprestasi, disamping kemampuan yang lain. Usaha sadar dari peserta didik untuk belajar, berkreasi, mengembangkan dan berinovasi iptek harus selalu ditumbuhkembangkan melalui stimulan dan motivasi oleh guru. 67

2.6.4. Mental kewiraswastaan enterpreneurship