Tindakan Proses Tindakan Siklus I

67 penyiapan sate gambar yang akan digunakan siswa dalam bercerita. Peneliti memberikan arahan bagaimana media yang dikehendaki dan meminta tolong guru kesenian membimbing siswa membuat sate gambar yang akan digunakan dalam bercerita. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebut tentang kegiatan pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends yang akan dilaksanakan. Peneliti melibatkan guru sebagai pengamat dan penilai perilaku siswa selama pembelajaran karena di dalam kelas guru lebih mengenali siswa.

3.1.1.2 Tindakan

Implementasi tindakan merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan membutuhkan peran aktif antara siswa dan guru selaku peneliti. Keduanya saling berkaitan dan mendukung. Pada tahap tindakan, hal yang dilakukan yaitu melakukan proses pembelajaran bercerita dengan alat peraga yang disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dengan matang. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan proses pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends. Tindakan ini dilaksanakan dalam dua pertemuan, setiap pertemuan terbagi dalam tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 68 1. Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama guru memberikan materi dan teori mengenai bercerita dengan alat peraga. Siswa baru mulai berlatih bercerita di dalam kelompok- kelompok kecil sementara siswa lain berlatih pula untuk menilai dan memberi tanggapan terhadap penampilan temannya. Selanjutnya, pada pertemuan kedua siswa dikondisikan untuk siap bercerita di depan kelas. Siswa lain juga menilai dan memberi tanggapan untuk menghabiskan kupon berbicara berkomentar yang dimilikinya. Pada kegiatan awal dalam pertemuan pertama, guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru melakukan aparesepsi dengan menanyakan menanyakan pengalaman siswa tentang bercerita. Apakah siswa pernah menulis, membaca, menyimak cerita atau melakukan kegiatan bercerita. Guru juga memberi pertanyaan pancingan pada siswa mengenai bercerita. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran ini. Untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran bercerita dengan alat peraga, guru memberikan contoh secara bercerita dengan alat peraga secara langsung. Selanjutnya, guru juga mengecek sate gambar yang sudah dibuat siswa pada jam pelajaran kesenian. Setiap siswa menunjukan media yang telah dibuat dan memberikan gambaran cerita yang akan diceritakannya kepada guru. Kegiatan pembelajaran berlanjut pada kegiatan inti. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan materi mengenai bercerita dengan alat peraga. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar siswa paham mengenai kegiatan yang akan dilakukannya. 69 Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Setelah dirasa semua siswa paham, guru menunjuk secara acak dua siswa untuk bercerita di depan kelas. Setelah itu, guru bersama siswa membahas kegiatan bercerita yang sudah dilakukan dua siswa sebelumnya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan cara bercerita yang baik berdasarkan hasil pembahasan kegiatan bercerita yang sudah dilakukan. Kegiatan selanjutnya pada kegiatan inti, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Pembuatan kelompok difungsikan untuk melatih siswa siswa dapat bekerja sama dengan orang lain, saling memberi komentar dan menerima komentar, serta saling melengkapi. Pengelompokan juga bertujuan agar siswa tidak merasa malu, takut, dan grogi bila harus berbicara di depan kelas. Dalam kelompok ini siswa dapat berlatih bercerita sebelum bercerita di depan kelas. Setelah itu, guru membagi dua kupon, yang terdiri atas satu kupon bercerita dan dua kupon berkomentar. Siswa kemudian menentukan cerita apa yang akan diceritakan sesuai dengan media yang telah dibuatnya. Setelah menentukan topik cerita, siswa membuat kerangka cerita untuk memudahkan bercerita. Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan bercerita. Setelah membuat kerangka bercerita, siswa berlatih bercerita di dalam kelompoknya dan siswa lain dalam kelompoknya memberi komentar. Dalam satu kelompok, siswa bergantian bercerita dan memberi komentar sesuai dengan kupon bercerita yang dimilikinya. Komentar yang diberikan harus sesuai dengan pedoman penilaian yang sudah dijelaskan guru. Siswa yang kupon bercerita atau berkomentarnya telah habis 70 tidak boleh berbicara lagi, sementara siswa yang kupon berceritanya masih harus menghabiskan kupon yang dimilikinya. Salah satu siswa bertugas mencatat dan melaporkan kegiatan yang mereka lakukan. Pada kegiatan akhir, guru mengumumkan siswa yang mendapat nilai terbaik dalam setiap kelompoknya dan memberikan penghargaan kepada siswa yang bersangkutan. Hal ini untuk memotivasi siswa agar memberikan yang terbaik pada kegiatan-kegiatan berikutnya. Setelah itu, guru dan siswa memberikan simpulan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru dan siswa juga merefleksikan pembelajaran pada hari itu. Selanjutnya guru memberikan penugasan pada siswa untuk berlatih bercerita menggunakan sate gambar di rumah. 2. Pertemuan Kedua Pembelajaran bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends berlajut pada pertemuan kedua. Kegiatan awal pembelajaran pertemuan kedua dimulai dengan guru memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pembelajaran bercerita yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan kesalahan dan kekurangan siswa terhadap kegiatan bercerita yang dilakukan siswa selama kegiatan latihan berkelompok. Selain itu, guru juga menegaskan kembali mengenai penerapan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai kegiatan yang telah dan akan dilakukan dalam pembelajaran bercerita, siswa diharapkan dapat bercerita lebih baik. Guru juga mengkondisikan agar siswa siap bercerita di depan kelas. 71 Kegiatan dilanjutkan pada kegiatan inti. Kegiatan inti pada pertemuan kedua siklus I dimulai dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk sekilas membaca kerangka karangan cerita yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian siswa langsung menerapkan kegiatan bercerita dengan alat peraga menggunakan sate gambar dan metode time token arends di depan kelas. Setiap siswa bercerita dan memberi komentar secara bergantian sesuai dengan kupon bicara yang dimilikinya. Selain berkomentar, siswa lain juga menilai penampilan temannya ketika bercerita sesuai dengan pedoman penilaian yang sudah disiapkan oleh guru. Setelah kegiatan bercerita selesai, siswa bersama guru membuat simpulan dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan motivasi pada siswa agar terus berlatih bercerita dengan alat peraga sate gambar untuk meningkatkan keterampilan mereka bercerita dengan alat peraga.

3.1.1.3 Observasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Time Token Arends dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA Peningkatan Keaktifan Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Time Token Arends dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN PKN Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa Melalui Metode Time Token pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Ngembat Padas 3 Gemolong Sragen

1 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN PKN Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa Melalui Metode Time Token pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Ngembat Padas 3 Gemolong Sragen

1 2 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE TIME Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Metode Time Token Arends Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD N Karangwuni 01 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS PADA PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Melalui Metode Time Token Arends Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD Negeri Plosokerep 2 Sragen Tahu

0 0 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS DALAM PEMBELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 01 DUKUH KECAMATAN NGARGOYOSO

0 0 17

Peningkatan Keterampilan Berbicara Ragam Krama Pada Siswa Kelas VIII F SMP N 17 Semarang dengan Teknik Time Token Menggunakan Media Gambar Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 3

PENERAPAN METODE TIME TOKEN ARENDS DAN TALKING STICK DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SDN 1 BANYU URIP TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 14