9
Persaingan produk industri tersebut langsung maupun tidak langsung menuntut lembaga pendidikan kejuruan teknologi untuk
selalu berbenah diri dalam manajemen. SMKNT khususnya, untuk lebih adaptif terhadap setiap perkembangan iptek dan pengaruh pasar
bebas, sehingga berkemampuan mempersiapkan lulusannya sebagai calon tenaga kerja profesional tingkat menengah dengan mutu
vokasional yang memenuhi standar minimal pasar kerja industri.
1.1.2. Manajemen dan mutu guru SMK
SMK sebagai salah satu jenis lembaga atau satuan pendidikan tingkat
menengah, merupakan jenjang pendidikan formal dalam bentuk sekolah kejuruan. SMK diselenggarakan dengan tujuan
mempersiapkan calon lulusannya untuk cepat beradaptasi dengan dunia kerja industri. Berpijak dari penyelenggaraan dan sifat
pendidikan tersebut, keterampilan praktek dasar merupakan bekal yang harus dikuasai dengan baik oleh lulusannya.
Lembaga pendidikan terletak pada misi edukasinya yang menuntut organisasi sekolah tersebut membantu pertumbuhan dan
pengembangan partisipasi komunitas di dalamnya, sehingga terjadi proses yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Owens, R. G.,
1995: 6 dan19 menyatakan sebagai berikut. A school is a world in which people live and work. The
uniqueness of educational organizations resides in their
10
educative mission, which demands that they be growth- enhancing organization: fostering personal growth and
development of participants, encouraging never-ending processes of maturing, enhancing self-confidence and self-
esteem, satisfaction, taking initiative, and seeking responsibility for one’s actions.
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa, sekolah sebagai
wahana untuk terjadinya proses perubahan perilaku, terus tumbuh dan berkembang pada komunitasnya, sehingga akan menumbuhkan
kepercayaan diri, ada keberanian untuk berinisiatif dan bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukannya. Suatu lembaga
pendidikan organisasi dapat mencapai kondisi sebagaimana gambaran tersebut di atas, apabila fungsi-fungsi manajemen berjalan
dengan baik, tepat, benar dan terpadu, serta berkelanjutan. Dinamika organisasi idealnya mengkombinasikan sumber
dayanya dengan cara tertentu, sehingga menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan oleh pelanggannya. Sumber daya setiap organisasi
harus diketahui jenisnya, teridentifikasi peran dan fungsi masing- masing maupun secara bersama-sama. Simamora 1995:1
menyatakan bahwa, sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu: 1sumberdaya
finansial 2sumber daya fisik; 3sumber daya manusia SDM; 4sumber daya teknologi dan sistem. Dalam hal sumber daya pada
suatu organisasi, SDM ditempatkan pada posisi yang paling penting, utama dan selalu ada dalam dinamika organisasi.
11
Sriningsih, R. S. 1999 menyebutkan bahwa, sumber daya pendidikan sebagai instrument input yang meliputi: tujuan pendidikan,
guru, kurikulum, fasilitas, administrasi pendidikan, dan enviromental input
. Potensi sumber daya pendidikan SMK sebagaimana tersebut di atas untuk diperhatikan dan dikelola secara terpadu melalui sistem
manajemen pendidikan kejuruan yang profesional. SMK sesuai dengan peran dan fungsinya harus selalu mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan pengaruh lingkungan strategis dunia kerja industri, karena kemajuan industri relatif lebih cepat menyesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan pasar. Kebijaksanaan Rencana Strategis Pendidikan Menengah
Kejuruan Renstra Dikmenjur Tahun 2005-2009, melalui “Program Pendidikan Menengah Kejuruan Tahun 2005-2009” sasarannya antara
lain meliputi: 1200 SMK bertaraf internasional tersebar di 40 kabupatenkota, 1000 SMK berstatus nasional, meningkatkan kapasitas
daya tampung antara 25-100 melalui optimalisasi sumber daya pendidikan yang ada; 2150.000 siswa bersertifikat internasional dan
1.500.000 bersertifikat nasional, 75.000 siswa jadi “juragan” dan 5000 siswa asing; serta 3sertifikasi kompetensi semua guru
Dirdikmenum-Dirjendikdasmen-Depdikbud, 2004. Sasaran kebijakan program tersebut merupakan tantangan dalam penerapan manajemen
penyelenggaraan SMK-SMK di Indonesia pada era transisi yang mengglobal saat ini.
