231
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Refleksi siklus II dilakukan berdasarkan hasil tes dan hasil nontes pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode
pembelajaran time token arends yang telah terlaksana pada siklus II. Hasil tes menunjukkan bahwa target penelitian sudah tercapai. Nilai rata-rata kelas yang
dicapai siswa pada siklus II sebesar 75,92 sudah memenuhi batas ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti, yaitu 75. Siswa yang memperoleh nilai di atas 75 atau
yang termasuk tuntas sebanyak 19. Sementara itu, 12 siswa lainnya masih belum tuntas. Tingkat ketuntasan klasikal mencapai 61,29 yang berarti telah memenuhi
ketuntasan klasikal yang ditetapkan peneliti yaitu 60. Hasil tes siklus II sudah memenuhi target ketuntasan penelitian, yaitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa
sama dengan atau melebihi 75. Dengan demikian, indikator bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode pembelajaran time token arends
sudah tercapai. Ketercapaian indikator tersebut diakibatkan perbaikan tindakan yang
dilakukan oleh peneliti. Melalui metode time token arends dan sate gambar sebagai media bercerita siswa mampu meningkatkan keterampilannya bercerita.
Penukaran sate gambar pada siklus II bertujuan agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran serta lebih kreatif dalam bercerita. Tujuan yang
diharapkan peneliti tersebut tercapai. Selama pembelajaran siklus II, siswa tampak lebih antusias dan serius. Selain itu, hasil tes yang dicapai juga lebih baik
dibandingkan pada siklus I. Penerapan metode time token arends secara berpasangan juga membantu keberhasilan peneliti meningkatkan keterampilan
232
bercerita dengan alat peraga siswa. Penukaran kupon bercerita secara berpasangan membuat siswa lebih percaya diri dan berani bercerita di depan kelas. Siswa juga
lebih kreatif dalam mendialogkan cerita. Dengan demikian, indikator bercerita dengan alat peraga yang ditetapkan peneliti dapat tercapai.
Berdasarkan Instrumen nontes yang digunakan peneliti mengungkap perilaku siswa selama pembelajaran, siswa mengalami perbaikan perilaku
dibanding siklus I. Berdasarkan hasil observasi siswa yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
keaktifan siswa menjawab dan bertanya sebesar 83,87 atau sama dengan 26 siswa. Siswa yang aktif bercerita dan bercerita di dalam kelompoknya sebanyak
27 siswa atau sebesar 87,10, sedangkan siswa yang aktif bertanya dan berkomentar terhadap kegiatan bercerita siswa lain sebesar 74,19 atau sebanyak
23 siswa. Rata-rata keaktifan siswa mencapai 81,72. Hasil tersebut menunjukan bahwa siswa sudah aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil catatan harian guru, kepercayaan diri siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswa lebih mantap dalam bercerita dan
berkomentar. Siswa juga tidak malu-malu lagi ketika harus berlatih dalam kelompoknya. Dalam menukarkan kupon siswa tidak lagi saling menunggu siswa
lain menukarkan terlebih dulu sehingga pembelajaran lebih lancar dan waktu pembelajaran sesuai dengan rencana. Sebagian besar siswa sudah menunjukan
kekritisannya. Siswa lebih terbuka mengemukakan kesulitan dan pendapat mereka. Bahkan ada salah satu siswa yang protes dengan pengulangan
pembelajaran yang dilakukan. Setelah diberi pemahaman, siswa tersebut mau
233
mengerti dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Dalam berkomentar, komentar-komentar siswa lebih berbobot dibandingkan pada komentar mereka
pada siklus I. Siswa sudah dapat memberikan argumen yang tepat dalam komentarnya. Siswa juga sudah dapat mempertanggungjawabkan komentar yang
diberikannya. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, situasi kelas cukup
kondusif. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan tertib. Sebagian besar siswa mau memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi, meskipun
masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman. Pada waktu membentuk kelompok, siswa sibuk mengatur tempat duduknya sehingga menyebabkan
suasana kelas menjadi gaduh. Namun, setelah siswa menemukan anggota kelompoknya, mereka segera duduk dengan rapi dan susana kelas menjadi tenang
kembali. Berdasarkan hasil catatan lapangan, kedisplinan dan tanggung jawab siswa
selama pembelajaran sudah baik. Siswa duduk rapi dan tenang selama pembelajaran, walaupun ada beberapa siswa yang masih berjalan-jalan di kelas.
Namun, siswa mengerjakan tugas dan perintah guru dengan baik dan tepat waktu. Hanya saja siswa lebih sering mengajak guru bercanda. Walaupun begitu, tugas
yang diberikan guru dilaksanakan dengan baik. Kemampuan bekerja sama dan berbagi siswa juga dapat diamati dari hasil
catatan harian guru. Berdasarkan hasil catatan harian guru, diketahui bahwa siswa sudah lebih mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Siswa tidak lagi
234
bercerita di depan satu atau dua rekannya, tetapi sudah mampu bercerita di depan semua anggota kelompoknya. Kemampuan berbagi siwa juga lebih baik.
Sebagian besar siswa menyatakan perasaan dan kesan positif dalam catatan harian siswa siklus II. Mereka merasa senang dalam pembelajaran
bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode pembelajaran time token arends. R1 mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan
pembelajaran bercerita. Pembelajaran bercerita membantunya lebih percaya diri berbicara di depan kelas. Lain halnya dengan R29 yang menyatakan, “
Pembelajaran bercerita sangat menyenangkan. Saya suka melihat ekspresi yang lucu dari teman-
teman saya”. Sementara itu, R31 yang selalu mendapat nilai terendah mengungkapkan bahwa pembelajaran bercerita dengan alat peraga
menggunakan sate gambar dan metode time token arends membuatnya berani mencoba berbicara di depan kelas. R31 juga mengungkapkan bahwa ia akan
selalu berusaha meningkatkan kepercayaan dirinya. Hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran bercerita dengan
alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends pada siklus II telah berlangsung dengan baik dan menunjukkan hasil yang memuaskan.
Keterampilan bercerita dengan alat peraga siswa meningkat secara signifikan. Selain itu, perilaku siswa selama melaksanakan pembelajaran mengalami
perbaikan. Perilaku siswa telah menunjukkan karakter keaktifan, kepercayaan diri, kekritisan, kedisiplinan dan tanggung jawab, serta kemampuan bekerja sama dan
berbagi. Dengan demikian, hasil penelitian yang ditargetkan telah tercapai.
235
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends didasarkan pada hasil tes dan nontes
siklus I dan siklus II. Pembahasan meliputi peningkatan proses pembelajaran, peningkatan keterampilan bercerita dengan alat peraga siswa, dan perubahan
perilaku siswa setelah melaksanakan pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends. Pembahasan ketiga hal
tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
Menggunakan Sate Gambar danMetode Time Token Arends
Proses pembelajaran pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends dilakukan dalam dua
tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan
penutup. Kegiatan inti berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian, proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I tidak sama persis
dengan proses pembelajaran pada siklus II. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya refleksi atas pembelajaran siklus I untuk proses perbaikan pada siklus II
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Peningkatan proses pembelajaran tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Pada pertemuan pertama tahap pendahuluan, guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Siswa dianjurkan merapikan baju dan tempat
duduk. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, guru melakukan apersepsi