79
Hasil refleksi tersebut sebagai acuan untuk memperbaiki hasil pada siklus I, sehingga hasil yang dicapai pada siklus II lebih maksimal. Perbaikan-perbaikan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bercerita dengan alat peraga. Selain itu, perilaku siswa dapat berubah dari negatif ke arah
yang positif. Dengan demikian, hasil penelitian yang ditargetkan dapat dicapai secara maksimal.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II
Berdasarkan refleksi pada sikus I, guru melakukan perbaikan terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada siklus II, guru membenahi hal-hal yang
kurang sesuai pada siklus I. Penelitian yang dilakukan pada siklus II juga dilakukan melalui tahap yang sama dengan siklus 1, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
3.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Berdasarkan
refleksi pada siklus I, perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah 1 menyusun rencana pembelajaran bercerita dengan alat peraga yang lebih
sistematis dan mampu memberikan umpan balik, 2 memberikan contoh audio visual bercerita dengan alat peraga yang sesuai dengan kondisi siswa, 3
mengemas materi pembelajaran dengan lebih menarik dan sederhana sehingga dapat dipahami siswa, 4 menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman
penilaian, pedoman observasi siswa, pedoman deskripsi perilaku ekologis,
80
pedoman catatan lapangan, pedoman catatan harian guru, pedoman catatan harian siswa, pedoman sosiometri, dan pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi
foto, dan 5 mengonsultasikan rencana yang telah disiapkan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang
bersangkutan. Selain itu, peneliti menyiapkan diri untuk mengatasi kesulitan sesuai hasil refleksi siklus I dalam tindakan pembelajaran siklus II. Rencana
disusun semaksimal mungkin sebagai upaya penyempurnaan dan perbaikan atas rencana sebelumnya. Perbaikan rencana pada siklus II diharapkan dapat mengatasi
masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan pada siklus I sehingga hasil pembelajaran bercerita dengan alat peraga pada siklus II dapat meningkat.
3.1.2.2 Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan penerapan dari perencanaan yang sudah diperbaiki. Tindakan ini difokuskan pada hal-hal yang penting bagi peningkatan
keterampilan bercerita siswa dalam pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends. Kegiatan pembelajaran
pada tindakan siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Setiap tahapan pertemuan terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir. Pada pertemuan pertama, siswa mulai belajar bercerita menggunakan sate gambar di dalam kelompok. Selanjutnya, pada pertemuan
kedua siswa dikondisikan untuk siap bercerita di depan kelas. Siswa lain juga menilai sesuai pedoman penilaian yang diberikan guru dan memberi komentar
terhadap penampilan temannya. 1.
Pertemuan pertama
81
Kegiatan awal pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dimulai dengan apersepsi. Guru membahas hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I. Guru
kemudian menjelaskan kesalahan dan kekurangan yang terjadi dari kegiatan bercerita siswa pada siklus I. Selain itu, guru juga menegaskan kembali mengenai
penerapan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru menayangkan
video kegiatan bercerita dengan alat peraga. Hal ini bertujuan untuk memberikan model kegiatan bercerita sekaligus memancing kemampuan siswa bercerita.
Selanjutnya siswa berkelompok seperti sebelumnya pada kegiatan siklus I. Setiap siswa boleh saling menukarkan sate gambar yang dimilikinya dengan sate
gambar milik teman. Cerita yang diceritakan dapat sama dengan cerita pemilik sate gambar sebelumnya dan dapat pula berbeda. Hal ini bertujuan agar siswa
tidak merasa bosan melakukan hal yang sama kedua kali. Kemudian siswa membuat kerangka cerita dari sate gambar yang dipegangnya.
Kegiatan inti selanjutnya adalah latihan bercerita. Kegiatan bercerita dilakukan siswa setelah siswa memahami cerita yang akan disampaikan dan karakter tokoh
yang dipegangnya. Setiap siswa berlatih bercerita secara bergiliran dalam kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok memberi penilaian dan
tanggapan sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan guru dan sesuai kupon bicara yang dimiliki. Salah satu siswa bertugas membuat catatan dan melaporkan
segala kegiatan dalam kelompoknya. Guru memantau dan membimbing siswa. Setelah semua siswa dalam kelompoknya selesai bercerita, setiap kelompok
mengungkap kesulitan dan kesalahan yang dilakukan anggota kelompoknya
82
selama kegiatan bercerita. Kemudian, guru dan siswa membahas kesulitan yang dialami dan manfaat bercerita yang telah dilakukan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa bersama dengan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu guru juga juga
membimbing siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan penugasan kepada siswa
untuk berlatih bercerita dengan sate gambar serta memberi motivasi kepada siswa. Pertemuan selanjutnya, siswa harus siap untuk melakukan tes bercerita dengan
alat peraga di depan kelas. 2.
Pertemuan Kedua Pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode
time token arends siklus II dilanjutkan pada pertemuan kedua. Guru memberikan aperepsi dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya dan
menanyakan kesiapan siswa bercerita. Guru juga menegaskan kembali mengenai metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga
mengkondisikan tiap siswa untuk siap bercerita di depan kelas. Pada tahap inti, siswa diberi kesempatan untuk membaca kembali kerangka cerita
yang telah dibuatnya, kemudian kegiatan bercerita dimulai. Setiap siswa bercerita secara bergantian. Siswa yang maju pertama dapat menunjuk siswa yang maju
berikutnya, begitu seterusnya. Sementara siswa lain memberi penilaian sesuai pedoman penilaian yang telah ditetapkan dan memberi tanggapan atau komentar
terhadap penampilan temannya sesuai dengan kupon bicara yang dimilikimya.
83
Pada proses ini, setiap siswa dituntut aktif, siap, terampil serta berkonsentrasi. Setelah semua siswa bercerita di depan kelas.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mengumumkan siswa dengan nilai terbaik dalam kegiatan bercerita yang dilakukan. Guru memberi penghargaan kepada
siswa tersebut. Hal ini bermaksud untuk memotivasi siswa melakukan yang terbaik dalam setiap pembelajaran. Setelah itu, siswa bersama guru menyimpulkan
dan merefleksikan pembelajaran pada hari itu.
3.1.2.3 Observasi