52
Otonomi sekolah berarti otonomi kepala sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah MBS dan berpijak pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Otonomi atau kemandirian kepala sekolah merupakan kunci menuju keberhasilan dalam
pelaksanaan program sekolah yang sudah digariskan. Kemandirian kepala sekolah ditandai oleh keberanian sikap
dalam pengambilan setiap keputusan. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan peningkatan mutu kemampuan kepala sekolah
untuk mengakomodasikan seluruh masukan dari stakeholder yang terkait dengan sekolah. Sikap demokratis dan aspiratif harus menjadi
ciri utama person kepala sekolah dalam mewujudkan pendidikan bermutu.
2.4.3. Komunikasi communication
Jaringan komunikasi dalam organisasi sangat penting, dan harus difahami oleh seluruh karyawan yang terlibat didalamnya.
Menurut Grant, P.C. 1999. dalam Timpe 1999, kegagalan dalam mengungkapkan gagasan akan mengakibatkan para manajer tidak
memahami kepentingan-kepentingan yang dihadapi sebagian besar karyawannya. Pembelajaran untuk mendengarkan sangat penting, hal
tersebut untuk diberikan sama halnya dengan memberikan informasi. Komunikasi dengan memberikan keyakinan kepada orang lain
sangat menunjang peningkatan kepercayaan diri. Karyawan harus ada kemauan untuk membagi informasi dan membantu rekan kerja yang
53
membutuhkan bantuannya. Komunikasi yang terbuka akan terjalin kerja sama yang lebih baik, dan kesediaan lebih besar untuk
menghadapi konflik dengan jujur Grant, P.C., 1999. Bagi sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka kepala sekolah menjadi
sangat penting dalam memfungsikan jaringan komunikasi di lingkungna sekolah.
Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, dengan karyawan administrasi dan peserta didik; antara guru dengan guru,
dengan karyawan administrasi, dengan peserta didik; antara karyawan administrasi dengan peserta didik; dan antar peserta didik harus
berjalan dengan baik dan harmonis, jika mengharapkan tujuan pendidikan dapat berhasil secar optimal. Dengan kata lain, sekolah
yang kondusif terbangun secara berkelanjutan jaringan komunikasi dalam komunitasnya. Kondisi jaringan komunikasi baik secara lisan,
tulis, maupun gerak tampilan akan memberikan pengaruh terhadap
mutu kinerja guru. 2.5. Motivasi
motivation Kerja Guru
Bell Gredler, M.E. 1994:436, motivasi merupakan fungsi variabel tugas dan disposisi individu untuk berusaha mencapai keberhasilan atau
menghindari kegagalan. Dalam TPKP-3B 1988:593 menyebutkan bahwa, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-
54
usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Owens, R.G. 1995:24-25 menyatakan bahwa, “motivation deals with explanations of why people do the things they do. One of the first
indicators of motivation is the apparent pattern of choices that individuals make when confronted with an array of possible alternative
”. Motivasi dapat berasal dari dalam intrinsic, maupun dari luar
individu extrinsic, dalam prakteknya keduanya saling erat berkaitan. Dominasi
motivasi internal sangat membantu seseorang untuk berusaha mencapai keberhasilan. Faktor motivasi eksternal yang dapat mendorong meningkatkan
motivasi internal akan mampu memberikan dorongan dalam usaha mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas.
Perkembangan manajemen sebagai suatu disiplin ilmiah mengalami perkembangan sangat pesat. Motivasi sering dikaitkan dengan penjelasan-
penjelasan mengapa orang-orang melakukan hal-hal yang mereka kerjakan. Salah satu indikator motivasi adalah pola pilihan yang dilakukan individu
pada saat dihadapkan dengan berbagai alternatif yang memungkinkan. Banyak teori menyatakan bahwa dalam menggerakkan bawahan,
teori motivasi paling banyak digunakan. Kondisi tersebut dapat dijelaskan bahwa manusia mengkaitkan kekaryaannya dengan pemuasan berbagai
kebutuhan dan keinginannya. Para bawahan hanya akan bersedia meningkatkan produktivitas kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam
55
dirinya, ada tujuan, harapan, keinginan, keperluan, dan kebutuhannya akan tercapai.
Berpijak dari pemahaman tersebut di atas, maka variabel indikator motivasi yang mempengaruhi kinerja guru dibatasi pada hal gajiinsentif,
kesempatan dan harga diri, serta kepribadian guru.
2.5.1. GajiInsentif income