Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi Siswa

253 dengan rapi dan tertib setelah guru memasuki kelas seperti tampak pada gambar pertama siklus II. Pada gambar kedua siklus I, tampak guru sedang menegur siswa yang tidak bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan. Siswa tersebut harusnya berlatih bercerita dan berkomentar, tetapi siswa tersebut justru bercanda dengan anggota lainnya. Sementara itu, gambar kedua siklus II menunjukan siswa yang melaksanakan tugas yang diberikan dengan tanggung jawab. Siswa menyimak contoh bercerita dengan alat peraga yang diputarkan guru dengan sungguh-sungguh. Siswa tampak duduk dengan rapi dan tenang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dan tanggung jawab siswa pada pembelajaran siklus II mengalami pengingkatan dibandingkan siklus I. Siswa lebih tenang, rapi, dan tertib dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga lebih patuh dalam melaksanakan tugas dari guru. Kupon bercerita dan berkomentar yang dimiliki siswa dimanfaatkan sebaik mungkin.

4.2.2.5 Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi Siswa

Berdasarkan hasil catatan lapangan, sosiometri, catatan harian siswa, dan wawancara pada siklus I, diketahui kemampuan bekerja sama siswa dalam kegiatan latihan berkelompok masih belum maksimal. Masih ada siswa yang malas dan tidak mau diajak berlatih besama temannya. Siswa tersebut memilih untuk pasif dan berdiam diri, padahal siswa lain sudah bekerja sama secara baik. Ada juga siswa yang sulit untuk diajak bekerja sama dalam kelompok dan lebih senang bergurau. Kemampuan berbagi siswa juga masih rendah. Hanya ada beberapa siswa saja yang mau menanggapi kegiatan bercerita atau berkomentar yang dilakukan temannya. Kemampuan berbagi siswa terhadap guru juga masih 254 rendah. Siswa masih tampak malu-malu dan kurang terbuka ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan guru pada waktu kegiatan wawancara maupun mengisi catatan harian. Pada siklus II, siswa sudah bisa bekerja sama dalam kelompoknya. Siswa berlatih bercerita dan berkomentar dengan kelompoknya. Siswa terlihat bersemangat dan saling berbagi pendapat dengan teman dalam satu kelompok secara sungguh-sungguh. Siswa-siswa lain mengapresiasi dan menanggapi. Beberapa siswa mampu berbagi dengan cara membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan dan memberi saran terhadap kegiatan bercerita atau berkomentar yang dilakukan temannya. Kemampuan berbagi untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama mengikuti pembelajaran juga berubah menjadi lebih baik. Siswa lebih akrab, percaya diri, luwes, dan tidak canggung sehingga proses berbagi dari siswa kepada guru berlangsung lebih komunikatif dan lancar. Kemampuan siswa dalam bekerja sama dan berbagi dengan anggota kelompoknya dalam kegiatan latihanberkelompok dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata kelompok aspek kemampuan bekerja sama dan berbagi siswa dalam kegiatan latihan berkelompok siklus I dan siklus II. Hasil tersebut diperlihatkan pada tabel 57 berikut ini. Tabel 57. Perbandingan Skor Rata-rata Kelompok Aspek Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi dalam Kegiatan LatihanBerkelompok Siklus I dan Siklus II Nama Kelompok Skor Rata-rata Kelompok Peningkatan Skor Siklus II-Siklus I Siklus I Siklus II Malin Kundang -1 - - 255 Sangkuriang -4,5 9,29 13,79 Lutung Kasarung -2 5 7 Timun Emas -3,5 6,67 10,17 Si kancil 1 8,33 7,33 Panji Laras 0,42 6,67 6,25 Pada tabel 54, diketahui kelompok Panji Laras mengalami peningkatan skor rata-rata kelompok sebesar 6,25 dari skor rata-rata kelompok 0,42 pada siklus I menjadi 6,67 pada siklus II. Kelompok Lutung kasarung memperoleh skor -2 pada siklus I dan memperoleh skor 5 pada siklus II. Peningkatan skor yang diperoleh sebesar 7. Kelompok Si Kancil mengalami peningkatan sebesar 7,33 dari skor 1 pada siklus I menjadi 8,33 pada siklus II. Selanjutnya, kelompok Timun Emas mengalami peningkatan sebesar 10,17 dari skor rata-rata kelompok sebesar -3,5 pada siklus I menjadi 6,67 pada siklus II. Sementara itu, kelompok Sangkuriang adalah kelompok dengan peningkatan skor rata-rata kelompok terbesar, yakni 13,79 dari skor -4,5 pada siklus I menjadi 9,29 pada siklus II. Kelompok yang memiliki kemampuan bekerja sama dan berbagi paling baik dalam kegiatan latihan berkelompok pada siklus I adalah kelompok Si Kancil, sedangkan pada siklus II adalah kelompok Sangkuriang . Berdasarkan uraian di atas, kemampuan kerja sama dan berbagi siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Siswa sudah saling dapat bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya. Siswa saling memberi tanggapan dan saran terhadap kegiatan bercerita atau berkomentar yang dilakukan temannya. Skor keaktifan kelompok yang diperoleh dari hasil sosiometri juga meningkat. 256

4.2.3 Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Bercerita

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Time Token Arends dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Time Token Arends dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN PKN Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa Melalui Metode Time Token pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Ngembat Padas 3 Gemolong Sragen

1 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN PKN Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa Melalui Metode Time Token pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Ngembat Padas 3 Gemolong Sragen

1 2 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE TIME Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Metode Time Token Arends Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD N Karangwuni 01 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS PADA PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Melalui Metode Time Token Arends Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD Negeri Plosokerep 2 Sragen Tahu

0 0 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS DALAM PEMBELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 01 DUKUH KECAMATAN NGARGOYOSO

0 0 17

Peningkatan Keterampilan Berbicara Ragam Krama Pada Siswa Kelas VIII F SMP N 17 Semarang dengan Teknik Time Token Menggunakan Media Gambar Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 3

PENERAPAN METODE TIME TOKEN ARENDS DAN TALKING STICK DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SDN 1 BANYU URIP TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 14