Pertanian Berkelanjutan TINJAUAN PUSTAKA
2. Bakrie et al. 2005.
Pengembangan Model Kredit
Agribisnis Usaha Mikro-Mandiri
KAUM-Mandiri Untuk Kegiatan
Agribisnis Itik Petelur di DKI
Jakarta. Metode analisis
deskriptif kualitatif,
Analisis uji kelayakan, sekeksi
screening menjadi anggota
KAUM- MANDIRI
1. Kelembagaan KAUM-Mamdiri merupakan modifikasi dari
kelembagaan Karya Usaha Madiri KUM yang berperan sebagai ajang
pendampingan penerapan teknologi.
2. Lembaga keuangan mikro dengan kegiatan sebagai saluran menerima
dana, jasa pinjaman kredit serta tabungan kelompok dalam
mengelolah usaha tani.
3. Sugiartini et al.
2007. Kajian Teknologi
Pemupukan dalam Pengelolaan
Tanaman Belimbing di
Jakarta Selatan. Metode analisis
dengan rancangan acak kelompok
RAK dengan 5 macam perlakuan
1. Hasil pengkajian ditetapkan jumlah dan kebutuhan terhadap pupuk Urea,
KCl dan TSP sesuai rekomendasi. Hasil analisa tanah, menunjukkan
bahwa status kesuburan tanah pada masing-masing lokasi pengkajian,
rata-rata dalam kondisi rendah.
2. Hasil analisa tanah, dapat diinformasikan bahwa lokasi kegiatan
disarankan untuk pemberian pupuk Urea berkisar 500 sd 750 kghathn.
Sedangkan Kebutuhan TSP dan KCl, berkisar antara 500 sd 1000
kghathn.
3. Kebutuhan pupuk untuk perpohon adalah Urea dan TSP berkisar antara
1.12 - 3.15 kgphnthn, sedangkan kebutuhan KCl berkisar antara 2.25 -
3.68 kgphnthn. Dengan teknologi pengelolaan yang baik sesuai anjuran
dapat meningkatkan produksi tanaman belimbing yang lebih tinggi
sebesar 28,255 kgpohontahun.
4. Sulaiman et al.
2006. Analisis Kebijakan Ruang
Terbuka Hijau RTH Lahan
Sawah di Propinsi DKI Jakarta.
Metode analisis deskriptif
kualitatif, dan analisis konten.
1. Memperkecil peluang terjadinya konversi lahan pertanian sawah dan
pengendaliannya serta lahan sawah eksisting dilindungi.
2. Revisi Perda tentang RTRW sesuai dengan Undang-undang berlaku.
3. Instrumen insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian.
5. Sampeliling et al.
2007. Kajian Sumberdaya dan
Kesesuaian Pengembangan
Pertanian Perkotaan Metode Analisis
Zona Agro EkosistemAEZ
Metode analisis EKL dengan
“sistem matriks” dan macthing serta
interpretasi. 1. Peta arahan pengembangan
komoditas pertanian Skala 1 : 10.000 pada wilayah Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara. 2. Kesesuaian lahan usaha tani rata-rata
pada kategori S3, sehingga perlu input inovasi teknologi yang tepat
guna berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan.
Tabel 1. Lanjutan
3. Usaha tani diarahkan pada komoditas varietas ciherang untuk padi sawah,
sedangkan komoditas mangga, jambu air, itik petelur untuk dipekarangan
penduduk, ikan mas di sawah dan kolam, kambing di tegalan, bakau
api-api untuk konservasi mengrove pesisir, sayuran daunbuah di tegalan
dan pekarangan rumah, tanaman perhutanan fisiografi berdaun rimbun
dan lebar seperti cemara untuk jalur hijau jalan-jalan utama serta tanaman
hias berdaun indah.