12
Pendidikan yang berlangsung pada SMK Teknologi, pada hakikatnya mengacu pada pemahaman aplikatif dari dasar teori yang
dipelajari ke arah terapannya. Kondisi tersebut memerlukan pendekatan pembelajaran yang mampu membawa peserta didik ke arah
pemahaman praktek lapangan sesuai materi pelajarannya. Peserta didik dalam proses belajar diarahkan untuk memahami dan
menemukan inti materi pelajarannya dengan pendekatan pendidikan praktis. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa, mutu kinerja guru
bidang vokasional menjadi dominan dan penting untuk mencapai keberhasilan prestasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung di sekolah maupun saat magang di industri. Persiapan yang harus dilakukan oleh SMKNT dalam
menghadapi isu strategis tersebut antara lain adalah: 1pembuatan economic need test
; 2penyusunan standar kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja; serta 3pengembangan SDM sesuai dengan
kompetensinya. Dalam kegiatan pendidikan, unsur yang sangat menentukan
ketercapaian tujuan adalah peserta didik dan guru pendidik. Peserta didik sebagai obyek sekaligus subyek belajar berkaitan dengan proses
pribadi individual process dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sifat-sifat, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Keberhasilan guru sebagai subyek dalam proses pembelajaran ditentukan oleh mutu diri secara pribadi, dan kinerja
13
guru dalam lingkungan sekolah dimana guru melaksanakan tugas. Sugiyono 1999:19 menyatakan bahwa:
Manajemen sebagai sistem terdapat tiga komponen utama sistem yaitu: input-process-output. Input meliputi unsur:
man, money, machine, material, dan method, disamping
program kerja, kebijakan, dan peraturan. Process merupakan interaksi manajemen meliputi: planning, organizing, staffing,
directing, coordinating, reporting dan butgeting. Output dari
manajemen adalah produktivitas, kepuasan, keuntungan, dan mungkin pekerjaan yang baru.
Hasil penelitian bidang manajemen sumber daya guru terdahulu menyebutkan bahwa, antara gaya kepemimpinan secara
komulatif dan motivasi kerja guru masing-masing atau bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan dengan kinerja guru Sri
Marwanti, 2001:ix, sedangkan Uwes, S. 1999:267 menyebutkan. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses
manajemen pengembangan mutu dosen, adalah keterampilan memanfaatkan peluang, sifat pragmatik dalam
pengorganisasian, serta sistem penugasan yang bersifat keseimbangan dan pemerataan, serta kontrol mutu yang lebih
bersifat formalitas administratif.
Bentuk, jenjang dan tujuan pendidikan akan berhasil, apabila faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kinerja guru secara terpadu
mendukung sepenuhnya fungsi masing-masing manajemen sekolah. Pakar manajemen yang lain menyatakan bahwa, performance kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
14
yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Prawirosentono, 1999.
SDM guru mata pelajaran kelompok vokasional pada SMK Teknologi dituntut profesional, karena mereka merupakan salah satu
komponen penting dan utama dalam mencapai derajat keberhasilan pembelajaran. Mata pelajaran vokasional adalah materi ajar
keterampilan atau keahlian tertentu, seperti teknik mesin, teknik bangunan, teknik elektro, teknik kimia, kesekretariatan, teknik
komputer, informatika, boga, busana, akuntansi, dan sebagainya.
Guru SMKNT harus memiliki karakter teknologi. Menurut Slamet, P. H. 2002 guru yang berkarakter teknologi adalah mereka
yang memiliki pengetahuan tentang alat, sumber daya, dan proses, dimana pengetahuan tersebut dijadikan muatan hati nurani, dihayati
dan dipraktekkan dalam kehidupan, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Kinerja guru sebagai bagian dari komponen penyelenggaraan SMKNT, mutu yang dimilikinya sangat ditunjang oleh peningkatan
kondisi indikator faktor-faktor internal diri guru, dan kondisi lingkungan sekolah. Optimalisasi peran guru pada setiap saat dapat
dilakukan melalui penerapan strategi manajeman SDMG yang efektif dan efisien. Strategi perencanaan tersebut dilaksanakan melalui
peningkatan kinerja guru secara terpadu sesuai dengan kondisi dan
15
situasi sekolah, serta tuntutan kemajuan teknologi dan pasar kerja industri.
1.1.3. Permasalahan