6. Sampeliling et al.
2008. Kajian Mengenai
Kesesuaian Pengembangan
Sumberdaya Pertanian Perkotaan
di DKI Jakarta
Agro Ekosistem Wilayah Kecamatan
Kembangan Metode analisis
EKL dengan “sistem matriks”
dan macthing serta interpretasi.
1. Peta arahan pengembangan komoditas pertanian Skala 1 : 10.000 pada
wilayah Kecamatan Kermbangan Jakarta Barat.
2. Penerapan teknologi oleh para petani masih pada kategori sedang, untuk
pengembangan tanaman hias, modal usaha dan unsur pembinaan.
dilapangan masih relatif kurang.
3. Wilayah Kecamatan Kembangan Jakarta barat memiliki potensi lahan
sistem pertanian pengembangan agribisnis tanaman hias, anggrek dan
merupakan basis tanaman hias untuk wilayah DKI Jakarta.
7. Indrasti et al.2007.
Kajian Pemanfaatan Limbah Sayuran
dan Buah-buahan Sebagai Pupuk
Organik Cair dan Pakan Ternak.
Metode analisis deskriptif
kualitatif.
Analisis ekonomi secara finansial
guna indikator RC ratio
1. Secara teknis dan finansial, limbah sayuran dan buah-buahan layak untuk
dijadikan sebagai pupuk organik cair dan bahan padatan pakan ternak.
2. Teknologi pengolahan limbah sayuran dan buah-buahan tersebut dapat
menjadi salah satu pilihan dalam mendukung program pengembangan
pertanian organik, khususnya sayur- sayuran, dan pengembangan
peternakan di DKI Jakarta
8. Sulaiman et al.
2007. Pengembangan
Lembaga Pembiayaan dalam
Mendukung Kegiatan Agribisnis
Agribisnis Perkotaan di
Provinsi DKI Jakarta
Metode analisis dengan deskriftif
kualitatif melalui pengungkapan
keragaman, permasalahan dan
persepsi responden terhadap berbagai
aspek yang dikaji. 1. Mayoritas petani 88,9 menyatakan
kelompok tani mempunyai peran dalam pengembangan usahanya.
2. Semua 100 anggota kelompok tani menyatakan membutuhkan
penambahan modal dari lembaga pembiayaan dalam upaya
pengembangan usahanya.
3. Hampir semua 100 anggota kelompok tani menyatakan setuju
untuk mendirikan dan mengembangkan LKM-A.
Tabel 1. Lanjutan
9. Bakrie et al. 2007.
Upaya Peningkatan Produktivitas Usaha
Tani Tanaman Hias Dalam Mendukung
Agrowisata Prima Tani Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat
Metode analisis dengan deskriftif
kualitatif dan Baseline Survey
dan pembinaan Gapoktan.
1. Kegiatan pembinaan tersebut meliputi pengaktifan kembali 3 kelompok tani
lama Srikandi, Euphorbia dan Villa Meruya, serta penguatan 3 kelompok
tani yang baru dibentuk Tunggal Mulia, Kompakta dan Mawar.
2. Dalam kegiatan pembuatan pupuk organik cair berasal dari limbah
kandang kambing, maka telah berhasil dilakukan pengukuran jumlah urine
dan feses dari kambing yang dipelihara di wilayah ini. Diperoleh
hasil bahwa rataan jumlah urine yang diproduksi oleh kambing adalah
953,88 mlekorhari, sedangkan jumlah feses segar yang dapat
dihasilkan adalah sebanyak 359,7 gekorhari.
10. Suwandi et al. 2008. Analisis
Kebijakan Pengembangan
Budidaya Sayuran Secara Hidroponik
di DKI Jakarta. Metode analisis
dengan deskriftif kualitatif dan
Analisis konten Perda Nomor 8
Tahun 2004 dan Perda Nomor 1
Tahun 2008 a. Pengembangan budidaya sayuran
menggunakan sistem hidroponik, sebagaimana diinisiasi dengan
pengembangan Hydroponic Center di Cilangkap dan Sukapura dapat dapat
menjadi titik tolak pengembangan di tingkat masyarakat. khususnya Perda
Nomor 8 tahun 2004 dan Perda Nomor 1 tahun 2008.
b. Manajemen budidaya meliputi sistem pembibitan, teknik budidaya,
pemilihan komoditas, hingga penanganan panen dan pascapanen
yang digunakanuntuk masyarakat, baik masyarakat tani maupun
masyarakat umum di DKI Jakarta.
11. Sastro et al. 2009.
Peran Pupuk Limbah Cair
Peternakan Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Sawi, Selada,
dan Kangkung di Kec. Jagakarsa
Jakarta Selatan Metode analisis
varian dan dilanjutkan
menggunakan Uji Duncan Multiple
Range Test pada taraf uji 5
1. Persentasi pengaruh pemberian pupuk limbah cair peternakan sapi terhadap
pengaruh pupuk NPK pada parameter pertumbuhan sawi, selada, dan
kangkung berturut-turut mencapai 108, 100, dan 102, sedangkan
parameter hasil tanaman berturut-turut 95, 87, dan 61
2. Pupuk limbah cair peternakan sapi dapat dijadikan pengganti pupuk NPK
dalam sistem budidaya sawi, selada, dan kangkung secara organik dengan
kualitas hasil panen serta harga yang kemungkinan lebih baik dibandingkan
dengan sistem budidaya konvensional menggunakan pupuk kimia.
Tabel 1. Lanjutan
12. Bakrie et al. 2008.
Implementasi Teknologi
Perbanyakan Bibit, Pemupukan dan
Pengendalian HPT pada Tanaman Hias
Berdaun Indah di Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat
Metode analisis dengan deskriptif
kualitatif dan Analisis finansial
usaha tani.
1. Jenis teknologi penyiraman telah diintroduksikan kepada petani
tanaman hias, yaitu: a teknik penyiraman dengan irigasi tetes yang
ditujukan untuk tanaman dewasa dengan maksud untuk menghindari
rusaknya bunga. b penyiraman semprot menggunakan sprinkler
untuk tanaman bibit.
2. Jumlah pendapatan dari petani tanaman hias di lokasi prima tani
mengalami peningkatan setiap bulan mulai dari bulan Maret 2008 dan
angka tertinggi tercapai pada bulan Juli 2008, akan tetapi mulai bulan
Agustus sampai Oktober 2008 terjadi penurunan secara terus menerus.
Namun demikian secara umum dampak dari dilaksankannya kegiatan
Prima Tani di wilayah ini adalah terjadinya peningkatan pendapatan
per bulan bagi petani tanaman hias, yaitu rata-rata sebesar 23,2, dengan
peningkatan terendah sebesar 11,7 Rp 150.000,- dan peningkatan
pendapatan tertinggi sebesar 66,6 Rp 500.000,-.
13. Winarto et al.
2010. Aplikasi 2,4-D dan TDZ
dalam Pembentukan dan Regenerasi
Kalus pada Kultur Anther Anthurium
Metode penelitian
laboratorium. Analisis dengan
Rancangan acak lengkap pola
faktorial dengan empat ulangan.
1. Kombinsi konsentrasi TDZ 2,4-D dan berpengaruh terhadap regenerasi
kalus. 2. Konsentrasi TDZ 2,4-D 0,5 mgl dan
2,0 mgl sesuai untuk pembentukan kalus dengan potensi tumbuh anther
mencapai 58, 38 beregenerasi, dan rerata 2,3 anther membentuk
kalus per perlakuan.
3. Konsentrasi TDZ 2,4-D 1,0 mgl dan 0,5 mgl merupakan kombinasi
terbaik untuk meregenerasi kalus menjadi tunas dan menghasilkan 5,3
tunas per eksplan.
Tabel 1. Lanjutan